Friday, 4 May 2012

Pola Kalimat


Kalimat adalah suatu bagian ujaran yang berintonasi selesai dan menunjukkan pikiran yang lengkap. Yang dimaksud dengan pikiran lengkap adalah informasi yang didukung oleh pikiran yang utuh. Sekurang-kurangnya, kalimat itu memiliki subjek atau dan predikat. Jika tidak memiliki unsur subjek dan predikat, pernyataan tersebut bukan kalimat melainkan frasa.
·         Jenis Kalimat Menurut Fungsinya
  1. Kalimat pernyataan (deklaratif)
Kalimat pernyataan menyatakan sesuatu dengan lengkap pada waktu penutur ingin menyampaikan informasi kepada lawan berbahasanya. (Biasanya intonasi menurun; tanda baca titik)
Misalnya: Presiden mengadakan kunjungan ke luar negeri.
  1. Kalimat pertanyaan (interogatif)
Kalimat pertanyaan dipakai jika penutur ingin memperoleh informasi atau reaksi (jawaban) yang diharapkan. (Biasanya intonasi menaik; tanda baca tanda Tanya)
Misalnya: Kapan Saudara berangkat ke Jakarta?
  1. Kalimat perintah (imperatif)
Kalimat perintah ‘menyuruh’ atau ‘melarang’ orang berbuat sesuatu (intonasi menurun; tanda baca tanda seru atau titik)
Misalnya: Jangan pergi ke tempat itu!
                 Ayo berangkat sekarang!
  1. Kalimat seruan
Kalimat seruan mengungkapkan perasaan yang kuat atau yang mendadak. (Biasanya intonasi meningkat; tanda seru)
Misalnya: Aduh, jangan kau injak kakiku!
                 Wah, bagus sekali!
·         Jenis Kalimat menurut Struktur Gramatikal
Menurut strukturnya, kalimat itu dapat berupa kalimat tunggal dan kalimat majemuk. Kalimat majemuk dibagi lagi menjadi kalimat majemuk setara, kalimat majemuk bertingkat dan kalimat majemuk campuran.

·         Pola Dasar Kalimat (Kalimat Tunggal)
Pola kalimat dasar sekurang-kurangnya terdiri atas subjek (S) dan predikat (P).
Pola kalimat dasar mempunyai ciri-ciri:
1.      Berupa kalimat tunggal (satu S, satu P, satu O, satu Pelengkap, satu K)
Kalimat yang panjang sekalipun jika di dalamnya terdapat pola kalimat yang hanya terdiri dari satu subjek dan satu predikat, maka kalimat tersebut adalah kalimat tunggal.
Misalnya:
Anak yang berbaju merah itu menangis tersedu-sedu di pelataran parkir sebuah supermaket.
Pola dasar kalimatnya adalah:
Anak yang berbaju merah itu : subjek
Menangis tersedu-sedu : predikat
Di pelataran parkir sebuah supermaket: keterangan tempat
2.      Sekurang-kurangnya terdiri dari satu subjek dan satu predikat
3.      Selalu diawali dengan subjek
4.      Berbebtuk kalimat aktif
5.      Unsur tersebut ada yang berupa kata atau frasa
6.      Dapat dikembangkan menjadi kalimat luas dengan memperluas subjek, predikat, objek, dan keterangan.

·         Pola Kalimat Majemuk
a.       Kalimat majemuk setara
Kalimat majemuk  setara terjadi dari dua atau lebih kalimat tunggal. Kedua kalimat tunggal itu dapat dihubungkan oleh kata ‘dan’ jika kedua kalimat itu setara/sejalan.
Misalnya:
Kami membaca
Mereka menulis
Kami membaca dan mereka menulis
Kedua kalimat tunggal dapat dihubungkan oleh kata ‘tetapi’ jika kedua kalimat itu menunjukkan pertentangan
Misalnya:
Adiknya tinggi
Kakaknya rendah.
Adiknya tinggi tetapi kakaknya rendah.
Kata-kata penghubung lain yang dapat digunakan dalam menghubungkan dua kalimat tunggal dalam kalimat majemuk ialah kata ‘sedangkan’ dan ‘melainkan’.

Misalnya:
UNS terletak di Solo sedangkan UMS di Sukoharjo
Bajunya bukan biru melainkan hitam.
b.      Kalimat majemuk bertingkat
Kalimat majemuk tidak setara/bertingkat terdiri atas satu kalimat yang bebas dan satu suku kalimat atau lebih yang tidak bebas. Jalinan kalimat ini menggambarkan taraf kepentingan yang berbeda-beda di antara unsur gagasan yang majemuk. Inti gagasan ditungkan ke dalam kalimat induk, sedangkan pertaliannya (dari sudut pandangan waktu, sebab akibat, tujuan syarat, dsb) diungkapkan dalam anak kalimat.
Misalnya:
  1. a. Komputer itu dilengkapi dengan alat-alat modern. (tunggal)
b. Mereka masih bisa mengacaukan data-data computer. (tunggal)
c. Walaupun komputer itu dilengkapi dengan alat-alat modern, mereka masih bisa mengacaukan data-data komputer itu
  1. a. Para pemain sudah lelah.
b. Para pemain boleh beristirahat.
c. Karena para pemain sudah lelah, mereka boleh beristirahat.

Kalimat majemuk bertingkat dibedakan menjadi 8 berdasarkan jenis anak kalimat:
  1. Keterangan waktu: ketika, saat, setelah, sebelum dll.
  2. Keterangan sebab: karena, sebab, lantaran.
  3. Keterangan hasil (akibat): hingga, sehingga, akhirnya.
  4. Keterangan syarat: jika, kalau, andai, seandainya, andaikata, apabila.
  5. Keterangan tujuan: agar, supaya, demi, untuk, guna.
  6. Keterangan cara: dengan, dalam.
  7. Keterangan posesif: meskipun, walaupun, kendatipun, biarpun.
  8. Keterangan pengganti nomina: bahwa

c.       Kalimat majemuk campuran
Kalimat jenis ini terdiri atas dua suku bebas atau lebih (sifat kesetaraannya) dan satu suku terikat atau lebih (sifat ketidaksetaraannya)
Misalnya:
  1. Karena sudah malam, kami berhenti dan langsung pulang.
  2. Kami pulang, tetapi mereka masih bekerja karena tugasnya belum selesai.

No comments:

Post a Comment

Mohon komentar sahabat demi kemajuan blog ini.
Terima kasih ^^

Followers