DINASTI MESIN SERBUK
A.
MASA
TIGA KERAJAAN BESAR (1500 – 1800 M)
1.
Kerajaan
Usmani di Turki
Pendiri
kerajaan ini adalah bangsa Oghuz di Turki yang mendiami daerah Mongol dan
daerah utara negeri Cina. Dalam jangka waktu kira-kira tiga abad, mereka pindah
ke Turkistan kemudian Persia dan
Irak. Mereka masuk Islam sekitar abad
kesembilan atau kesepuluh, ketika mereka menetap di Asia Tengah. Di bawah
tekanan serangan-serangan Mongol pada abad ke-13 M, mereka melarikan diri ke
daerah barat dan mencari tempat pengungsian di tengah-tengah saudara-saudara
mereka, orang-orang Turki Seljuk, di dataran tinggi Asia Kecil.1 Di
sana, di bawah pimpinan Ertoghrul, mereka mengabdikan diri kepada Sultan
Alauddin II, Sultan Seljuk yang kebetulan sedang berperang melawan Bizantium.
Berkat bantuan mereka, Sultan Alauddin mendapat kemenangan. Atas jasa baik itu,
Alauddin menghadiahkan sebidang tanah di Asia Kecil yang berbatasan dengan
Bizantium. Sejak itu, mereka terus membina wilayah barunya dan memilih kota Syukud sebagai ibu
kota.2
Ertoghrul
meninggal dunia tahun 1289 M. kepemimpinan dilanjutkan oleh putranya, Usman.
Putra Ertoghrul inilah yang dianggap sebagai pendiri kerajaan Usmani. Usman
memerintah antara tahun 1290 M dan 1326 M. sebagaimana ayahnya, ia banyak
berjasa kepada Sultan Bizantium yang berdekatan dengan kota Broessa. Pada tahun
1300 M, bangsa Mongol menyerang kerajaan Seljuk dan Sultan Alauddin terbunuh.
Kerajaan Seljuk Rum ini kemudian terpecah-pecah dalam beberapa kerajaan kecil.
Usman pun menyatakan kemerdekaan dan berkuasa penuh atas daerah yang
didudukinya. Sssejak itulah, kerajaan Usmani dinyatakan berdiri. Penguasa
pertamanya dalah Usman yang sering disebut juga Usman I.
Setelah Usman I
mengumumkan dirinya sebagai Padisyah Al Usman (raja besar keluarga
Usman) tahun 699 H (1300 M), setapak demi setapak wilayah kerajaan dapat
diperluasnya. Kemajuan dan perkembangan ekspansi kerajaan Usmani yang demikian
luas dan berlangsung dengan cepat itu diikuti pula oleh kemajuan-kemajuan dalam
bidang-bidang kehidupan yang lain, diantaranya:
1Hassan Ibrahim Hassan, Sejarah
dan Kebudayaan Islam, (Yogyakarta: Kota Kembang, 1989), hlm. 324-325.
2Ahmad Syalabi, Sejarah
dan Kebudayaan Islam: Imperium Turki Usmani, (Jakarta: Kalam Mulia, 1988),
hlm. 2.
a.
Bidang
Kemiliteran dan Pemerintahan
Untuk pertama
kalinya, kekuatan militer kerajaan ini mulai diorganisasi dengan baik dan
teratur ketika terjadi kontak senjata dengan
Eropa. Ketika itu, pasukan tempur yang berjumlah besar sudah terorganisasi. Pengorganisasian yang baik, taktik, dan strategi tempur militer Usmani berlangsung tanpa halangan berarti.3
Eropa. Ketika itu, pasukan tempur yang berjumlah besar sudah terorganisasi. Pengorganisasian yang baik, taktik, dan strategi tempur militer Usmani berlangsung tanpa halangan berarti.3
Pembaharuan
dilakukan oleh Orkhan dalam bentuk mutasi personel-personel pimpinan dan juga
diadakan perombakan dalam keanggotaan. Bangsa-bangsa non-Turki dimasukkan
sebagai anggota, bahkan anak-anak Kristen yang masih kecil diasramakan dan
dibimbing dalam suasana Islam untuk dijadikan prajurit. Program ini ternyata
berhasil dengan terbentuknya kelompok militer baru yang disebut pasukan Jenissari
atau Inkisyariah. Pasukan inilah yang dapat mengubah negeri Usmani
menjadi mesin perang yang paling kuat, dan memberikan dorongan yang amat besar
dalam penaklukkan negeri-negeri non-Muslim.4
Di samping Jenissari, ada lagi
prajurit dari tentara kaum feodal yang dikirim kepada pemerintah pusat. Pasukan
ini disebut tentara atau kelompok militer Thaujiah.5 Angkatan
lautpun dibenahi, karena ia mempunyai peranan yang besar dalam perjalanan
ekspansi Turki Usmani.
3Ibid., hlm. 40
4Syed Mahmudunnasir, Islam
Its Consepts and History, (New Delhi: Kitab Bahavan, 1981), hlm. 282
5Ahmad Syalabi, op. cit.,
hlm. 41
Pada abad ke-16, angkatan laut Turki
Usmani mencapai puncak kejayaannya. Kekuatan militer Turki Usmani yang tangguh
itu dengan cepat dapat menguasai wilayah yang amat luas, baik di Asia , Afrika maupun Eropa. Faktor utama yang mendorong
kemajuan di lapangan kemiliteran ini ialah tabiat bangsa Turki itu sendiri yang
bersifat militer, berdisiplin, dan patuh terhadap peraturan.6
Keberhasilan ekspansi tersebut
dibarengi pula dengan terciptanya jaringan pemerintahan yang teratur. Dalam
mengelola wilayah yang luas, sultan-sultan Turki senantiasa bertindak tegas.
Dalam struktur pemerintahan, sultan sebagai penguasa tertinggi,7
dibantu oleh shadr al-a’zham (perdana menteri), yang membawahi pasya (gubernur).
Gubernur mengepalai daerah tingkat I. Di bawahnya terdapat beberapa orang al-zanaziq
atau al-‘alawiyah (bupati).
Untuk mengatur urusan pemerintahan
negara, di masa Sultan Sulaiman I, disusun sebuah kitab undang-undang (qanun).
Kitab tersebut diberi nama Multaqa al-Abhur, yang menjadi pegangan hukum
bagi kerajaan Turki Usmani sampai datangnya reformasi pada abad ke-19. Karena
jasa Sultan Sulaiman I yang berharga ini, di ujung namanya ditambah gelar al-Qanuni.8
b.
Bidang
Ilmu Pengetahuan dan Budaya
Kebudayaan Turki Usmani merupakan
perpaduan bermacam-macam kebudayaan, diantaranya adalah kebudayaan Persia ,
Bizantium, dan Arab. Dari kebudayaan Persia , mereka banyak mengambil
ajaran-ajaran tentang etika dan tata krama dalam istana raja-raja. Organisasi
pemerintahan dan kemiliteran banyak mereka serap dari Bizantium. Sedangkan,
ajaran-ajaran tentang prinsip-prinsip ekonomi, sosial, dan kemasyarakatan,
keilmuan, dan huruf, mereka terima dari bangsa Arab.9 Orang-orang
Turki Usmani memang dikenal sebagai bangsa yang suka dan mudah berasimilasi
dengan bangsa asing dan terbuka untuk menerima kebudayaan luar. Hal ini mungkin
karena mereka masih miskin dengan kebudayaan. Bagaimanapun, sebelumnya mereka
adalah orang nomad yang hidup di dataran Asia Tengah.
6Lothrop Stoddard, Dunia
Baru Islam, hlm. 145
7Binnaz Toprak, Islam
and Political Development in Turkey, (Leiden: E. J. Brill, 1981), hlm. 43
8Philip K. Hitti, History
of the Arabs, (London: Macmillan Press, 1970), hlm. 713-714
9Binnaz Toprak, op. cit.,
hlm. 60
Mereka juga banyak berkiprah dalam
pengembangan seni arsitektur Islam berupa bangunan-bangunan masjid yang indah,
seperti Masjid Al-Muhammadi atau Masjid Jami’ Sultan Muhammad Al-Fatih, Masjid
Agung Sulaiman, dan Masjid Abi Ayyub Al-Anshari. Masjid-masjid tersebut dihiasi
pula dengan kaligrafi yang indah. Salah satu masjid yang terkenal dengan
keindahan kaligrafinya adalah masjid yang asalnya gereja Aya Sopia. Hiasan
kaligrafi itu dijadikan penutup gambar-gambar Kristiani yang ada sebelumnya.
Pada masa Sulaiman, di kota-kota
besar dan kota-kota lainnya banyak dibangun masjid, sekolah, rumah sakit,
gedung, makam, jembatan, saluran air, villa, dan pemandian umum. Disebutkan
bahwa 235 buah dari bangunan itu dibangun di bawah koordinator Sinan, seorang
arsitek asal Anatolia.10
c.
Bidang
Keagamaan
Agama dalam tradisi masyarakat Turki
mempunyai peranan besar dalam lapangan sosial dan politik. Masyarakat
digolongkan berdasarkan agama, dan kerajaan sendiri sangat terikat dengan
syariat, sehingga fatwa ulama menjadi hukum yang berlaku. Karena itu, ulama
mempunyai tempat tersendiri dan berperan besar dalam kerajaan dan masyarakat.
Mufti, sebagai pejabat urusan agama tertinggi, berwenang memberi fatwa resmi
terhadap problema keagamaan yang dihadapi masyarakat. Tanpa legitimasi Mufti,
keputusan hukum kerajaan tidak bisa berjalan.11
Bagaimanapun, kerajaan Turki Usmani
banyak berjasa, terutama dalam perluasan wilayah kekuasaan Islam ke benua
Eropa. Ekspansi kerajaan ini untuk pertama kalinya lebih banyak ditujukan ke
Eropa Timur yang belum masuk dalam wilayah kekuasaan dan agama Islam. Akan
tetapi, karena dalam bidang peradaban dan kebudayaan (kecuali dalam hal-hal
yang bersifat fisik) perkembangannya jauh berada di bawah kemajuan politik,
maka bukan saja negeri-negeri yang sudah ditaklukkan akhirnya melepaskan diri
dari kekuasaan pusat, tetapi juga masyarakatnya tidak banyak yang memeluk agama
Islam.
10Phillip K. Hitti, op.
cit., hlm. 715
11Ibid., hlm. 714
2. Kerajaan Safawi di Persia
2. Kerajaan Safawi di Persia
Ketika kerajaan Usmani sudah mencapai
puncak kemajuannya, kerajaan Safawi di Persia ini baru berdiri. Kerajaan ini
berkembang dengan cepat. Dalam perkembangannya, kerajaan Safawi sering bentrok
dengan Turki Usmani.
Kerajaan Safawi berasal dari sebuah
gerakan tarekat yang berdiri di Ardabil ,
sebuah kota di
Azerbaijan.12 Tarekat ini diberi nama Tarekat Safawiyah. Nama
Safawiyah, diambil dari nama pendirinya, Safi Al-Din (1252 – 1334 M) dan nama
Safawi itu terus dipertahankan sampai tarekat ini menjadi gerakan politik.
Bahkan, nama itu terus dilestarikan setelah gerakan ini berhasil mendirikan
kerajaan.
Kemajuan yang dicapai kerajaan safawi
tidak hanya terbatas di bidang politik. Di bidang yang lain, kerajaan ini juga
mengalami banyak kemajuan. Kemajuan-kemajuan itu antara lain adalah sebagai
berikut:
a.
Bidang
Ekonomi
Stabilitas politik Kerajaan Safawi
pada masa Abbas I ternyata memacu perkembangan perekonomian Safawi, lebih-lebih
setelah kepulauan Hurmuz dikuasai dan pelabuhan Gumrun diubah menjadi Bandar
Abbas. Dengan dikuasainya bandar ini maka salah satu jalur dagang laut antara
Timur dan Barat yang biasa diperebutkan oleh Belanda, Inggris, dan Perancis
sepenuhnya menjadi milik kerajaan Safawi.13
b.
Bidang
Ilmu Pengetahuan
Dalam sejarah Islam, bangsa Persia dikenal
sebagai bangsa yang berperadaban tinggi dan berjasa mengembangkan ilmu
pengetahuan. Oleh karena itu, tidak mengherankan apabila pada masa kerajaan
Safawi tradisi keilmuwan ini terus berlanjut.
Ada beberapa ilmuwan yang selalu
hadir di majelis istana, yaitu Baha Al-Din Al-Syaerazi, generalis ilmu
pengetahuan, Sadar Al-Din Al-Syaerazi, filosof, dan Muhammad Baqir Ibn Muhammad
Damar, filosof, ahli sejarah, teolog.14 Dalam bidang ini, kerajaan
Safawi mungkin dapat dikatakan lebih berhasil dari dua kerajaan besar Islam
lainnya pada masa yang sama.
12P. M. Holt, dkk, (ed.), The
Cambridge History of Islam, vol. I A, (London: Cambridge University Press,
1970), hlm. 394
13Ibid
14Ibid
c.
Bidang
Pembangunan Fisik dan Seni
Di bidang seni, kemajuan nampak
begitu kentara dalam gaya arsitektur bangunan-bangunannya, seperti terlihat
pada masjid Shah yang dibangun tahun 1611 M dan masjid Syaikh Lutf Allah yang
dibangun tahun 1603 M. Unsur seni lainnya terlihat pula dalam bentuk kerajinan
tangan, keramik, karpet, permadani, pakaian dan tenunan, mode, tembikar, dan
benda seni lainnya. Seni lukis mulai dirintis sejak zaman Tahmasp I. Raja
Ismail I pada tahun 1522 M membawa seorang pelukis timur ke Tabriz . Pelukis itu bernama Bizhad.16
Demikianlah, puncak kemajuan yang
dicapai oleh kerajaan Safawi. Setelah itu, kerajaan ini mulai mengalami gerak
menurun. Kemajuan yang dicapainya membuat kerajaan ini menjadi salah satu dari
tiga kerajaan besar Islam yang disegani oleh lawan-lawannya, terutama dalam
bidang politik dan militer. Walaupun tidak setaraf dengan kemajuan Islam di
masa klasik, kerajaan ini telah memberikan konstribusinya mengisi peradaban
Islam melalui kemajuan-kemajuan dalam bidang ekonomi, ilmu pengetahuan,
peninggalan seni, dan gedung-gedung bersejarah.
15Marshal G. S.
Hodgson , The Venture of Islam, vol. III, (Chicago: The
University of Chicago Press, 1981), hlm. 40
16Ibid.
3.
Kerajaan
Mughal di India
Kerajaan Mughal berdiri seperempat
abad sesudah berdirinya kerajaan Safawi. Jadi, di antara tiga kerajaan besar
Islam tersebut, kerajaan inilah yang termuda. Kerajaan Mughal bukanlah kerajaan
Islam pertama di India .
Awal kekuasaan Islam di wilayah India
terjadi pada masa Khalifah Al-Walid, dari dinasti Bani Umayyah. Penaklukan
wilayah ini dilakukan oleh tentara Bani Umayyah di bawah pimpinan Muhammad Ibn
Qasim.17
Kerajaan Mughal di India dengan Delhi sebagai ibu kota , didirikan oleh
Zahiruddin Babur (1482 – 1530 M), salah satu dari cucu Timur Lenk. Babur
mewarisi daerah Ferghana dari orang tuanya ketika ia masih berusia 11 tahun.
Pada tahun 1525 M, Babur berhasil
menguasai Punjab dengan ibu kotanya Lahore . Setelah itu, ia
memimpin tentaranya menuju Delhi .
Pada tanggal 21 April 1526
M, terjadilah pertempuran yang dahsyat di Panipat. Ibrahim beserta ribuan
tentaranya terbunuh dalam pertempuran itu.18 Babur memasuki kota Delhi sebagai pemenang dan menegakkan pemerintahannya
di sana . Dengan
demikian, berdirilah Kerajaan Mughal di India.
Sepeninggal Babur, Humayun putra
Babur menggantikan kedudukan ayahnya sebagai sultan. Humayun berkuasa selama
sembilan tahun, dan meninggal dunia tahun 1556 M karena terjatuh dari tangga
perpustakaannya, Din Panah. Humayun digantikan oleh putranya Akbar yang masih
berusia 14 tahun. Karena ia masih muda, maka urusan kerajaan diserahkan kepada
Bairam Khan. Pada masa Akbar inilah Mughal mencapai puncak kekuasaannya.
Di antara kemajuan yang dicapai pada
masa Kerajaan Islam Mughal di India ialah:
a.
Bidang
Ekonomi
Kemantapan stabilitas politik karena
pemerintahan yang diterapkan Akbar, membawa kemajuan dalam bidang lain. Dalam
bidang ekonomi Akbar dapat mengembangkan program pertanian, pertambangan dan
perdagangan. Akan tetapi sumber keuangan negara banyak bertumpu pada sektor
pertanian. Dari rempah-rempah, tembakau, kapas, nila dan bahan celupan.19
17Syeh Mahmudunnasir, op.
cit., hlm. 163.
18Ibid., hlm. 36.
19Ibid.
Di samping untuk kebutuhan dalam
negeri, hasil pertanian diekspor ke Eropa, Afrika, Arabia, dan Asia Tengah
bersamaan dengan hasil kerajinan, seperti pakaian tenun dan pakaian tipis bahan
Gordyn yang banyak diproduksi di Gujarat dan Bengal. Untuk meningkatkan hasil
produksi, Jahangir mengizinkan Inggris (1611 M) dan Belanda (1617 M) mendirikan
pabrik pengolahan hasil pertanian di Surat.20
b.
Bidang
Seni dan Budaya
Bersamaan dengan majunya bidang
ekonomi, bidang seni dan budaya juga berkembang. Karya seni yang menonjol
adalah karya sastra gubahan penyair istana, baik yang berbahasa Persia maupun
berbahasa India .
Penyair India yang terkenal adalah Malik Muhammad Jayazi, seorang sastrawan
yang menghasilkan karya besar berjudul Padmavat.21 Pada masa
Aurangzeb, muncul seorang sejarawan bernama Abu Fadl dengan karyanya Akhbar
Nama dan Aini Akhbari, yang memaparkan sejarah kerajaan Mughal
berdasarkan figur pemimpinnya.22
Karya seni yang masih dapat dinikmati
sekarang dan merupakan karya seni terbesar yang dicapai Kerajaan Mughal adalah
karya-karya arsitektur yang indah dan mengagumkan. Pada masa Akbar, dibangun
istana Fatpur Sikri di Sikri, vila ,
dan masjid-masjid yang indah. Pada masa Syah Jehan, dibangun masjid berlapiskan
mutiara dan Taj Mahal di Agra, Masjid Raya Delhi dan istana indah di Lahore.23
20Ibid.
21P.
M. Holt, op. cit., hlm. 57.
22Ibid., hlm. 58
23S.
M. Ikram, Muslim Civilization in India, (New York : Columbia University Press), hlm.
247.
B. KEMUNDURAN TIGA KERAJAAN BESAR (1700 – 1800
M)
1.
Kemunduran
dan Kehancuran Kerajaan Safawi
Sepeninggal Abbas I, Kerajaan Safawi
berturut-turut diperintah oleh enam raja, yaitu Safi Mirza (1628 – 1642 M),
Abbas II (1642 – 1667 M), Sulaiman (1667 – 1694 M), Husain (1694 – 1722 M),
Tahmasp II (1722 – 1732 M), dan Abbas III (1733 – 1736 M). Pada masa raja-raja
tersebut, kondisi Kerajaan Safawi tidak menunjukkan grafik naik dan berkembang,
tetapi justru memperlihatkan kemunduran yang akhirnya membawa kepada
kehancuran.
Di antara sebab-sebab kemunduran dan
kehancuran Kerajaan Safawi ialah adanya konflik berkepanjangan dengan Kerajaan
Usmani. Konflik antara dua kerajaan tersebut berlangsung lama, meskipun pernah
berhenti sejenak ketika tercapai perdamaian pada masa Shah Abbas I. Namun, tak
lama kemudian, Abbas meneruskan konflik tersebut, dan setelah itu dapat
dikatakan tidak ada lagi perdamaian antara dua kerajaan besar Islam itu.24
Penyebab lainnya adalah moral yang
kurang baik yang melanda sebagian para pemimpin Kerajaan Safawi. Sulaiman, di
samping pecandu berat narkotik, juga menyenangi kehidupan malam beserta
harem-haremnya selama tujuh tahun tanpa sekalipun menyempatkan diri menangani
pemerintahan. Begitu juga sultan Husein.
Penyebab penting lainnya adalah
karena pasukan qhulam (budak-budak) yang dibentuk oleh Abbas I tidak
memiliki semangat perang yang tinggi seperti Qizilbash. Hal ini
disebabkan karena pasukan tersebut tidak disiapkan secara terlatih dan tidak
melalui proses pendidikan rohani seperti yang dialami oleh Qizilbash.
Sementara itu, anggota Qizilbash yang baru ternyata tidak memiliki
militansi dan semangat yang sama dengan anggota Qizilbash sebelumnya.
Tidak kalah penting dari sebab-sebab
di atas adalah seringnya terjadi konflik intern dalam bentuk perebutan
kekuasaan di kalangan keluarga istana.
24Ibid., hlm. 417
2.
Kemunduran
dan Runtuhnya Kerajaan Mughal
Setelah satu setengah abad Kerajaan
Mughal berada di puncak kejayaannya, para pelanjut Aurangzeb tidak sanggup
mempertahankan kebesaran yang telah dibina oleh sultan-sultan sebelumnya. Pada
abad ke-18 M kerajaan ini memasuki masa-masa kemunduran. Kekuasaan politiknya
mulai merosot, suksesi kepemimpinan di tingkat pusat menjadi ajang perebutan,
gerakan separatis Hindu di India tengah, Sikh di belahan utara dan Islam di
bagian timur semakin lama semakin mengancam. Sementara itu, para pedagang
Inggris untuk pertama kalinya diizinkan oleh Jehangir menanamkan modal di
India, dengan didukung oleh kekuatan bersenjata yang semakin lama semakin kuat
menguasai wilayah pantai.
Konflik-konflik yang berkepanjangan
mengakibatkan pengawasan terhadap daerah menjadi lemah. Pemerintahan daerah
satu per satu melepaskan loyalitasnya dari pemerintah pusat, bahkan cenderung
memperkuat posisi pemerintahannya masing-masing. Sementara wilayah-wilayah
pantai banyak yang dikuasai para pedagang asing, terutama EIC dari Inggris.25
Desintegrasi wilayah kekuasaan Mughal
ini semakin diperburuk oleh sikap daerah, yang di samping melepaskan loyalitas
terhadap pemerintah pusat, juga mereka senantiasa menjadi ancaman serius bagi
eksistensi Kerajaan Mughal itu sendiri.
Beberapa faktor yang menyebabkan
kekuasaan Kerajaan Mughal mundur pada satu setengah abad terakhir dan membawa
pada kehancurannya pada tahun 1858 M, yaitu:
a.
Terjadi
stagnasi dalam pembinaan kekuatan militer sehingga operasi militer Inggris di
wilayah-wilayah pantai tidak dapat segera dipantau oleh kekuatan maritim
Mughal. Begitu juga kekuatan pasukan darat. Bahkan, mereka kurang terampil
dalam mengoperasikan persenjataan buatan Mughal sendiri.
b.
Kemerosotan
moral dan hidup mewah di kalangan elit politik,yang mengakibatkan pemborosan
dalam penggunaan uang negara.
c.
Pendekatan
Aurangzeb yang terlampau “kasar” dalam melaksanakan ide-ide puritan dan
kecenderungan asketisnya, sehingga konflik antaragama sangat sukar diatasi oleh
sultan-sultan sesudahnya.
d.
Semua
pewaris tahta kerajaan pada paruh waktu terakhir adalah orang-orang lemah dalam
bidang kepemimpinan.
25K. M. Panikar, A Survey
of Indian History, (Bombay: Asia Publishing House, 1957), hlm. 187
3.
Kemunduran
Kerajaan Usmani
Setelah Sultan Sulaiman Al-Qanuni
wafat (1566 M), kerajaan Turki Usmani mulai memasuki fase kemundurannya. Akan
tetapi, sebagai sebuah kerajaan yang sangat besar dan kuat, kemunduran itu
tidak langsung terlihat.
Satu per satu negeri-negeri di Eropa
yang pernah dikuasai kerajaan ini memerdekakan diri. Bukan hanya negeri-negeri
Eropa yang memang sedang mengalami kemajuan yang memberontak, tetapi juga
beberapa daerah di Timur Tengah mencoba bangkit dan memberontak.
Banyak faktor yang menyebabkan
Kerajaan Usmani itu mengalami kemunduran, di antaranya adalah:
a.
Wilayah
kekuasaan yang sangat luas
b.
Heterogenitas
penduduk
c.
Kelemahan
para penguasa
d.
Budaya
pungli
e.
Pemberontakan
tentara Jenissari
f.
Merosotnya
ekonomi
g.
Terjadinya
stagnasi dalam bidang ilmu dan teknologi
Demikianlah proses kemunduran
kerajaan besar Usmani. Pada masa selanjutnya, di periode modern, kelemahan
kerajaanini menyebabkan kekuatan-kekuatan Eropa tanpa segan-segan menjajah dan
menduduki daerah-daerah muslim yang dulunya berada di bawah kekuasaan Kerajaan
Usmani, terutama di Timur Tengah dan Afrika Utara.
C. KEMAJUAN ER0PA (BARAT)
Bersamaan dengan waktu kemunduran
tiga kerajaan Islam tadi, Eropa Barat (biasa disebut dengan “barat” saja),
sedang mengalami kemajuan dengan pesat. Hal ini berbanding terbalik dengan masa
klasik sejarah Islam.
Kemajuan Eropa (Barat) memang
bersumber dari khazanah ilmu pengetahuan dan metode berpikir Islam yang
rasional. Di antara saluran masuknya peradaban Islam ke Eropa itu adalah Perang
Salib, dan yang terpenting adalah Spanyol Islam. Dalam perkembangan
selanjutnya, keadaan ini melahirkan renaissance, reformasi, dan
rasionalisme di Eropa.
Gerakan-gerakan renaisans melahirkan
perubahan-perubahan besar dalam sejarah dunia. Abad ke-16 dan 17 M merupakan
abad yang paling penting bagi Eropa, sementara pada akhir abad ke-17 itu pula,
dunia Islam mulai mengalami kemunduran. Dengan lahirnya renaisans, Eropa
bangkit kembali untuk mengejar ketinggalan mereka pada masa kebodohan dan
kegelapan.26
Terangkatnya perekonomian
bangsa-bangsa Eropa disusul dengan penemuan dan perkembangan dalam bidang ilmu
pengetahuan. Perkembangan ini semakin dipercepat setelah mesin uap ditemukan,
yang kemudian melahirkan revolusi industri di Eropa.
Sementara itu, kemerosotan kaum
Muslimin tidak terbatas dalam bidang ilmu dan kebudayaan saja, melainkan juga
ketinggalan dalam industri perang. Padahal keunggulan Turki Usmani di bidang
ini pada masa-masa sebelumnya diakui oleh seluruh dunia.
Dengan organisasi dan persenjataan
modern, pasukan perang Eropa mampu melancarkan pukulan telak terhadap
daerah-daerah kekuasaan Islam. Daerah-daerah kekuasaan Islam mulai berjatuhan
ke tangan Eropa, seperti Asia Tenggara, bahkan Mesir, salah satu pusat
peradaban Islam yang terpenting diduduki Napoleon Bonaparte dari Perancis pada
tahun 1798 M.
Benturan-benturan antara kerajaan
Islam dan kekuatan Eropa itu menyadarkan umat Islam bahwa mereka memang sudah
jauh tertinggal dari Eropa. Kesadaran itulah yang menyebabkan umat Islam di
masa modern terpaksa harus banyak belajar dari Eropa. Perimbangan kekuatan
antara umat Islam dan Eropa berubah dengan cepat. Di antara kemajuan Eropa dan
kemunduran Islam terbentang jurang yang sangat lebar dan dalam.
26Abu ‘I-Hasal Ali Al-Nadwi, Islam
Membangun Peradaban Dunia, (Jakarta: Pustaka Jaya – Djambatan, 1988), hlm. 220.
Wah, membantu skali ni artikelnya, trimakasih..
ReplyDeleteTapi ini tidak bisa dicopy paste ya?
udah bisa di copy paste ^^
Deletekmaren memang di setting agar tak bisa di copas
Terimakasih atas kunjungannya, silakan isi chatbox untuk request ^^
ReplyDeleteSkarang pindah ke tangan ane blog ini ^^
ReplyDelete