Wednesday, 8 February 2012

Kalimat Efektif


Kalimat dikatakan efektif apabila berhasil menyampaikan pesan, gagasan, perasaan, maupun pemberitahuan sesuai dengan maksud si pembicara atau penulis.
Ciri-ciri kalimat efektif:
1.      kesepadanan
2.      kesejajaran bentuk
3.      penekanan
4.      kehematan dalam mempergunakan kata
5.      kevariasian dalam struktur kalimat

  1. Kesepadanan dan Kesatuan
a.       Subjek dan predikat
Subjek dapat berupa kata atau kelompok kata
-          Orang yang duduk di pojok itu tetangga saya.
-          Pada malam hari suhu udara terbuka menurun dengan cepat.
b.      Kata penghubung intrakalimat dan antarkalimat
-          Kami semua bekerja keras, sedangkan dia hanya bersenang-senang.
-          Dia sudah berkali-kali tidak menepati janjinya padaku. Karena itu, aku tidak dapat mempercayainya lagi.
c.       Gagasan pokok
Gagasan pokok biasanya diletakkan di depan
Jika kalimat majemuk >> ide pokok harus berada pada (sebagai) induk kalimat.
Contoh:
-          Ia ditembak mati ketika masih dalam tugas militer.
-          Ia masih dalam tugas militer ketika ditembak mati.
d.      Penggabungan dengan “yang” dan “dan”
Dua klausa atau dua kalimat digabung dengan “yang” >> kalimat majemuk bertingkat
Dua kalimat digabung dengan kata “dan” >> kalimat majemuk setara.
Contoh:
(1)   a. Masyarakat merasakan bahwa mutu pendidikan kita masih rendah.
b. Perbaikan mutu pendidikan adalah tugas utama perguruan tinggi.
(2)   a. Kongres lingkungan hidup diadakan di Kanada
b. Kongres itu membicarakan beberapa masalah.
e.       Penggabungan yang menyatakan “sebab’ dan “waktu” >> karena + ketika
(1)   Ketika banjir besar melanda kampung itu, penduduk….
(2)   Karena banjir besar melanda kampung itu, penduduk….
f.       Penggabungan kalimat yang menyatakan hubungan akibat dan hubungan tujuan.
-          sehingga >> hubungan “akibat”
-          agar/supaya >> hubungan “tujuan”
(1)   Semua peraturan telah ditentukan.
(2)   Para mahasiswa tidak bertindak sendiri-sendiri.

  1. Kesejajaran Bentuk (paralelisme)
Kesejajaran akan membantu memberi kejelasan kalimat secara keseluruhan.
Contoh:
Penyakit pikun adalah satu segi usia tua yang paling mengerikan dan berbahaya sebab pencegahan dan cara pengobatannya tidak ada yang tahu.

  1. Penekanan dalam Kalimat
Inti pikiran/ ide pokok ditonjolkan lewat beberapa cara.
(1)   posisi dalam kalimat
Mengedepankan bagian yang penting >> subjek, predikat, objek, keterangan.
(2)   urutan yang logis
Secara kronologis, urutan makin lama makin penting, menggambarkan sesuatu proses.
(3)   pengulangan kata
Dalam pembiayaan harus ada keseimbangan antara pemerintah dengan swasta, keseimbangan domestik dengan luar negeri, keseimbangan…..

  1. Kehematan dalam mempergunakan kata
(1)   Pengulangan subjek
Pemuda itu segera mengubah rencananya setelah dia bertemu dengan pemimpin perusahaan.
(2)   Hiponimi
Presiden SBY menghadiri rapim ABRI hari Senin, bulan Oktober, tahun 2006.
(3)   Pemakaian kata depan “dari” dan “daripada”
-          Anak dari tetangga saya hari ini akan dilantik.
-          Sejarah daripada perjuangan bangsa ikut memberi….

  1. Kevariasian dalam struktur kalimat
(1)   Cara memulai
-          subjek pada awal kalimat
-          predikat pada awal kalimat (infersi)
-          kata modal pada awal kalimat
-          frase pada awal kalimat
Kata-kata modal: tentu, barangkali, mungkin, memang, jarang, sebetulnya, dsb.
(1)   Panjang pendek kalimat
(2)   Jenis kalimat
-          kalimat berita
-          kalimat tanya
-          kalimat perintah
(1)   Kalimat aktif-pasif
(2)   Kalimat langsung-tak langsung

Berapa pola kesalahan yang umum terjadi dalam penulisan serta perbaikannya agar menjadi kalimat yang efektif:
1.      Penggunaan dua kata yang sama artinya dalam sebuah kalimat.
Sejak dari usia delapan tahun ia telah ditinggalkan ayahnya.
(Sejak usia delapan tahun ia telah ditinggalkan ayahnya.)
2.      Penggunaan kata berlebih yang 'mengganggu' struktur kalimat.
Menurut berita yang saya dengar mengabarkan bahwa kurikulum akan segera diubah.
(Berita yang saya dengar mengabarkan bahwa kurikulum akan segera diubah/ Berdasarkan berita yang saya dengar, kurikulum akan segera diubah.)
3.      Penggunaan imbuhan yang kacau
Yang meminjam buku di perpustakaan harap dikembalikan.
(Yang meminjam buku di perpustakaan harap mengembalikan/ Buku yang dipinjam dari perpustakaan harap dikembalikan.)
4.      Kalimat tak selesai
Manusia yang secara kodrati merupakan makhluk sosial yang selalu ingin berinteraksi.
(Manusia yang secara kodrati merupakan mahluk sosial, selalu ingin berinteraksi.)
5.      Penggunaan kata dengan struktur dan ejaan yang tidak baku
Kita harus bisa merubah kebiasaan yang buruk.   
(Kita harus bisa mengubah kebiasaan yang buruk.)
6.      Penggunaan tidak tepat kata 'di mana' dan 'yang mana'
Saya menyukainya di mana sifat-sifatnya sangat baik.
(Saya menyukainya karena sifat-sifatnya sangat baik.)
7.      Penggunaan kata 'daripada' yang tidak tepat
Seorang daripada pembatunya pulang ke kampung kemarin.
(Seorang di antara pembantunya pulang ke kampung kemarin.)
8.      Pilihan kata yang tidak tepat
9.      Kalimat ambigu yang dapat menimbulkan salah arti

Sopir Bus Santosa yang Masuk Jurang Melarikan Diri

(Bus Santoso Masuk Jurang, Sopirnya Melarikan Diri)
10.Pengulangan kata yang tidak perlu
Dalam setahun ia berhasil menerbitkan 5 judul buku setahun.
(Dalam setahun ia berhasil menerbitkan lima judul buku.)
11.Kata 'kalau' yang dipakai secara salah
Dokter itu mengatakan kalau penyakit AIDS sangat berbahaya.
(Dokter itu mengatakan bahwa penyakit AIDS sangat berbahaya.)

Diksi
Diksi (pilihan kata): pengertian kata-kata mana yang dipakai untuk menyampaikan suatu gagasan,
bagaimana membentuk pengelompokan kata yang tepat atau menggunakan ungkapan-ungkapan yang tepat, dan gaya mana yang paling baik digunakan dalam suatu situasi; kemampuan membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai (cocok) dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar; pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh penguasaan sejumlah besar kosa kata atau perbendaharaan kata bahasa itu.
Kosa kata: keseluruhan kata yang dimiliki oleh sebuah bahasa.
Perhatikan contoh kalimat berikut.
Kita tahu bahwa mereka yang bekerja di luar negeri itu rentan terhadap perlindungan hukumnya.
Untuk mencapai ketepatan pilihan kata, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.
1.      Membedakan secara cermat denotasi dari konotasi.
2.      Membedakan dengan cermat kata-kata yang hampir bersinonim.
3.      Bedakan kata umum dan kata khusus.
4.      Gunakan kata-kata indria yang menunjukkan persepsi yang khusus.
5.      Perhatikan perubahan makna yang terjadi pada kata-kata yang sudah dikenal.
6.      Hindari Pola Sirkumlokusi, yaitu definisi yang mengulang kata yang dibatasi atau mengulang gagasan yang sama, yaitu sinonimnya, dalam definisinya.
Contoh: Sebab-sebab peperangan adalah faktor-faktor yang menyebabkankonflik bersenjata.
7.      Hindari Repetisi yang Tidak Perlu.
Perhatikan kalimat berikut:
Entah, akankah Masitoh akan kembali sehat dan ceria, seperti dulu.
Perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut:
a. Entah, akankah Masitoh kembali sehat dan ceria, seperti dulu.
b. Entah, apakah Masitoh akan kembali sehat dan ceria, seperti dulu.
8.      Tidak Menggunakan Bahasa Artifisial (bahasa yang disusun secara seni).
Contoh bahasa artifisial:
Saat itu, malam bergerak menuju pagi. Langit baru saja berhenti melepaskan hujannya.
Kalimat tersebut bisa diubah seperti berikut:
Saat itu menjelang pagi, hujan baru saja reda.
9.      Hindari Ungkapan Usang.
10. Hindari Bentuk Mubazir (pleonasme), yakni penggunaan kata-kata yang lebih dari yang diperlukan.
Contoh: Lembaga ini didirikan hanya untuk mengantisipasi kerusuhan Mei saja.
11.  Perhatikan Kata Baku dan Tidak Baku.
Berikut beberapa contoh kata tidak baku yang sering kita temui di media massa.
Bentuk Baku                      Bentuk Tidak Baku
pengait                                pengkait
pemarkiran                         pemparkiran
penafsiran                           pentafsiran
penyurvai                            pensurvai

Bentuk Benar                    Bentuk Salah
bilamana                              bila  mana
acapkali                                acap  kali
sekaligus                              sekali  gus
apabila                                  apa  bila
amoral                                  a  moral
purnabakti                          purna  bakti
non-RRC                              nonRRC
non-Asia                              nonAsia
pan-Islamisme                  pan Islamisme
antarwarga                         antar  warga
antarmahasiswa               antar  mahasiswa
ekstrakurikuler                 ekstra  kurikuler
saptakrida                           sapta  krida
nonblok                               non  blok

No comments:

Post a Comment

Mohon komentar sahabat demi kemajuan blog ini.
Terima kasih ^^

Followers