American Marketing Association 1960, mengartikan pemasaran sebagai
berikut: pemasaran adalah pelaksanaan dunia usaha yang mengarahkan arus
barang-barang dan jasa-jasa dari produsen ke konsumen atau pihak pemakai.
Definisi ini hanya menekankan aspek distribusi ketimbang kegiatan pemasaran.
Sedangkan fungsi-fungsi lain tidak diperlihatkan, sehingga tidak dapat
memperoleh gambaran yang jelas dan lingkup tentang pemasaran.
Aktivitas pemasaran memerlukan sejumlah syarat, seperti: (1)
analisis pasar, (2) penilaian kekuatan dan kelemahan potensi usaha, (3)
pertimbangan alokasi sumber daya usaha yang terbatas, dan (4) pembuatan rencana
usaha masa depan (Garrat, 1996).
Secara sederhana, proses pemasaran dibagi dalam tiga bagian utama:
(1) mmemastikan calon klien/pembeli potensial; (2) mempublikasikan produk/jasa
yang ditawarkan. Kemampuan menjalankan ketiga kegiatan tersebut pada dasarnya
juga merupakan bagian dari kecakapan menjual (salesmanship). Kemampuan
ini jelas merupakan bagian penting yang harus dikuasai oleh seorang wirausaha.
Manajemen pemasaran menurut Philip Kotler, guru besar pemasaran
dari Universitas Northwestern Amerika, diartikan sebagai uraian (aktivitas)
perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan atas program-program yang dirancang
untuk menghasilkan transaksi pada target pasar, guna memenuhi kebutuhan
perorang atau kelompok berdasarkan atas saling
menguntungkan, melalui pemanfaatan produk, harga, promosi, dan
distribusi (4P atau konsep marketing mix).
Dari pengertian ini, pembahasan manajemen pemasaran akan diarahkan
pada: (1) pemahaman terhadap proses keputusan pembelian, dan (2) strategi
pemasaran yang berisikan pembuatan sasaran pemasaran, formulasi strategi, dan
taktis/program pemasaran.
B.
STRATEGI DAN LANGKAH-LANGKAH MARKETING
1.
Pembuatan Sasaran Pemasaran
Menurut Bygrave (1996), sasaran pemasaran harus dinyatakan bagi
setiap pasar sasaran dalam segi penjualan, kontribusi laba, dan tujuan
kualitatif lainnya, seperti membangun citra. Sasaran yang dimaksud paling
sedikit bisa dibagi dalam dua kelompok, yakni sasaran prestasi pasar dan
sasaran penunjang pemasaran. Sasaran prestasi pasar dimaksudkan untuk hasil
yang lebih spesifik seperti panjualan dan laba. Adapun sasaran penunjang
pemasaran dimaksudkan untuk tugas yang menunjang hasil prestasi akhir seperti
membangun kesadaran pelanggan dan ikut serta dalam upaya pendidikan. Sasaran
juga harus terukur. Ini karena jika tidak, evaluasi perkembangan hasil akan
sulit dilakukan.
Sebagai contoh, dibuat sasaran-sasaran berikut untuk bisnis
pendidikan computer personal tahap awal (Bygrave,1996).
·
Meningkatkan (dibandingkan tahun lalu) jumlah siswa per jam
pelajaran sebesar 36%.
·
Meningkatkan ukuran (daya tampung) kelas menjadi rata-rata 28
siswa yang dengannya akan meningkatkan laba sebesar 20%.
·
Meningkatkan kesadaran akan jasa kita setidaknya kepada 50% dari
pelanggan sasaran kita.
·
Mengembangkan (dibandingkan tahun lalu) tiga kelas baru ntuk
ditawarkan dengan instruktur berkualitas tinggi, guna melayani pemakai computer
personal.
·
Mengembangkan program iklan yang bersasaran, sistematios, dan
terkoordinasi.
2.
Formulasi Strategi Pemasaran
Masih menurut Bygrave (1996) yang bukunya The Portable MBA in
Entrepreneurship telah diterjemahkan dalam tujuh belas bahasa ini, strategi
pemasaran adalah kumpulan petunjuk dan kebijakan yang digunakan secara efektif
untuk mencocokkan program pemasaran (produk, harga, promosi, dan distribusi)
dengan peluang pasar sasaran guna mencapai sasaran usaha. Dalam bahasa yang
lebih sederhana, suatu strategi
pemasaran pada dasarnya menunjukkan bagaimana sasaran pemasaran dapat dicapai.
Sebagai contoh, untuk memulai usaha baru yang target pasarnya
untuk kalangan menengah keatas, petunjuk dan kebijakan yang mendasari strategi
pemasaran lebih diorientasikan pada pembentukan citra kualitasn terbaik.
Diantaranya sebagai berikut.
·
Penetapan harga yang tinggi dan rentang (perbedaan harga tertinggi
dan terendah) yang sempit guna memberikan citra eksklusif.
·
Produk ditetapkan untuk menawarkan standar kualitas dan pelayanan
yang special berikut cakupan garansi yang istimewa.
·
Penggunaan media dan isi iklan yang membangkitkan citra eksklusif
dan berkualitas tinggi.
Untuk membangun sebuah strategi pemasaran yang efektif, suatu
perusahaan menggunakan variable-variabel bauran pemasaran (marketing mix),
yang terdiri atas:
·
Produk (product): barang /jasa yang ditawarkan,
·
Harga (price) yang ditawarkan.
·
Saluran distribusi (placement) yang digunakan (grosir,
distributor, pengecer) agar produk
tersebut tersedia bagi para pelanggan,
·
Promosi (promotion): iklan, personsl selling,
promosi penjualan, dan publikasi.
3.
Perumusan Program Pemasaran
Merumuskan program pemasaran bagi suatu pasar sasaran terdiri atas
langkah berikut.
(1)
menentukan seberapa besar anggaran pemasaranya;
(2)
mengalokasikan anggaran tersebut ke dalam variable-variabel bauran
pemasaran dari perusahaan;
(3)
penentuan penggunaan sumber daya terbaik bagi setiap variable
bauran pemasaran.
4.
Keputusan Taktis-Strategis Pemasaran
Formulasi strategi pemasaran berakhir dengan ditetapkannya
keputusan taktis-strategis yang memberikan kerangka kerja yang luas dan
berjangka panjang (setahun atau biasanya lebih) bagi tindakan pemasaran.
Keputusan ini menjadi keputusan fundamental yang memberi petunjuk tindakan
pemasaran sehari-hari. Keputusan yang dimaksud terdiri atas hal-hal berikut
ini:
·
Keputusan produk.
·
Keputusan Penetapan Harga.
·
Keputusan Distribusi.
·
Keputusan Promosi.
Keputusan taktis-strategis di atas kemudian diimplementasdikan
dalam bentuk penggambaran tugas, mengembangkan jadwal waktu dan anggaran dengan
penugasan atas berbagai tanggung jawab. Berbarengan dengan implementasi
strategi, perusahaan juga melakukan pengendalian secara sistemik di antaranya
melalui pengendalian tugas dan pengendalian biaya.
C.
KONSEP PEMASARAN DALAM ISLAM
Dalam kerangka Islam, konsep dalam pemasaran tentunya perlu
didasari pada nilai-nilai yang dikandung al-Qur’an dan Hadits Nabi. Beberapa
ayat dan Hadits Nabi yang dapat
dijadikan pijakan etika dalam pemasaran di antaranya:
1.
Perhatikan olehmu sekalian perdagangan, sesungguhnya di dunia
perdagangan itu ada sembilan dari sepuluh pintu rizki.
2.
Hai orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan bathil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku
dengan saling suka sama suka di antara kamu. Janganlah kamu membunuh dirimu,
sesungguhnya Allah maha Penyayang kepadamu.
3.
Barang siapa yang memelihara silaturrahmi, maka Allah akan
menganugerahkan rizki yang melimpah dan umur panjang.
Di samping itu, teladan Rasulullah dalam berdagang kiranya dapat
dijadikan acuan dalam memasarkan produk perdagangannya. Beberapa kiat dan etika
Rasulullah dalam memangun citra dagangnya adalah sebagai berikut:
1. Penampilan
2. Pelayanan
3. Persuasi
4. Hanya dengan kesepakatan bersama, dengan suatu usulan dan
penerimaan, penjualan akan sempurna..
No comments:
Post a Comment
Mohon komentar sahabat demi kemajuan blog ini.
Terima kasih ^^