BAB II
PENJAJAGAN (SOCIAL
ASSESMENT)
A. KAJIAN DATA SEKUNDER
Data
sekunder berisikan gambaran desa dan dusun secara garis besar sekunder
merupakan data yang biasanya sudah ada dan tertulis dalam monografi desa. Data
ini dapat dijadikan pijakan awal untuk menentukan langkah-langkah kegiatan
selanjutnya. Berikut gambaran umum Desa Solodiran, Kecamatan Manisrenggo,
Kabupaten Klaten .
1.
DATA STATIS
Data Statis diambil dari data
monografi Desa/Kelurhan Solodiran yaitu sebagai berikut:
Desa / Kelurahan : SOLODIRAN
Nomer Kode : 33.10.09.2011
Kecamatan : Manisrenggo
Kabupaten / Kota : Klaten
Propinsi : Jawa - Tengah
Keadaan Data Bulan : BULAN
Juli - Desember 2010
A. BIDANG PEMERINTAHAN.
I. U
M U M.
1. Luas dan batas Wilayah :
a Luas Desa : 172.3340 Ha
b. Batas Wilayah :
1) Sebelah
utara : Desa Kranggan &Ds Tanjungsari
2) Sebelah
Selatan : Ds Taskombang & Ds Keb Lor
3) Sebelah
Barat : Ds Kranggan.
4) Sebelah
Timur : Ds
Nangsri.
2. Kondisi Geografis :
a. Ketinggian tanah dari permukaan laut : 325 M
b. Banyaknya curah hujan : - MM /th
c. Topografi ( dataran rendah,tinggi,pantai :
Dataran Rendah
d. Suhu udara rata rata :-
3. Orbitasi
( Jarak dari pusat Pemerintahan Desa / Kelurahan ) :
a. Jarak dari pusat pemerintahan Kecamatan : 2 Km
b Jarak dari Ibukota Kabupaten :
17 Km
c Jarak dari ibukota Propinsi :
117 Km
d. Jarak dari Ibukota Negara :
675 Km
II.
PERTANAHAN.
Status :
a. Sertifikat hak Milik :
1,062.00 78.7 Ha
b. Sertifikat hak Guna Usaha :
1 buah 0,5 Ha
0.5 Ha
c. Sertifikat hak guna Bangunan : -- bh ---
Ha
d. Sertifikat hak pakai : -- bh ---
Ha
e. Tanah Kas Desa : 21.00 9.8340 Ha
1) Tanah Bengkok :
12.2250 Ha
2) Tanah Titisara : -
3) Tanah Pangonan :
0.1150 Ha
4) Tanah Bengkok Lainya : 1.2050 Ha
f. Tanah Bersertifikat :
g. Tanah bersertifikat melalui PRONA : - Buah
2. Peruntukan:
a.
Jalan :
8Km
b.
Sawah dan Ladang : 103.2080. Ha
c.
Bangunan Umum : 0,6060Ha
d.
Empang :0,1910Ha
e.
Pemukiman/Perumahan :57.4360.
Ha
f.
Jalur Hijau : - Ha
g.
Pekuburan : 0.96Ha
H.
Lain - lain : - Ha
3. Penggunaan:
a.
Industri :
- Ha
b.
Pertokoan / Perdagangan :
- Ha
c.
Perkantoran : 0.6060. Ha
d.
Pasar Desa : - Ha
e.
Tanah Wakaf : - Ha
f.
Tanah Sawah : 106.2080. Ha
1)
Irigasi Teknis : 48.1450.
Ha
2)
Irigasi setengah Teknis knis :
- Ha
3)
Irigasi sederhana : 58.0630. Ha
4)
Irigasi Tadah Hujan : - Ha
5)
Sawah Pasang Surut :
- Ha
g.
Tanah Kering:
1)
Pekarangan : 57.4360. Ha
2)
Perladangan : _ Ha
3)
Tegalan : _ Ha
4)
Perkebunana Negara : _ Ha
5)
Perkebunan Swasta : _ Ha
6)
Perkebunan Rakyat : - Ha
7)
Tempat Rekreasi : _ Ha
h.
Tanah yang belum dikelola
1)
Hutan : Ha
2)
Rawa : Ha
3)
Lain - lain : Ha
III. KEPENDUDUKAN
1.
Jumlah Penduduk menurut :
a) Jenis kelamin :
1) Laki – laki : 1591 Orang
2) Perempuan : 1752 Orang
J u m l a h : 3343 Orang
b)
Kepala Keluarga : 1098 Orang
c)
Kewarganegaraan.
1) WNI -
Laki – laki :
1594 Orang.
- Perempuan : 1772 Orang.
Jumlah : 3366 Orang.
2) WNA
Laki-laki : _Orang.
Perempuan : _ Orang.
Jumlah : _ Orang.
2.
Jumlah Penduduk menurut agama/penghayat terhadap Tuhan yang maha Esa
a. Islam : 2296 Orang
b. Kristen : 24 Orang
c
Katholik : 46 Orang
d. Hindu : -
Orang
e
Budha : - Orang
f Penganut / penghayat kepada Tuhan Yang Maha
Esa: - Orang
3.
Jumlah penduduk menurut Usia :
a.
Kelompok Pendidikan :
1) 00
- 03 tahun : 246 Orang
2) 04
- 06 tahun : 201 Orang
3) 07
- 12 tahun : 402 Orang
4) 13
- 15 tahun : 226 Orang
5) 16
- 18 tahun : 252 Orang
6) 19
- keatas : 38 Orang
b.
Kelompok tenaga kerja :
1) 10
- 14 tahun : 364 Orang
2) 15 -
19 tahun ; 336 Orang
3) 20
- 26 tahun : 351 Orang
4) 27
- 40 tahun : 635 Orang
5) 41 -
56 tahun : 365 Orang
6) 57
- KEATAS : 84 Orang
4.
Jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan :
a. Lulusan pendidikan umum :
1) Taman kanak-kanak : 47 Orang
2) Sekolah Dasar : 653 Orang
3) SMP / SLTP : 586 Orang
4) SMA /STA : 453 Orang
5) Akademi / D1 - D3 : 38 Orang
6) Sarjana
( S1 - S3 )
: 41 Orang
b. Lulusan pendidikan Khusus ;
1) Pondok Pesantren : __ Orang
2) Madrasah : __ Orang
3) Pendidikan Keagamaan :
__ Orang
4) Sekolah luar biasa : __ Orang
5) Kursus dan ketrampilan:
__ Orang
5.
Jumlah penduduk menurut mata pencaharian :
a. Karyawan
:
1)
Pegawai negri sipil : 92 Orang
2) ABRI
/ POLRI : 9/6 Orang
3) SWASTA : 154 Orang
b. Wiraswasta / Pedagang : 119 Orang
c. Tani : 286 Orang
d. Pertukangan : 7 Orang
e. Buruh Tani / Penggarap : 1018
/ 27 Orang
f. Pensiunan : 7 Orang
g. Nelayan : 2 Orang
h. Pemulung : 4 Orang
i. J a s a : 26 Orang
6.
Jumlah penduduk menurut mobilitas / mutasi penduduk :
a.
L a h i r :
1) Laki-laki : 18 Orang
2) Perempuan : 19 Orang
J u m l a h : 37 Orang
b. M a t i
:
1) Laki-laki : 6 Orang
2) Perempuan : 8 Orang
J u m l a h : 14 Orang
c. D a t a n g :
1) Laki-laki : 5 Orang
2) Perempuan : 16 Orang
J u m l a h : 21 Orang
d. P i n d a h :
1) Laki-laki : 8 Orang
2) Perempuan : 6 Orang
J u m l a h : 14 Orang
IV. JUMLAH PERANGKAT DESA / KELURAHAN:
a.
Sekretaris Desa Sekretaris
Desa / Kelurahan : 1 Orang
b.
Kepala Urusan / Kasi : 3 Orang
c. Kepala
Dusun : 3 Orang
d. Staf : - Orang
v. PEMBINAAN
RT / RW :
1. a
Jumlah RT : 37 Unit
b Jumlah
RW : 13 Unit
2. Jumlah pengurus rt dan RT dan RW : 50 Orang
VI. JUMLAH PELAYANAN MASYARAKAT ;
1.
Pelayanan Umum : 1 Orang
2.
PELAYANAN kependudukan : 1 Orang
3.
Pelayanan Legalisasi : 1 Orang
VII. PAJAK BUMI DAN BANGUNAN:
Jumlah wajib pajak : Orang
Jumlah SPPT : 1525 Orang
Jumlah
Ketetapan : Rp49.948.060,-
Jumlah Realisasi : Rp49.948.060,-
VIII. Badan Permusyawaratan Desa ( BPD ).
1.
Jumlah Anggota BPD : 9 Orang
2.
Tanggal bulan tahun pembentukan: 2007
IX. PERATURAN DESA :
1.
Jumlah peraturan Desa yang di tetapkan 2 buah
2.
Jumlah peraturan Desa Yang di syahkan 2 buah
X. KEPUTUSAN KEPALA DESA / KEPALA KELURAHAN
:
1.
Jumlah keputusan sebagai tindak lanjut dari -
Peraturan Desa 1 buah
2.
Jumlah keputusan yang merupakan kebijaksanaan Kepala Desa / Kepala
Kelurahan 1 buah
3.
Jumlah keputusan kepala Kelurahan yang bersifat mengatur : -
buah
4.
Jumlah keputusan Kepala Kelurahan yang bersifat tidak mengatur - buah
XI. KEUANGAN DAN SUMBER SUMBER PENDAPATAN DESA
1.
Keuangan :
a. Sisa anggaran tahun lalu : Rp 14,658,815.00
b. Penerimaan
Rutin : Rp 402,158,315.00
c. Penerimaan
Pembangunan : Rp
d. Pengeluaran
Rutin : Rp 136,119,400.00
e. Pengeluaran
Pembangunan : Rp 251,380,100.00
2.
Sumber Pendapatan Asli Desa :
a. Tanah Kas Desa 52,000,000.00
b. Pasar Desa
c Pungutan Desa
d. Swadaya Masyarakat 25,000,000.00
e Hasil Gotong royong 25,000,000.00
f Lain-lain / swadaya petani 5,300,000.00
J u m l a h 911,616,630.00
3.
Bantuan Pemerintah
a. Pemerintah Pusat :
Rp 51,000,000.00
b. Pemerintah Propinsi : Rp
c. Pemerintah Kabupaten : Rp
XII. KEAMANAN DESA / KELURAHAN :
1.
Pembinaan Hansip ;
a. Jumlah anggota :
1) Laki- laki : 22 Orang
2) Perempuan : __ Orang
b. Alat Pemadam
Kebakaran __ Buah
c. Jumlah Hansip
terlatih : __ Orang
2.
Ketrampilan dan Ketertiban :
a. Jumlah
kejadian kriminal : _ kali
b. Jumlah
bencana Alam : _ kali
c. Jumlah
operasi Penertiban _ kali
d. Jumlah
Penyuluhan : 2 kali
e. Jumlah Pos
KAMLING : 14 buah
f. Jumlah
kenakalan remaja : _ kali
g. Jumlah Pernda
Kampung ; 128 kelompok
h. Jumlah Satpam ; 2 Orang
i. Jumlah posko
bencana alam : __ buah
j. Jumlah Posko
Hutan Lindung : __ buah
3.
Idelogi Politik :
a. Organisasi Sosial Kemasyarakan :
1) Organisasi Sosial (
Yayasan dan sebagainya) 5 Organisasi
2) Jumlah
Organisasi Kemasyarakatan 53 Organisasi
3) Jumlah tokoh Masyarakat dan Poloitik 18/6 Organisasi
4) Jumlah organaisasi Profesi 1 Organisasi
(Data print out terlampir)
2.
ANALISA DATA SEKUNDER
Dari data yang kami ambil dari
monografi desa tersebut, kiranya diperlukan analisis dan kroscek di lapangan
secara langsung agar lebih mudah dipahami. Berikut ini hasil analisa kami terhadap data
monografi desa Solodiran :
1.
Kondisi geografis desa Solodiran adalah daerah dataran
rendah banyak persawahan. Hal ini ditandai dengan kondisi tanah yang subur.
Sebagian besar wilayahnya adalah tanah sawah dan ladang, serta sebagian kecil
perkebunan.
2.
Kondisi jalan yang menghubungkan antar dukuh yang
sudah beraspal.
3.
Kondisi rumah penduduk yang terbuat dari batu/
permanen prosentasenyasekitar 90%. Jarak antar rumah ke rumah yang lain relatif
dekat dan sebagian dibatasi tanah pekarangan, sehingga suasana terasa semi kota.
4.
Kekuatan ekonomi desa Solodiran, sebagian besar
penduduknya adalah petani, yaitu petani pemilik tanah, petani penggarap dan
buruh tani. Petani yang paling banyak adalah petani padi dan tembakau. Selain
sebagai petani, biasanya di rumah juga beternak. Warga yang menjadi pegawai,
yaitu PNS, ABRI, dan pensiunan relatif kecil.
5. Lembaga pendidikan
formal desa Solodiran yang ada hanya tingkat PAUD, TK dan SD.
6. Dilihat dari segi
keagamaan, masyarakat Solodiran adalah heterogen. Secara garis besar,
prosentase umat Islam ada 95% sebagian yang lain 5% pemeluk agama Kristen dan
Katolik.
Dari hasil
pemetaan, ditemukan beberapa masalah, yaitu :
1.
Banyak pemuda yang merantau keluar daerah yang
berakibat tenaga kerja berkurang.
2.
TPA belum bisa berjalan dengan efektif,
karena kekurangan dari tenaga
pengajarnya (ustadz/ustadzahnya)
Dari hasil
pemetaan melihat potensi-potensi yang ada di wilayah tersebut, yaitu :
1.
Semangat etos kerja yang tinggi, terbukti bahwa
sudah mempunyai pekerjaan,tetapi tetap mencari pekerjaan sampingan dan berusaha
merantau ke daerah lain.
2.
Sikap toleransi antar masyarakat dan antar umat
beragama cukup baik, terbukti dari beberapa dukuh ada beberapa tokoh masyarakat
yang beragama nasrani termasuk Tlebukan. Akan tetapi beliau mendukung
kegiatan-kegiatan umat Islam termasuk dukuh Tegal Pete yaitu pak Rwnya yang
membantu persiapan kajian akbar.
B.KAJIAN
KEADAAN SECARA PARTISIPATIF
Dalam proses pelaksanaan KKT untuk mengetahui sejauh mana
kondisi sebenarnya wilayah Desa Solodiran, Kecamatan Manisrenggo, Kabupaten
Klaten. Digunakan beberapa teknik PAR sebagai berikut :
1.
Peta ( Mapping )
Topik : Menggambar
kondisi wilayah Dusun III
Teknik PAR
yang dipergunakan : PETA
(Mapping)
Nama
Pemandu (fasilitator) :KKT Kelompok 48
Nama
Peserta Diskusi :
Bp. Agus, Bp Budi, Bp Gandung, Bp.
Suparjo,
Bp. Tono
Tempat & Tanggal
Pelaksanaan : Masjid Al-Barokah
Dk. Tlebukan, 1 Maret
2011
Dokumentasi
dan Arsip :
Terlampir
Mapping
yang kami lakukan diawal proses KKT adalah bisa dilihat dihalaman 15 dari
laporan ini.
Keterangan
: Pemetaan kurang jelas, sehingga kami gambar ulang untuk memperjelas peta. (Lihat
dilampiran)
DESKRIPSI MAPPING
Mapping
atau pemetaan adalah menggambarkan kondisi wilayah (desa, dusun atau wilayah
yang lebih luas) bersama masyarakat. Observasi kami lakukan pada minggu pertama
tanggal 26 Februari 2011. Observasi ini bertujuan untuk dasar pembuatan mapping
dan transect. Proses final mapping diadakan pada hari Selasa, tanggal 1 Maret 2011
bersama tokoh agama di masjid Al-Barokah dukuh Tlebukan. Hal-hal yang kurang
jelas kami tanyakan pada tokoh agama yang datang pada acara sarasehan bersama
tokoh agama se-dusun III. Dari koordinasi tersebut, para tokoh agama menyatakan
siap membantu dengan senang hati. Mereka menjelaskan mengenai letak
masjid, rumah tokoh agama dan tokoh masyarakat Dusun III, dan lain-lain.
Disitu kami juga minta penjelasan deskripsi tentang kehidupan agama, kegiatan
sosial, budaya, dan adat-istiadat masyarakat yang ada disana. Sebagian besar
masyarakat sudah memiliki kesadaran agama yang tinggi, terbukti dengan banyaknya
pengajian-pengajian dan kegiatan keagamaan yang lain. Namun, kesadaran beragama
para pemuda masih kurang dikarenakan banyaknya kesibukan terbukti dengan tidak
adanya pengajian remaja atau kegiatan keagamaan lainnya. Dari hasil pemetaan kami memperoleh informasi
awal diantaranya sebagai berikut:
1. Masyarakat Desa Solodiran
adalah masyarakat yang heterogen
2. Ada sebagian penduduk yang
pekerjaanya sebagai petenak.
3. Sebagian besar penduduknya
adalah petani
4. Banyak pemuda yang merantau
5. Kegiatan keagamaan yang
rutin adalah yasinan, pengajian, tahlilan dan TPA
6. Kegiatan sosial seperti
arisan, PKK, dan kerja bakti
Dari hasil pemetaan,ditemukan
beberapa masalah yaitu:
a. Banyak pemuda yang
merantau keluar daerah mengakibatkan tenaga kerja atau generasi penerus kurang.
b. TPA belum berjalan
baik, bahkan sebagian besar mati, karena kekurangan atau bahkan tidak adanya ustad/ustadzah.
Setiap dukuh belum memiliki TPA sehingga TPA yang ada merupakan gabungan dari
beberapa dukuh.
c. Masyarakat khususnya
di Dusun III banyak yang sibuk bekerja dan merantau.
d. Kebersamaan antar
dukuh masih kurang.
Dari hasil pemetaan melihat
potensi-potensi yang ada diwilayah tersebut, yaitu:
a. Semangat pada etos
kerja yang tinggi, terbukti dengan perekonomian yang maju khususnya di bidang
usaha pertanian misal: tembakau, palawija, padi dan juga bidang peternakan.
b. Kesadaran beragama
masyarakat Dusun III sudah tinggi.
- Wawancara Semi Terstruktur
Topik :
Kondisi sosial dan Keagamaan Dukuh Tlebukan
Teknik
PAR yg dipergunakan : Wawancara
Semi Terstruktur
Nama
Pemandu (fasilitator) : KKT Kelompok 48
Nama
peserta Diskusi :
Tokoh Masyarakat: Pak Jumiyo (Kepala Desa),
Bp. Sajiman
(RW 13), Bp. Lasono (RW 11), Bp. Suratman (RT 1), BP. Sutopo (RT 2), Bp.
Warsono (RT 3)
Tokoh Agama: Bp. Agus, Bp Budi,
Bp Gandung, Bp. Suparjo, Bp. Tono, Bp. Ahmad
Warga: Ibu Sumikem, Ibu
Slamet, Ibu Mini, Ibu Harti, Mbah
Dwijo,
Tanggal dan Tempat Pelaksanaan : I. 26 Februari 2011 Rumah Bp. Suradi
dukuh
Tlebukan (sarasehan dengan warga)
II. 26
Februari 2011 Rumah Bp. Suradi dukuh Tlebukan (sarasehan dengan tokoh
masyarakat)
III. 1
Maret 2011 Masjid Al-Barokah dukuh Tlebukan (sarasehan dengan tokoh agama)
Dokumentasi
dan Arsip : Terlampir
Teknik
ini adalah wawancara yang menggunakan panduan pertanyaan sistematis yang hanya
merupakan panduan terbuka dan masih mungkin untuk berkembang selama interview
dilakukan. Topik pembicaraan dan pertanyaan seputarkondisi sosial dan keagamaan Dusun III.Misi yang dibawa adalah mengetahui kondisi sosial dan keagamaan di Dusun
III.
Panduan Wawancara Semi
Terstruktur :
1. Bagaimana kondisi
penduduk di dusun ini?
2. Kegiatan sosial dan
keagamaan apa saja yang berkembang di dusun ini?
3. Bagaimana kondisi
TPA?
4. Siapa saja yang
berpengaruh terhadap pelaksanaan dan pengembangan kegiatan?
5. Bagaimana adat
istiadat dan budaya di dusun ini?
6. Apakah kebudayaan
yang ada berpengaruh terhadap perkembangan keagamaan di dusun ini?
- Transector ( Penelusuran Desa)
Topik : Tata Guna Lahan Dusun III
Teknik PAR yang dipergunakan :
TRANSECTOR
Nama Pemandu :
KKT Kelompok 48
Nama peserta Diskusi :Bp.
Sutrisno, Bp. Suprapto, Bp. Mulyono,
Bp.
Jumiyo, dan Bp. Suradi
Tanggal dan Tempat Pelaksanaan :
1 Maret 2011 di Balai Desa Solodiran
Dokumentasi :
Terlampir
Hasil transect yang kami lakukan adalah sebagai berikut:
CATATAN PROSES DISKUSI
Transector merupakan
pengamatan langsung lingkungan desa, mengikuti suatu lintasan tertentu yang
disepakati dengan teknik transect diharapkan memperoleh gambaran keadaan sumber
daya alam masyarakat beserta masalah-masalah perubahan keadaan dan potensi yang
ada. Untuk teknik pra
transec, kami melakukan observasi pada tanggal 26 Februari. Pada minggu ke-2
kami memfokuskan pada topik Tata Guna Lahan dengan menelusuri dusun III dengan
informasi awal dari hasil mapping. Pada awalnya kami mencatat keadaan-keadaan
alam sesuai dengan apa yang kami lihat. Pada tanggal 1 Maret 2011 kami cross-check
ke balai desa bersama perangkat desa. Hasil transek kami diskusikan sehingga
ada pembenahan, tambahan dari warga.Pada minggu kedua akhir kami mendiskusikan
dan menganalisa semua informan yang kami dapat. Hasil transek dengan topik Tata
Guna Lahan Dusun III, kami hubungkan dengan data-data yang didapat dari
teman-teman yang sesuai dengan mapping dan wawancara semi terstruktur. Hasil
transect kami tulis secara global dengan tema Tata Guna Lahan Dusun III.Yaitu sebagai berikut:
No
|
TOPIK
ASPEK
|
Pemukiman
|
|
1.
|
Tata
guna lahan
|
Rumah
penduduk
Masjid
RSI
Manisrenggo
PAUD
|
Sawah
Ladang
|
2.
|
Kondisi
tanah
|
Secara
keseluruhan kondisi tanah subur sehingga banyak ditumbuhi tanaman dan
pepohonan
|
Tanah
subur
|
3.
|
Jenis
vegetasi tanaman
|
Tanaman
obat, tanaman hias, dan pepohonan
|
Padi, palawija,
holtikultura dan tembakau
|
4.
|
Manfaat
|
Sebagai
tempat tinggal
Sebagai
tempat kegiatan keagamaan
Sebagai
sarana kesehatan
Sebagai
sarana pendidikan
|
Sebagai
mata pencaharian penduduk
|
5.
|
Masalah
|
Kesenjangan
antar dukuh
Masjid
relative kecil
Tenaga
ahli kesehatan dan fasilitas kesehatan kurang
Jarak PAUD
yang jauh
|
Terserang
hama wereng yang menyebabkan hasil panen menurun
|
6.
|
Tindakan
yang pernah dilaksanakan
|
Pembangunan
UGD di RSI Manisrenggo
|
Penyemprotan
pestisida terhadap hama wereng
|
7.
|
Harapan
|
Kesejahteraan
ekonomi merata sehingga tidak terjadi kesenjangan ekonomi.
Tenaga
ahli kesehatan mencukupi dan fasilitas kesehatan memadai
|
Tanaman
tumbuh dengan baik sehingga meningkatkan pendapatan petani serta tidak ada
wabah hama lagi
|
8.
|
Potensi
|
RSI
Manisrenggo berpotensi meningkatkan kesehatan masyarakat.
Masjid
meskipun kecil dapat dimaksimalkan untuk kegiatan keagamaan.
PAUD
sebagai modal awal untuk pembelajaran sebelum sekolah dasar.
|
Dengan
kondisi tanah yang subur, cuaca yang mendukung serta irigasi yang memadai
memberikan potensi yang sangat besar untuk kemakmuran para petani.
|
DESKRIPSI BAGAN
Dusun III Desa Solodiran dikelilingi oleh persawahan
sehingga secara tidak langsung sebagian penduduknya bermata pencaharian sebagai
petani. Kondisi tanah yang subur sehingga tidak hanya ditanami tetapi juga bisa
ditanami hortikultura, palawija dan tembakau. Dengan keadaan demikian petani
disana hidup makmur meskipun kadang kala terserang oleh wabah wereng yang
menyebabkan hasil panen mereka menurun tetapi dengan adanya kelompok tani yang
mengkoordinasi seluruh petani sedesa Solodiran masalah tersebut dapat diatasi.
Harapan masyarakat khususnya para petani hasil panen mereka bisa meningkat dan
tidak terserang hama lagi.
Tata guna lahan pemukiman Desa Solodiran terbagi menjadi
empat yaitu: rumah penduduk, masjid, RSI Manisrenggo, dan PAUD. Rumah penduduk
di desa Solodiran sebagian besar sudah bagus dan layak huni, meskipun ada
sedikit kesenjangan ekonomi. Masjid yang berada di wilayah desa Solodiran sudah
mencukupi dan memadai untuk kegiatan peribadatan dan keagamaan, walaupun
sebagian besar masjid berukuran kecil tetapi bersih dan nyaman. Sedangkan RSI
Manisrenggo sebagai pusat kesehatan masyarakat Solodiran pada khususnya dan
masyarakat Manisrenggo pada umumnya. RSI Manisrenggo membantu meningkatkan
kesehatan masyarakat akan tetapi tenaga ahli kesehatan kurang serta
fasilitasnya kurang memadai menjadikan rumah sakit tersebut belum maksimal.
PAUD sebagai sarana pendidikan bagi anak usia dini belum maksimal dalam
pelaksanaannya. PAUD bertempat di gedung serba guna kelurahan karena belum
mempunyai gedung sendiri. Sarana dan media pembelajaran bisa dikatakan tidak
ada, sehingga kegiatan belajar mengajar hanya berjalan seadanya. Karena kondisi
tersebut tujuan pembelajaran PAUD belum tercapai sebagaimana mestinya.
Disamping itu letak PAUD yang jauh dari penduduk membuat orang tua anak menjadi
malas untuk menyekolahkan anak di PAUD tersebut. PotensiPAUD sebenarnya cukup
besar karena dilihat dari banyaknya jumlah anak yang ada di desa Solodiran. Di
lain hal tidak ada PAUD lain yang ada di desa Solodiran.
- Time Line
Topik :Peristiwa penting yang
pernah terjadi di desa
Solodiran
Teknik PAR yang digunakan : Time Line (Alur Sejarah)
Nama Pemandu (fasilitator) : KKT Kelompok 48
Nama Peserta : Bp.
Sutrisno, Bp. Suprapto, Bp. Mulyono,
Bp.
Jumiyo, dan Bp. Suradi
Tanggal dan Tempat Pelaksanaan : 8 Maret 2011 di Balai desa Solodiran
Dokumentasi :
Terlampir
Pembuatan
time line dilaksanakan di balai desa Solodiran bersama beberapa perangkat desa
dan peserta KKT. Dalam pembuatan Time Line, kami menggali informasi dari
perangkat desa yang dibantu dengan data yang sudah tercatat di kelurahan
mengenai kondisi Desa Solodiran. Kami mengolah data yang ada dan dipadukan
dengan keterangan dan informasi yang diberikan oleh para perangkat desa yang
menjadi anggota dari diskusi pembuatan time line ini. Selain itu kami juga
tetap memadukan informasi yang sudah kami peroleh dari perbincangan kami baik
dengan warga ataupun bapak kepala desa sebelumnya.
Dari
hasil diskusi yang telah kami lakukan, kami memperoleh hasil atau data mengenai peristiwa- peristiwa penting
yang pernah terjadi, yaitu sebagai
berikut:
No.
|
Peristiwa / kejadian
|
Tahun
|
1.
|
Berdirinya desa Solodiran
|
1940
|
2.
|
Gempa bumi yang mengakibatkan banyak kerugian
dan banyak korban
|
1996
|
3.
|
Gempa Yogyakarta yang mengakibatkan 7 rumah
rusak
|
2004
|
4
|
Pengaspalan jalan RW Mayungan, Mranggi dan
Jogoyudan
Betonisasi RT Pucung
|
2005
|
5
|
Betonisasi dan pengaspalan
Pembangunan pagar makam
Pengaspalan dan pembuatan jembatan Mranggi
|
2006
|
6
|
Pembangunan mushola Mayungan
Pembangunan mushola Mranggi Sari
|
2007
|
7
|
Pembangunan irigasi/DAM,
Pembangunan mushola RW Mayungan
Pembangunan
masjid RW Mayungan
Pembangunan pagar makam
|
2008
|
8
|
Betonisasi
|
2009
|
9
|
Meletusnya Gunung Merapi
Infrastruktur Gedung Serbaguna tahap I
Pembangunan irigasi sawah Wetanjati
Pengaspalan
Pembangunan konblok
Pagerisasi Dukuh
Infrastruktur Gedung Serbaguna tahap II
Pembangunan talut
|
2010
|
- Diagram Venn
Topik :Pengaruh Tokoh Agama
dan Tokoh
Masyarakat
Teknik PAR yang digunakan : Diagram Venn
Nama pemandu (fasilitator) : KKT Kelompok 48
Nama peserta diskusi :
Bp.
Suparjo, Bp. Agus, Bp. Gandung, Bp.
Tono dan Bp. Budi
Tanggal & Tempat
Pelaksanaan : 1 Maret 2011 di
Masjid Al-Barokah dukuh
Tlebukan
Dokumentasi : Terlampir
CATATAN PROSES DISKUSI
Diagram
venn merupakan teknik yang bermanfaat untuk melihat hubungan masyarakat dengan
berbagai lembaga, yang terdapat di desa dan lingkungannya. Data-data informasi
untuk pembuatan diagram venn diambil bersama saat kami melakukan diskusi pada
pembuatan Mapping, wawancara semi terstruktur, dan transektor. Informasi data
yang paling banyak diambil dari teknik wawancara semi terstruktur. Tim fasilitator juga sudah mengumpulkan data sebanyak mungkin baik
secara formal maupun non formal dari beberapa warga Dusun III.
DIAGRAM
VENN
Masyarakat
Dusun
III
|
Tokoh
Masyarakat
|
Kelompok
Tani
|
Tokoh Agama
|
Arisan
|
Informan :
1. Bpk. Suparjo
2. Bpk. Gandung
3. Bpk Agus
4. Bpk Tono
5.
Bpk Budi
|
RSI Manisrenggo
|
Pemuda/Karang taruna
|
Keterangan : Warna tidak memiliki
arti (hanya untuk membedakan saja)
DESKRIPSI BAGAN
Dari diagram Venn diatas dapat kami
diskripsikan bahwa perangkat desa dan tokoh agama sama-sama penting dan berpengaruh
pada masyarakat Dusun III. Perangkat desa mengkoordinasi seluruh warga desa
Solodiran sehingga desa Solodiran berkembang dan aktif dalam kegiatan
kemasyarakatan. Kegiatan ekonomipun menjadi lebih maju sehingga tingkat
kemakmuran warga meningkat serta dalam bentuk kegiatan warga, perangkat desa
selalu menjadi pendukung serta fasilitator semua bentuk kegiatan masyarakat.
Sedangkan peran tokoh agama juga tidak
kalah penting dengan peran perangkat desa. Tokoh agama memberikan suatu inovasi
yang berbeda pada kegiatan keagamaan yang berkembang didesa Solodiran. Contoh
inovasinya yaitu kegiatan yasinan buat para pemuda dan pemudi yang dilanjutkan
dengan kegiatan ceramah bergiliran. Dibidang TPA juga ada inovasinya yaitu:
hadroh yang meningkatkan kreatifitas santriwan/santriwatinya. Dengan adanya
tokoh agama yang sangat aktif pada kegiatan keagamaannya sehingga banyak
kegiatan keagamaan seperti pengajian hikmah fajar yang dilaksanakan setiap
minggu pagi bertempat di RSI Manisrenggo, pengajian rutin malam ahad kliwon,
TPA yang berdiri disetiap dukuh, yasinan bagi masyarakat khususnya pemuda-pemudi.
Petani di desa Solodiran dikoordinir
oleh kelompok tani. Kelompok tani yang ada didesa Solodiran terorganisasi
dengan baik, selain ada struktur organisasinya juga ada koperasi simpan pinjam
yang membantu ekonomi petani untuk membeli pupuk dan pestisida. Kelompok tani
juga memberikan penyuluhan kepada para petani sehingga petani memiliki
pengetahuan yang lebih dalam bercocok tanam. Selain itu kelompok tani juga
memberikan solusi kepada para petani terhadap masalah-masalah pertanian yang
mereka hadapi. Sehingga peranan kelompok tani cukup urgen bagi masyarakat desa
Solodiran yang pada ummnya bermata pencaharian sebagai petani.
RSI Manisrenggo sebagai pusat
kesehatan masyarakat memberikan kontribusi yang besar bagi masyarakat
sekitarnya. RSI memberikan lapangan pekerjaan bagi penduduk sekitar. Warga
sekitar bisa menjadi karyawan RSI misalnya sebagai satpam, tukang parkir, juru
masak dan lain-lain. Pada saat pengembangan dan perluasan gedung, pihak RSI
mengerahkan warga sekitar sebagai kontraktor ataupun tenaga bangunannya. RSI
juga berperan penting dalam kegiatan keagamaan, misalnya kegiatan pengajian
hikmah fajar setiap ahad pagi. Pengajian tersebut bertempat di masjid Al Mabrur
yang berlokasi di RSI Manisrenggo.
Karang taruna yang bergerak di desa
Solodiran cukup beragam kondisinya. Akan tetapi pada dasarnya sudah cukup baik.
Karang taruna menggerakkan para pemuda-pemudinya untuk kegiatan warga. Sehingga
karang taruna berfungsi sebagai wadah untuk memotivasi para pemuda agar aktif
berorganisasi dan berkreasi dalam kehidupan bermasyarakat.
Arisan ibu-ibu berkembang disebagian
dukuh. Arisan ini juga sebagai tempat berkumpul ibu-ibu untuk menyisihkan
sebagian uangnya guna membantu warga lain yang sedang membutuhkan. Arisan ini
tidak berlangsung lama tetapi berlangsung rutin.
- Trend & Change (Kecenderungan dan Perubahan)
Topik : Kondisi Sosial Keagamaan Penduduk
Teknik PAR yang dipergunakan : Trend
and Change
Nama Pemandu (fasilitator) : KKT Kelompok 48
Nama Peserta Diskusi : Tokoh
masyarakat Desa Solodiran
Tanggal & Tempat
Pelaksanaan : 5 Maret 2011 &
rumah pak Suradi
Dokumentasi : Terlampir
Tim KKT kami
berkumpul dirumah Bp. Suradi. Setelah kami melakukan diskusi dari sana kami mendapat informasi tentang
kecenderungan dan perubahan penduduk khususnya TPA. Generasi muda sedikit
karena banyak yang merantau keluar kota. Sebelumnya Perangkat desa banyak berasal dari solodiran
barat, lalu seiring berjalannya waktu mereka banyak yang melanjutkan studinya
sehingga yang menjadi perangkat desa banyak dari SolodiranTimur
Sedangkan dari
segi ekonomi, Solodiran Barat pada awalnya sukses dari hasil tembakau rajangan.
Sedangkan untuk tahun ini sebaliknya Solodiran timur lebih maju dari pada
Solodiran barat. Hal ini disebabkan karena hasil tembakau rajang lebih
meningkat sehingga perkembangan ekonomi dan pendidikan lebih maju.
TREND AND CHANGE
Data
|
1990
|
1995
|
2000
|
2005
|
2010
|
Keterangan
|
Jumlah
Penduduk
|
O
|
O
O
|
O
O
|
O
O
O
|
O
O
O
|
· Warga yang datang dan pergi sama banyak
·
Jumlah
penduduk yang meninggal seimbang dengan jumlah bayi yang lahir
|
Kegiatan
Keagamaan
|
O
|
O
O
|
O
O
|
O
O
|
O
O
O
|
·
Banyak
tokoh agama yang muncul dan kesadaran beragama meningkat
|
Pendapatan
penduduk
|
O
|
O
|
O
O
|
O
O
O
|
O
O
O
O
|
·
Banyak
yang merantau
·
Ada
tembakau Rajang
|
Jumlah
Guru Ngaji
|
O
O
O
|
O
O
O
|
O
O
|
O
O
|
O
|
·
Banyak
yang merantau
·
Kurangnya
peranan pemuda
|
Jumlah
Santri
|
O
O
|
O
O
|
O
O
O
|
O
O
O
|
O
O
O
|
·
Kesadaran
untuk TPA kurang,
·
Kegiatan
TPA monoton
|
DESKRIPSI BAGAN
Jumlah
penduduk di desa Solodiran relatif tetap karena jumlah penduduk yang datang dan
jumlah penduduk yang pergi seimbang. Selain itu tingkat kematian dan
kelahirannya relatif sama. Jadi tidak ada pertumbuhan penduduk yang signifikan.
Kegiatan
keagamaan yang berjalan di desa Solodiran berkembang dari tahun ketahun hal ini
dipengaruhi karena adanya kesadaran beragama serta munculnya tokoh agama yang
tinggal menetap di desa Solodiran. Kegiatan keagamaan juga dipengaruhi oleh
seorang tokoh agama yang mempunyai peranan penting dalam mengkoordinasi
takmir-takmir desa Solodiran. Sehingga muncul pengajian-pengajian rutin serta
TPA-TPA dari tahun ke tahun semakin berkembang.
Sebagaian
besar masyarakat Solodiran bermata pencaharian sebagai petani. Pendapatan mereka
dari tahun ke tahun semakin bertambah dikarenakan adanya tembakau rajang yang
berkembang di desa tersebut. Petani semakin sukses karena didukung oleh
kelompok tani sehingga pengetahuan mereka bertambah maka dari itu penghasilan
mereka bertambah juga.
Pemuda di
desa Solodiran senbagian besar hanya lulusan SMA maka
dari itu mereka lebih memilih merantau dari pada membantu orang tuanya bekerja
di sawah. Dari masalah tersebut menyebabkan jumlah generasi muda yang masih
tinggal di desa Solodiran sangat sedikit, akibatnya tidak ada generasi penerus
yang menjadi ustad/ustadah untuk mengembangkan TPA-TPA di desa Solodiran.
Pada
dasarnya jumlah anak yang ada di desa Solodiran cukup banyak, dikarenakan
kegiatan TPA yang monoton serta kesadaran untuk TPA sendiri kurang maka dari
itu jumlah santri dari tahun ke tahun tidak mengalami peningkatan.
bisa kirimin softfilenya kak?
ReplyDelete