Al-Attas (1991: 23-24) beranggapan bahwa tujuan pendidikan Islam adalah
menanamkan kebajikan dalam “diri manusia” sebagai manusia dan sebagai diri
individu. Tujuan akhir pendidikan Islam adalah menghasilkan manusia yang baik,
yakni kehidupan materiil dan spirituilnya. Di samping, tujuan pendidikan Islam
yang menitik beratkan pada pembentukan aspek pribadi individu, juga mengharapkan
pembentukan masyarakat yang idel tidak terabaikan. Seperti dalam ucapannya,
...karena masyarakat terdiri dari perseorangan-perseorangan maka membuat setiap
orang atau sebagian besar diantaranya menjadi orang-orang baik berarti pula
menghasilkan suatu masyarakat yang baik.
Secara ideal, al-Attas menghendaki pendidikan Islam mampu mencetak manusia
yang baik secara universal (al-insan
al-kamil). Suatu tujuan yang mengarah pada dua demensi sekaligus
yakni, sebagai Abdullah (hamba Allah), dan sebagai Khalifah
fi al-Ardl (wakil
Allah di muka bumi). Karena itu, sistem pendidikan Islam harus merefleksikan
ilmu pengetahuan dan perilaku Rasulullah, serta berkewajiban mewujudkan umat
Muslim yang menampilkan kualitas keteladanan Nabi Saw.
Dengan harapan yang tinggi, al-Attas menginginkan agar pendidikan Islam
dapat mencetak manusia paripurna, insan kamil yang bercirikan universalis dalam
wawasan dan ilmu pengetahuan dengan bercermin kepada ketauladanan Nabi Saw.
Pandangan al-Attas tentang masyarakat yang baik, sesungguhnya tidak terlepas
dari individu-individu yang baik. Jadi, salah satu upaya untuk mewujudkan
masyarakat yang baik, berarti tugas pendidikan harus membentuk kepribadian
masing-masing individu secara baik. Karena masyarakat kumpulan dari individu-individu.
No comments:
Post a Comment
Mohon komentar sahabat demi kemajuan blog ini.
Terima kasih ^^