Monday, 7 May 2012

Hey! Say! Jump Fanfiction - Crazy Competition Part 30 [END]


Part sebelumnya:
“Yuya……………….,” teriakkan Kouta dengan suara khasnya yang melengking tinggi masih bisa kudengar dengan jelas.
Aku masih sempat melihat wajah sahabatku itu yang berusaha mengulurkan tangannya tuk meraihku – sesaat sebelum semuanya menjadi gelap.
Kelam………

*****************

[Hermione’s POV]
“Yuya……..,” teriakkanku mengiringi langkah kakiku yang berlari cepat ingin menyelamatkan Yuya – sebelum akhirnya Harry dengan sigap menahanku dan menyuruhku tuk mencoba tenang.

Kupandangi kembali layar besar itu. Yabu mengangkat bendera putihnya untuk Yuya. Panitia kejuaraan segera menelusuri jurang itu tuk mencari keberadaan orang yang kukasihi – Yuya!!

Sementara di sampingku, Ryuu tengah berusaha keras menahan Megumi yang sedari tadi ingin segera membawa Ryosuke keluar dari Hutan Kematian yang mengerikan itu.
Aku bisa memahami perasaan Megumi – karena aku juga merasakan apa yang ia rasakan.

Ryosuke….
Aku tak berani membayangkan andai anak itu tak lagi bisa bertahan. Apa jadinya jika Yuya sampai kehilangannya lagi?!!
Bagi Yuya, anak itu lebih berharga dibanding diriku. Yuya lebih menyayangi adiknya yang satu itu…

“Harry, aku tak apa. Kau tak perlu mengkhawatirkanku. Tolong sekarang kau cek kabar terakhir dari Kei. Pastikan ia baik-baik saja. Tolong ya……..,” tanpa memprotesku, Harry segera menaiki sapu terbangnya menuju tempat dimana Kei tengah berada.

Perasaanku kali ini teramat gundah memikirkan kabar Yuya yang sampai saat ini ku tahu panitia masih belum menemukannya.
Di satu sisi, aku juga harus memikirkan adik-adik dari kekasihku itu. Karena ku tahu, Yuya tak kan bisa hidup tanpa adik-adiknya.


Tuhan…….
Selamatkan mereka……
Jangan lagi kau pisahkan keluarga ini.
Aku memohon padamu, Tuhan……

Hanya tangisan yang menjadi saksi kegundahan hatiku. Kumenangis layaknya anak gadis balita yang teramat takut ditinggal satu-satunya anggota keluarga yang dimiliki.

Yuya masih belum ditemukan. Sementara di layar yang lain, kulihat Daiki telah terluka parah di bagian lengan kanannya. Luka yang begitu dalam akibat cakaran singa itu. Darah di lengannya mengucur deras tak berbeda dengan kucuran air mataku saat ini.

Daiki…….
Aku merindukan saat-saat bisa bertengkar denganmu…..
Aku benar-benar merindukan memandang wajahmu yang sedang marah padaku.
Aku rindu…….

Pemandangan tak jauh beda terpampang pada layar yang menunjukkan keberadaan anak bernama Yabu yang sudah tak lagi bisa menopang badannya dengan kedua kaki yang telah terkoyak.
Namun,…….
Tatapan mata dengan kebencian yang teramat mendalam membuatnya masih sempat-sempatnya menegakkan badan di atas kedua kakinya itu.

Yabu-kun –
Ia menatap tajam ke arah dua bola mata besar yang dimiliki oleh seekor beruang hitam yang telah membuat Yuya jatuh ke jurang.

Berjuanglah……

Yabu-kun, berjuanglah!!

*****************

[Daiki’s POV]
“Aku tak boleh mati!! Aku harus menjaga Ryo-chan!!” itulah pikiran yang senantiasa kucoba pateri kuat-kuat dalam otakku – sedari tadi.
Aku harus kuat……

Singa bejat!! Jangan kau kira kau bisa merobohkanku dengan mudah.

Kuraih sesuatu dari saku celanaku dengan tangan kiriku. Tangan kananku ini mungkin sudah tak kan lagi bisa kugunakan tuk selamanya. Tapi aku tak peduli!! Aku harus menjaga adikku!! Menjaga baik-baik satu-satunya adik yang kumiliki – Ryosuke.

“Uhuk…. Uhuk…..,” suara batuk bagai tercekat barusan sedikit membuat senyumku mengembang.
Ryo-chan – adikku – sudah kembali menunjukkan tanda-tanda kehidupannya.

Ryosuke….. Kau benar-benar adikku yang paling kuat!!

Segera kualihkan kembali pandanganku pada sosok singa yang telah meloncat ganas ke arahku. Ditubrukkan tubuhku dengan hantaman yang begitu keras membuatku tersungkur dengan tubuhku yang telah sempurna berada dicengkeraman singa itu.

Dadaku terinjak begitu kuat…….
Nafasku terasa teramat berat…….
Singa itu mengaung kuat dengan nada kemenangannya.

Kugerakkan tangan kiriku dengan kuat menusukkan pena yang kuambil dari sakuku tadi – tepat di mata kiri singa itu.
Hewan besar itupun segera mengeram, melepaskan cengkeramannya dari tubuhku.

Kusegerakan tubuhku tuk berdiri lagi.
Harus bisa…….
Aku harus bisa memanfaatkan kesempatan ini!!

Rintik air hujan turun membasahi bumi yang tengah kupijak ini. Matahari sudah tak lagi menampakkan karisma senyumnya di siang yang terasa bagai senja.
Tetesan pertama membasahi pipiku dengan teramat lembut. Disusul jutaan tetes berikutnya yang kini telah mengundang petir untuk menemani hujan lebat yang datang tiba-tiba membuat tubuhku teramat sakit terkena tetesan-tetesan yang tak ubahnya bagai benda-benda padat yang menimpa tubuhku.

Singa buas yang sedari tadi menyerangku….
Yang beberapa saat lalu tlah melukai saudaraku…. Terbaring tanpa nyawa di bawah injakan kakiku.

Kei, lihatlah!!
Ini untukmu….

Satu senyum terakhirku mengiringi robohnya tubuhku.
Ryo-chan….. Maaf tak bisa menemanimu berjuang hingga finish.
Maaf……..

*****************

[Ryosuke’s POV]
Kuberjalan, terhuyung, terjatuh berulang kali, menjelajahi hutan ini seorang diri.

Pertama kak Kei……
Kini kak Daiki sudah tak lagi menemaniku.

Aliran air mataku mengiringi langkah yang terasa teramat berat ini. Kutertatih-tatih sambil berulang kali menghapus air mata yang telah menyatu dengan derasnya air hujan yang tlah membasahi sekujur tubuhku.

Langit kelam di atas sana…….
Petir dan guntur yang saling bersahutan menyatu dalam badai….
Tak ubahnya seperti perasaanku yang menyatu antara duka dan semangat tuk berjuang kali ini.

Mengingat pengorbanan dua orang kakakku membuatku tak boleh menyerah sekarang.
Badai ini tak bisa menghentikanku…..
Tidak boleh!!!

Tubuhku tlah sempurna terbaring di genangan air hujan ini. Mataku sudah tak lagi bisa terfokus pada sudut arah yang kutuju. Buram….. Pusing…..

Sesosok pria tinggi mengulurkan tangannya padaku. Pandangan buram ini membuatku tak bisa melihat wajah orang itu. Benar-benar buram…..
Sesaat kemudian tangisku terpecah hebat. Kuraih tangan itu dan akupun segera memeluk erat tubuh jangkung di hadapanku ini.

Ia segera menggendongku di punggungnya. Punggung yang begitu hangat di bawah rintikan hujan yang teramat dingin ini. Aku begitu nyaman berada di punggungnya – punggung kak Yuya…..


[Yabu’s POV]
Sakit……
Kaki ini begitu sakit…...
Aku tak boleh menangis. Aku harus kuat karena aku adalah seorang pria. Harus kuat!!

Demi Yuya, aku harus berjuang sampai akhir.
Jika harus jujur, hatiku teramat sakit karena tak bisa menjaga sahabatku itu. Tapi…..
Tubuh mungil di punggungku ini membuatku harus tetap bertahan. Andaipun ku belum bisa menjaga Yuya dengan maksimal, aku harus bisa menjaga adiknya.
Harus bisa!!
Kali ini aku tak ingin lagi mengulang kesalahan yang sama……

Langkahku terhenti.
Kakiku teramat sakit – tapi bukan itu yang membuatku menghentikan langkahku.

Sesosok gadis yang tengah merintih kesakitan dengan sebuah batu yang begitu besar menindih kakinya, memberikanku sebuah pemandangan yang tragis…
Bekas longsoran tanah tertata tak beraturan di sekitar tubuh itu. Kualihkan pandanganku pada bukit di atas kami. Ada kemungkinan bukit itu akan longsor lagi karena hujan lebat yang tak kunjung berhenti ini. Pastilah tubuh gadis itu akan tertimbun sempurna oleh longsoran jika aku tak segera menolongnya.

Kuletakkan tubuh mungil Ryosuke di bawah pohon rindang di sebelahku.
“Kakak, jangan pergi!!” suara itu sempat terlontar dari dua sisi bibir adik sahabatku itu.
Akupun hanya bisa melayangkan senyumku padanya dan sedikit membelai lembut rambutnya sebelum akhirnya kuterpaksa harus berjalan meninggalkan tubuh mungilnya yang terbaring tak berdaya.

Ku ambil posisi jongkok di sebelah gadis itu. “Jangan takut!! Semua akan baik-baik saja,” kataku pada gadis yang kukenal memiliki marga Hyuga itu dan akupun segera mendorong batu di atas kaki gadis itu.
Mendorongnya sekuat tenagaku…..
Sampai akhirnya kusadari, semua sia-sia…..

“Bruukk bruukk bruukk…….”

Ku tak tahu lagi apa yang terjadi. Longsoran tanah itu menimbun sempurna tubuh kami berdua.
Gelap……
Teramat sesak……

Beberapa saat setelahnya, sebuah cahaya menghampiriku.
Yuya………
Kau kah itu?!

*****************

[Megumi’s POV]
Ledakan tangis terdengar begitu menyayat hatiku. Tangisan miris dari sosok gadis yang beberapa saat lalu ada di sebelahku – Hermione.
Kupandangi gadis yang kini sudah beberapa belas meter berada jauh di sana memeluk erat tubuh orang yang begitu dicintainya.
Yuya……. Ia sudah tak lagi bernyawa…….

Erangan tangis dan teriakan mengalir bersamaan dengan derasnya air mata gadis berambut hitam kecokelatan itu.

Handphone di sebelahku berdering, kepunyaan Hermione yang ditinggalkannya begitu saja sesaat setelah panitia menemukan jasad Yuya.
Kudengar nada Harry yang begitu bergetar hebat merajut kata-kata memberiku informasi melalui handphone ini.

Ddeegg……
Linangan air mata kembali membasahi pipiku.

Kei dan Daiki……
Mereka tak tertolong……

Tuhan!! Kenapa kau ini?!! Tidakkah kau sudah teramat terlewat batas?!!



THE END……

*******************************

*****************

*****************

*****************


[Cerita Penutup]

Sosok anak laki-laki jangkung itu duduk seorang diri di teras rumah dengan lengan kanan yang menopang dagunya.
Tersirat mimik sedih di raut wajah anak itu. Beberapa kali digulirkannya kedua bola matanya memandang ke arah pintu gerbang – seakan menunggu seseorang memasuki gerbang itu dan segera menyapanya.

“Yuto, ayo makan dulu,” suara seorang wanita yang lebih tua dari anak laki-laki itu membuyarkan lamunan Yuto.
Gadis itu kembali melayangkan senyumnya yang kali ini diikuti tarikan ke lengan Yuto – memaksa Yuto mengikutinya ke dalam rumah. “Ayo makan dulu.”

“Ayo Yuto, makan dulu!!” ajakan serentak terlontar secara bersama dari semua pemilik mulut yang telah menunggu di meja makan.
Dua tubuh gadis balita mungil yang ada di meja makan itu berhasil membuat Yuto mengembangkan senyumnya

Mereka semua makan dengan riang. Canda dan tawa mengiringi suasana makan siang kali ini.

Pintu depan terbuka. Semua mata tertuju pada sosok mungil yang baru saja masuk dari pintu itu.
“Ryo-chan……. Jangan cepat-cepat larinya…….,” rengek seorang wanita yang baru saja memasuki pintu itu sesaat setelah sosok mungil itu tertawa riang mengejek sang wanita yang terengah-engah tak berhasil mengejarnya.

“Wei, Ryo-chan….. Ketangkap kau”

“Wua curang….. Paman Daiki menangkap Ryo dari belakang!! Tidak adil!!” oceh anak 5 tahun itu yang segera membuat penghuni yang lainnya tertawa….

“Ryo-chan?!” Yuto bergumam pelan tak percaya.
Sesaat suasana rumah jadi hening.
Yuto menatap lekat wajah bocah 5 tahun itu. Ia sedikit bingung akan hal yang baru saja dilihatnya…

“Yuto?!” suara seseorang yang baru saja masuk ke dalam rumah membuat Yuto segera mengalihkan pandangannya pada orang itu.
Orang yang begitu ia kenal….
Sahabat yang sedari tadi ditungguinya di teras rumah….

“Kenapa kau tak bilang kalau kau sudah kembali dari Amerika?!” pelukan dilayangkan Ryosuke pada sahabat yang sudah lama tak dijumpainya itu.

*****************

Yuto dan Ryosuke duduk berdua di teras. Hal yang sering mereka lakukan bersama saat masih duduk di bangku kelas 1 SMA dulu.
“Bukannya kau bilang ingin menikah di usia 25 tahun?! Sementara sekarang kau baru 24 tahun,” nada Yuto sedikit kesal.
“Kenapa? Kau cemburu ya?!” kesempatan yang bagus bagi Ryosuke untuk menggoda sahabatnya itu.

“Memangnya anak cowok boleh cemburu dengan anak cowok juga ya, to-san?!” suara mungil dari sosok kecil yang tiba-tiba telah terduduk di pangkuan Ryosuke entah sejak kapan itu, benar-benar berhasil membuat Yuto dan Ryosuke terloncat kaget.

Hihihi……
Tawa imut dari bibir kecil itupun terbalaskan oleh dua cubitan yang mendarat ringan di kedua pipi si malaikat kecil nan kawaii itu.

*****************

Kesedihan yang begitu mendalam yang dirasakan oleh beberapa orang 6 tahun yang lalu, kini telah terlupakan.
Ryosuke yang dulu sempat mengalami beban batin yang teramat perih akibat ditinggal oleh kakak-kakak yang disayanginya, hanya bisa membanting piala di tangannya – yang diraihnya dengan susah payah waktu itu.

Tapi semua tragedi itu telah murni terlupakan.
Kebaikan hati Dumbledore yang mengijinkan mereka menggunakan jam pemutar waktu untuk terakhir kalinya, membuat semua tragedi itu berubah menjadi kebahagiaan.

Hermione telah berhasil memberikan malaikat kecil pada Yuya. Begitu juga dengan Hinata yang sejak kejadian terakhir itu langsung menaruh hati pada Yabu.

Kei dan Daiki, kini tengah berguru pada Hikaru sensei untuk bisa menjadi playboy sejati. Profesi yang akan mereka tekuni sampai ada gadis yang berhasil meramaikan hati mereka yang masih sepi oleh cinta.

*****************

Sinar matahari siang ini menembus halus jendela rumah yang begitu megah ini.
Sebuah benda berkilau indah tersapu pantulan sinar sang mentari yang kali ini seakan riang mengajak berdendang mengiringi lantunan sebuah lagu Ai-ing Aishiteru yang tengah diputar menemani ketigabelas sosok yang tengah tidur bersama di ruang keluarga.
Tidur bersama dengan nyenyaknya……..

ビビっと愛が 愛が 全身走って
Bibitto ai ga ai ga zenshin hashitte
CLASH the love the love ran through my whole body

抱きしめたいよ 君を
Dakishimetaiyo kimi wo
I want to hug you

まるごと 愛を 愛を存分にどうぞ
Marugoto ai wo ai wo zonbun ni dozo
Take the whole love love as much as you want

君だけに 今すぐ
Kimi dake ni imasugu
Just for you right away

結ばれる 運命ってこういうの?
Musubareru unmeitte koiuno?
Is this what destined to be together is like?

んか分かるんだ
Nanka wakarunda
Somehow I know

(さあ) 想うまま 描いていこう
(Sa) Omoumama egaiteiko
(Now) Just draw it as you think of it

(そう) 未来まで‐アイシテル‐
(So) Miraimade aishiteru
(Yes) I love you up to the future


( んで) ふざけてばっか
(Nande) Fuzaketebakka
(Why) keep fooling around

( んで) 無口なシャイガール
(Nande) Mukuchi na shy girl
(Why) Silent shy girl

(接点) なんてなかった
(Setten) Nantenakatta
(Point of contact) We didn't have such things

(あの日の僕ら)イエーイ
(Us of that day) Yay!

いつも急に話をふったリアクション
Itsumo kyuuni hanashi wo futta reaction
That reaction (of yours) when I suddenly pass the talk to you

驚く顔 見たかった 見てたかった
Odoroku kao mitakatta mitetakatta
I wanted to see your surprised face, I wanted to keep watching it

今も(キラリ) 思い(出すよ)
Ima mo (kirari) omoi (dasuyo)
Even now (FLASH) Remember (A/N: the thing in the parenthesis is connected to the word before)

夕暮れ二人
Yuugure ni futari
The two of us when the sunsets

言葉(もなく) 優しい(風に)
Kotoba (monaku) Yasashii (kaze ni)
(Without) words Kind (wind)

触れるように手を握った
Sawareruyouni tewo nigitta
I grasped with my hand as if I can touch it

ココ口が愛で 愛で 満杯になって
Kokoroga ai de ai de mampai ni natte
My heart became full with the love the love

抱きしめたいよ 君を
Dakishimetaiyo kimi wo
I want to hug you

もぎたて 愛を 愛を 存分にどうぞ
Mogitate ai wo ai wo zonbun ni dozo
Take as much fresh love love as you want

君だけに 向かうよ
Kimidake ni mukauyo
I'll only face you

手を繋ぐ「温度」愛しいよ
Tewotsunagu "Ondo" itoshiiyo
I miss the "temperature" when we hold hands

絶対離さない
Zettai hanasanai
I definitely won't let you go

(さあ) 育ててこう 倍にして
(Sa) Sodatetekou bai ni shite
(Now) Let's double it and raise it together

(そう) 未来ごとアイシテル
(So) Miraigoto aishiteru
(Now) I love you including the future


像だけじゃ追いつかない(2人の未来)
Souzoudakeja oitsukana (futari no mirai)
(Our future) can't catch up just with imagination

予測不可能!
Yosokufukano!
Unpredictable!

むところ!
Nozomutokoro!
Bring it on!

「愛」 してるから
"Ai"shiterukara
Because I love you

愛で 愛で いっぱいになって
Aide aide ippai ni natte
I became full with love love

ビビっと愛が 愛が 全身走って
Bibitto ai ga ai ga zenshin hashitte
CLASH the love the love ran through my whole body

きしめたいよ 君を
Dakishimetaiyo kimi wo
I want to hug you

るごと 愛を 愛を存分にどうぞ
Marugoto ai wo ai wo zonbun ni dozo
Take the whole love love as much as you want

君だけに 今すぐ
Kimi dake ni imasugu
Just for you right away

結ばれる 運命ってこういうの?
Musubareru unmeitte koiuno?
Is this what destined to be together is like?

なんか分かるんだ
Nanka wakarunda
Somehow I know

(さあ) 想うまま 描いていこう
(Sa) Omoumama egaiteiko
(Now) Just draw it as you think of it

(そう) 未来までアイシテル
(So) Miraimade aishiteru
(Yes) I love you up to the future

コ口が愛で 愛で 満杯になって
Kokoroga ai de ai de mampai ni natte
My heart became full with the love the love

抱きしめたいよ 君を
Dakishimetaiyo kimi wo
I want to hug you

もぎたて 愛を 愛を 存分にどうぞ
Mogitate ai wo ai wo zonbun ni dozo
Take as much fresh love love as you want

君だけに 向かうよ
Kimidake ni mukauyo
I'll only face you

手を繋ぐ「温度」愛しいよ
Tewotsunagu "Ondo" itoshiiyo
I miss the "temperature" when we hold hands

絶対離さない
Zettai hanasanai
I definitely won't let you go

(さあ) 育ててこう 倍にして
(Sa) Sodatetekou bai ni shite
(Now) Let's double it and raise it together

(そう) 未来ごとアイシテル
(So) Miraigoto aishiteru
(Now) I love you including the future

Kilauan indah piala kejuaraan yang mereka dapatkan 6 tahun yang lalu, menambah indahnya pemandangan rumah di kala itu.
Piala yang begitu cantik berkilau indah di bawah sinar mentari, menemani tidur siang mereka yang teduh dengan aliran nada kebersamaan yang tertuang dalam lagu tersebut.



THE END OF CLOSING STORY
================

Semoga ending ini bisa memberikan kesan kepada readers, bahwa tak selamanya fanfiction Happy Ending itu kurang menarik.
Arigatou for Reading ^^

6 comments:

  1. KYAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA *teriak hiteris*
    -Kazuchan

    ReplyDelete
  2. Wuah, syukur oe hepi ending

    ReplyDelete
  3. uwaaa . . .
    Baguz fanficny (>^<)

    Bner2 happy ending , smpe nangis aq . .

    ReplyDelete
  4. *selesai baca*
    full of fantasy.. :D but, I like it!!
    baru kali ini baca cross story(?) yg melibatkan HSJ.. XD
    tapi.. jadi pingin tanya.. sejak kapan ujian di hutan kematiannya itu dimulai ya? O.o kok tiba-tiba Inoo udah terluka sih?? >.<

    ReplyDelete
    Replies
    1. wah, berarti kurang teliti yang baca ^^
      yah, kadang memang beberapa part di skip, but, arigatou for reading ^^

      Delete

Mohon komentar sahabat demi kemajuan blog ini.
Terima kasih ^^

Followers