Part sebelumnya:
“Yuya……………….,” teriakkan Kouta dengan suara
khasnya yang melengking tinggi masih bisa kudengar dengan jelas.
Aku masih sempat melihat wajah sahabatku
itu yang berusaha mengulurkan tangannya tuk meraihku – sesaat sebelum semuanya
menjadi gelap.
Kelam………
*****************
[Hermione’s POV]
“Yuya……..,” teriakkanku mengiringi langkah
kakiku yang berlari cepat ingin menyelamatkan Yuya – sebelum akhirnya Harry
dengan sigap menahanku dan menyuruhku tuk mencoba tenang.
Kupandangi kembali layar besar itu. Yabu
mengangkat bendera putihnya untuk Yuya. Panitia kejuaraan segera menelusuri
jurang itu tuk mencari keberadaan orang yang kukasihi – Yuya!!
Sementara di sampingku, Ryuu tengah
berusaha keras menahan Megumi yang sedari tadi ingin segera membawa Ryosuke
keluar dari Hutan Kematian yang mengerikan itu.
Aku bisa memahami perasaan Megumi – karena
aku juga merasakan apa yang ia rasakan.
Ryosuke….
Aku tak berani membayangkan andai anak itu
tak lagi bisa bertahan. Apa jadinya jika Yuya sampai kehilangannya lagi?!!
Bagi Yuya, anak itu lebih berharga
dibanding diriku. Yuya lebih menyayangi adiknya yang satu itu…
“Harry, aku tak apa. Kau tak perlu
mengkhawatirkanku. Tolong sekarang kau cek kabar terakhir dari Kei. Pastikan ia
baik-baik saja. Tolong ya……..,” tanpa memprotesku, Harry segera menaiki sapu
terbangnya menuju tempat dimana Kei tengah berada.
Perasaanku kali ini teramat gundah
memikirkan kabar Yuya yang sampai saat ini ku tahu panitia masih belum
menemukannya.
Di satu sisi, aku juga harus memikirkan
adik-adik dari kekasihku itu. Karena ku tahu, Yuya tak kan bisa hidup tanpa adik-adiknya.
Tuhan…….
Selamatkan mereka……
Jangan lagi kau pisahkan keluarga ini.
Aku memohon padamu, Tuhan……
Hanya tangisan yang menjadi saksi
kegundahan hatiku. Kumenangis layaknya anak gadis balita yang teramat takut
ditinggal satu-satunya anggota keluarga yang dimiliki.
Yuya masih belum ditemukan. Sementara di
layar yang lain, kulihat Daiki telah terluka parah di bagian lengan kanannya.
Luka yang begitu dalam akibat cakaran singa itu. Darah di lengannya mengucur
deras tak berbeda dengan kucuran air mataku saat ini.
Daiki…….
Aku merindukan saat-saat bisa bertengkar
denganmu…..
Aku benar-benar merindukan memandang
wajahmu yang sedang marah padaku.
Aku rindu…….
Pemandangan tak jauh beda terpampang pada
layar yang menunjukkan keberadaan anak bernama Yabu yang sudah tak lagi bisa
menopang badannya dengan kedua kaki yang telah terkoyak.
Namun,…….
Tatapan mata dengan kebencian yang teramat
mendalam membuatnya masih sempat-sempatnya menegakkan badan di atas kedua
kakinya itu.
Yabu-kun –
Ia menatap tajam ke arah dua bola mata
besar yang dimiliki oleh seekor beruang hitam yang telah membuat Yuya jatuh ke
jurang.
Berjuanglah……
Yabu-kun, berjuanglah!!
*****************
[Daiki’s POV]
“Aku tak boleh mati!! Aku harus menjaga
Ryo-chan!!” itulah pikiran yang senantiasa kucoba pateri kuat-kuat dalam otakku
– sedari tadi.
Aku harus kuat……
Singa bejat!! Jangan kau kira kau bisa
merobohkanku dengan mudah.
Kuraih sesuatu dari saku celanaku dengan
tangan kiriku. Tangan kananku ini mungkin sudah tak kan lagi bisa kugunakan tuk selamanya. Tapi
aku tak peduli!! Aku harus menjaga adikku!! Menjaga baik-baik satu-satunya adik
yang kumiliki – Ryosuke.
“Uhuk…. Uhuk…..,” suara batuk bagai
tercekat barusan sedikit membuat senyumku mengembang.
Ryo-chan – adikku – sudah kembali menunjukkan
tanda-tanda kehidupannya.
Ryosuke….. Kau benar-benar adikku yang
paling kuat!!
Segera kualihkan kembali pandanganku pada
sosok singa yang telah meloncat ganas ke arahku. Ditubrukkan tubuhku dengan
hantaman yang begitu keras membuatku tersungkur dengan tubuhku yang telah
sempurna berada dicengkeraman singa itu.
Dadaku terinjak begitu kuat…….
Nafasku terasa teramat berat…….
Singa itu mengaung kuat dengan nada
kemenangannya.
Kugerakkan tangan kiriku dengan kuat
menusukkan pena yang kuambil dari sakuku tadi – tepat di mata kiri singa itu.
Hewan besar itupun segera mengeram,
melepaskan cengkeramannya dari tubuhku.
Kusegerakan tubuhku tuk berdiri lagi.
Harus bisa…….
Aku harus bisa memanfaatkan kesempatan
ini!!
Rintik air hujan turun membasahi bumi yang
tengah kupijak ini. Matahari sudah tak lagi menampakkan karisma senyumnya di
siang yang terasa bagai senja.
Tetesan pertama membasahi pipiku dengan
teramat lembut. Disusul jutaan tetes berikutnya yang kini telah mengundang
petir untuk menemani hujan lebat yang datang tiba-tiba membuat tubuhku teramat
sakit terkena tetesan-tetesan yang tak ubahnya bagai benda-benda padat yang
menimpa tubuhku.
Singa buas yang sedari tadi menyerangku….
Yang beberapa saat lalu tlah melukai
saudaraku…. Terbaring tanpa nyawa di bawah injakan kakiku.
Kei, lihatlah!!
Ini untukmu….
Satu senyum terakhirku mengiringi robohnya
tubuhku.
Ryo-chan….. Maaf tak bisa menemanimu
berjuang hingga finish.
Maaf……..
*****************
[Ryosuke’s POV]
Kuberjalan, terhuyung, terjatuh berulang
kali, menjelajahi hutan ini seorang diri.
Pertama kak Kei……
Kini kak Daiki sudah tak lagi menemaniku.
Aliran air mataku mengiringi langkah yang
terasa teramat berat ini. Kutertatih-tatih sambil berulang kali menghapus air
mata yang telah menyatu dengan derasnya air hujan yang tlah membasahi sekujur
tubuhku.
Langit kelam di atas sana …….
Petir dan guntur yang saling bersahutan menyatu dalam
badai….
Tak ubahnya seperti perasaanku yang menyatu
antara duka dan semangat tuk berjuang kali ini.
Mengingat pengorbanan dua orang kakakku
membuatku tak boleh menyerah sekarang.
Badai ini tak bisa menghentikanku…..
Tidak boleh!!!
Tubuhku tlah sempurna terbaring di genangan
air hujan ini. Mataku sudah tak lagi bisa terfokus pada sudut arah yang kutuju.
Buram….. Pusing…..
Sesosok pria tinggi mengulurkan tangannya
padaku. Pandangan buram ini membuatku tak bisa melihat wajah orang itu.
Benar-benar buram…..
Sesaat kemudian tangisku terpecah hebat.
Kuraih tangan itu dan akupun segera memeluk erat tubuh jangkung di hadapanku
ini.
Ia segera menggendongku di punggungnya.
Punggung yang begitu hangat di bawah rintikan hujan yang teramat dingin ini.
Aku begitu nyaman berada di punggungnya – punggung kak Yuya…..
[Yabu’s POV]
Sakit……
Kaki ini begitu sakit…...
Aku tak boleh menangis. Aku harus kuat
karena aku adalah seorang pria. Harus kuat!!
Demi Yuya, aku harus berjuang sampai akhir.
Jika harus jujur, hatiku teramat sakit
karena tak bisa menjaga sahabatku itu. Tapi…..
Tubuh mungil di punggungku ini membuatku
harus tetap bertahan. Andaipun ku belum bisa menjaga Yuya dengan maksimal, aku
harus bisa menjaga adiknya.
Harus bisa!!
Kali ini aku tak ingin lagi mengulang
kesalahan yang sama……
Langkahku terhenti.
Kakiku teramat sakit – tapi bukan itu yang
membuatku menghentikan langkahku.
Sesosok gadis yang tengah merintih
kesakitan dengan sebuah batu yang begitu besar menindih kakinya, memberikanku
sebuah pemandangan yang tragis…
Bekas longsoran tanah tertata tak beraturan
di sekitar tubuh itu. Kualihkan pandanganku pada bukit di atas kami. Ada kemungkinan bukit itu
akan longsor lagi karena hujan lebat yang tak kunjung berhenti ini. Pastilah
tubuh gadis itu akan tertimbun sempurna oleh longsoran jika aku tak segera
menolongnya.
Kuletakkan tubuh mungil Ryosuke di bawah
pohon rindang di sebelahku.
“Kakak, jangan pergi!!” suara itu sempat terlontar
dari dua sisi bibir adik sahabatku itu.
Akupun hanya bisa melayangkan senyumku
padanya dan sedikit membelai lembut rambutnya sebelum akhirnya kuterpaksa harus
berjalan meninggalkan tubuh mungilnya yang terbaring tak berdaya.
Ku ambil posisi jongkok di sebelah gadis
itu. “Jangan takut!! Semua akan baik-baik saja,” kataku pada gadis yang kukenal
memiliki marga Hyuga itu dan akupun segera mendorong batu di atas kaki gadis
itu.
Mendorongnya sekuat tenagaku…..
Sampai akhirnya kusadari, semua sia-sia…..
“Bruukk bruukk bruukk…….”
Ku tak tahu lagi apa yang terjadi.
Longsoran tanah itu menimbun sempurna tubuh kami berdua.
Gelap……
Teramat sesak……
Beberapa saat setelahnya, sebuah cahaya
menghampiriku.
Yuya………
Kau kah itu?!
*****************
[Megumi’s POV]
Ledakan tangis terdengar begitu menyayat
hatiku. Tangisan miris dari sosok gadis yang beberapa saat lalu ada di
sebelahku – Hermione.
Kupandangi gadis yang kini sudah beberapa
belas meter berada jauh di sana
memeluk erat tubuh orang yang begitu dicintainya.
Yuya……. Ia sudah tak lagi bernyawa…….
Erangan tangis dan teriakan mengalir
bersamaan dengan derasnya air mata gadis berambut hitam kecokelatan itu.
Handphone di sebelahku berdering, kepunyaan
Hermione yang ditinggalkannya begitu saja sesaat setelah panitia menemukan
jasad Yuya.
Kudengar nada Harry yang begitu bergetar
hebat merajut kata-kata memberiku informasi melalui handphone ini.
Ddeegg……
Linangan air mata kembali membasahi pipiku.
Kei dan Daiki……
Mereka tak tertolong……
Tuhan!! Kenapa kau ini?!! Tidakkah kau
sudah teramat terlewat batas?!!
THE END……
*******************************
*****************
*****************
*****************
[Cerita Penutup]
Sosok anak laki-laki jangkung itu duduk
seorang diri di teras rumah dengan lengan kanan yang menopang dagunya.
Tersirat mimik sedih di raut wajah anak
itu. Beberapa kali digulirkannya kedua bola matanya memandang ke arah pintu
gerbang – seakan menunggu seseorang memasuki gerbang itu dan segera menyapanya.
“Yuto, ayo makan dulu,” suara seorang wanita
yang lebih tua dari anak laki-laki itu membuyarkan lamunan Yuto.
Gadis itu kembali melayangkan senyumnya yang
kali ini diikuti tarikan ke lengan Yuto – memaksa Yuto mengikutinya ke dalam
rumah. “Ayo makan dulu.”
“Ayo Yuto, makan dulu!!” ajakan serentak
terlontar secara bersama dari semua pemilik mulut yang telah menunggu di meja
makan.
Dua tubuh gadis balita mungil yang ada di
meja makan itu berhasil membuat Yuto mengembangkan senyumnya
Mereka semua makan dengan riang. Canda dan
tawa mengiringi suasana makan siang kali ini.
Pintu depan terbuka. Semua mata tertuju
pada sosok mungil yang baru saja masuk dari pintu itu.
“Ryo-chan……. Jangan cepat-cepat
larinya…….,” rengek seorang wanita yang baru saja memasuki pintu itu sesaat
setelah sosok mungil itu tertawa riang mengejek sang wanita yang terengah-engah
tak berhasil mengejarnya.
“Wei, Ryo-chan….. Ketangkap kau”
“Wua curang….. Paman Daiki menangkap Ryo
dari belakang!! Tidak adil!!” oceh anak 5 tahun itu yang segera membuat
penghuni yang lainnya tertawa….
“Ryo-chan?!” Yuto bergumam pelan tak
percaya.
Sesaat suasana rumah jadi hening.
Yuto menatap lekat wajah bocah 5 tahun itu.
Ia sedikit bingung akan hal yang baru saja dilihatnya…
“Yuto?!” suara seseorang yang baru saja
masuk ke dalam rumah membuat Yuto segera mengalihkan pandangannya pada orang
itu.
Orang yang begitu ia kenal….
Sahabat yang sedari tadi ditungguinya di
teras rumah….
“Kenapa kau tak bilang kalau kau sudah
kembali dari Amerika?!” pelukan dilayangkan Ryosuke pada sahabat yang sudah
lama tak dijumpainya itu.
*****************
Yuto dan Ryosuke duduk berdua di teras. Hal
yang sering mereka lakukan bersama saat masih duduk di bangku kelas 1 SMA dulu.
“Bukannya kau bilang ingin menikah di usia
25 tahun?! Sementara sekarang kau baru 24 tahun,” nada Yuto sedikit kesal.
“Kenapa? Kau cemburu ya?!” kesempatan yang
bagus bagi Ryosuke untuk menggoda sahabatnya itu.
“Memangnya anak cowok boleh cemburu dengan
anak cowok juga ya, to-san?!” suara mungil dari sosok kecil yang tiba-tiba
telah terduduk di pangkuan Ryosuke entah sejak kapan itu, benar-benar berhasil
membuat Yuto dan Ryosuke terloncat kaget.
Hihihi……
Tawa imut dari bibir kecil itupun
terbalaskan oleh dua cubitan yang mendarat ringan di kedua pipi si malaikat
kecil nan kawaii itu.
*****************
Kesedihan yang begitu mendalam yang
dirasakan oleh beberapa orang 6 tahun yang lalu, kini telah terlupakan.
Ryosuke yang dulu sempat mengalami beban
batin yang teramat perih akibat ditinggal oleh kakak-kakak yang disayanginya,
hanya bisa membanting piala di tangannya – yang diraihnya dengan susah payah
waktu itu.
Tapi semua tragedi itu telah murni
terlupakan.
Kebaikan hati Dumbledore yang mengijinkan
mereka menggunakan jam pemutar waktu untuk terakhir kalinya, membuat semua
tragedi itu berubah menjadi kebahagiaan.
Hermione telah berhasil memberikan malaikat
kecil pada Yuya. Begitu juga dengan Hinata yang sejak kejadian terakhir itu
langsung menaruh hati pada Yabu.
Kei dan Daiki, kini tengah berguru pada
Hikaru sensei untuk bisa menjadi playboy sejati. Profesi yang akan mereka
tekuni sampai ada gadis yang berhasil meramaikan hati mereka yang masih sepi
oleh cinta.
*****************
Sinar matahari siang ini menembus halus
jendela rumah yang begitu megah ini.
Sebuah benda berkilau indah tersapu
pantulan sinar sang mentari yang kali ini seakan riang mengajak berdendang mengiringi
lantunan sebuah lagu Ai-ing Aishiteru yang tengah diputar menemani ketigabelas
sosok yang tengah tidur bersama di ruang keluarga.
Tidur bersama dengan nyenyaknya……..
ビビっと愛が 愛が 全身走って
Bibitto ai ga ai ga
zenshin hashitte
CLASH the love the
love ran through my whole body
抱きしめたいよ 君を
Dakishimetaiyo kimi wo
I want to hug you
まるごと 愛を 愛を存分にどうぞ
Marugoto ai wo ai wo zonbun
ni dozo
Take the whole love
love as much as you want
君だけに 今すぐ
Kimi dake ni imasugu
Just for you right
away
結ばれる 運命ってこういうの?
Musubareru unmeitte
koiuno?
Is this what destined
to be together is like?
な んか分かるんだ
Nanka wakarunda
Somehow I know
(さあ) 想うまま 描いていこう
(Sa) Omoumama
egaiteiko
(Now) Just draw it as
you think of it
(そう) 未来まで‐アイシテル‐
(So) Miraimade
aishiteru
(Yes) I love you up to
the future
(な んで) ふざけてばっか
(Nande) Fuzaketebakka
(Why) keep fooling
around
(な
んで) 無口なシャイガール
(Nande) Mukuchi na shy
girl
(Why) Silent shy girl
(接点) なんてなかった
(Setten) Nantenakatta
(Point of contact) We
didn't have such things
(あの日の僕ら)イエーイ
(Us of that day) Yay!
いつも急に話をふったリアクション
Itsumo kyuuni hanashi
wo futta reaction
That reaction (of
yours) when I suddenly pass the talk to you
驚く顔 見たかった 見てたかった
Odoroku kao mitakatta
mitetakatta
I wanted to see your
surprised face, I wanted to keep watching it
今も(キラリ) 思い(出すよ)
Ima mo (kirari) omoi
(dasuyo)
Even now (FLASH)
Remember (A/N: the thing in the parenthesis is connected to the word before)
夕暮れ二人
Yuugure ni futari
The two of us when the
sunsets
言葉(もなく) 優しい(風に)
Kotoba (monaku)
Yasashii (kaze ni)
(Without) words Kind
(wind)
触れるように手を握った
Sawareruyouni tewo
nigitta
I grasped with my hand
as if I can touch it
ココ口が愛で 愛で 満杯になって
Kokoroga ai de ai de
mampai ni natte
My heart became full
with the love the love
抱きしめたいよ 君を
Dakishimetaiyo kimi wo
I want to hug you
もぎたて 愛を 愛を 存分にどうぞ
Mogitate ai wo ai wo
zonbun ni dozo
Take as much fresh
love love as you want
君だけに 向かうよ
Kimidake ni mukauyo
I'll only face you
手を繋ぐ「温度」愛しいよ
Tewotsunagu
"Ondo" itoshiiyo
I miss the
"temperature" when we hold hands
絶対離さない
Zettai hanasanai
I definitely won't let
you go
(さあ) 育ててこう 倍にして
(Sa) Sodatetekou bai
ni shite
(Now) Let's double it
and raise it together
(そう) 未来ごと‐アイシテル‐
(So) Miraigoto
aishiteru
(Now) I love you
including the future
想 像だけじゃ追いつかない(2人の未来)
Souzoudakeja oitsukana
(futari no mirai)
(Our future) can't
catch up just with imagination
予測不可能!
Yosokufukano!
Unpredictable!
臨 むところ!
Nozomutokoro!
Bring it on!
「愛」 してるから
"Ai"shiterukara
Because I love you
愛で 愛で いっぱいになって
Aide aide ippai ni
natte
I became full with
love love
ビビっと愛が 愛が 全身走って
Bibitto ai ga ai ga
zenshin hashitte
CLASH the love the
love ran through my whole body
抱 きしめたいよ 君を
Dakishimetaiyo kimi wo
I want to hug you
ま るごと 愛を 愛を存分にどうぞ
Marugoto ai wo ai wo
zonbun ni dozo
Take the whole love
love as much as you want
君だけに 今すぐ
Kimi dake ni imasugu
Just for you right
away
結ばれる 運命ってこういうの?
Musubareru unmeitte
koiuno?
Is this what destined
to be together is like?
なんか分かるんだ
Nanka wakarunda
Somehow I know
(さあ) 想うまま 描いていこう
(Sa) Omoumama
egaiteiko
(Now) Just draw it as
you think of it
(そう) 未来まで‐アイシテル‐
(So) Miraimade
aishiteru
(Yes) I love you up to
the future
コ コ口が愛で 愛で 満杯になって
Kokoroga ai de ai de
mampai ni natte
My heart became full
with the love the love
抱きしめたいよ 君を
Dakishimetaiyo kimi wo
I want to hug you
もぎたて 愛を 愛を 存分にどうぞ
Mogitate ai wo ai wo
zonbun ni dozo
Take as much fresh
love love as you want
君だけに 向かうよ
Kimidake ni mukauyo
I'll only face you
手を繋ぐ「温度」愛しいよ
Tewotsunagu
"Ondo" itoshiiyo
I miss the
"temperature" when we hold hands
絶対離さない
Zettai hanasanai
I definitely won't let
you go
(さあ) 育ててこう 倍にして
(Sa) Sodatetekou bai
ni shite
(Now) Let's double it
and raise it together
(そう) 未来ごと‐アイシテル‐
(So) Miraigoto
aishiteru
(Now)
I love you including the future
Kilauan indah piala kejuaraan yang mereka
dapatkan 6 tahun yang lalu, menambah indahnya pemandangan rumah di kala itu.
Piala yang begitu cantik berkilau indah di
bawah sinar mentari, menemani tidur siang mereka yang teduh dengan aliran nada kebersamaan
yang tertuang dalam lagu tersebut.
THE END OF CLOSING STORY
================
Semoga ending ini bisa memberikan kesan
kepada readers, bahwa tak selamanya fanfiction Happy Ending itu kurang menarik.
Arigatou for Reading ^^
KYAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA *teriak hiteris*
ReplyDelete-Kazuchan
Wuah, syukur oe hepi ending
ReplyDeleteuwaaa . . .
ReplyDeleteBaguz fanficny (>^<)
Bner2 happy ending , smpe nangis aq . .
Makasih dah mampir n komen ^^
Delete*selesai baca*
ReplyDeletefull of fantasy.. :D but, I like it!!
baru kali ini baca cross story(?) yg melibatkan HSJ.. XD
tapi.. jadi pingin tanya.. sejak kapan ujian di hutan kematiannya itu dimulai ya? O.o kok tiba-tiba Inoo udah terluka sih?? >.<
wah, berarti kurang teliti yang baca ^^
Deleteyah, kadang memang beberapa part di skip, but, arigatou for reading ^^