Monday, 7 May 2012

Hey! Say! Jump Fanfiction - Crazy Competition Part 27


[Daiki’s POV]
Aku mendengar juri mengumumkan bahwa Yuya adalah pemenangnya. Biarpun aku sedikit terkejut dengan kejadian di arena tadi, tapi aku senang kami berhasil menang.

“Dengan begini permainan akan lebih seru” kata Sasuke yang tiba-tiba sudah berdiri di belakangku.
“Jangan-jangan………” responku atas kalimat Sasuke tadi tapi aku tak melanjutkan kalimatku itu karena aku yakin Sasuke sudah tahu apa yang mau kukatakan.
“Ya. Kami memang sengaja mengalah di pertandingan hari ini. Aku yang telah menyuruh Neji tuk memanipulasi pertandingan agar kalian menang” jawaban yang sudah kuduga keluar dari mulut anak itu.

“Semoga kalian tak kan menyesal karena telah mengalah pada kami hari ini” suara Ryo-chan membuatku dan Sasuke menoleh padanya.
“Wajahmu pucat! Kau sakit ya?” tanya Sasuke pada adikku itu.
“Besok adalah pertandingan terakhir. Jagalah kesehatanmu baik-baik agar esok kalian tak mengecewakanku” tambahnya sambil melangkahkan kakinya meninggalkan kami.

*****************

[Kei’s POV]
“Juri bilang esok kita wajib mewakilkan 5 orang tuk pertandingan terakhir, tapi kita cuma berempat. Gimana ni, kak?” tanyaku pada kak Yuya yang tengah menyiapkan makan siang dibantu Megumi.
“Tenang-tenang…… ada aku……” kata Hikaru yang baru saja nimbrung dan memotong pembicaraan.
“Kalian lupa ya… Kamikan sudah pindah ke universitas kalian” sambung Yabu sambil menepuk pundakku dari samping.
“Eh?!” aku sedikit kaget dengan kata-kata mereka berdua. Aku benar-benar lupa kalau mereka berdua sudah pindah ke universitas kami.


“Jadi sudah tak da masalah lagi. Pilih saja salah satu dari mereka” kata kak Yuya sambil menuang tumis ke piring.

“Eh, aku saja” kata Hikka.
“Jangan!! Hikka masih suka ngompol kalau ketakutan!! Lebih baik aku saja!!” pinta Yabu-kun.
“Kau itu ketuaan, Kou-chan” olok Hikaru.
“Aku ini cuma 11 bulan lebih tua darimu” balas Yabu sambil menjitak kepala Hikka.
“Wei, beraninya jitak kepalaku!!” Hikka balas menjitak Yabu.
Akhirnya mereka berdua malah ribut sendiri……

Aku risih mendengar pertengkaran mereka. Tapi tiba-tiba kulihat Daiki berlari dari lantai atas dengan buru-buru. Dasar anak itu…… Pasti hidungnya itu sudah mencium bau makanan yang tengah disiapkan ini. Tapi anggapanku itu langsung pudar saat kulihat wajahnya yang terlihat begitu panik.

“Yuya, Kei!! Ryo-chan hilang. Ia tak ada di kamarnya!!” kata Daiki dengan begitu panik.

*****************

[Ryosuke’s POV]
“Kenapa kau bawa aku kesini?” tanyaku pada Hinata yang tadi memaksaku ikut dengannya.
“Aku tu benar-benar menyukaimu. Kau harus jadi milikku” jawabnya penuh antusias.
“Memangnya apa yang kau suka dariku?” responku dengan wajah sedikit malas meladeni gadis ini.
“Bukannya kau suka Naruto?” tambahku.
“Naruto tu hanya punya semangat…… Tapi kau lebih semangat darinya. Selain itu kau juga jauh lebih tampan dan pandai. Juga berkarisma dan penuh talenta” jelasnya dengan bersemangat.

Aku tak tahu apa yang harus kukatakan pada gadis ini. Harusnya ia sudah paham dengan penjelasanku tadi pagi kalau aku tak mungkin menjadi pacarnya.
Lagipula sekarang aku benar-benar merasa pusing dan sedang ingin tidur…..

“Bisakah tolong kita bahas hal ini lain kali saja?” pintaku padanya.
“Kamu sedang sakit, kah? Wajahmu pucat” katanya sambil mengulurkan tangan hendak memegang dahiku.
Aku segera menepis tangannya lembut.
“Aku mohon, tolong hormati keputusanku. Aku tak mungkin mencintaimu sekarang. Karena sudah ada wanita lain di hatiku” aku coba menjelaskan padanya sekali lagi.

“Ryo-chan…..” tiba-tiba kudengar Megumi memanggilku dan ia segera berlari ke arahku.
“Ya Tuhan, sepertinya kau benar-benar sakit. Lihat wajahmu sekarang!!” tambahnya sambil memegang wajahku.
“Aku hanya butuh istirahat” kataku padanya sambil mengembangkan senyumku.

“Bagaimana kau tahu aku di sini?” tanyaku pada Megumi.
“Kau lupa ya, aku kan detective. Lagipula, kita kan punya ikatan batin” jawabnya sambil tersenyum manis dan akupun segera membalas senyumnya itu.

“Woe…… Jangan bermesraan di depanku!!” teriak Hinata mengagetkan kami berdua.

“Eh, neng Hinata di sini juga rupanya” kata kak Daiki yang baru saja datang sambil mengembangkan senyum bodohnya.
“Kau ini apa-apaan sih?! Aku itu tidak suka padamu!!” bentak Hinata pada kak Daiki.

Kak Daiki terlihat sedih atas kata-kata Hinata barusan. Ia tertunduk lesu dengan aura yang begitu kelam……


[Daiki’s POV]
“Tolong jangan bicara seperti itu pada kak Daiki. Hargailah perasaannya biarpun hanya sedikit” kudengar Ryo membelaku.
“Menghargai perasaannya?! Aku tidak salah dengar?! Kau saja tak menghargai perasaanku padamu” respon Hinata yang membuat Ryosuke langsung terdiam.

“Dai-chan, Ryo-chan, ayo kita pulang” kata Kei yang terlihat tengah berjalan bersama Yuya, Yabu, dan Hikka ke arah kami.

“Kalian tak boleh membawa pergi Ryosuke!! Tinggalkan ia berdua denganku!!” teriak Hinata yang terlihat marah.

“Megumi, malam ini kita jalan-jalan ke pasar malam yuk!! Kita belum pernah jalan berdua sebelumnya kan?” ajak Ryosuke pada Megumi tanpa mempedulikan omongan Hinata barusan.
“Ah, Ryo-chan…… Kau so sweet……” respon Megumi malu-malu sambil menempelkan kepalanya di badan adikku itu.
“Kita jalan sekarang yuk…….” ajak adikku itu yang langsung berjalan berdua dengan Megumi meninggalkan kami.

“Woee….. Ryo sayang….. Kenapa kau lakukan ini padaku?!” teriak Hinata dengan wajah cengeng.

“Hinata!! Adikku itu orang yang sangat teguh pada pendiriannya!! Mending kau sama aku. Aku cuma kalah tipis ma ketampanan adikku itu. Cuma tipis kok!!” kataku penuh pengharapan berharap Hinata akan merespon positif.

“Pulang yuk Kei!!” ajak kak Yuya dan Keipun segera mengikutinya. Begitu juga dengan Yabu dan Hikaru.
Kini tinggal diriku berdua dengan Hinata.

“Sampai kapanpun adikku tak kan bisa mencintaimu. Bahkan Sakura yang rela mati demi dia pun tak menggoyahkan sedikitpun perasaan cintanya pada Megumi. Kau sudah tak ada harapan, Hinata!!” terangku padanya.
Kulihat ia menatapku tajam.
“Kau juga sudah tak da harapan!! Karena aku tak mungkin mencintaimu!!” respon Hinata sambil berjalan meninggalkanku sendirian di tempat sepi ini.
“Hiks….. Kenapa perjuangan cintaku begitu berat?!” batinku menangis tersedu-sedu dalam hati.


[Yuya’s POV]
“Aku mau menyusul Dai-chan dulu, kak” kata Kei padaku dan iapun segera melangkahkan kakinya ke arah pintu keluar.
Tapi ternyata Daiki sudah kembali sebelum sempat Kei keluar rumah. Kulihat wajah adikku itu begitu murung.

“Patah hati ya Dai-chan?!” pertanyaan Kei yang aku yakin pastinya langsung mengena di lubuk hati Daiki yang paling dalam.
Tapi Daiki tak merespon apapun dan langsung berjalan naik ke kamarnya.

“Kau tak makan dulu, Daiki?” teriakku pada adikku itu tapi ia tak merespon.
Ada ketupat kesukaanmu nie……..” tambah Kei berharap Daiki akan meresponnya.
“Sejak kapan Daiki suka ketupat!!” responku manyun sambil menjitak kepala adikku ini.

“Sini kak, bagian Daiki. Biar aku yang mengantarkannya ke kamar dan membujuknya tuk makan” kata Kei sambil mengulurkan tangannya.
Akupun segera menyiapkan sepiring nasi penuh lauk pauk dan segelas besar jus jeruk.
“Tolong bujuk dia ya!” kataku pada Kei dan Keipun mengangguk paham.
Diantara adik-adikku, Keilah yang paling normal. Syukurlah masih ada yang normal di antara mereka bertiga……

“Ryo-chan tadi kemana, kak?!” tanya Hikka yang baru saja selesai nonton TV.
“Bukannya ia harus istirahat dulu, kak?!” tambahnya yang membuatku ingat kalau Ryo-chan sedang kurang enak badan hari ini.
“Udah… Biar aku saja yang mencarinya” responnya sebelum sempat ku keluarkan kata-kata.
Akupun segera memasang senyum pada teman Kei itu dan iapun segera keluar mencari adik bungsuku yang harusnya tak main-main keluar dulu dengan badannya yang demam seperti itu.

Aku senang dengan Hikaru. Ia selalu sopan di hadapanku. Apalagi ia begitu dekat dengan adik-adikku dan aku sangat suka dengan sifatnya yang selalu bisa membuat orang lain tertawa. Syukurlah anak itu kini tinggal di rumah ini. Semoga suasana rumah ini jadi semakin ramai……

*****************

[Megumi’s POV]
Ini pertama kalinya aku jalan berdua dengan Ryosuke. Biarpun aku tahu ia sedang kurang enak badan, tapi ia selalu bisa meyakinkanku bahwa ia sehat-sehat saja.

“Ryo-chan…… ayo naik jet coaster itu…….” pintaku sambil merengek-rengek padanya.
“Nani?! Jangan yang itu lah….. Kita makan saja dulu” responnya sambil tersenyum.
“Ayolah……..” rengekku sekali lagi kali ini kukeluarkan jurus mata berkaca-kacaku……
“Iyalah…..” finally jawaban itu keluar juga dari mulut Ryo-chan.
“Yatta, Yatta!!” responku girang sambil segera menarik lengan Ryosuke ke arah jet coaster itu.

Kami berdua duduk paling depan bersiap-siap tuk segera meluncur bersama jet ini.

“Dia pacarmu ya?!” tanya seorang gadis yang duduk di belakangku.
“Iya!!” Ryosuke segera menyerobot pertanyaan itu dengan memasang senyum hipnotisnya.
“Kyaaa……..” gadis itupun langsung menjerit histeris dengan wajah yang benar-benar merah padam.
“Kok kamu gitu sih, yank?!” tanya seorang anak laki-laki yang duduk di samping gadis itu dan sepertinya mereka berdua adalah sepasang kekasih.
“Kau beruntung mendapat pacar sekeren dia……” bisik gadis itu padaku dan akupun hanya bisa tersenyum kecil.

Jet coaster ini mulai bergerak secara perlahan namun pasti menuju kecepatan maksimumnya.
Aku mulai tegang sejak awal benda ini bergerak…….
“Jangan takut…… Ada aku” kata Ryosuke sambil tersenyum ke arahku. Aku sangat menyukai senyumannya itu. Senyum itu benar-benar menenangkan hatiku. Aku berharap ia akan tersenyum seperti itu terus sampai benda ini berhenti meluncur.
Tapi dibalik senyumnya itu, kulihat wajahnya yang semakin memucat.

“Ryo-chan…..” tanganku menggenggam tangan Ryosuke yang begitu dingin.
“Aku benar-benar takut dengan ketinggian” katanya dengan nada bergetar masih mencoba tetap memasang senyumnya.
“Nani?! Kau takut ketinggian?!” responku tak percaya.
Aku mengira sakitnya semakin parah karena wajahnya yang pucat itu. Tapi ternyata, itu karena ia teramat takut dengan ketinggian.
“Bertahanlah….. Sebentar lagi jet coaster ini akan berhenti” kataku menenangkannya.
Lho lho….. Kok malah jadi aku yang menenangkan Ryosuke ya?! Padahal dari awal ia yang selalu sok menenangkanku. Uh…. Dasar Ryo-chan……

Tiba-tiba perhatian kami tertuju pada sesosok manusia yang berdiri terbalik di atas lintasan jet coaster yang di atas sana. Jet ini bergerak menuju arah sosok itu. Dekat….. dan semakin dekat……
Kami bisa melihat jelas sosok itu dan mengenalinya sebagai Hinata.

“Apa yang ia lakukan di sana?!” kataku dengan nada panik karena ku takut jet ini akan menabraknya.

“Wooeee…….. Apaan tu……..” teriak anak lelaki di belakang kami.
Seketika terdengar suara panik dari para penumpang lainnya.

“Tuhan……..!! Apa yang akan dilakukan gadis itu?!...............”

Bersamaan dengan rasa panikku ini, kulihat Ryo-chan sudah mulai muntah-muntah…….
“Ya Tuhan……. Lindungi kami……..” doaku dalam hati sambil menepuk-nepuk punggung Ryo-chan tapi mataku masih memandang lekat pada sosok Hinata yang terlihat menatap kami berdua dengan tatapan yang terkesan ingin menyakiti kami……



To Be Continue………..

*******************************

No comments:

Post a Comment

Mohon komentar sahabat demi kemajuan blog ini.
Terima kasih ^^

Followers