Monday 7 May 2012

Hey! Say! Jump Fanfiction - Crazy Competition Part 26


[Yuya’s POV]
Aku segera meraih lengan Ryosuke dan meletakkan kepalanya di pangkuanku.

“Ryo-chan!! Bangun!! Gomen ne….. Aku tak kan lagi meninggalkanmu. Jadi buka matamu!!” rengek Megumi sambil menangis terisak-isak.
“Kau tak bohong kan, Meg?!” kata Ryosuke yang langsung bangun dan memegang kedua pundak pacarnya itu dengan tiba-tiba.

Sesaat suasana menjadi hening. Tak ada sedikitpun suara. Empat pasang mata kini menatap tajam ke arah adik bungsuku itu.
Kulihat ia terlihat bingung memandangi kami bergantian dengan wajah paniknya.

Detik pertama
.
.
Detik kedua
.
.
Detik ketiga
.
.
“Kyaa……. Gomen…….” teriaknya yang langsung berlari tunggang langgang karena menyadari dirinya dalam bahaya jika tak segera menjauh dari kami.
Tepat dengan apa yang ia simpulkan, aku dan kedua adikku segera berlari mengejarnya hendak menghajar adik kami itu karena berani-beraninya berbohong seperti itu di depan kami.
Harusnya ia tahu kalau ia tak boleh melakukan itu mengingat kami sudah dua kali kehilangan dirinya.

*****************

[Hikaru’s POV]
“Adududududuh….. Pelan-pelan….. Itai yo!!” rintih Ryo-chan sambil memegangi luka di wajahnya.
“Makanya jangan suka macam-macam dengan kakak-kakakmu itu” kata Kota yang baru saja duduk di sisi Ryo-chan yang lain sambil membawakan kapas dan perban.

“Ugh… Kakak macam apa mereka?! Masa adik sendiri dipukuli sampai babak belur seperti ini?! Malah pada gak mau ngobatin pula. Ckckck…….” oceh Ryosuke sambil mengerutkan keningnya.
“Udah!! Aku mau tidur!!” tambahnya yang langsung melangkahkan kaki ke kamarnya.
“Wei… aku belum selesai mengobati lukamu…” teriakku tapi sepertinya ia tak menghiraukanku.


“Hm… keluarga yang sulit dipahami” kata Kou-chan sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
Akupun hanya bisa duduk di sampingnya sambil menyalakan TV dan menontonnya berdua dengan Kota. Tapi aku kepikiran dengan adik temanku itu. Ryosuke…. Dulu ia masih sangat pendek waktu aku pertama kali mengenalnya. Saat itu ia kelas 4 SD dan aku kelas 1 SMP.
Sejak pertama bertemu dengan ia dulu, aku benar-benar menyukainya. Sayang ia tak terlahir jadi adikku.

“Ngapain ngelamun terus?” tanya Kota mengagetkanku dan membuyarkan lamunanku.
“Bentar! Aku mau ke kamar anak itu dulu. Paling tidak aku ingin mengobati lukanya tadi” kataku pada Kota dan akupun segera menyusul Ryosuke ke kamarnya. Aku baru ingat kalau anak itu sering sakit-sakitan hanya karena luka luar. Seperti saat kubuat ia jatuh dan terluka di lutut kanannya dulu yang akhirnya membuat semua orang di rumah ini menjaga anak itu semalaman karena demam.

*****************

[Daiki’s POV]
“Kkrriiingg………” bunyi jam weaker di sampingku yang begitu nyaring membuatku terjatuh dari ranjangku.
Sesaat kuelus-elus kepalaku yang baru saja terbentur di lantai. Tapi perhatianku langsung teralihkan oleh aroma makanan yang tertangkap oleh indera penciumanku. Akupun buru-buru berlari mencari arah aroma harum ini berasal.

“Ohayou, nii-chan” sapa Ryosuke yang tengah menata makanan di meja makan.
Akupun segera duduk di kursiku memandangi wajah adikku yang penuh memar. Apakah itu karena pukulan kami kemarin?!

“Bentar ya kak, Ryo bangunin kak Yuya dan kak Kei dulu” senyuman dilayangkannya dan iapun berjalan ke lantai dua tuk membangunkan kakak kami.

“Wei, Dai-chan!!” tiba-tiba seseorang menubrukku dari belakang.
“Hikaru-kun?!” responku dengan memasang wajah sebal.
“Ohayou” sapa Yabu-kun yang terlihat berdiri di belakang Hikaru-kun.

Aku pertama kali mengenal Hikka-kun saat aku masih SD. Ia teman baik Kei dan sering main ke rumah kami saat itu. Tapi aku sebal. Dulu ia sering mengataiku gendut. Aku tak suka dikatai seperti itu. Tapi mungkin berkat itu aku jadi semangat untuk menguruskan badanku.
Jeng jeng…… yah seperti inilah aku sekarang. Atletis…. Namun pendek >.<

“Ni sapa yang masak, Dai-chan?” tanya Hikka sambil memelototi makanan di depan kami.
“Ryo-chan” jawabku pendek.
“Eh?! Ryo-chan bisa masak ya?!” tanyanya terlihat tak percaya.

“Nyam nyam nyam……. Enak……” kulihat Yabu-kun sudah mulai makan.
“Plakk……” kupukul keras-keras kepala orang itu.
“Kau tak boleh makan kalau saudara-saudaraku belum makan” bentakku padanya.

Sesaat kulihat mata Yabu yang berkaca-kaca. Ia terlihat menahan air matanya. Apakah tadi aku salah ngomong?!


[Yuya’s POV]
Aku berjalan bersama kedua adikku ke meja makan. Ryo-chan tadi sudah minta maaf pada kami dan berjanji tak akan mengulangi tindakannya kemarin. Tapi aku malah merasa teramat bersalah melihat wajahnya saat ini. Aku benar-benar tak habis pikir kenapa diriku bisa memukuli adik sendiri sampai seperti itu.

“Kou-chan, kau kenapa?” tanyaku sedikit bingung melihat temanku itu yang sepertinya mau menangis.
“Eh, Yabu-kun kenapa?” giliran Ryo-chan yang bertanya sambil memandang wajah sahabatku itu.

“Tadi aku memukul kepalanya dan membentaknya” sambung Daiki.
Sesaat semuanya diam. Tapi jelas saja tawa kamipun langsung meledak berbarengan….

“Kou-chan… Kau mau nangis hanya karena hal seperti itu?!” olokku masih dengan tertawa terbahak-bahak.

“Maaf karena tadi tlah membentakmu” sambung Daiki sambil mengulurkan tisu pada Kota dan Kotapun segera menghapus air matanya.
“Ssrruutt…….” suara ingus Kota terdengar begitu keras.
“Ish…… Yabu-kun menjijikkan” kata Kei sambil memalingkan wajahnya.
“Gomen…” respon sahabatku itu dan akupun segera menepuk pundaknya dan tersenyum ke arahnya agar ia segera melupakan hatinya yang barusan terlukai.

“Eh, Ryo-chan! Bukannya kau masih demam?” pertanyaan Hikaru yang barusan terlontar membuatku segera berjalan ke arah Ryosuke.
“Bodohnya kami sampai tak menyadari kalau kau sedang demam” kataku sambil memegangi dahi adikku itu.
“Kali ini tak apa kok, kak. Ayo makan dulu. Ryo sengaja bangun pagi tuk masak ini semua sebagai permintaan maaf Ryo soal kemarin” kata-kata adikku itu langsung membuatku, Kei, dan Daiki segera memeluknya.
Sebagai kakak, kami bertigapun hanya bisa minta maaf padanya.

“Syukurlah kalian sudah baikan” kata Hikaru yang langsung ikut-ikutan memeluk kami dengan tampang menangis yang dibuat-buat.
“Hus hus….. Kau tak boleh ikut-ikutan memeluk kami” respon Daiki dan kami berenampun tertawa bersama karena candaan Dai-chan barusan yang sebelumnya sukses membuat wajah Hikaru merengut.

*****************

[Kei’s POV]
“Ohayou……” suara seorang gadis terdengar dari arah belakang kami berenam.
“Syukurlah hari ini kalian datang lagi untuk melanjutkan kompetisi” tambahnya dengan wajah malu-malu.

“Ah… Yatta!! Gadis itu lagi” kata Daiki dengan wajah yang begitu antusias mendatangi gadis yang kami kenal bernama Hinata itu.
Yah, seperti biasa… Daikipun langsung mengeluarkan jurus-jurus rayuan gombalnya. Kali ini kudengar ia berpantun ria…..

“Satu ditambah satu sama dengan dua, rinduku padamu terhapus jua” oceh adikku itu sambil bergaya bagai seorang model.
“Gomen ne bang, aye sudah suka sama orang lain. Adik abang itu” balas gadis itu yang langsung membuat kami menertawai Daiki.
“Beli cendol di perempatan, berilah daku kesempatan” respon Dai-chan sambil berlutut mengulurkan tangannya ke arah Hinata.

“Adikmu itu sudah gila ya Kei?” bisik Hikka padaku.

“Hinata, maaf kemarin sudah menggodamu. Tapi maaf, aku sudah punya orang lain yang kusukai” kata Ryo-chan dan iapun langsung berjalan menuju kursi kami.
“Eh, chotto……” teriak gadis itu sambil berlari menuju arah Ryosuke. Tapi tiba-tiba ……..

“Hinata!! Cukup!!” Sasuke menggenggam erat tangan temannya itu.

“Eh, sejak kapan ia di sana?” tanya Yabu dengan wajah polos.
“Mereka itu ninja. Kau sudah tahu itu kan? Sudah biasa mereka berpindah tempat secepat kilat” jawabku padanya dan iapun terlihat mengangguk paham.

“Aku tak akan melepaskanmu. Kau harus jadi milikku. Harus…….” teriak gadis yang tengah diseret Sasuke kembali ke tempat mereka itu.

*****************

[Yuya’s POV]
Hari ini aku yang akan bertanding. Jika aku kalah dalam pertandingan ini, semua akan selesai. Tapi jika aku menang, masih ada harapan bagi kami tuk bisa menjadi yang terbaik.

“Kita sudah sejauh ini sampai final. Berjuanglah, kak!!” kata Kei menyemangatiku.

“Syukurlah kami tak terlambat” kata Ryuu yang terlihat baru saja datang bersama Megumi.

“Ryo-chan, kau baik-baik saja?” Megumipun langsung menuju ke arah adikku itu.
“Tadi Yuya menelponku dan katanya kau sedang demam” tambahnya yang kini sudah duduk di samping Ryosuke.
Aku senang melihat kebersamaan mereka.

“Kakak apa-apaan? Ryo tak apa kok. Kenapa mesti pakai telpon Megumi segala?!” umpat adikku itu.
“Sudah sini bobok di pangkuanku. Aku akan menjagamu” respon Megumi dengan segera sambil memperlakukan adikku itu layaknya anak kecil yang sedang sakit.
“Kau beruntung Ryo-chan, mendapat pacar seperti Megumi” goda Kei yang sukses membuat wajah Ryo dan Megumi memerah.

“Ya, dah. Aku bertanding dulu” kataku pada mereka.
“Goodluck……..” respon mereka bersamaan dengan wajah yang penuh senyum.
Aku merasa hari ini akan jadi hari yang indah…….

Aku sudah berdiri di atas arena menunggu siapa yang akan menjadi lawanku.
“Yuya….. Berjuanglah!!” teriak Dai-chan menyemangatiku kembali.
Akhirnya lawanku naik juga ke atas arena. Seorang anak lelaki dengan rambut putih terurai panjang dan sebuat ikat kepala yang melingkar di kepalanya.

“Ia Neji Hyuga. Hati-hati dengannya!!” kata Ryuu mengingatkanku.
Aku mencoba mengingat nama itu. Akhirnya aku ingat siapa orang itu. Ia tingkat dua sekarang. Aku pernah melihatnya bertanding di final melawan universitas sihir tahun lalu dan ia berhasil menang. Sayangnya timnya waktu itu tak cukup hebat untuk bisa mengalahkan universitas sihir secara keseluruhan.

Wah, aku harus melawan anak ini. Apa yang harus kulakukan?!

“Teng-teng……..” lonceng pertanda pertandingan dimulaipun tlah dibunyikan.

Kulihat anak itu langsung berlari cepat ke arahku. Aku tak tahu apa yang mesti ku lakukan. Aku benar-benar panik saat ini.

“Bbuuugghh………” kukepalkan tanganku dan meninjunya sambil memejamkan mataku karena takut.
Seketika kudengar sorak sorai dari penonton. Aku tak tahu apa yang terjadi. Akupun memberanikan diri tuk membuka mataku. Aku melihat lawanku itu terpental ke luar arena.

“Nani?! Bagaimana bisa aku memukulnya sampai keluar arena?!” batinku heran dengan kejadian barusan…….



To Be Continue………..

*******************************

No comments:

Post a Comment

Mohon komentar sahabat demi kemajuan blog ini.
Terima kasih ^^

Followers