Monday, 7 May 2012

Hey! Say! Jump Fanfiction - Crazy Competition Part 20


[Yuya’s POV]
Aku segera menyalakan lampu kamar Daiki. Kini aku bisa melihat wajah anak laki-laki itu dengan jelas. Kulihatnya wajahnya yang putih pucat. Ia meletakkan jemarinya di depan wajahnya. Auranya benar-benar membuatku merinding. Kulihat kukunya yang begitu tajam bagaikan pisau yang slalu di asah. Perasaanku jadi semakin tak enak.

“Siapa kau? Kenapa kau datang kesini? Kami tak mengenalmu” kataku padanya masih dengan perasaan takut yang menyelimuti diriku.

“Jjlleeebbb….” aku terkejut melihatnya menusuk Daiki menggunakan jemarinya itu. Seketika itu juga aku benar-benar syok. Mataku tak berkedip melihat pemandangan yang mengejutkan ini.
“Dai-chan?!” kataku lirih tak percaya melihat pemandangan di depan mataku itu. Tubuhku serasa lemas dan aku serasa tak kuat tuk menggerakkan tubuhku ini.

“Kakak?!” aku melihat Ryosuke berlari melewatiku dan segera menuju anak yang berambut putih tadi. Kulihat anak yang tak ku kenal itu segera keluar dari jendela dan menghilang di telan kegelapan malam. Tapi aku masih syok….
“Dai-chan….. Tak mungkin…...” kataku masih dengan wajah tak percaya. Tapi tiba-tiba Dai-chan berubah menjadi sebongkah kayu.

“Tenanglah, kak. Kak Daiki di sana” kata Ryosuke menunjukkan keberadaan Daiki yang tengah digendong oleh Sasuke.
“Syukurlah aku tak terlambat menggunakan jurus bayanganku” kata Sasuke sambil membaringkan kembali Daiki di ranjang.


[Ryosuke’s POV]
“Apa yang dilakukan pembunuh bayaran itu di sini?” tanyaku berharap akan ada yang menjawabnya. Yang ku tahu, anak itu adalah Killua.
“Killua Zaoldyeck. Ia akan membunuh siapapun sesuai permintaan klien. Tapi aku tak tahu siapa yang telah menggunakan jasanya” kata Sasuke mencoba menerangkan.

“Dai-chan, syukurlah. Aku kira tadi aku akan kehilanganmu. Jika itu sampai terjadi, aku tak kan pernah bisa memaafkan diriku karena membiarkan adik sendiri di bunuh di depan mataku” kata kak Yuya sambil menangis di samping ranjang kak Daiki.

“Sasuke, terima kasih. Lagi-lagi kau tlah menolong kami” kataku pada Sasuke sambil membungkukkan badanku ke arahnya.
“Sudahlah, tak apa. Lebih baik kalian juga belajar beladiri atau sejenisnya yang bisa melindungi diri kalian. Aku pulang dulu” pamitnya pada kami dan iapun langsung keluar lewat jendela kamar kak Daiki.

“Bagaimana kondisi kak Daiki, kak?” tanyaku pada kak Yuya.
“Sejak tadi ia belum bangun. Sudah pasti badannya sakit semua” jawab kakak pertamaku itu padaku.
“Bentar kak, Ryo tahu bagaimana membangunkan kak Daiki” kataku pada kak Yuya sambil kuberjalan keluar dari kamar kak Daiki.

*****************

[Kei’s POV]
Anak yang bernama Kyuu itu sudah pulang sekarang. Ternyata ia asyik juga.

“Tlong bantu Ryo masak, kak” suara Ryo-chan tiba-tiba mengagetkanku.
“Sejak kapan kamu pulang?” tanyaku heran dengan keberadaannya yang tiba-tiba.
“Jadi tadi kakak tak mengetahui ada keributan di atas? Hm, dasar….” katanya padaku sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

Melihat sikapnya yang sedikit dingin, sepertinya ini adalah Ryo-chan versi devil. Jadi aku tak boleh menyinggungnya.
“Masak malam-malam begini?!” tanyaku padanya.
“Untuk kak Daiki” jawabnya pendek sambil memotong-motong daging dan sayuran dengan begitu cepat.
Kulihat ia menyelesaikan masakannya hanya dalam beberapa menit. Semangkuk sup yang terlihat begitu menggiurkan.

“Bagi dong Ryo-chan” rengekku.
“Ini untuk kak Daiki” katanya dengan singkat dan iapun langsung naik ke lantai 2. Aku segera mengikutinya dari belakang.

“Huaa…… Makanan……” teriak Daiki yang tiba-tiba berlari ke arah Ryo-chan yang belum sempat masuk ke kamarnya. Kulihat Dai-chan segera melahap sup itu cepat-cepat.
“Wuah….. Masih panas….. Tapi tak apalah” tambahnya masih tetap menyantap sup itu sambil berdiri.

“Dasar Dai-chan. Hidungnya benar-benar tajam kalau mencium aroma makanan” kata kak Yuya yang baru saja keluar dari kamar Daiki.

*****************

[Yuya’s POV]
Hari kedua pertandingan final. Pagi ini cuaca begitu cerah. Aku ingin masak untuk ketiga adikku dulu seperti biasanya. Tapi ternyata sudah ada orang di dapur.

“Ryo-chan?!” sapaku pada adikku itu.
“Sarapan sudah hampir siap, kak. Tunggu sebentar ya” katanya padaku sambil mengembangkan senyum polosnya.
“Kakak bangunkan ja kak Kei dan kak Daiki dulu” tambahnya.

Akupun segera menuruti kata adikku itu. “Kei, Daiki, sarapan sudah siap” teriakku.
“Wuah……. aku mencium aroma yang sama seperti sup tadi malam” kata Daiki yang tengah berlari cepat menuju meja makan.
“Cepat juga sembuhmu” kataku sambil nyengir ke arah adikku yang baru saja bangun tanpa mencuci mukanya dulu itu.
“Asal ada makanan enak, aku pasti akan baik-baik saja” jawabnya cepat sambil menyiapkan mangkuk di depannya dan juga sendok garpu yang sudah siap di kedua tangannya.

“Hari ini Ryo yang masak ya? Wah, pasti enak ni” kata Kei yang baru saja duduk di kursinya.
Sepertinya mereka memang lebih menyukai masakan Ryo-chan daripada masakanku. Hiks…..

*****************

[Daiki’s POV]
Kami sudah sampai di tempat kejuaraan. Ternyata kemarin aku memang kalah. Sedih juga rasanya sudah dihajar habis-habisan masih juga belum bisa memberikan yang terbaik.

“Kali ini siapa yang akan maju?” kak Yuya menawarkan pada kami.
“Karena kemarin Sasuke sudah maju, berarti ia tak boleh ikut bertanding hari ini. Jadi aku yang akan maju” kata Kei dengan mantap menerima tawaran Yuya itu.
“Dasar kau… Memanfaatkan situasi saja” responku langsung pada Kei.
“Yang penting kali ini kita bisa menang. Karena aku yang maju, sudah pasti kita akan menang” jawabnya dengan nada sombong.
Dasar Kei. Sepertinya moodnya hari ini sedang benar-benar bagus.



[Kei’s POV]
Asal tak melawan Sasuke, siapapun akan kuhadapi.

“Kei, semoga berhasil” suara Kyuu terdengar dari sampingku. Kulihat senyum bodohnya kembali menghiasi wajahnya yang bulat itu.

“Kyuu, jangan tinggalkan aku seperti ini” teriak Megumi sambil berlari ke arah kami.

“Ryuu dimana?” tanya Ryo-chan pada pacarnya itu.
“Ia kembali ke Amerika tuk memperdalam ilmu dan kemampuannya. Sepertinya ia akan lama di sana” terang Megumi pada adikku itu.

Aku mendengar juri sudah memanggil kami. Akupun segera naik ke arena tuk menghadapi pertarungan ini. Kira-kira siapa ya yang akan jadi lawanku?!

“Semoga berhasil, kak” kata Ryo padaku sambil tersenyum. Akupun segera membalas senyumnya itu.

*****************
Kei vs Naruto

[Ryosuke’s POV]
Aku terkejut melihat lawan yang akan dihadapi kak Kei. Aku mengenal anak itu.

“Tampangnya terlihat bodoh, aku pasti bisa mengatasinya” kata kak Kei dengan mantap setelah lawannya naik ke atas arena.
“Dia itu tidak lebih lemah dari Sasuke, kak” teriakku mencoba tuk memperingatkan kak Kei.
“Nani?!” respon kak Kei sambil menatapku dengan wajah yang tak percaya.

“Kau tau banyak, ya?!” kata Sasuke yang tiba-tiba sudah berdiri di sampingku.
“Naruto Uzumaki yang memiliki kyuubi dalam dirinya. Universitas ninja memang penuh dengan orang-orang hebat” kataku pada Sasuke tanpa melihat ke arahnya.
“Jika memang ingin menghadapi kami, kalian harus lebih dari sekedar manusia biasa” respon Sasuke padaku.

Aku melihat pertarungan dimulai. Gara-gara peringatanku tadi, sepertinya kak Kei terlihat begitu ketakutan. Semangat yang ia perlihatkan sebelum pertandingan tadi ntah hilang kemana.


[Sasuke’s POV]
Naruto terlihat tak seperti biasanya. Lagipula, pikiranku masih dibayangi oleh dirinya yang kemarin ingin mencelakaiku. Tapi sepertinya bukan itu tujuan utamanya. Jika memang ia ingin mencelakaiku, harusnya ia tahu kalau suriken seperti itu tak kan terlalu berdampak besar bagiku andaipun berhasil mengenaiku. Dan juga, rasanya tak ada untungnya buat dia jika ia mencelakaiku.

“Wua… Sasuke Uchiha…. Minta tanda tangan” kata seorang anak kecil yang tiba-tiba berdiri di depanku.
“Bagaimana kau bisa masuk ke area ini? Kau terpisah dari ibumu?” tanyaku padanya.
“Dia mahasiswa dari universitas detective” sambung Ryosuke padaku.
“Kyuu desu. 19 tahun kurang 1 bulan. Bukan anak kecil” terang anak yang aku kira penonton itu dengan wajah melasnya.


[Daiki’s POV]
Aku serius menyaksikan Kei bertarung menghadapi anak yang serba orange itu. Daritadi kulihat Kei hanya mencoba menghindar. Tapi harus kuakui kalau Kei memang lebih gesit dariku dalam urusan lari dari masalah alias menghindari serangan.

“Kakakmu hebat juga ya” kata Sasuke yang tengah bicara pada Ryo-chan.
“Kageboshi no Jutsu” aku mendengar si orange itu meneriakkan sebuah kata. Sepertinya sebuah mantra tuk mengeluarkan jurus.

“Wuaa….. Ia membelah dirinya menjadi ratusan. Seperti amoeba…...” kataku dengan sedikit keras menyaksikan lawan Kei berubah menjadi begitu banyak.

“Matilah aku” aku mendengar Kei mengatakan itu dengan wajah yang teramat syok.
“Kyaa…….” teriak kakak keduaku itu dengan begitu keras sambil berlari keluar dari arena dengan gaya lari seorang anak gadis yang hendak diperkosa seperti di film-film horor yang sering aku tonton dengannya.

“Aku menyerah……” kata saudaraku itu sambil bersembunyi di balik punggung Yuya.

“Benar-benar mengecewakan bertarung melawan orang-orang lemah seperti kalian di final ini. Kalian tidak pantas di sini” kata si rambut orange itu ke arah kami dan iapun segera membalikkan badannya dan kembali ke habitatnya.


[Yuya’s POV]
2 kali kami kalah. Tapi memang benar kata anak itu. Tahun ini sepertinya banyak mahasiswa-mahasiswa hebat yang masuk ke universitas ninja. Sepertinya kami saat ini memang belum pantas tuk melawan mereka. Biarpun kulihat-lihat, tahun ini mereka hanya mewakilkan mahasiswa tingkat 1.

“Sebaiknya kalian segera mulai belajar kilat tuk bisa lebih mengimbangi kami dalam pertarungan” kata Sasuke pada kami.
“Aku lebih suka menang dari orang kuat daripada menang melawan orang-orang lemah seperti kalian” tambahnya.

Kami berempat hanya diam. Kami menyadari memang kami bukanlah orang yang bisa disetarakan dengan mereka dalam hal bertarung. Mungkin memang suatu kebetulan kami bisa masuk final.

“Kak, kenapa semua pada bergoyang?” tanya Ryo-chan tiba-tiba.
“Bergoyang?!” tanyaku heran karena ku tak paham maksud adikku itu.
Tiba-tiba kulihat adikku itu langsung terjatuh dan terduduk di tanah dengan tatapan matanya yang kosong. Seketika itu juga aku, Kei, dan Daiki langsung panik karena kami teramat takut jika kejadian beberapa hari yang lalu sampai terulang lagi. Kejadian yang membuat kami harus menguras air mata kami waktu itu…….



To Be Continue………..

*******************************

No comments:

Post a Comment

Mohon komentar sahabat demi kemajuan blog ini.
Terima kasih ^^

Followers