BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kegiatan KKT
Kuliah
Kerja Transformatif (KKT) merupakan kegiatan intrakurikuler yang memberi kesempatan
kepada mahasiswa untuk belajar dan bekerja bersama masyarakat. Kuliah Kerja
Transformatif yang dilakukan oleh mahasiswa bukan berarti mengajar masyarakat
tentang sesuatu yang terbaik untuk mereka, tetapi melakukan pemberdayaan
sebagai sebuah proses pencarian (research) yang
dilakukan bersama-sama untuk mencari jalan terbaik dalam penyelesaian persoalan
yang mereka hadapi. Mahasiswa melakukan tugas pendampingan terhadap apa yang
dibutuhkan oleh masyarakat dalam menghadapi problem sosial yang ada di
tengah-tengah mereka.
Sesuai
dengan kurikulum yang telah ditetapkan STAIN Surakarta bahwa salah satu syarat
untuk menyelesaikan S1 adalah dengan menyaelesaikan Kuliah Kerja Transformatif
(KKT), yang berbobot 4 SKS dengan menggunakan metodeParticipatory Action
Research (PAR) dan Partcipatory Rural Apprasial (PRA).
Dalam
kegiatan KKT ini, kami berkesempatan belajar untuk membaur bersama masyarakat,
tepatnya di Dukuh Tlebukan, Desa Solodiran, Kecamatan Manisrenggo, Kabupaten
Klaten. Berpegang pada pemberdayaan masyarakat dan TPA
yang menggunakan metodePartcipatory Action Research (PAR) dan Participatory
Rural Apprasial (PRA).
Maka kami berupaya dan berusaha untuk
menyeimbangkan pikiran dan tenaga demi pemberdayaan masyarakat Desa Solodiran,
Kecamatan Manisrenggo dalam ranah sosial keagamaan. ondisi riil yang ada di
Desa Solodiran secara spiritual sudah cukup baik. Adapun kegiatan keagamaan (Islam) antara lain
Yasinan, pengajian mingguan, pengajain selapanan, pengajian takmir dan TPA. Serta
kegiatan sosial seperti arisan ibu-ibu, PKK, kelompok tani, pertemuan rutin
perangkat desa, pertemuan karangtaruna, dan kerja bakti.
Secara sosial
masyarakat Desa Solodiran sudah mencerminkan rasa persaudaraan dengan adanya
gotong royong atau kerja bakti antar warga, kelompok-kelompok pengajian, dan lain-lain.Akan tetapi ada
sebagian dukuh yang pemudanya kurang begitu aktif dikarenakan banyak pemuda
yang merantau. Selain itu terdapat kesenjangan sosial antar dukuh yang
menyebabkankurang bersatunya dukuh satu dengan yang lain.
B.
Tujuan
Pelaksanaan
Dalam kegiatan Kuliah Kerja Transformatif mempunyai
Tujuan Umum dan Tujuan Khusus sebagai berikut :
1. Tujuan Umum
a. Melaksanakan Tri
Darma Perguruan Tinggi dalam bidang pengabdian masyarakat.
b. Sebagai proses
pendewasaan sikap mahasiswa dalam berpikir, dan berperilaku secara realistis
dan akademis yang dilandasi dengan semangat dan komitmen yang tinggi untuk
memberikan pengabdian masyarakat.
c. Sebagai proses
pendidikan mahasiswa dalam mengimplementasikan perangkat teori yang telah
diterima di bangku kuliah pada masyarakat secara langsung.
d. Membentuk sarjana
yang berilmu, cakap, berbudi pekerti yang luhur, serta memiliki kesadaran dan
tanggung jawab yang tinggi dalam memajukan Bangsa dan Negara Republik Indonesia
yang berdasarkan pancasila dan UUD 1945.
e. Mendekatkan Perguruan
Tinggi dengan masyarakat untuk menyesuaikan tuntutan pembangunan dan dinamika
masyarakat.
Kegiatan Kerja Transformatif
bertujuan meningkatkan kemampuam Sumber Daya Manusia dalam memenuhi kebutuhan
masyarakat dalam memecahkan problem sosial dan bersama-sama masyarakat dalam
rangka meningkatkan kesejahteraan sosial, pencerahan dan pembebasan sesuai
dengan visi dan misi serta fungsi Perguruan Tinggi Agama Islam.
2. Tujuan Khusus
a. Mempercepat kemampaun
masyarakat dalam meningkatkan kemampuan Sumber Daya Manusia sesuai dengan
tunututan dinamika pembangunan dan perkembangan IPTEK
b. Mempercepat upaya
pengembangan masyarakat ke arah terciptanya masyarakat yang dinamis yang siap
menempuh perubahan menuju perbaikan dan kemajuan yang sesuai dengan nilai-nilai
sosial budaya (sosiokultural) yang berlaku.
c. Mempercepat upaya
pembinaan pranata dan meningkatkan keahlian masyarakat dalam meningkatkan
kesejahteraan hidup dan kemandirian.
d. Melatih penalaran dan
kepekaan mahasiswa dengan bekerja sama dengan disiplin ilmu.
e. Mengembangkan potensi
mahasiswa untuk melakukan improvisasi dan inovasi dalam provesi pekerjaan
sosial khususnya dan dalam pembangunan masyarakat umumnya.
f. Memberikan kepada
mahasiswa pengalaman belajar dan bekerja secara langsung dalam menghadapi
berbagai persoalan yang komplek, melalui, proses partisipatif sehingga dapat
membantu masyarakat menenmukan cara menghadapi problem sosial yang mereka
hadapi.
g. Mengembangkan potensi
mahasiswa sesuai bidang keilmuannya ke arah peningkatan kemampuan dan
profesinya yang dilaksanakan secara mandiri dan kolektif.
C. Metodologi PRA-PAR
Metodologi yang dipakai
PRA-PAR adalah sebagai berikut:
1) Mengutamakan yang
Terabaikan (Keperpihakan)
Sering kali program-program
pengembangan pedesaan tidak melibatkan masyarakat yang terabaikan. Mereka sibuk
dengan pekerjaannya di sawah bagi para orang tuanya untuk pemudanya kebanyakan
merantau dan anak-anaknya terabaikan dengan kegiatannya terutama TPA ada yang
berjalan dan ada yang sebagian tidak berjalan.
2) Pemberdayaan
(Penguatan) Masyarakat
Banyak program pemberdayaan
masyarakat berorientasi pada bantuan fisik PRA bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan masyarakat dalam menganalisa keadaannya dan meningkatkan taraf
hidupnya secara mandiri dengan menggunakan sumberdaya serta menurunkan ketergantungan
kepada pihak luar.
3) Masyarakat sebagai
pelaku, orang luar sebagai fasilitator, orang luar ikut berpartisipasi dalam
kegiatan masyarakat.
4) Saling Belajar Dan
Menghargai Perbedaan
PRA adalah suatu proses
belajar berdasarkan pengalaman belajar dengan masyarakat tentang pengalaman.
Disamping itu menghargai perbedaan karena merupakan kesempatan yang baik untuk
saling berbagi belajar besama.
5) Terbuka, Santai dan
Informal
Untuk menciptakan keterbukaan
diantara masyarakat, diperlukan suasana yang santai dan informal.
D. Daur Program dan
Daur Belajar
KKT
dilakukan berdasarkan daur program PAR, yang didukung dengan metode dan teknik
PRA (Participatory Rural Appraisal). Daur program ini merupakan
tahapan-tahapan dalam pengembangan program mulai dari identifikasi masalah dan
kebutuhan, pencarian alternatif kegiatan, pemilihan alternatif kegiatan,
pengorganisasian, dan pelaksanaan kegiatan serta pemantauan dan evaluasi
program.
1. Penjajagan /
Pengenalan Kebutuhan
Langkah-langkah :
-
Pengenalan masalah, kebutuhan, dan potensi
masyarakat
-
Pengkajian hubungan sebab akibat masalah
(Identifikasi akar masalah)
-
Pengkajian potensi lokal dan luar
-
Penetapan prioritas masalah berdasarkan kriteria
masyarakat
2. Perencanaan Kegiatan
Hasil penguraian
masalah-masalah dan potensi-potensi serta penyusunan prioritas masalah,
dijabarkan menjadi :
-
Alternatif-alternatif pemecahan masalah
-
Alternatif-alternatif kegiatan yang bisa dilakukan
sesuai dengan ketersediaan sumber daya, baik lokal maupun dari luar
3. Pelaksanaan /
Pengorganisasian Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan
diorganisir dan dipimpin oleh anggota masyarakat sendiri, sedangkan orang luar
hanya mendampingi. Yang harus diselesaikan dalam tahap ini meliputi :
-
Pengaturan jadwal kegiatan
-
Pembagian kelompok dan tugas-tugas
4. Pemantauan Kegiatan (Monitoring)
Kegiatan dimaksudkan untuk
melihat apakah program berjalan sesuai dengan apa yang telah direncanakan
sebelumnya. Biasanya dilakukan dalam jangka waktu pendek (per 3 bulan atau 6
bulan) dan hasilnya dituliskan dalam laporan kemajuan/ perkembangan program
(progress report)
5. Evaluasi Kegiatan
Biasanya terdapat dua macam
evaluasi kegiatan, yaitu :
·
Evaluasi Program secara berkala (progress report),
dilakukan untuk menilai arah dan kemajuan program, efisiensi dan efektifitas
pekerjaan, dan mengarahkan kembali program.
·
Evaluasi akhir program (final evaluation),
dilakukan untuk menilai hasil yang telah dicapai selama pengembangan program
jangka waktu tertentu (beberapa tahun) apakah sifat mencapai tujuan-tujuan yang
ditetapkan pada awal pengembangan program, bagaimana dampak program terhadap
kesejahteraan hidup masyarakat, hasilnya disusun menjadi laporan akhir program.
No comments:
Post a Comment
Mohon komentar sahabat demi kemajuan blog ini.
Terima kasih ^^