SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN SEKTOR
PUBLIK
☺
Untuk mencapai tujuan
organisasi diperlukan penjabaran strategi dlm bentuk program atau
aktivitas.
☺
Sistem pengendalian
manajemen (SPM) memberi jaminan dilaksanakannya strategi organisasi secara
efektif dan efisien. SPM meliputi:
1.
Perencanaan
2.
Koordinasi antar
berbagai bagian dalam organisasi
3.
Komunikasi informasi
4.
Pengambilan keputusan
5.
Memotivasi individu
agar berperilaku sesuai dg tujuan organisasi
6.
Pengendalian
7.
Penilaian kinerja
1.
Struktur organisasi yg sesuai
dg tipe pengendalian manajemen, krn SPM berfokus pd unit-unit organisasi sbg responsibility
centers yg mrp basis perencanaan, pengendalian, & penilaian kinerja.
2.
Manajemen SDM, yg
dilakukan sejak proses seleksi & rekruitmen, training, pengembangan,
promosi, dan pemberhentian karyawan.
3.
Lingkungan yg
mendukung,
meliputi kestabilan politik, ekonomi, sosial, keamanan, dsb.
☺
Tiga tipe pengendalian
manajemen,
yaitu:
1.
Preventif control, SPM
terkait dg perumusan & perencanaan strategik yg dijabarkan dlm program
2.
Operational control, SPM
terkait dg pengawasan pelaksanaan program melalui anggaran
3.
Pengendalian kinerja, SPM
berupa analisis evaluasi kinerja berdasarkan tolok ukur kinerja yg telah
ditetapkan
STRUKTUR PENGENDALIAN MANAJEMEN
☺
SPM harus didukung
struktur organisasi yg baik yg termanifestasi dlm bentuk struktur
responsibility centers
☺
Responsibility centers
adl
unit organisasi yg dipimpin oleh manajer yg bertanggungjawab thdp aktivitas
responsibility center yg dipimpinnya.
☺
Tujuan dibuatnya
responsibility centers adalah
1.
Sbg basis perencanaan,
pengendalian, & penilaian kinerja manajer dan unit organisasi yg
dipimpinnya
2.
Memudahkan mencapai
tujuan organisasi
3.
Memfasilitasi
terbentuknya goal congruence
4.
Mendelegasikan tugas
& wewenang ke unit-unit yg memiliki kompetensi shg mengurangi beban tugas
manajer pusat
5.
Mendorong kreativitas
& daya inovasi bawahan
6.
Sbg alat untuk
melaksanakan strategi organisasi scr efektif & efisien
7.
Sbg alat pengendalian
anggaran
☺
Tanggung jawab manajer
responsibility centers adl menciptakan hubungan optimal antara
sumber daya input yg digunakan dg output yg dihasilkan dikaitkan dg target
kinerja.
1.
Input diukur dg
jumlah sumber daya yg digunakan
2.
output diukur dg
jumlah produk/output yg dihasilkan
☺ Empat
jenis responsibility centers, yaitu
1.
Expense Center;
responsibility center yg prestasi manajernya dinilai berdasarkan biaya yg
telah dikeluarkan. Pada sektor publik, output seringkali ada tetapi tak dpt diukur atau hanya dpt diukur scr
fisik dan tidak dlm nilai rupiah. Contoh pusat biaya tsb adl Departemen
Produksi, Dinas sosial, & Dinas Pekerjaan Umum.
2.
Revenue Center;
responsibility center yg prestasi manajernya dinilai berdasarkan pendapatan
yg dihasilkan. Misalnya Dispenda & Departemen pemasaran.
3.
Profit Center; responsibility
center yg menandingkan input (expense) dg output (revenue) dlm satuan moneter.
Kinerja manajer dinilai berdasarkan laba yg diperoleh. Misalnya BUMN/D, obyek
pariwisata milik Pemda, bandara, & pelabuhan.
4.
Investment Center;
responsibility center yg prestasi manajernya dinilai berdasarkan laba yg
dihasilkan dikaitkan dg investasi yg ditanamkan pd responsibility center yg
dipimpinnya. Contohnya: Dapartemen Riset & Pengembangan, dan Balitbang.
☺
Pengandalian manajemen
berfokus pd responsibility centers, krn RC mrp alat untuk melaksanakan
strategi dan program yg telah diseleksi mll proses perencanaan strategik.
☺
Responsibility centers
berperan penting dlm perencanaan & pengendalian anggaran.
1.
Anggaran
mencerminkan nilai rupiah dr input yg dialokasikan ke RC & output yg
diharapkan atau level aktivitas yg dihasilkan
2.
Pengendalian anggaran meliputi
pengukuran output dan belanja yg riil dilakukan dibandingkan dg anggaran.
3.
Varians antara
hasil yg dicapai dg yg telah dianggarkan akan dianalisis untuk mengetahui
penyebab dan siapa yg bertanggungjawab atas varians tsb, shg segera dpt
dilakukan tindakan korektif.
☺
Struktur RC hendaknya
sejalan dg program atau struktur aktivitas organisasi. Artinya,
tiap RC bertugas melaksanakan program tertentu & penggabungan program tiap
RC tsb seharusnya mendukung program RC level yg lebih tinggi, shg tujuan organisasi tercapai.
☺
Setiap jenis RC
membutuhkan data pengeluaran dan output yg dihasilkan selama masa anggaran.
1.
Jika SPM berjalan
baik, informasi yg dikirim ke manajer akan relevan dan tepat waktu sbg bahan
evaluasi kinerja
2.
Informasi yg relevan (up to date &
akurat) adl informasi yg dpt membedakan dg jelas antara biaya yg dpt
dikendalikan scr langsung dengan biaya yg uncontrolable oleh manajer RC.
3.
Biaya controlable
dikendalikan dg menetapkan standar biaya tepat (Standar Analisa Belanja/SAB)
4.
Biaya uncontrolable
biasanya berupa disretionary expenses, maka dikendalikan mll perencanaan
anggaran yg ketat (hard budget)
5.
Oleh karena itu,
setiap RC perlu ditetapkan tolok ukur kinerjanya.
☺
RC mrp budget holder (pihak yg
paling kompeten menyusun anggaran) krn paling dekat & berhubungan lgsg dg
aktivitas pelayanan masyarakat.
1.
RC dpt berfungsi sbg
jembatan untuk bottom up budgeting atau participative budgeting
2.
Keberadaan departemen
dan komite anggaran pada RC sangat membantu terciptanya anggaran yg efektif
☺
Informasi yg terkait
dg sistem pengendalian anggaran umumnya diketahui oleh departemen anggaran
yg berfungsi sbg berikut:
1.
Menetapkan prosedur
& formulir untuk persiapan anggaran
2.
Mengkoordinasikan
& membuat asumsi dasar anggaran, antara lain tk inflasi, nilai tukar, &
harga migas
3.
Membantu
mengkomunikasikan anggaran ke seluruh bagian organisasi
4.
Menganalisis anggaran
yg diajukan & membuat rekomendasi kpd budgetee/budgetholder dan
responsibility centers manager
5.
Menganalisis kinerja
anggaran yg dilaporkan, menginterpretasikan hasil, & menyiapkan ikhtisar
laporan untuk responsibility centers manager
6.
Menyiapkan pembuatan
revisi anggaran jika diperlukan
☺
Komite anggaran terdiri
dari para pimpinan puncak (para kepala dinas, departemen, & biro) yg bertugas
menyusun anggaran setiap unit operasi.
PROSES PENGENDALIAN MANAJEMEN SEKTOR PUBLIK
☺ Proses
pengendalian manajemen pada sektor publik dapat dilakukan mll komunikasi
formal dan informal.
☺ Komunikasi
formal
terdiri dari aktivitas formal organisasi, meliputi:
1
|
Strategy formulation
|
4
|
Operasionalisasi anggaran
|
2
|
Strategic planning
|
5
|
Evaluasi
kinerja
|
3
|
Penganggaran
|
☺
Komunikasi informal melalui
komunikasi langsung, pertemuan informal, diskusi, atau melalui metoda management
by walking arround
☺
SPM dpt mjd jembatan
dalam mewujudkan goal congruence, yaitu keselarasan tujuan organisasi dg
tujuan personal yg ada dlm organisasi
☺ Faktor-faktor
yg mempengaruhi goal congruence:
1.
Faktor pengendalian
formal,
misal SPM, sistem aturan, dan reward & punishment
2.
Faktor pengendalian
informal,
terbagi dua:
a.
Bersifat eksternal, misal
etos kerja dan loyalitas karyawan, yg pd sistem pemerintahan disebut dg abdi
negara dan abdi masyarakat
b.
Bersifat internal, misal
kultur organisasi, gaya kepemimpinan/ manajemen, & gaya komunikasi
Strategy Formulation
☺ Perumusan
strategi
mrp tugas & tggjwb top management adl proses penentuan visi, misi,
tujuan, sasaran, target (outcome), arah & kebijakan, serta strategi
organisasi
☺ Di
Pemerintahan, perumusan strategi dilakukan oleh dewan legislatif
hasilnya berupa GBHN sbg acuan eksekutif dlm bertindak
☺ Hasil
perumusan strategi bersifat permanen & berjangka panjang. Sering
terjadi revisi strategi aatau adopsi strategi baru untuk mewujudkan visi, misi,
& tujuan apabila terjadi perubahan dlm faktor lingkungan, misalnya adanya
ancaman & peluang baru, inovasi teknologi, peraturan pemerintah baru, serta
faktor poleksosbud.
☺ Perumusan
strategi menghasilkan strategi global/makro yg disebut corporate level strategy.
1.
Kmd di break down
mjd strategi yg lebih mikro dlm bentuk program, kegiatan, atau proyek yg
dikenal dg unit business level strategy
2.
Untuk melaksanakan
program tsb diperlukan anggaran dan RC dlm bentuk unit kerja sbg alat
perencanaan & pengendalian anggaran
☺ Salah
satu metoda penentuan strategi adl analisis SWOT dg menganalisis
faktor internal organisasi yg mjd kekuatan dan kelemahan (core competence)
dan memperhitungkan faktor eksternal berupa ancaman dan peluang
☺ Komponen
dasar proses perumusan strategi (Olsen & Eadie, 1982):
1.
Misi & tujuan umum
organisasi yg dirumuskan oleh manajemen eksekutif & memberi rerangka
pengembangan strategi serta target yg akan dicapai.
2.
Analisis/scanning
lingkungan,
terdiri dari identifikasi & pengukuran faktor eksternal yg sdg dan akan
terjadi; serta kondisi yg hrs dipertimbangkan pd saat merumuskan strategi
organisasi.
3.
Profil internal &
audit sumber daya, yg mengidentifikasi & mengevaluasi kekuatan &
kelemahan organisasi dlm hal berbagai faktor yg perlu dipertimbangkan dlm
perencanaan strategik.
4.
Perumusan, evaluasi
& pemilihan strategi.
5.
Implementasi &
pengendalian rencana strategik.
☺ Model
delapan langkah Bryson (1995) untuk memfasilitasi proses perumusan strategi:
1.
Memulai &
menyetujui proses perencanaan strategik
2.
Identifikasi apa yg
mjd mandat organisasi
3.
Klarifikasi misi &
nilai-nilai organisasi
4.
Menilai lingkungan
eksternal (peluang & ancaman)
5.
Menilai lingkungan
internal (kekuatan & kelemahan)
6.
Identifikasi isu
strategik yg sdg dihadapi organisasi
7.
Perumusan strategi
untuk me-manage isu-isu tsb
8.
Menetapkan visi
organisasi untuk masa ke depan
Strategic Planning
☺
SPM diawali dr
perencanaan strategik yaitu proses penentuan program, aktivitas,
atau proyek yg akan dilaksanakan oleh suatu organisasi dan penentuan jumlah
alokasi sumber daya yg akan dibutuhkan
☺
Tujuan utama
perencanaan strategik adl untuk meningkatkan komunikasi
antar manajer puncak dan manajer di level bawah shg memungkinkan tercapainya
persetujuan antara kedua pihak ttg strategi terbaik untuk mencapai tujuan
organisasi. Hal ini mendorong terwujudnya goal congruence.
☺
Manfaat perencanaan
strategik bagi organisasi, antara lain:
1.
Sarana untuk
memfasilitasi terciptanya anggaran yg efektif
2.
Sarana memfokuskan
manajer pd pelaksanaan strategi yg ditetapkan
3.
Sarana untuk
memfasilitasi dilakukannya alokasi sumber daya yg optimal
4.
Rerangka pelaksanaan
short term action
5.
Sarana manajemen untuk
memahami strategi organisasi scr lebih jelas
6.
Alat untuk memperkecil
rentang alternatif strategi
Mengubah Perencanaan Strategik menjadi Tindakan Nyata
☺
Perencanaan strategik dpt
membantu mengantisipasi & memberi arahan perubahan. Perencanaan strategik
perlu ditranslasikan dlm bentuk tindakan konkret, oleh karena itu perlu didukung
oleh:
1. Struktur
pendukung (manajerial maupun political will)
2. Proses
& praktik implementasi di lapangan
3. Kultur
organisasi
☺
Struktur organisasi
harus mendukung strategi agar misi, visi, tujuan, & strategi
perusahaan dapat dicapai. Oki, perlu dilakukan restrukturisasi &
reorganisasi (institusional reform) yg didasarkan pd prinsip
restrukturisasi:
1. Perubahan
struktur organisasi yg dpt meningkatkan kapasitas untuk mencapai
strategi yg efektif. Struktur organisasi hendaknya ramping tetapi kaya fungsi
(form follow function) yg berkonsekuensi dihapusnya unit yg disfungsional atau
dimerger shg overlapping antar unit kerja dpt dieliminasi.
2. Tanggungjawab
pimpinan eksekutif adl melaksanakan strategi dan arahan
kebijakan hingga level bawah.
3. Tanggungjawab
dewan scr
kolektif untuk merencanakan strategi, kebijakan dan otorisasi alokasi sumber
daya, dan menilai kinerja manajemen (eksekutif).
☺ Perencanaan
strategik tak efektif jika prosedur & sistem pengendalian tak sesuai dg
strategi shg
perlu diperhatikan hal berikut;
1.
Hrs ada kejelasan
wewenang & tggjwb, pendelegasian wewenang & tugas
2.
Dukungan regulasi
keuangan, pengendalian personal, & manajemen kompensasi yg jelas & fair
3.
Kultur organisasi di
lingkungan kerja dan kesediaan anggota untuk melakukan perubahan. Masalah
terjadi jika ada resistance to change
Penganggaran
☺
Tahap penganggaran dlm
proses pengendalian manajemen sektor publik mrp tahap dominan. Proses
penganggaran di sektor publik berbeda dg
sektor swasta, terutama adanya pengaruh politik
Penilaian Kinerja
☺
Pengendalian manajemen
melalui sistem penilaian kinerja dilakukan dg cara menciptakan mekanisme
reward & punishment sbg pendorong pencapaian strategi, tercapainya
tujuan organisasi, dan menciptakan kepuasan setiap individu
☺
Bentuk reward dpt
berupa:
1.
Finansial, berupa
kenaikan gajiii, bonus, & tunjangan
2.
Nonfinansial, berupa pshycological
reward dan social reward. Misalnyapromosi jabatan, penambahan
tanggung jawab & kepercayaan, otonomi yg lebih besar, penempatan kerja di
tempat yg lebih baik, & pengakuan
☺
Mekanisme sanksi &
hukuman diperlukan untuk kondisi tertentu, namun orientasi penilaian kinerja
hendaknya lebih diarahkan pada reward oriented
No comments:
Post a Comment
Mohon komentar sahabat demi kemajuan blog ini.
Terima kasih ^^