PENYUSUNAN ALIRAN KAS
(CASH FLOW)
PENGANTAR
Kita telah membahas cara menghitung kebutuhan dana suatu bisnis
dengan menggunakan metode pro-forma Balance Sheet. Sesungguhnya metoda
tersebut memiliki kelemahan, yaitu tidak dapat mendeteksi kebutuhan dana yang
sifatnya sementara atau musiman. Kelemahan ini muncul karena dalam melakukan
proyeksi Neraca, yang kita lakukan adalah memproyeksikan kondisi keuangan
perusahaan pada titik tertentu. Neraca tidak menggambarkan suatu hasil
akumulatif. Dengan demikian, sering kebutuhan dana yang bersifat interim tidak
terdeteksi oleh metode proyeksi Neraca tersebut. Oleh karena itu, kita perlu
menggunakan metode lain yang disebut Cash Budget (anggaran kas) atau
yang lebih umum dikenal dengan istilah cash flow. Secara sederhana dapat
dikatakan merupakan suatu perkiraan mengenai keluar/masuk dana tunai yang
terjadi.
Dengan menyusun Cash Budget secara bulanan, kita dapat
mengetahui dengan pasti jumlah kebutuhan dana untuk bulan tertentu dan
kemampuan serta waktu dimana bisnis tersebut mampu mengembalikan pinjaman yang
diberikan. Perusahaan yang memiliki sifat penjualan musiman, misalnya industri
paying, kebutuhan dana akan meningkat sekitar musim hujan, dan akan menurun di
musim kemarau. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa Cash Budget melengkapi
Analisa Neraca Pro-forma dengan menjembatani kesenjangan antara beberapa
tanggal Neraca.
Selain untuk kebutuhan jangka pendek atau kebutuhan musiman dari
perusahaan, Cash Budget juga sangat berguna dalam menentukan struktur
pinjaman jangka panjang. Manfaat penyusunan Cash Flow adalah:
·
Menentukan
jumlah dana yang dibutuhkan sehubungan dengan investasi jangka panjang (Capital
Expenditure) yang dilakukan oleh perusahaan.
·
Mengetahui
jangka waktu grace period yang diperlukan sebelum perusahaan sanggup
melakukan pembayaran angsuran pokok pinjaman.
·
Mengetahui
kemampuan perusahaan untuk melakukan pembayaran angsuran pokok pinjaman per
bulan. Dengan demikian, kita dapat menentukan berapa lama suatu kredit harus
diangsur. Hal ini berhubungan dengan penentuan jangka waktu kredit. Pemberi
kredit (Bank) jangan pernah memaksa suatu bisnis membayar angsuran melebihi
kapasitas Cash Flow-nya. Apabila itu dilakukan, perusahaan akan jatuh ke
dalam kesulitan likuiditas, yang pada akhirnya akan menyusahkan Bank sebagai
pemberi pinjaman.
PRINSIP-PRINSIP PENYUSUNAN CASH FLOW (ALIRAN KAS)
Dalam menyusun Cash Flow, ada beberapa prinsip yang harus
diketahui terlebih dahulu yaitu: Cash Flow disusun dengan basis tunai (Cash
Basis).
Hal ini berbeda dengan penyusunan Laporan Keuangan yang umumnya
menggunakan Accrual Basis. Pada Cash Basis:
·
Pendapatan
diakui pada saat uang tunai diterima, bukan pada saat penjualan dilakukan.
·
Biaya-biaya
diakui pada saat uang tunai dikeluarkan, bukan pada saat biaya timbul.
Sedangkan pada Accrual Basis, pendapatan dan biaya
diakui pada saat kejadian, dan hal tersebut belum tentu sama dengan waktu
terjadi perpindahan uang tunai.
Contoh:
PT. WAHID menjual barang secara kredit selama 3 bulan. Pada Accrual
Basis, penjualan dicatat pada saat barang dijual, sedangkan pada Cash
Basis, penjualan baru dicatat setelah uang diterima beberapa waktu
kemudian.
Dalam menyusun Cash Flow kita tidak memperhitungkan
biaya-biaya non kas (Non-cash Charges) seperti depresiasi dan
amortisasi. Yang diperhatikan adalah transaksi tunai saja. Dengan demikian,
akibat adanya beberapa perbedaan pencatatan, dalam bentuk jumlah Laba Bersih (Net
Profit) yang ditunjukkan dalam Income Statement sama dengan jumlah
uang tunai yang dimiliki perusahaan tersebut.
Contoh:
PT. WAHID memiliki sistem penjualan dan pembelian yang dilakukan
secara tunai. Income Statement per akhir tahun adalah sebagai berikut:
Penjualan Bersih : Rp. 1.000
Harga Pokok Penjualan :
Rp. 800 (-)
Laba Kotor : Rp. 200
Biaya Operasional
-
Gaji/Bonus : Rp. 50
-
Lain-lain : Rp. 40
-
Depresiasi : Rp. 20 (+)
Rp. 110 (-)
Laba Bersih Operasional Rp. 90
Pajak Penghasilan 30 % Rp. 30 (-)
Laba Bersih Setelah Pajak Rp. 60
Dalam perhitungan Cash Flow, kita tidak memperhitungkan biaya
depresiasi sebagai biaya karena depresiasi merupakan biaya non-kas. Dengan
demikian, dari perhitungan Rugi/Laba diatas, Cash Flow yang sebenarnya
adalah sebagai berikut:
Laba Bersih :
Rp. 60
Depresiasi :
Rp. 40 (+)
Cash flow :
Rp 100
Cash Flow dapat disusun dengan periode (interval)
per tahun, per bulan, bahkan per hari. Tentu saja semakin pendek interval yang
dipakai, hasil penyusunan akan memiliki ketepatan yang lebih tinggi. Untuk
Bank, umumnya kita menggunakan interval bulanan atau tahunan.
FORMAT CASH FLOW
Bentuk (format) cash flow sangat bervariasi. Tidak ada satu
bentuk baku yang dipakai secara umum. Walaupun demikian, apapun bentuk yang
dipakai, format Cash Flow terdiri dari komponen-komponen berikut:
1.
Saldo
Awal Kas (Beginning Cash Balance)
Yaitu jumlah uang tunai (kas) yang dimiliki perusahaan
di awal periode.
2.
Kas
Masuk atau Penerimaan kas (Cash Inflow)
Yaitu aliran kas yang
diterima oleh perusahaan selama waktu tertentu sesuai dengan interval
perhitungan (sehari, sebulan, triwulan, dan seterusnya). Yang dimaksud dengan Cash
Flow adalah uang tunai yang benar-benar diterima.
Beberapa contoh komponen yang termasuk dalam Cash
Flow adalah:
·
Piutang
Dagang yang tertagih (Account Receivable Collected), yaitu Piutang Dagang yang dibayar oleh pelanggan sehubungan dengan
penjualan kredit yang dilakukan oleh perusahaan.
·
Pendapatan
Bunga (Interest Income) atas simpanan yang
ada di Bank, seperti jasa giro, bunga deposito, dan lain-lain. Pendapatan bunga
mungkin juga diperoleh dari pelanggan perusahaan yang terlambat membayar piutang
dagang yang telah jatuh tempo sehingga memberikan sejumlah kompensasi kepada
perusahaan dalam bentuk bunga. Pendapatan jenis ini dapat ditemukan di pos Other
Income (pendapatan lain-lain) di Income Statement.
·
Restitusi
PPN (Pajak Pertambahan Nilai) untuk para eksportir
yang menggunakan bahan baku dalam negeri, yang pada saat membeli bahan baku
mereka telah membayar PPN.
·
Pengembalian
Kelebihan Pph (Pajak Penghasilan) yang telah
dibayar
·
Penerimaan
Uang Tunai sehubungan dengan penjualan aktiva tetap
yang dilakukan perusahaan.
·
Injeksi
Dana Segar dari pemegang saham. Misalnya adanya
penambahan modal disetor, pemberian pinjaman oleh para pemegang saham, dan
lain-lain.
3.
Total
Kas yang Tersedia (Total Cash Available)
Yaitu penjumlahan antara saldo awal
kas dengan penerimaan tunai periode yang bersangkutan. Saldo ini menunjukkan
total uang tunai yang dimiliki perusahaan untuk periode tersebut. Kas yang
tersedia inilah yang dipergunakan oleh perusahaan untuk membayar seluruh
kewajiban tunainya.
4.
Kas
Keluar atau Pengeluaran Kas (Cash Out Flow)
Yaitu aliran pembayaran
kas (tunai) yang dilakukan perusahaan. Komponen ini adalah kebalikan dari Cash
In Flow. Pada Cash In Flow perusahaan menerima uang tunai, maka pada
Cash Out Flow perusahaan mengeluarkan uang tunai.
Beberapa contoh
komponen Cash Out Flow adalah:
·
Pembayaran
Utang Dagang (Account Payable Paid), Yaitu
utang dagang yang jatuh tempo yang harus dibayar sehubungan dengan pembelian
secara kredit oleh perusahaan.
·
Biaya
Margin (Margin Expense) akibat pemakaian dana
pinjaman, seperti pinjaman bank, leasing, dan lain-lain.
·
Upah
Buruh (Labour Cost), misalnya untuk industri
manufaktur.
·
Biaya
Operasional Tunai seperti biaya gaji dan bonus
karyawan, biaya utilitas (listrik, air, telepon), biaya asuransi, biaya
perjalanan, dan lain-lain.
·
Utang
Pph yang masih harus dibayar
·
Biaya-biaya
kredit seperti provisi kredit, biaya administrasi
kredit, dan lain-lain.
·
Pembelian
Aktiva Tetap (Capital Expenditure) seperti
pembelian mesin-mesin, peralatan, tanah, dan bangunan, dan lain-lain.
·
Pembayaran
Deviden Tunai (Cash Dividend)
·
Pembayaran
Angsuran Pokok Utang (Principle Repayment)
5.
Surplus/Defisit
Kas Perusahaan (Net Cash Surplus/Defisit)
Yaitu selisih antara
total kas yang tersedia dengan Cash Out Flow. Ada beberapa indikasi yang
ditunjukkan oleh perusahaan yang memiliki kas surplus yang cukup besar terus
menerus yaitu:
·
Kemampuan
membayar angsuran pokok pinjaman (bila ada) masih cukup besar. Dalam kasus
seperti ini, kita dapat mempertimbangkan kemungkinan pemberian pinjaman yang
tidak terlalu lama.
·
Jika
perusahaan memiliki pinjaman jangka pendek, kas yang surplus menunjukkan bahwa
pinjaman jangka pendek tersebut dapat dilunasi.
Segalanya, bila kas
adalah defisit, ada beberapa indikasi yang ditunjukkan:
·
Angsuran
pokok pinjaman (bila ada) terlalu besar. Untuk menguji hal ini, kita dapat
mencoba mengeluarkan angsuran pokok dari Cash Out Flow. Bila pengujian
ini benar, kita harus memberi pinjaman yang lebih panjang yang angsuran
pokoknya per periode lebih ringan.
·
Perusahaan
membutuhkan tambahan pinjaman untuk menutup kekurangan kas tersebut.
·
Bila
defisit hanya terjadi pada interval awal, berarti terdapat kebutuhan akan grace
period untuk pinjaman jangka panjang yang diberikan. Perusahaan baru mulai
dapat melakukan pembayaran angsuran pokok pinjaman bila saldo telah menunjukkan
angka positif (surplus).
6.
Saldo
Kas Minimum (Minimum Cash Balance)
Yaitu sejumlah uang
tunai tertentu yang mengendap di perusahaan sepanjang waktu, misalnya untuk
keperluan kas kecil. Untuk pedagang mobil bekas (used car), setiap saat
harus memiliki sejumlah uang tunai agar dapat langsung melakukan pembelian bila
ada mobil yang ingin dibeli.
7.
Kebutuhan
Dana Tambahan (Additional Financial Needs)
Yaitu jumlah dana yang dibutuhkan
untuk menutup defisit kas.
Jumlah dana yang dibutuhkan
ini tergantung pada besarnya saldo kas minimum dan kondisi kas perusahaan
(defisit / surplus).
·
Bila tidak
ada saldo kas minimum yang ingin dipelihara oleh perusahaan, saldo defisit kas
sama dengan jumlah kebutuhan dananya.
·
Bila ada
saldo kas minimum yang harus di jaga, dan saldo kas adalah defisit, kebutuhan
dana tambahan sebesar saldo kas minimum ditambah jumlah defisit kas.
·
Bila ada
saldo kas minimum yang harus di jaga, dan saldo kas adalah surplus, tetapi
lebih kecil daripada saldo kas minimum yang disyaratkan, kebutuhan dana
tambahan adalah sebesar selisih antara saldo kas minimum dengan saldo surplus.
·
Bila ada
saldo kas minimum yang harus di jaga, dan posisi kas adalah surplus, dimana
nilai surplus di atas saldo kas minimum, maka tidak dibutuhkan dana tambahan.
8.
Saldo
Kas Akhir (Ending Cash Balance)
Yaitu posisi kas di
akhir periode (interval) setelah memperhitungkan kebutuhan dana
tambahan.
Secara matematis, suatu Format Cash Flow secara umum dapat
ditulis sebagai berikut:
BEGINNING CASH BALANCE : A
CASH INFLOW
: B
|
TOTAL CASH AVAILABLE
: C ( A + B )
CASH OUTFLOW
: D
|
NET CASH SURPLUS
: E ( C – D )
|
MINIMUM CASH BALANCE : F
ADDITIONAL FINANCIAL NEEDS
: G
|
ENDING CASH BALANCE
: H ( F + G )
|
F = 0
|
Jika E <
0 maka G =
E (Nilai Absolut)
Jika E > = 0 maka G = 0
|
F > 0
|
Jika E <
0 maka G =
F + E
(Nilai Absolut)
Jika E =
0 maka G = F
Jika E <
E < E
maka G =
F - E
Jika E >=
F maka G = 0
|
MENENTUKAN JUMLAH KEBUTUHAN DANA
Manfaat pertama dari Cash Flow Projection (proyeksi aliran
kas) adalah untuk menentukan jumlah dana dari debitur. Dengan menggunakan Cash
Budget kita akan melihat bahwa jumlah dana yang dibutuhkan dapat ditentukan
dengan lebih baik. Selain mengetahui nilai nominalnya, dengan Cash Budget juga
dapat diketahui kapan dana tersebut dibutuhkan. Hal ini tidak dapat diketahui
dengan metode yang telah dibahas sebelumnya.
Sebagai bahan pembahasan kita akan menganalisis PT RAHMAT sebagai
contoh kasus dengan asumsi seluruh aktiva adalah Variable Asset.
Dari Laporan Keuangan tahun 19X1 dan Pro-forma Balance Sheet
yang telah disusun kita mengetahui hal-hal sebagai berikut:
Perputaran Piutang Dagang =
3 bulan
Perputaran Hutang Dagang = 2 bulan
Penjualan Total Tahun 19X2 = 187,20
Harga Pokok Penjualan =
80 % dari penjualan
Biaya Operasional = 5 % dari penjualan
Untuk menyusun Cash Flow Projection tahun 19X2, kita Bangun
asumsi-asumsi sebagai berikut:
·
Saldo Kas
Minimum yang dibutuhkan adalah 6,50
·
Biaya
depresiasi diabaikan. Seluruh harga pokok penjualan dan Biaya Operasional
dianggap adalah biaya tunai.
·
Jatuh
tempo sisa Piutang Dagang di akhir 19X1 adalah sebagai berikut:
Januari 19X2 = 12,00
Februari 19X2 = 12,00
Maret = 12,00 (+)
Total =
36,00 (Nilai di Neraca 31 Desember 19X1)
·
Jatuh
tempo sisa Utang Dagang di akhir 19X1 adalah sebagai berikut:
Januari = 9,60
Februari =
9,60 (+)
Total = 19,20
SKENARIO I
Untuk skenario I diasumsikan hal-hal
sebagai berikut:
·
Penjualan
setiap bulan adalah sama, yaitu sebesar 15,60 (187, 20 dibagi 12 bulan);
·
Kenaikan
Aktiva Tetap dibagi rata menjadi 12 bulan sebagai berikut:

Jenis Aktiva 19X1 19X2 Kenaikan
Tanah / Bangunan
50,00 56,00 15,00
Mesin-mesin 125,00 162,00 37,00
Kenaikan
Tanah/Bangunan per bulan = 15,00/12 = 1,25
Kenaikan
Mesin-mesin per bulan = 37,50/12 = 3,13
Dengan asumsi
seperti di atas dapat melakukan proyeksi sebagai berikut:
PT
RAHMAT
|
||||||||||||
PROYEKSI
CASH FLOW TAHUN 19X2
|
||||||||||||
JAN
|
FEB
|
MAR
|
APR
|
MEI
|
JUN
|
JUL
|
AGT
|
SEP
|
OKT
|
NOP
|
DES
|
|
Saldo Awal
|
||||||||||||
Kas
|
5,00
|
6,50
|
6,50
|
6,50
|
6,50
|
6,50
|
6,50
|
6,50
|
6,50
|
6,50
|
6,50
|
6,50
|
Penerimaan Kas
|
||||||||||||
Piutang Tertagih
|
12,00
|
12,00
|
12,00
|
15,60
|
15,60
|
15,60
|
15,60
|
15,60
|
15,60
|
15,60
|
15,60
|
15,60
|
Total Kas Tersedia
|
17,00
|
18,50
|
18,50
|
22,10
|
22,10
|
22,10
|
22,10
|
22,10
|
22,10
|
22,10
|
22,10
|
22,10
|
Pengeluaran Kas
|
||||||||||||
Pemby Utang Dagang
|
9,60
|
9,60
|
12,48
|
12,48
|
12,48
|
12,48
|
12,48
|
12,48
|
12,48
|
12,48
|
12,48
|
12,48
|
Biaya Operasional
|
0,78
|
0,78
|
0,78
|
0,78
|
0,78
|
0,78
|
0,78
|
0,78
|
0,78
|
0,78
|
0,78
|
0,78
|
Pembelian Tanah/Bangunan
|
1,25
|
1,25
|
1,25
|
1,25
|
1,25
|
1,25
|
1,25
|
1,25
|
1,25
|
1,25
|
1,25
|
1,25
|
Pembelian Mesin
|
3,13
|
3,13
|
3,13
|
3,13
|
3,13
|
3,13
|
3,13
|
3,13
|
3,13
|
3,13
|
3,13
|
3,13
|
Pembayaran Pajak
|
5,00
|
|||||||||||
Total Kas Keluar
|
19,76
|
14,76
|
17,64
|
17,64
|
17,64
|
17,64
|
17,64
|
17,64
|
17,64
|
17,64
|
17,64
|
17,64
|
Kas Surplus (Defisit)
|
(2,75)
|
3,75
|
0,86
|
4,47
|
4,47
|
4,47
|
4,47
|
4,47
|
4,47
|
4,47
|
4,47
|
4,47
|
Saldo Kas Minimum
|
6,50
|
6,50
|
6,50
|
6,50
|
6,50
|
6,50
|
6,50
|
6,50
|
6,50
|
6,50
|
6,50
|
6,50
|
Pinjaman Bank
|
9,25
|
2,75
|
5,64
|
2,04
|
2,04
|
2,04
|
2,04
|
2,04
|
2,04
|
2,04
|
2,04
|
2,04
|
Saldo Kas
|
6,50
|
6,50
|
6,50
|
6,50
|
6,50
|
6,50
|
6,50
|
6,50
|
6,50
|
6,50
|
6,50
|
6,50
|
Akumulasi
Pinjaman Bank
|
9,25
|
12,01
|
17,65
|
19,68
|
21,72
|
23,75
|
25,79
|
27,82
|
29,86
|
31,89
|
33,93
|
35,96
|
KETERANGAN :
SALDO KAS AWAL
·
Saldo awal
kas bulan Januari 19X2 sebesar 5,00 diperoleh dari Neraca per 31 Desember 19X1.
di akhir tahun 19X1, PT RAHMAT memiliki uang tunai sebesar 5,00. ini berarti
bahwa di awal tahun 19X2 mereka memiliki jumlah uang yang sama.
PENERIMAAN KAS
·
Piutang
tertagih bulan Januari 19X2 adalah sisa piutang dagang di tahun 19X1 yang jatuh
tempo. Di asumsikan kita telah ditetapkan bahwa sisa piutang dagang sebesar
36,00 akan jatuh tempo dalam bulan Januari-Maret 19X2 masing-masing sebesar
12,00.
·
Sejak
Januari 19X2, penjualan per bulan adalah sebesar 15,60. Penjualan bulan Januari
akan tertagih pada bulan April, karena PT RAHMAT memberikan kredit penjualan
selama 3 bulan. Hal ini telah ditentukan di asumsi yang diambil dari hasil
perhitungan perputaran piutang dagang di tahun 19X1. Dengan demikian, piutang
tertagih di bulan April adalah sebesar 15,60. Penjualan bulan Februari akan
diterima di bulan Mei, penjualan di bulan Maret akan diterima di bulan Juni,
dan seterusnya.
·
Di akhir
tahun 19X2, sisa piutang dagang yang belum tertagih adalah dari hasil penjualan
bulan Oktober, November dan Desember. Karena penjualan tiap-tiap bulan adalah
15,60, sisa piutang dagang di akhir 19X2 adalah sebesar 3 x 15,60 = 46,80.
Angka ini akan muncul di Neraca per 31 Desember 19X2.
TOTAL KAS TERSEDIA
·
Total kas
tersedia = saldo kas awal + penerimaan kas
·
Untuk
bulan Januari total kas tersedia = 5,00 + 12,00 = 17,00
PENGELUARAN KAS
·
Pembayaran
utang dagang untuk bulan Januari dan Februari sebesar 9,60 merupakan pembayaran
sisa utang dagang tahun 19X1 yang jatuh tempo. Pada asumsi di atas telah
dijelaskan bahwa sisa utang dagang tahun 19X1 sebesar 19,20 akan jatuh tempo di
bulan Januari dan Februari masing-masing sebesar 9,60.
·
Pada saat
mengadakan penjualan di bulan Januari 19X2, PT RAHMAT melakukan pembelian
sebesar 12,48, yaitu penjualan dikalikan harga pokok (15,60 x 80%). Pembelian
yang dilakukan pada bulan Januari akan jatuh tempo pada bulan Maret karena PT
RAHMAT memperoleh kredit pembelian selama 2 bulan dari suppliernya. Dengan
demikian utang dagang di bulan Januari akan jatuh tempo pada bulan Maret.
Pembelian di bulan Februari akan jatuh tempo pada bulan April dan seterusnya.
·
Biaya
operasi diketahui sebesar 5% dari penjualan, dan merupakan biaya tunai. Dengan
demikian, biaya operasional per bulan yang harus dikeluarkan oleh PT RAHMAT
adalah sebesar 5% x Penjualan = 0,78.
·
Pembelian
tanah/bangunan diasumsikan dilakukan secara bertahap setiap bulan dengan jumlah
yang sama. Dengan demikian setiap bulan terjadi pengeluaran untuk pembelian
aktiva tetap untuk jumlah yang sama.
·
Demikian
juga halnya dengan mesin-mesin, pembelian dilakukan secara bertahap selama 12
bulan dengan jumlah yang sama.
·
Pembayaran
Pajak sebesar 5,00 adalah utang pajak tahun 19X1 yang angkanya diperoleh dari
Neraca per 31 Desember 19X1. Diasumsikan bahwa pembayaran pajak tersebut
dilakukan di bulan Januari 19X2.
·
Dengan
menjumlahkan seluruh pengeluaran tersebut diperoleh data pada bulan Januari
19X2, total kas keluar adalah sebesar 19,76, bulan Februari adalah 14,76 dan
seterusnya.
KAS SURPLUS (DEFISIT)
·
Kas
surplus (defisit) = total kas tersedia – pengeluaran kas
·
Untuk
bulan Januari 19X2, kas surplus (defisit) = 17,00 – 1976 = (2,75), atau dalam
bahasa verbal disebutkan bahwa pada bulan Januari PT RAHMAT defisit sebesar
2,75. Cash Flow perusahaan lebih kecil dari pada Cash Out Flow
yang dilakukan.
·
Untuk
bulan Februari, kas surplus (defisit) = 18,50 – 14,75 = 3,75, atau dikatakan
bahwa terjadi surplus sebesar 3,75. Demikian seterusnya.
SALDO KAS MINIMUM
·
Sesuai
dengan asumsi, bahwa untuk menjalankan bisnisnya dengan lancar, PT RAHMAT harus
memiliki saldo kas minimum sebesar 6,50.
PINJAMAN BANK
·
Diasumsikan
bahwa kekurangan dana akan dipenuhi oleh pinjaman dari Bank. Ini adalah salah
satu bagian yang harus diperhatikan oleh Account Officer karena inilah tujuan
penyusunan cash flow.
·
Perhatikan
bahwa pada bulan Januari, PT RAHMAT mengalami defisit kas sebesar 2,75 dan
saldo kas minimum yang harus dipelihara adalah 6,50. Dengan demikian, total
kebutuhan dana dan untuk bulan Januari adalah sebesar 2,75 + 6,50 = 9,25.
·
Untuk
bulan Februari, PT RAHMAT mengalami surplus sebesar 3,75. Tetapi karena saldo
kas minimum yang dibutuhkan adalah 6,50, pada bulan Februari ini mereka
membutuhkan dana tambahan sebesar 6,50 – 3,75 = 2,75.
·
Demikian
seterusnya kita dapat menghitung jumlah kebutuhan dana tambahan PT RAHMAT.
SALDO AKHIR
·
Saldo
akhir menunjukkan posisi uang tunai yang dimiliki di akhir bulan tertentu.
Karena setiap bulan terjadi dropping dana dari bank, dimana dalam pencairan
dana bank yang menjadi patokan adalah saldo kas minimum, maka saldo akhir untuk
kasus ini selalu adalah sama dengan saldo kas minimum.
·
Saldo kas
akhir akan menjadi saldo kas awal untuk bulan berikutnya.
AKUMULASI PINJAMAN BANK
·
Akumulasi
pinjaman bank menunjukkan besarnya pemakaian dana bank secara total dari waktu
ke waktu.
·
Dari
Neraca 31 Desember 19X1 diketahui bahwa PT RAHMAT tidak memiliki pinjaman bank,
sehingga akumulasi pinjaman bank untuk bulan Januari 19X2 adalah sama dengan
tambahan pinjaman bank yang dicairkan di bulan Januari, yaitu 9,25.
·
Akumulasi
pinjaman bank untuk bulan berikutnya dihitung dari akumulasi pinjaman bank
sebelumnya + pencairan dana bank bulan yang bersangkutan.
·
Untuk
bulan Februari, akumulasi pinjaman bank = 9,25 + 2,75 = 12,01. Akumulasi
pinjaman bank untuk bulan Maret = 12,01 + 5,64. Demikian seterusnya.
·
Akumulasi
pinjaman bank di akhir Desember sebesar 35,96 masuk ke Neraca per 31 Desember
19X2. Perhatikan bahwa dari Neraca Pro-forma yang disusun, pinjaman bank adalah
sebesar 36,66 atau selisih 0,70 disebabkan adanya pembulatan, tidak menunjukkan
angka yang signifikan.
Dari proyeksi Cash Flow yang telah dilakukan di atas, kita
dapat menentukan hal-hal berikut:
·
Plafon
pinjaman yang dibutuhkan adalah 35,96, yaitu akumulasi pinjaman bank yang
terbesar. Dalam hal ini terjadi di akhir tahun.
·
Kita dapat
mengetahui saat dana tersebut dibutuhkan, yaitu 9,25 di bulan Januari 2,75 di
bulan Februari, 5,64 di bulan Maret, dan seterusnya.
Dalam skenario ini, hasil yang diperoleh dari perhitungan Cash Flow
adalah sama dengan hasil yang diperoleh dari perhitungan Metode Prosentase dari
penjualan.
SKENARIO II
Pada
Skenario II diasumsikan sebagai berikut:
·
Distribusi
Penjualan per bulan sama dengan skenario I, yaitu 15,60 per bulan
·
Aktiva
Tetap dibeli di bulan 1 (Januari), tidak dibagi rata seperti skenario I. Dengan
demikian, pembelian Tanah/Bangunan sebesar 15,00 dan mesin-mesin sebesar 37,50
dilakukan seluruhnya pada bulan Januari.
Hasil Proyeksi Cash Flow untuk skenario II adalah sebagai
berikut:
PT
RAHMAT
|
||||||||||||
PROYEKSI
CASH FLOW TAHUN 19X2
|
||||||||||||
JAN
|
FEB
|
MAR
|
APR
|
MEI
|
JUN
|
JUL
|
AGT
|
SEP
|
OKT
|
NOP
|
DES
|
|
Saldo Awal Kas
|
5,00
|
6,50
|
6,50
|
6,50
|
6,50
|
6,50
|
6,50
|
6,50
|
6,50
|
6,50
|
6,50
|
6,50
|
Penerimaan
Kas
|
||||||||||||
Piutang
tertagih
|
12,00
|
12,00
|
12,00
|
15,60
|
15,60
|
15,60
|
15,60
|
15,60
|
15,60
|
15,60
|
15,60
|
15,60
|
Total Kas Tersedia
|
17,00
|
18,50
|
18,50
|
22,10
|
22,10
|
22,10
|
22,10
|
22,10
|
22,10
|
22,10
|
22,10
|
22,10
|
Pengeluaran
Kas
|
||||||||||||
Pemby
Utang dagang
|
9,60
|
9,60
|
12,48
|
12,48
|
12,48
|
12,48
|
12,48
|
12,48
|
12,48
|
12,48
|
12,48
|
12,48
|
Biaya
Operasional
|
0,78
|
0,78
|
0,78
|
0,78
|
0,78
|
0,78
|
0,78
|
0,78
|
0,78
|
0,78
|
0,78
|
0,78
|
Pembelian
|
||||||||||||
Tanah/Bangunan
|
15,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
Pembelian
Mesin
|
37,50
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
Pembayaran
Pajak
|
5,00
|
|||||||||||
Total Kas Keluar
|
67,88
|
10,38
|
13,26
|
13,26
|
13,26
|
13,26
|
13,26
|
13,26
|
13,26
|
13,26
|
13,26
|
13,26
|
Kas
Surplus / Defisit
|
(50,88)
|
8,12
|
5,24
|
8,84
|
8,84
|
8,84
|
8,84
|
8,84
|
8,84
|
8,84
|
8,84
|
8,84
|
Saldo
Kas Minimum
|
6,50
|
6,50
|
6,50
|
6,50
|
6,50
|
6,50
|
6,50
|
6,50
|
6,50
|
6,50
|
6,50
|
6,50
|
Pinjaman
bank
|
57,38
|
(1,62)
|
1,26
|
(2,34)
|
(2,34)
|
(2,34)
|
(2,34)
|
(2,34)
|
(2,34)
|
(2,34)
|
(2,34)
|
(2,34)
|
Saldo Akhir
|
6,50
|
6,50
|
6,50
|
6,50
|
6,50
|
6,50
|
6,50
|
6,50
|
6,50
|
6,50
|
6,50
|
6,50
|
Akumulasi
|
||||||||||||
Pinjaman Bank
|
57,38
|
55,76
|
57,02
|
54,68
|
52,34
|
50,00
|
47,66
|
45,32
|
42,98
|
40,64
|
38,30
|
35,96
|
Dari Cash Flow di atas terlihat hal-hal sebagai berikut:
·
Jumlah
dana yang dibutuhkan bukanlah sebesar 35,96 seperti dihitung di metode
Prosentase Penjualan pada saat kita menyusun Neraca Performa, tetapi sebesar
57,38 yaitu akumulasi pinjaman Bank bulan Januari. Hasil perhitungan
menunjukkan bahwa di akhir tahun 19X2, sisa pinjaman Bank adalah 35,96.
·
Akumulasi
pinjaman tersebut tidak mengalami peningkatan dari bulan ke bulan seperti
skenario I, karena pada bulan Januari terjadi pengeluaran kas yang besar untuk
mengadakan pembelian aktiva tetap, yaitu tanah/bangunan dan mesin-mesin.
Dari skenario II terlihat bahwa dengan menyusun Neraca Performa,
kita tidak dapat mengetahui kebutuhan dana interim, yaitu kebutuhan dana
sepanjang periode sebelum akhir tahun. Oleh karena itu untuk melengkapi
proyeksi Neraca dibutuhkan Cash Budget. Secara bersama-sama kita tidak
akan dapat menentukan dengan tepat jumlah dan waktu kebutuhan dana.
SKENARIO III
Pada skenario III diasumsikan sebagai berikut:
·
Penjualan
per bulan tidak merata seperti skenario-skenario sebelumnya. Hanya total
penjualan per tahun yang tidak berubah, yaitu sebesar 87,20. Distribusi
penjualan adalah sebagai berikut:
Januari 15,00 Juli 35,00
Februari 15,00 Agustus 20,00
Maret 10,00 September 10,00
April 10,00 Oktober 10,00
Mei 10,00 November 10,00
Juni 25,00 Desember 17,20
·
Penambahan aktiva tetap terjadi di bulan
Januari, sama seperti skenario II
Hasil proyeksi aliran kas dari skenario III adalah sebagai berikut:
PT
RAHMAT
|
||||||||||||
PROYEKSI
CASH FLOW TAHUN 19X2
|
||||||||||||
JAN
|
FEB
|
MAR
|
APR
|
MEI
|
JUN
|
JUL
|
AGT
|
SEP
|
OKT
|
NOP
|
DES
|
|
Penjualan
per bulan
|
15,00
|
15,00
|
10,00
|
10,00
|
10,00
|
25,00
|
35,00
|
20,00
|
10,00
|
10,00
|
10,00
|
17,20
|
Saldo
Awal Kas
|
5,00
|
6,50
|
6,50
|
6,50
|
6,50
|
6,50
|
6,50
|
6,50
|
6,50
|
6,50
|
6,50
|
6,50
|
Penerimaan
Kas
|
||||||||||||
Piutang
tertagih
|
12,00
|
12,00
|
12,00
|
15,00
|
15,00
|
10,00
|
10,00
|
10,00
|
25,00
|
35,00
|
20,00
|
10,00
|
Total Kas Tersedia
|
17,00
|
18,50
|
18,50
|
21,50
|
21,50
|
16,50
|
16,50
|
16,50
|
31,50
|
41,50
|
26,50
|
16,50
|
Pengeluaran
Kas
|
||||||||||||
Pemby
Utang dagang
|
9,60
|
9,60
|
12,00
|
12,00
|
8,00
|
8,00
|
8,00
|
20,00
|
28,00
|
16,00
|
8,00
|
8,00
|
Biaya
Operasional
|
0,75
|
0,75
|
0,50
|
0,50
|
0,50
|
1,25
|
1,75
|
1,00
|
0,50
|
0,50
|
0,50
|
0,86
|
Pembelian
|
||||||||||||
Tanah/Bangunan
|
15,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
Pembelian
Mesin
|
37,50
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
Pembayaran
Pajak
|
5,00
|
|||||||||||
Total Kas Keluar
|
67,85
|
10,35
|
12,50
|
12,50
|
8,50
|
9,25
|
9,75
|
21,00
|
28,50
|
16,50
|
8,50
|
8,86
|
Kas
Surplus / Defisit
|
(50,85)
|
8,15
|
6,00
|
9,00
|
13,00
|
7,25
|
6,75
|
(4,50)
|
3,00
|
25,00
|
18,00
|
7,64
|
Saldo
Kas Minimum
|
6,50
|
6,50
|
6,50
|
6,50
|
6,50
|
6,50
|
6,50
|
6,50
|
6,50
|
6,50
|
6,50
|
6,50
|
Pinjaman
bank
|
57,35
|
(1,65)
|
0,50
|
(2,50)
|
(6,50)
|
(0,75)
|
(0,25)
|
11,00
|
3,50
|
(18,50)
|
(11,50)
|
(1,14)
|
Saldo Akhir
|
6,50
|
6,50
|
6,50
|
6,50
|
6,50
|
6,50
|
6,50
|
6,50
|
6,50
|
6,50
|
6,50
|
6,50
|
Akumulasi
|
||||||||||||
Pinjaman Bank
|
57,35
|
55,70
|
56,20
|
53,70
|
47,20
|
46,45
|
46,20
|
57,20
|
60,70
|
42,20
|
30,70
|
29,56
|
Hasil yang diperoleh dari skenario III adalah sebagai berikut:
·
Hasil
perhitungan ternyata jauh berbeda dibandingkan proyeksi yang dilakukan dengan
metode prosentase penjualan. Jumlah dana yang dibutuhkan adalah 57,35, hampir
sama dengan skenario II. Walaupun demikian, saldo akhir pinjaman tidak sebesar
35,96 seperti pada skenario II, tetapi sebesar 29,56, atau selisih sebesar
6,40.
·
Perbedaan
tersebut disebabkan oleh:
-
Total
penjualan untuk tiga bulan terakhir (Oktober sampai dengan Desember) adalah
sebesar 37,20, sedangkan penjualan skenario II untuk periode yang sama adalah
46,80 atau selisih sebesar 9,60.
-
Sisa Utang
Dagang yang belum dibayar pada akhir tahun 19X2 untuk skenario III adalah
sebesar 21,76, sedangkan untuk skenario II adalah sebesar 24,96, atau selisih
sebesar 3,20.
Selisih piutang dagang
sebesar 9,60 tersebut dibiayai oleh selisih utang dagang sebesar 3,20, sisanya
oleh pinjaman Bank sebesar 6,40.
·
Pemakaian
dana bank sangat tidak teratur. Pada suatu saat pemakaiannya besar sedangkan
pada saat yang lain pemakaian dana bank menurun. Perhatikan bahwa secara umum,
pemakaian dana bank tergantung dari tingkat penjualan. Semakin tinggi tingkat
penjualan, semakin besar pinjaman bank yang dipergunakan, sampai piutang dagang
tertagih kembali.
Skenario-skenario di atas menunjukkan pada kita bahwa:
·
Untuk
penjualan yang stabil sepanjang tahun, perhitungan kebutuhan dana yang
diperoleh dari metode prosentase penjualan dengan metode Cash Budget tidak
berbeda.
·
Metode Cash
Budget sangat dibutuhkan untuk penjualan bersifat musiman (seasonal),
dimana kebutuhan dana tidak dapat terdeteksi hanya dengan mengandalkan proyeksi
Neraca.
MENENTUKAN JENIS PINJAMAN
Manfaat dari pembuatan Cash Budget adalah bermacam-macam.
Salah satunya adalah untuk menentukan jenis pinjaman yang akan diberikan.
Dibawah ini adalah Cash Budget dari PT RAHMAT (skenario II) yang di
modifikasi. Pada Cash Flow yang baru ini kita memisahkan seluruh
pendapatan dan pengeluaran menjadi dua golongan besar, yaitu:
a. Operating Cash Flow (Aliran Kas Keluar)
Seluruh aktifitas
yang berhubungan dengan operasi bisnis sehari-hari digolongkan pada Operating
Cash flow. Contoh : hasil penagihan piutang dagang, pembelian bahan, biaya
operasional, dan lain-lain.
b. Non Operating Cash Flow
Yaitu aliran kas
yang tidak dipakai untuk kegiatan operasional bisnis sehari-hari.
Contoh: Pendapatan
dari penjualan aktiva tetap, pembelian aktiva tetap (investasi, dan lain-lain.
PT
RAHMAT
|
||||||||||||
PROYEKSI
CASH FLOW TAHUN 19X2
|
||||||||||||
JAN
|
FEB
|
MAR
|
APR
|
MEI
|
JUN
|
JUL
|
AGT
|
SEP
|
OKT
|
NOP
|
DES
|
|
Penjualan
|
15,60
|
15,60
|
15,60
|
15,60
|
15,60
|
15,60
|
15,60
|
15,60
|
15,60
|
15,60
|
15,60
|
15,60
|
Saldo
Awal Kas
|
5,00
|
6,50
|
6,50
|
6,50
|
6,50
|
6,50
|
6,50
|
6,50
|
6,50
|
6,50
|
6,50
|
6,50
|
OPERASIONAL
|
||||||||||||
Penerimaan
Kas
|
||||||||||||
Piutang
tertagih
|
12,00
|
12,00
|
12,00
|
15,60
|
15,60
|
15,60
|
15,60
|
15,60
|
15,60
|
15,60
|
15,60
|
15,60
|
Total Kas Tersedia
|
17,00
|
18,50
|
18,50
|
22,10
|
22,10
|
22,10
|
22,10
|
22,10
|
22,10
|
22,10
|
22,10
|
22,10
|
Pengeluaran
Kas
|
||||||||||||
Pemby
Utang dagang
|
9,60
|
9,60
|
12,48
|
12,48
|
12,48
|
12,48
|
12,48
|
12,48
|
12,48
|
12,48
|
12,48
|
12,48
|
Biaya
Operasional
|
0,78
|
0,78
|
0,78
|
0,78
|
0,78
|
0,78
|
0,78
|
0,78
|
0,78
|
0,78
|
0,78
|
0,78
|
Pembayaran
Pajak
|
5,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
Total Kas Keluar
|
15,38
|
10,38
|
13,26
|
13,26
|
13,26
|
13,26
|
13,26
|
13,26
|
13,26
|
13,26
|
13,26
|
13,26
|
Kas
Surplus / Defisit
|
1,62
|
8,12
|
5,24
|
8,84
|
8,84
|
8,84
|
8,84
|
8,84
|
8,84
|
8,84
|
8,84
|
8,84
|
Saldo
Kas Minimum
|
6,50
|
6,50
|
6,50
|
6,50
|
6,50
|
6,50
|
6,50
|
6,50
|
6,50
|
6,50
|
6,50
|
6,50
|
Pinjaman
bank
|
4,88
|
0,00
|
1,26
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
Kas Bersih
|
||||||||||||
Operasional
|
6,50
|
8,12
|
6,50
|
8,84
|
8,84
|
8,84
|
8,84
|
8,84
|
8,84
|
8,84
|
8,84
|
8,84
|
Non Operasional
|
||||||||||||
Penerimaan
Kas
|
||||||||||||
Penjualan Aktiva Tetap
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
Persamaan lain-lain
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
Total Penerimaan
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
Pengeluaran Kas
|
||||||||||||
Pembelian
|
||||||||||||
Tanah/Bangunan
|
15,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
Pembelian Mesin
|
37,50
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
Total
Pengeluaran
|
52,50
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
Kas Surplus / Defisit
|
(52,50)
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
Pinjaman Jk Panjang
|
52,50
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
Saldo Kas Non -
|
||||||||||||
Operasional
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
Kas
Tersedia untuk
|
||||||||||||
Pembayaran
Cicilan
|
||||||||||||
Pokok
|
6,50
|
8,12
|
6,50
|
8,84
|
8,84
|
8,84
|
8,84
|
8,84
|
8,84
|
8,84
|
8,84
|
8,84
|
Cicilan
Pokok
|
0,00
|
1,62
|
0,00
|
2,34
|
2,34
|
2,34
|
2,34
|
2,34
|
2,34
|
2,34
|
2,34
|
2,34
|
Saldo Akhir
|
6,50
|
6,50
|
6,50
|
6,50
|
6,50
|
6,50
|
6,50
|
6,50
|
6,50
|
6,50
|
6,50
|
6,50
|
Akumulasi
Pinjaman
|
||||||||||||
Jangka
Pendek
|
4,88
|
4,88
|
6,14
|
6,14
|
6,14
|
6,14
|
6,14
|
6,14
|
6,14
|
6,14
|
6,14
|
6,14
|
Jangka
Panjang
|
52,50
|
50,88
|
50,88
|
48,54
|
46,20
|
43,86
|
41,52
|
39,18
|
36,84
|
34,50
|
32,16
|
29,82
|
Total Sisa
|
||||||||||||
Pinjaman
|
57,38
|
55,76
|
57,02
|
54,68
|
52,34
|
50,00
|
47,66
|
45,32
|
42,98
|
40,64
|
38,30
|
35,96
|
Dengan format seperti diatas kita dapat mengetahui secara pasti
jenis aktiva yang dibiayai dengan pinjaman. Seperti telah dibahas pada struktur
kredit, bila aktiva yang dibiayai adalah aktiva tetap, pinjaman yang diberikan
adalah pinjaman jangka panjang. Sedangkan bila aktiva yang dibiayai adalah
aktiva operasional, pinjaman yang diberikan adalah pinjaman jangka pendek. Dari
Cash flow diatas kita mengetahui bahwa PT RAHMAT membutuhkan pinjaman
jangka panjang sebesar 52,50, dan kekurangannya adalah dalam bentuk pinjaman
jangka pendek.
MENGETAHUI JANGKA WAKTU PINJAMAN
Jika melihat Cash flow Projection “yang baru” di atas, ada
beberapa baris yang tidak ada Cash flow sebelumnya, yaitu “kas tersedia
untuk pembayaran cicilan pokok” dan “cicilan pokok”.
Kas tersedia untuk pembayaran cicilan pokok (cash Available To
Repay Loan Principal) adalah sisa saldo kas yang ada setelah seluruh
pengeluaran tunai dibayar. Dari format di atas, kas tersedia untuk pembayaran
cicilan pokok diperoleh dari penjumlahan saldo kas operasional dengan saldo kas
non-operasional. Karena dalam kasus PT RAHMAT kita selalu menjaga agar tidak
ada saldo kas non-operasional, sehingga kas tersedia untuk pembayaran cicilan
pokok ini adalah sama dengan saldo kas operasional.
Saldo kas menunjukkan kemampuan pembayaran pokok pinjaman oleh
nasabah. Dalam menentukan besar cicilan pokok harus dilakukan oleh nasabah,
kita tidak boleh memaksakan kehendak. Hal tersebut dapat mengakibatkan nasabah
mengalami kesulitan likuiditas (dengan asumsi mereka tidak dapat memperoleh
sumber dana yang lain). Ada Account Officer yang cenderung memberikan
pinjaman jangka panjang yang tidak terlalu panjang, misalnya hanya sampai 2
atau 3 tahun. Hal ini berdasarkan alasan untuk mengurangi resiko kredit, karena
semakin pendek waktu, cicilan pokok akan semakin besar. Argumentasi A/O
tersebut memang dapat diterima, tetapi bila kita memaksa nasabah untuk membayar
angsuran diluar kapasitasnya, yang kita lakukan sebenarnya adalah menggali
lubang untuk mengubur nasabah. Ia pasti akan mengalami kesulitan.
Dalam kasus kita, terlihat bahwa pada bulan Februari 19X2 tersedia
kas untuk pembayaran cicilan pokok sebesar 8,12. karena saldo kas minimum
adalah 6,50 nasabah dapat membayar angsuran sekitar 1,62. Mulai bulan April, PT
RAHMAT dapat membayar angsuran sebesar 2,34 tanpa mengalami kesulitan dengan
tetap mempertahankan saldo kas minimum sebesar 6,50. Dengan demikian kita dapat
menentukan struktur fasilitas sebagai berikut:
·
Jangka
waktu angsuran adalah:
52,50 x 1 bulan = 22,5 (23 bulan)
2,34
·
Dari Cash
flow di atas terlihat bahwa pada bulan Februari, PT RAHMAT mampu membayar
angsuran sekitar 1,62, tetapi pada bulan Maret tidak dapat melakukan angsuran
pokok. Dengan demikian, PT RAHMAT membutuhkan grace period selama 2
bulan.
·
Dari kedua
hal di atas, kita dapat merekomendasikan struktur pinjaman jangka panjang PT
RAHMAT sebagai berikut:
Plafon pinjaman : 52,50
Pencairan Dana : Januari 19X2
Grace Period : (Februari dan
Maret 19X2)
Pengembalian pokok
pinjaman : 22 cicilan bulanan
Credit : Bp. Budi Sukardi