Saturday 26 November 2011

Hey! Say! Jump Fanfiction - Crazy Competition Part 10


Hey!Say!JUMP Fanfiction (Indonesia)


CRAZY COMPETITION PART 10

Author : Rin Fujiyama
Genre : Romance, Fantasy, Friendship
Cast : Ryosuke Yamada (HSJ), Yuya Takaki (HSJ), Daiki Arioka (HSJ), Kei Inoo (HSJ)
Guest : Sasuke Uchiha (N), Sakura Haruno (N), Harry Potter (HP), Hermione Granger (HP), Ryuu Amakusa (DDS), Megumi Minami (DDS)

Note :
HSJ = Hey!Say!JUMP
N = Naruto
HP = Harry Potter
DDS = Dan Detective School

*****************

[Ryosuke’s POV]
Aku benar-benar tak menyukai jika harus melihat kakakku bertengkar. Apalagi sampai berkelahi seperti itu. Dan kak Kei…… Kenapa ia tak berbuat apapun?! Semua ini benar-benar membuatku bingung.
Karena sudah tak tahan melihat perkelahian kak Yuya dan kak Daiki, akupun harus segera melerai mereka.

Aku langsung menubruk kak Daiki dari belakang. Aku memeganginya erat. Berharap perkelahian ini akan berhenti sampai di sini. Kak Daiki meronta kuat. Aku masih tetap berusaha memeganginya. Tapi ternyata kak Yuya tidak bisa bersikap dewasa. Ia memukul kak Daiki dengan keras. Kak Daikipun meronta lebih kuat. Dan akupun tak kuasa lagi tuk menahannya.

Mereka berdua kembali berkelahi. Aku melihat darah mulai mengalir dari wajah mereka berdua.
Kak Kei-chan, tolong bantu Ryosuke tuk melerai mereka!! Pintaku sekali lagi pada kak Kei yang masih terlihat tak merespon apapun. Ia hanya berdiri memandangi kedua saudara kami yang sedang berkelahi itu.
Aku mulai mendapat sedikit harapan ketika kak Kei menoleh padaku. Iapun segera berjalan ke arah kak Daiki dan kak Yuya. Akupun berniat tuk segera memegangi kak Daiki lagi. Tapi ternyata apa yang dilakukan kak Kei tak sesuai dengan pikiranku. Kak Kei menghampiri kak Yuya dan langsung memukulnya.
Sebenarnya ada apa ini…….!! Batinku menjerit dalam hati.


[Daiki’s POV]
Aku lelah dengan perkelahian ini. Tiba-tiba tadi kulihat Kei memukul Yuya. Dan kinipun ia masih memukulinya. Yuya terlihat sudah tak kuat tuk melawan. Kei memukulinya. Tetap memukulinya. Dan terus memukulinya. Baru kali ini kulihat Kei memukul Yuya. Biasanya ia sangat menghormati kakak pertama kami itu. Aku tak tahu apa permasalahannya…….


[Kei’s POV]
Aku benar-benar ingin mengeluarkan semua rasa yang membebani hatiku ini. Aku sudah tak bisa menahan diri lagi tuk tidak memukuli kak Yuya. Aku kecewa padanya. Aku benar-benar ingin memukulinya…….
Tapi tiba-tiba seseorang menubrukku.
Ryo-chan…… Ia menubruk dan memukulku sampai tersungkur. Pukulan yang benar-benar teramat sakit.

Sebenarnya ada apa ini?! Kenapa kalian berkelahi sampai seperti ini?! Tanyanya dengan air mata yang membasahi pipinya yang putih itu.
Tolong bersikaplah lebih dewasa. Semua bisa diselesaikan secara baik-baik……!! Lanjutnya masih dengan menangis.

Ryo-chan…… Kau bisa bilang seperti itu karena kau tak mengingat apa yang telah Megumi lakukan pada kita!! Batinku sambil memegangi wajahku yang tadi dipukul Ryosuke.

Aku mendengar juri memanggil tim kami. Sepertinya pertandingan olahraga akan segera dimulai. Aku melihat Ryo-chan berusaha membantu kak Yuya tuk berdiri. Dan Daiki, ia berdiri dan langsung berjalan mendahului kami. Akupun segera berjalan menuju tempat pertandingan tanpa menunggu kak Yuya dan Ryosuke.


[Ryosuke’s POV]
Aku memapah kak Yuya ke tempat pertandingan. Kulihat kak Yuya begitu lemas. Ia hampir tak kuat tuk berdiri. Wajahnya saat ini benar-benar membuatku tak tega tuk melihatnya. Hatiku sakit melihat kakakku seperti itu…..
Aku melihat seorang gadis berlari menghampiri kami. Hermione……. Ia terlihat sangat khawatir…..
Kenapa dia?! Tanyanya padaku dengan begitu panik. Iapun segera membantuku memapah kak Yuya.

Aku mendengar juri mengumumkan pertandingan kali ini. Pertandingan sepakbola 3 vs 3…….
Dengan poin tak terbatas. 100 poin tuk tiap gol dengan total waktu 1 x 1 jam.

Kalian bertiga bertandinglah…… Biar aku yang merawat Yuya!! Kata Hermione padaku……
Saat itu kak Yuya sudah tak sadarkan diri. Biarpun aku tak tahu apa yang terjadi, tapi aku tahu ini pasti berat bagi kak Yuya.


[Daiki’s POV]
Aku, Kei, dan Ryosuke telah memasuki lapangan. Aku masih bisa melihat nenek sihir itu yang tengah merawat Yuya. Rasanya aku benar-benar ingin menghajar mereka berdua…….
Tapi dari sisi lapangan yang lain, aku melihat Sakura memandang ke arahku. Ia tersenyum…… Sakura-chan tersenyum padaku….. Akupun langsung menjadi semangat dan melupakan Yuya tuk sejenak. Akupun siap menghadapi pertandingan ini. Kiper kami percayakan pada Kei…..
Ayo mulai……!! Aku tengah semangat……..


[Author’s POV]
Pertandinganpun dimulai. Harry segera membawa bola dan mengoper ke teman satunya. Mereka melakukan umpan satu dua yang sangat indah. Tentu saja umpan sambil terbang di atas sapu mereka. Daiki dan Ryosuke yang melihat itu tak bisa melakukan apapun. Harrypun segera menembakkan bola ke arah gawang. Bola tersebut terbang lurus ke arah Kei. Pastilah Kei akan mudah menangkapnya. Tapi……..
Goal…….
Ternyata Kei tak melakukan apapun untuk menghalangi bola itu. Ia hanya diam.
1 – 0


[Daiki’s POV]
Kei…… Kenapa kamu diam saja?! Tanyaku pada saudaraku itu. Tapi ia tak mengeluarkan sepatah katapun. Melihat tatapan matanya yang kosong itu membuatku malas tuk bicara padanya saat ini. Kamipun segera melanjutkan pertandingan.

Pertandingan ini serasa berat sebelah. Mereka bisa dengan mudah mencetak gol sambil terbang seperti itu, sementara kami……
Pertandingan telah berjalan hampir 55 menit. Kami telah tertinggal telak. 34 – 0
Daritadi Kei selalu membiarkan bola itu masuk. Sementara aku dan Ryosuke dari tadi belum mendapatkan bola.
Waktu terus berjalan. Kami belum mencetak satu golpun. Aku masih bisa melihat Sakura menyaksikan pertandingan kami. Demi Sakura…… Aku harus tetap berjuang……..

Ryo-chan……. Lempar aku ke atas…….!! Teriakku pada adikku dan akupun dengan cepat berlari ke arah adikku itu. Aku tahu Ryosuke akan memahami apa yang kumaksud. Ia menyiapkan kedua tangan di atas lututnya. Dengan berpijak pada tangan adikku itu, ia dengan kuat melemparku ke atas….. aku berhasil merebut bola itu. Bola itu telah jatuh ke tanah. Aku melihat Ryosuke berlari ke arah bola itu. Tapi aku melupakan sesuatu. Aku hanya memikirkan cara melompat tinggi…… tapi belum memikirkan cara mendarat dari ketinggian itu……. Aku tak dapat mengontrol badanku. Dari ketinggian belasan meter aku terjatuh dengan posisi kepala di bawah. Aku tak tahu apa yang akan terjadi padaku. Apakah aku akan mati?! Batinku.
Ryosuke…… Apapun yang terjadi kau harus memasukkan bola itu!! Batinku dan akupun segera menutup mataku.

Goal……..
Aku masih bisa mendengar sorak sorai itu. Setelah itu, aku tak bisa mengingat apapun lagi. Kepalaku terasa teramat berat.

*****************

[Daiki’s POV]
Aku membuka mataku perlahan. Aku merasakan tempat tidur yang teramat nyaman. Apakah aku sudah di surga?! Kataku dalam hati.
Kak Dai-chan?! Aku mendengar suara Ryosuke dan aku melihatnya di depan mataku ketika aku membuka mata. Aku ingin segera bicara padanya. Tapi suaraku tak mau keluar. Ryo-chan membantuku tuk setengah duduk.

Ryo buatkan bubur ni kak. Sini Ryo suapin!! Katanya sambil menyodorkan sesendok bubur ke arahku. Sepertinya aku masih hidup….. Akupun langsung melahap bubur buatan adikku itu. Baru kali ini ia memasakkanku makanan.
Yummy……. Ternyata enak sekali. Jauh lebih nikmat daripada masakan Yuya. Akupun segera merebut semangkuk bubur itu dari tangannya dan melahapnya sendiri secepat mungkin.
Tambah lagi……..!! Kataku padanya.
Kakak ini lagi sakit….. Jadi jangan cepat-cepat makannya!! Katanya padaku sambil tersenyum. Sudah lama aku tak mendapatkan perhatian seperti ini. Tanpa kusadari, air mataku tlah mengalir. Aku teringat kasih sayang ibu padaku saat ia masih hidup.
Ryosuke….. Terima kasih!! Kataku lirih padanya.
Tak apa kok, kak. Sudah jangan menangis. Akan Ryo ambilkan bubur lagi!! Katanya padaku masih dengan senyum dibibirnya.


[Ryosuke’s POV]
Aku berjalan ke dapur mengambilkan bubur lagi untuk kak Daiki. Suasana di rumah ini terasa begitu sepi. Kak Yuya sudah tertidur setelah tadi sempat tak sadarkan diri. Sementara kak Kei, langsung masuk kamar dan mengunci pintu kamarnya begitu sampai di rumah tadi. Hm….. Aku tak suka suasana sepi seperti ini. Lagipula, sampai saat inipun aku masih belum mengetahui penyebab perkelahian mereka. Seumur hidupku baru tadi aku melihat mereka berkelahi.

Aku segera kembali ke kamar kak Daiki setelah mengambilkannya bubur. Ia segera memakannya dengan lahap. Disela-sela ia makan, ia menanyakan sesuatu padaku.
Kenapa aku masih hidup, Ryo-chan?! Tanyanya padaku dan akupun segera menjawabnya polos.
Memangnya kak Daiki ingin segera mati apa?! Tanyaku….
Bukan begitu…… Tadi siang aku sempat berpikir aku tak akan selamat saat jatuh dari ketinggian itu!! Katanya dengan ringan masih sambil menyantap bubur buatanku.
Tadi ada seseorang yang menangkap kakak!! Jawabku…
Maaf tadi siang Ryo tak menyangka kalau kakak akan jatuh!! Tambahku…

Siapa yang telah menyelamatkanku itu?! Tanyanya dengan penuh antusias.
Sudah….. Segera habiskan buburnya dan tidur…... Biar kakak cepat sembuh!! Kataku dengan tersenyum sambil mengelus rambut kak Daiki dan aku tahu kak Daiki suka dielus dikepala seperti ini. Iapun segera melanjutkan makannya. Selesai makan, kak Daiki langsung tertidur pulas. Hm….. Dasar kak Daiki. Tapi syukurlah…….

Sekilas aku merasakan ada seseorang yang baru saja melintas di depan kamar. Hiii….. Tiba-tiba aku jadi merinding. Apalagi dengan suasana rumah yang saat ini begitu terasa sepi, rasanya keadaan jadi semakin mencekam.
Dengan perasaan takut aku mencoba memberanikan diri tuk memeriksanya. Aku melihat sebuah bayangan hitam tengah berjalan dalam kegelapan. Hatiku jadi semakin tak tenang. Tapi aku masih mencoba meyakinkan diriku tuk berani mengikuti bayangan itu. Aku melihat sosok manusia dalam kegelapan itu tengah memasuki kamar kak Yuya. Ketakutanku hilang seketika karena dipikiranku saat ini hanya ingin memastikan bahwa kak Yuya akan baik-baik saja.


[Kei’s POV]
Tadi aku tidur di kamar Daiki. Aku sedang malas dekat-dekat dengan kak Yuya. Tapi hatiku tak tenang melihat keadaan kak Yuya tadi siang. Di sisi lain, aku masih memendam amarah dan kekecewaan mendalam padanya. Akupun berjalan ke kamar kak Yuya. Sejenak tadi kulihat Ryosuke yang tengah merawat Daiki. Tapi aku tak menghentikan langkahku dan segera masuk ke kamar kak Yuya. Aku melihat kak Yuya sudah tidur. Wajahnya penuh memar akibat perkelahian tadi siang. Akupun mengambil sebuah pisau di atas meja kak Yuya.

Kak Kei……. Apa yang kakak lakukan?! Tiba-tiba aku melihat Ryosuke datang dengan wajah paniknya.
Kak Kei……. Sadarlah!! Tambahnya dengan tubuh bergetar pertanda bahwa ia tengah takut.
Akupun hanya tersenyum kecil padanya…….



To Be Continue………..

*******************************

No comments:

Post a Comment

Mohon komentar sahabat demi kemajuan blog ini.
Terima kasih ^^

Followers