Saturday, 26 November 2011

Hey! Say! Jump Fanfiction - Crazy Competition Part 09



Hey!Say!JUMP Fanfiction (Indonesia)


CRAZY COMPETITION PART 9

Author : Rin Fujiyama
Genre : Romance, Fantasy, Friendship
Cast : Ryosuke Yamada (HSJ), Yuya Takaki (HSJ), Daiki Arioka (HSJ), Kei Inoo (HSJ)
Guest : Sasuke Uchiha (N), Sakura Haruno (N), Harry Potter (HP), Hermione Granger (HP), Ryuu Amakusa (DDS), Megumi Minami (DDS)

Note :
HSJ = Hey!Say!JUMP
N = Naruto
HP = Harry Potter
DDS = Dan Detective School

*****************

[Daiki’s POV]
Aku menangis tersedu-sedu di sudut stadion yang tak terlihat oleh orang lain. Ini pertama kali aku menumpahkan air mata dengan hati sesakit ini. Lebih sakit daripada saat ku kehilangan orangtua. Aku benar-benar tak menyangka Yuya akan melakukan ini padaku. Ingin rasanya ku berteriak keras menumpahkan semua rasa di hati ini. Andai ayah dan ibu masih hidup, pasti akan ada yang membelaku. Air mataku terus mengalir deras. Yuya memarahiku hanya demi seorang gadis. Gadis yang begitu aku benci……. Ingin rasanya ku segera menghajar Yuya dengan tanganku ini……

*****************

[Yuya’s POV]
Aku begitu panik mendengar telpon dari Kei tadi. Aku tak menyangka semua terjadi secepat ini. Aku tak tahu apa yang akan Megumi katakan jika ia bertemu Ryosuke nanti. Dan Ryosuke… Apa yang akan terjadi padanya jika ia tahu tentang kenyataan yang sebenarnya mengenai orang yang ia sukai itu?! Kepalaku dipenuhi pertanyaan-pertanyaan yang ingin segera kumendapatkan jawaban atas semua pertanyaan itu.

*****************

[Kei’s POV]
Aku tak tahu apa yang terjadi. Tapi melihat adikku yang terbaring tak sadarkan diri, hatiku tramat tak tenang. Kebetulan saat itu ada seorang dokter yang lewat. Tanpa pikir panjang, akupun segera meminta pertolongan padanya. Paling tidak, aku ingin mendengar bahwa Ryosuke baik-baik saja.

15 menit telah berlalu sejak perawat-perawat itu menyuruhku menunggu di luar. Megumi dan anak yang bernama Ryuu itu duduk di sampingku. Kami bertiga hanya diam…… tak saling bicara……
Tiba-tiba Megumi berjalan ke arahku dengan kaki yang masih diperban. Ia berlutut dan meminta maaf sambil menangis.
Gomen ne….. Semua salahku…….!! Katanya dengan tangis terisak-isak.
Sebelum sempat ku keluarkan kata-kata, aku mendengar suara kak Yuya yang ternyata sudah di depan kami……
Kei…… Apa yang terjadi?! Dimana Ryo-chan?! Tanya kak Yuya padaku.
Aku ingin segera menjawabnya. Tapi tiba-tiba kak Yuya menatap Megumi yang tengah berlutut di depanku.


[Yuya’s POV]
Jangan bilang kau sudah memberitahunya!! Kataku pada Megumi yang tengah berlutut sambil menangis. Perasaanku tak tenang melihatnya seperti itu. Aku takut……. Aku berharap ia akan memberitahuku bahwa ia belum mengatakan apapun pada Ryosuke.
Maafkan aku……. Semua salahku……. Aku tlah memberitahunya bahwa akulah yang telah menyebabkan kecelakaan keluarga kalian 5 tahun yang lalu!! Katanya padaku masih dengan tetap menangis…….
Tapi perhatianku kini tertuju pada Kei. Aku melihat wajahnya. Tatapan kosong pada matanya. Seakan ia tak percaya dengan apa yang barusan ia dengar.
Aku tak tahu apa yang harus kukatakan padanya…….
Kau sudah tahu ini semua, Yuya?! Tanyanya tiba-tiba padaku masih dengan wajah yang tak percaya. Akupun hanya bisa diam……

Tiba-tiba kulihat ia berdiri. Ia mendekatiku dan menatap dalam mataku……
Bbuuugghh…..!! ia memukulku dengan keras sampai aku terjatuh. Aku masih belum bisa mengatakan apapun. Aku tak tahu apa yang Kei pikirkan. Ku lihat ia kembali duduk dengan badan sedikit bergetar……..

Ryuu, tolong bawa Megumi pergi!! Pintaku pada anak berambut biru itu.
Tolong biarkan aku disini….!! Kata Megumi tiba-tiba masih dengan air mata yang mengalir.
Pergi kau…….!! Aku mendengar Kei berteriak kencang ke arah Megumi. Ku lihat ia masih mencoba menahan amarahnya. Diantara kami berempat, Keilah yang paling penyabar. Tapi melihatnya sedemikian rupa benar-benar membuatku tak tega…..

*****************

[Ryosuke’s POV]
Aku tak tahu kenapa aku terbaring di rumah sakit. Tapi tadi kudengar suara kak Kei yang begitu keras. Hm……
Kulihat seorang dokter dan beberapa perawat di sampingku. Akupun segera bangun dari ranjang yang tak nyaman ini.
Apa yang terjadi?! Tanyaku pada mereka.
Tapi tiba-tiba aku teringat akan Megumi lagi. Megumi……!! Akupun segera bangkit dari ranjang dan berlari keluar dari ruangan ini. Begitu ku buka pintu, kulihat orang-orang yang kukenal sudah berada di depanku. Sebelum kusempat mengeluarkan sepatah katapun, kak Kei dan kak Yuya langsung memelukku. Memelukku dengan sangat erat.
Kak Yuya….. Kak Kei……. Lepaskan…… Ryo tak bisa bernafas nie!! Kataku pada mereka dan merekapun langsung melepaskan pelukan yang hampir membunuhku itu.

Ah….. Megumi……!! Aku melihat Megumi dan akupun segera berjalan ke arahnya.
Syukurlah kau baik-baik saja!! Tambahku sambil memeluknya…….
Kenapa kau di sini?! Harusnya kau kan istirahat di kamarmu?! Tanyaku padanya sambil mengerutkan keningku….. Tiba-tiba ia memelukku erat dan menangis tersedu-sedu.
Megumi?! Aku benar-benar tak tahu apa yang telah terjadi.

*****************

[Yuya’s POV]
Kami bertiga sudah berada dalam mobil tuk kembali menuju stadion. Sebelumnya tadi dokter sempat mengajakku bicara. Ryo-chan…….. kami tak pernah menyadari bahwa kondisinya itu membahayakan nyawanya. Selain mengalami tekanan batin yang berat, luka di kepala yang pernah dideritanya 5 tahun lalu membuat ada gumpalan darah di otaknya. Dokter menyarankan agar ia segera dioperasi. Tapi aku tak tahu bagaimana aku harus memberitahunya….

Kak Dai-chan kok tak ada?! Tanya Ryosuke pada kami dengan wajah polosnya.
Setidaknya aku bersyukur ia melupakan apa yang telah Megumi katakan tadi. Hm….. Mungkin beban anak ini memang sangat berat. Andai dulu ia juga menangis seperti kami di hari pemakaman ayah dan ibu, mungkin ia tak akan semenderita ini mengalami siksaan batin.


[Kei’s POV]
Aku masih tetap mencoba menahan perasaanku. Andai tak ada Ryo-chan, mungkin aku sudah menghajar kak Yuya lagi. Aku tak menyangka kak Yuya menyembunyikan hal itu dari kami……

Knapa semua diam?! Tanya Ryosuke masih dengan wajah polosnya.
Tak ada yang perlu kau cemaskan!! Kataku pada Ryo-chan sambil mencoba tersenyum padanya. Aku iri pada dirinya yang bisa segera melupakan apa yang barusan ia dengar biarpun itu tak disengaja…..

*****************

[Daiki’s POV]
Aku sendiri. Tak ada seorangpun yang pedulikanku. Saudara-saudaraku yang lainpun ntah dimana sekarang. Semua tak pedulikanku……..

Dai-chan kenapa?! Aku mendengar suara dari belakangku. Sakura…… Ia menyapaku……
Akupun segera menghapus air mata yang ada di wajahku. Kulihat ia mengulurkan sapu tangannya padaku. Ia pasti telah menyadari bahwa aku sedang menangis. Ntah terharu atau apa, akupun kembali meneteskan air mataku…..
Sakura-chan….. Ia memelukku……


[Ryosuke’s POV]
Aku melihat kak Daiki tengah menangis. Dan anak gadis itu….. Ia memeluk kak Daiki dengan penuh perasaan cinta. Aku tak tahu kenapa kakakku yang paling periang itu menangis. Akupun segera berlari ke arahnya……

Kak Dai-chan?! Sapaku padanya. Gadis itu segera melepaskan pelukannya itu.
Hm, kalau tidak salah namamu Ryosuke, kan?! Tanya gadis itu dengan tiba-tiba padaku.
Iya!! Jawabku sambil membalas senyumnya……..
Tiba-tiba aku kaget mendengar apa yang ia bisikkan padaku….. Aishiteru!! Katanya dengan teramat lirih……
Nani?! Akupun tersentak kaget dan iapun segera berjalan meninggalkan kami.

Apa yang tadi ia katakan?! Tanya kak Dai-chan padaku. Akupun bingung harus menjawab apa. Syukurlah kak Kei dan kak Yuya kini sudah berada di depan kami. Tapi tiba-tiba kulihat kak Daiki berdiri dan langsung memukul keras wajah kak Yuya……..

Sekarang tentukan pilihanmu, Yuya!! Kau pilih nenek sihir itu atau adikmu ini?! Pertanyaan itu keluar dari mulut kak Daiki secara tiba-tiba. Aku benar-benar tak tahu apa yang sebenarnya tengah terjadi.


[Yuya’s POV]
Ini bukan waktu yang tepat untuk membahas itu, Dai-chan!! Kataku pada adikku yang baru saja memukulku itu. Tapi tiba-tiba ia berjalan cepat ke arahku. Ia memegang kerah bajuku dan memukul wajahku lagi. Akupun tersungkur di tanah. Tapi ternyata pukulan Dai-chan tak berhenti sampai di situ. Ia berulang kali memukul wajahku dengan kepalan tangannya yang kuat itu. Akupun sudah tak bisa lagi berdiam diri. Sambil terus memukulku, ia meminta jawaban atas pertanyaannya tadi. Amarahku sudah tak dapat aku bendung. Hantaman keras akhirnya kupukulkan ke wajah adikku itu. Ku lihat ia langsung tersungkur dan segera berdiri lagi. Kami berkelahi…… Benar-benar berkelahi…….


[Kei’s POV]
Adik dan kakakku berkelahi di depan mataku. Tapi ntah kenapa perasaanku terasa hampa…….

Kak Kei-chan…… Lakukan sesuatu!! Rengek Ryo-chan padaku dengan wajah cemasnya. Tapi aku…… aku tak tahu kenapa aku tak tergerak sedikitpun untuk melerai perkelahian dua saudara kandungku itu.


To Be Continue………..

*******************************

No comments:

Post a Comment

Mohon komentar sahabat demi kemajuan blog ini.
Terima kasih ^^

Followers