Hey!Say!JUMP Fanfiction (Indonesia )
CRAZY COMPETITION PART 15
Author : Rin Fujiyama
Genre : Romance, Fantasy, Friendship
Cast : Ryosuke Yamada (HSJ), Yuya Takaki
(HSJ), Daiki Arioka (HSJ), Kei Inoo (HSJ)
Guest : Sasuke Uchiha (N), Sakura Haruno
(N), Harry Potter (HP), Hermione Granger (HP), Ryuu Amakusa (DDS), Megumi
Minami (DDS)
Note :
HSJ = Hey!Say!JUMP
N = Naruto
HP = Harry Potter
DDS = Dan Detective
School
*****************
[Daiki’s POV]
Aku senang akhirnya tim kami bisa
mengalahkan tim Harry. Ingin rasanya ku segera menggoda si nenek sihir itu dulu
karena kekalahannya. Haha, pasti akan menyenangkan. Tapi melihat Ryosuke yang
tadi tiba-tiba pingsan benar-benar tlah membuatku khawatir, pikiranku tuk
sedikit bersenang-senang menghina tim Harrypun hilang. Aku berlari mengikuti
kedua saudaraku yang tengah mengejar Ryo-chan. Tapi tentu saja kami tak dapat
mengejarnya. Kami kehilangan jejaknya.
Kei….. Daiki….. Kalian cari Ryo-chan ke
sebelah sana !!
Kata Yuya pada kami dengan kepanikan yang sudah tak bisa lagi ia sembunyikan.
Begitu juga dengan Kei yang selama ini selalu bisa bersikap tenang, tapi kali
ini aku melihat ada kepanikan luar biasa di wajahnya. Akupun menjadi curiga apa
yang tengah terjadi sebenarnya……. Sepertinya ada hal yang belum kuketahui soal
Ryo-chan…..
*****************
[Ryosuke’s POV]
Jika disuruh jujur, aku sudah tak kuat tuk
melangkahkan kaki ini. Ntah kenapa kepalaku begitu berat. Aku hampir saja
menyerah atas kondisiku saat ini sampai tiba-tiba kulihat keberadaan orang yang
kucari. Megumi… Aku melihatnya tengah duduk di salah satu kursi taman yang ada
di luar stadion. Sebuah kursi di bawah indahnya bunga Sakura yang sedang
bermekaran. Perlahan akupun berjalan ke arahnya yang tengah menundukkan kepala
dan menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangannya.
Aku duduk di sampingnya. Ia tak menyadari
kedatanganku. Akupun memberanikan diriku tuk memanggil namanya……..
Megumi….!! Kataku lembut ke arahnya. Iapun
segera memandangku dengan wajah kaget. Kulihat ia langsung berdiri dan hendak
meninggalkanku. Namun aku masih sempat menggenggam lengannya pertanda bahwa aku
tak ingin ia pergi.
Tiba-tiba ia kembali duduk di sampingku……
Ryosuke… Wajahmu pucat sekali!! Katanya
padaku sambil memegang wajahku dengan kedua tangannya. Kenapa kau tak bilang kalau
kau sedang sakit?! Tambahnya…. Akupun segera menanggapinya.
Megumi… Maafkan aku atas pertunjukanku
tadi!! Kataku padanya dengan sisa-sisa tenagaku.
Kulihat ia meneteskan air matanya sambil
meminta maaf padaku….
Harusnya aku menyadari bahwa yang kau lakukan
tadi sebatas sebagai suatu sikap yang profesional!! Katanya masih dengan
meneteskan air matanya. Akupun segera menghapur air mata itu dari wajahnya yang
cantik. Kupegang wajahnya dengan kedua tanganku.
Perlahan kudekatkan wajahku ke wajahnya.
Kulihat Megumi segera menutup matanya dengan wajah yang berubah menjadi merah
padam. Akupun hanya tersenyum melihatnya. Sepertinya ia paham apa yang akan
kulakukan padanya.
Kini wajahku sudah begitu dekat dengan
wajah Megumi. Kupandangi bibir tipisnya yang berwarna merah muda. Tapi aku
tahu…… Aku sudah tak sanggup lagi menahan sakit di kepalaku ini……
[Megumi’s POV]
Jantungku berdebar kencang….. Ryosuke mau
menciumku….. Sebenarnya aku belum siap. Tapi tadi wajahnya begitu manis. Aku
tak kuasa tuk menolaknya…..
Namun tiba-tiba kurasakan sesuatu jatuh
dipangkuanku. Akupun segera membuka mataku. Aku begitu terkejut melihat
Ryo-chan yang sudah terbaring tak sadarkan diri di pangkuanku. Aku begitu
panik…..
Tapi tak lama kepanikan menyelimuti diriku,
kulihat Kei dan Daiki berlari ke arahku. Tanpa bicara apapun Kei segera
menggendong Ryo-chan di punggungnya. Ia masih tak bicara apapun sambil berlari
menuju tempat parkir. Kulihat Daiki mengeluarkan handphonenya masih dengan
tetap berlari. Sepertinya ia menghubungi Yuya…. Dengan kaki yang masih terluka,
aku tetap berusaha tuk mengikuti mereka berlari ke tempat parkir.
*****************
[Yuya’s POV]
Dengan cepat aku berlari ke arah tempat
parkir setelah mendapatkan telepon dari Daiki. Di tengah perjalanan menuju
tempat parkir, aku bertemu Hermione. Kulihat wajahnya begitu sedih. Mungkin itu
karena timnya baru saja dikalahkan. Kalah untuk pertama kalinya.
Tapi aku segera melupakan pikiran itu.
Hermione terlihat ingin bicara padaku. Tapi aku tak menghentikan lariku. Aku
segera mempercepat lariku menuju tempat parkir. Ryo-chan….. Hanya anak itu yang
saat ini ada di kepalaku. Kau harus baik-baik saja, Ryo-chan!! Batinku sambil
terus berlari.
Aku segera masuk ke mobil yang sudah
menungguku di depan stadion. Kei segera memacu kencang mobilnya begitu aku
masuk. Kulihat Ryosuke sedang terbaring di pangkuan Daiki. Wajahnya teramat
pucat. Akupun hanya bisa memandangi wajah adikku itu sambil membelai
rambutnya…..
Sebenarnya ada apa dengan, Ryosuke?! Tanya
Daiki tiba-tiba dengan wajah paniknya…..
Aku dan Keipun hanya bisa diam. Kami tak
tahu apa yang harus kami katakan padanya saat ini. Di antara kami bertiga,
Daikilah yang lebih sering bersama Ryo-chan. Itu karena usia mereka hanya
terpaut 2 tahun. Jadi mereka lebih sering menghabiskan waktu bersama di
sekolah. Aku memahami benar perasaan Daiki. Tapi kali ini sepertinya ia sadar
bahwa saat ini bukanlah waktu yang tepat untuk menanyakan itu dan iapun segera
diam kembali memandangi wajah adik kami itu dengan tatapan matanya yang terlihat
berkaca-kaca.
[Kei’s POV]
Aku masih memacu mobil ini secepat mungkin.
Beberapa menit lagi mungkin kami akan sampai. Kak Yuya yang saat itu duduk di
belakangku, memegang pundakku dengan begitu erat. Aku tahu….. Kak Yuya ingin agar
aku lebih cepat lagi memacu mobil ini…..
Yuya…… Kei……..!! Daiki memanggil kami
dengan nada yang begitu panik. Kami melihat Ryo-chan yang saat ini sudah mulai
terengah-engah. Sepertinya kondisinya sudah semakin memburuk. Akupun segera
kembali menghadapkan wajahku ke depan dan menginjak gas mobil ini dengan lebih
kuat…..
Fu*k…..!! Kata itu keluar dari mulutku
secara reflek melihat jalan di depan kami yang sedang ditutup karena sepertinya
terjadi kecelakaan besar di depan sana .
Belum sempat ku memikirkan apapun, kulihat kak Yuya keluar dari mobil dengan
menggendong Ryo-chan dan segera berlari menuju rumah sakit. Aku dan Daikipun
segera berlari mengikuti kak Yuya dan meninggalkan mobil kami di sana begitu saja.
*****************
[Megumi’s POV]
Kei dan Daiki tak mengijinkanku menumpang
di mobil mereka. Akhirnya akupun menelpon Ryuu dan memintanya tuk
mengantarkanku ke rumah sakit. Hatiku begitu tak tenang. Kejadian ini hampir
sama seperti saat Ryosuke pingsan secara tiba-tiba di rumah sakit beberapa hari
yang lalu. Aku berharap tak kan
terjadi apa-apa padanya…….
*****************
[Yuya’s POV]
Aku terus berlari sekuat tenagaku sambil
menggendong adik yang sangat kusayangi ini. Aku masih bisa mendengar suara
nafasnya yang terdengar begitu berat.
Daiki dan Kei lari di belakangku. Saat itu
jalanan tengah ramai. Banyak pejalan kaki. Aku jadi semakin panik karena kami
kesulitan keluar dari kerumunan ini. Akhirnya kuputuskan tuk mengambil jalan
melewati gang sempit. Kei dan Daiki masih mengikutiku dari belakang. Tapi
begitu keluar dari gang itu, aku tak menyadari ada sebuah sepeda motor melintas
ke arahku. Saat ini aku tak sempat memikirkan apapun. Tapi syukurlah… Dengan
reflek aku masih bisa menghindari motor itu. Namun tidak begitu dengan kedua
adikku yang tadi berlari di belakangku.
Cchhiiittt…….. Bbhhuugg……. Bbhhuugg……….
Kulihat kedua tubuh adikku terpelanting di
jalanan beraspal ini. Aku hampir tak percaya dengan apa yang barusan aku lihat.
Tubuhku seakan kaku. Aku hanya bisa terdiam melihat kedua adikku terjatuh tak
sadarkan diri dengan darah di wajah mereka.
Kei…… Daiki……!! Aku masih tetap tak
bergeming dari tempatku kini berdiri. Orang-orang mulai berdatangan dan
mengerumuni kedua adikku itu. Kini aku sudah tak lagi bisa melihat mereka.
Orang-orang itu menghalangi pandanganku. Namun beberapa saat kemudian kulihat
kerumunan itu mulai merenggang. Aku menatap wajah kedua adikku yang kini sudah
berdiri dan berjalan ke arahku.
Kak Yuya segeralah bawa Ryo-chan ke rumah
sakit!! Kata Kei padaku dengan wajah berlumuran darah sambil memegangi
lengannya yang kulihat darah juga mengalir dari lengannya itu…..
Kami bisa menjaga diri…… Kau pergilah
duluan!! Sambung Daiki padaku dengan kondisi yang tidak lebih baik dari Kei.
Aku tertegun sesaat memandang kedua wajah
adikku yang saat ini tepat berada di depanku. Mereka berdua menatapku tajam.
Akupun segera membalikkan badanku dan kembali berlari menuju rumah sakit.
Kalian harus segera menyusulku……!! Teriakku
pada kedua adikku itu walaupun sebenarnya aku tak tega meninggalkan mereka
dalam kondisi seperti itu.
*****************
[Daiki’s POV]
Badanku terasa sangat sakit. Berat rasanya
melangkahkan kaki ini. Aku tahu Kei juga merasakan hal yang sama denganku. Tapi
kami berdua terus melangkahkan kaki kami.
Tiba-tiba beberapa saat setelah Yuya
meninggalkan kami, sebuah mobil berhenti di dekat aku dan Kei. Aku melihat
Megumi dan Ryuu di dalam mobil itu. Kulihat mereka berdua segera turun dari
mobil dan membantu kami masuk ke mobil mereka.
Di dalam mobil, kami tidak saling bicara.
Lagipula saat ini aku dan Kei juga sedang tak ingin membicarakan apapun. Dan
syukurlah Megumi dan Ryuu bisa memahami pikiran kami.
[Kei’s POV]
Beberapa saat kemudian kami sudah sampai di
rumah sakit. Aku dan Daiki berniat segera mencari kak Yuya. Tapi Ryuu memaksa
kami untuk mengobati luka kami dulu. Paling tidak untuk menghentikan pendarahan
kami…. Sebenarnya aku tak ingin menurutinya. Aku hanya ingin segera bertemu
dengan kedua saudaraku. Tapi aku melihat tatapan mata Ryuu saat memaksa kami.
Tatapan matanya benar-benar mirip dengan Ryosuke. Daiki pasti juga berpikiran
sama denganku. Akhirnya kami berduapun menurutinya.
*****************
[Megumi’s POV]
Sementara Ryuu tengah menemani Kei dan
Daiki untuk diobati oleh dokter, aku berjalan ke arah resepsionis dan
menanyakan keberadaan orang yang tlah membuat hatiku tramat gundah tuk saat
ini.
Akupun mendengar bahwa Ryo-chan saat ini
masih di ruang ICU.
Aku berjalan menuju ruangan itu. Kulihat
Yuya duduk di sebuah kursi di ruang tunggu. Wajahnya terlihat lusuh dan
kelelahan. Tapi mungkin yang paling mendominasi adalah wajah khawatir.
Akupun segera duduk di sebelahnya. Ia
menyadari kedatanganku. Tapi ia tak mengatakan apapun….
Aku ingin sekali bicara padanya menanyakan
tentang kondisi Ryo-chan. Tapi melihat kekhawatirannya saat ini, aku tak berani
mengajaknya bicara. Akupun hanya duduk diam di sebelahnya…..
10 menit sudah berlalu sejak aku duduk di
kursi ini. Sejak beberapa menit yang lalu kulihat Yuya mondar-mandir di depanku
dengan wajah tak tenangnya menunggui kabar dari dokter yang masih belum keluar
dari ruang itu.
Yuya…….!! Aku mendengar suara Daiki
memanggil Yuya. Kulihat ia dan Kei berjalan tergesa-gesa ke arah kami dengan
badan yang penuh perban. Begitu juga dengan Kei. Dari belakang mereka, aku bisa
melihat Ryuu yang sesaat kukira ia adalah Ryo-chan……
[Yuya’s POV]
Aku melihat kedua adikku berjalan ke
arahku. Kalian tak apa?! Tanyaku segera pada mereka. Paling tidak saat ini
mereka sudah terlihat lebih baik daripada kondisi sebelumnya….
Bagaimana dengan Ryosuke, kak?! Tanya Kei
padaku. Akupun hanya bisa diam…. Pastinya Kei memahami maksudku. Akupun segera
mengajak kedua adikku itu tuk duduk. Wajah mereka terlihat cemas sepertiku.
Cemas menunggui kabar dari adik kami……
Sesaat kemudian akhirnya yang kami
tunggu-tunggu muncul juga. Dokter sudah keluar dari ruangan itu.
Bagaimana kondisi adik kami, dok?! Tanyaku
dengan segera dengan perasaan yang teramat khawatir. Begitu juga dengan Kei dan
Daiki yang kini sudah berdiri di sampingku. Kami memandang tajam ke dokter itu
dengan wajah penuh pengharapan……..
Kami sudah berusaha semaksimal mungkin…
Tapi Tuhan memutuskan lain!! Jawab dokter itu dengan nada menyesal sambil
menundukkan wajahnya…..
Seketika tubuhku langsung terasa lemas
mendengar kalimat dari dokter itu…… aku tak percaya…… aku tak bisa
mempercayainya……
Ryo-chan tak mungkin pergi…….!! Teriakku
dengan keras dengan air mata yang membanjiri wajahku….
To Be Continue………..
*******************************
No comments:
Post a Comment
Mohon komentar sahabat demi kemajuan blog ini.
Terima kasih ^^