Monday, 28 November 2011

Hey! Say! Jump Fanfiction - Crazy Competition Part 15


Hey!Say!JUMP Fanfiction (Indonesia)


CRAZY COMPETITION PART 15

Author : Rin Fujiyama
Genre : Romance, Fantasy, Friendship
Cast : Ryosuke Yamada (HSJ), Yuya Takaki (HSJ), Daiki Arioka (HSJ), Kei Inoo (HSJ)
Guest : Sasuke Uchiha (N), Sakura Haruno (N), Harry Potter (HP), Hermione Granger (HP), Ryuu Amakusa (DDS), Megumi Minami (DDS)

Note :
HSJ = Hey!Say!JUMP
N = Naruto
HP = Harry Potter
DDS = Dan Detective School

*****************

[Daiki’s POV]
Aku senang akhirnya tim kami bisa mengalahkan tim Harry. Ingin rasanya ku segera menggoda si nenek sihir itu dulu karena kekalahannya. Haha, pasti akan menyenangkan. Tapi melihat Ryosuke yang tadi tiba-tiba pingsan benar-benar tlah membuatku khawatir, pikiranku tuk sedikit bersenang-senang menghina tim Harrypun hilang. Aku berlari mengikuti kedua saudaraku yang tengah mengejar Ryo-chan. Tapi tentu saja kami tak dapat mengejarnya. Kami kehilangan jejaknya.

Kei….. Daiki….. Kalian cari Ryo-chan ke sebelah sana!! Kata Yuya pada kami dengan kepanikan yang sudah tak bisa lagi ia sembunyikan. Begitu juga dengan Kei yang selama ini selalu bisa bersikap tenang, tapi kali ini aku melihat ada kepanikan luar biasa di wajahnya. Akupun menjadi curiga apa yang tengah terjadi sebenarnya……. Sepertinya ada hal yang belum kuketahui soal Ryo-chan…..


*****************

[Ryosuke’s POV]
Jika disuruh jujur, aku sudah tak kuat tuk melangkahkan kaki ini. Ntah kenapa kepalaku begitu berat. Aku hampir saja menyerah atas kondisiku saat ini sampai tiba-tiba kulihat keberadaan orang yang kucari. Megumi… Aku melihatnya tengah duduk di salah satu kursi taman yang ada di luar stadion. Sebuah kursi di bawah indahnya bunga Sakura yang sedang bermekaran. Perlahan akupun berjalan ke arahnya yang tengah menundukkan kepala dan menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangannya.
Aku duduk di sampingnya. Ia tak menyadari kedatanganku. Akupun memberanikan diriku tuk memanggil namanya……..
Megumi….!! Kataku lembut ke arahnya. Iapun segera memandangku dengan wajah kaget. Kulihat ia langsung berdiri dan hendak meninggalkanku. Namun aku masih sempat menggenggam lengannya pertanda bahwa aku tak ingin ia pergi.
Tiba-tiba ia kembali duduk di sampingku……
Ryosuke… Wajahmu pucat sekali!! Katanya padaku sambil memegang wajahku dengan kedua tangannya. Kenapa kau tak bilang kalau kau sedang sakit?! Tambahnya…. Akupun segera menanggapinya.
Megumi… Maafkan aku atas pertunjukanku tadi!! Kataku padanya dengan sisa-sisa tenagaku.
Kulihat ia meneteskan air matanya sambil meminta maaf padaku….
Harusnya aku menyadari bahwa yang kau lakukan tadi sebatas sebagai suatu sikap yang profesional!! Katanya masih dengan meneteskan air matanya. Akupun segera menghapur air mata itu dari wajahnya yang cantik. Kupegang wajahnya dengan kedua tanganku.

Perlahan kudekatkan wajahku ke wajahnya. Kulihat Megumi segera menutup matanya dengan wajah yang berubah menjadi merah padam. Akupun hanya tersenyum melihatnya. Sepertinya ia paham apa yang akan kulakukan padanya.

Kini wajahku sudah begitu dekat dengan wajah Megumi. Kupandangi bibir tipisnya yang berwarna merah muda. Tapi aku tahu…… Aku sudah tak sanggup lagi menahan sakit di kepalaku ini……


[Megumi’s POV]
Jantungku berdebar kencang….. Ryosuke mau menciumku….. Sebenarnya aku belum siap. Tapi tadi wajahnya begitu manis. Aku tak kuasa tuk menolaknya…..
Namun tiba-tiba kurasakan sesuatu jatuh dipangkuanku. Akupun segera membuka mataku. Aku begitu terkejut melihat Ryo-chan yang sudah terbaring tak sadarkan diri di pangkuanku. Aku begitu panik…..
Tapi tak lama kepanikan menyelimuti diriku, kulihat Kei dan Daiki berlari ke arahku. Tanpa bicara apapun Kei segera menggendong Ryo-chan di punggungnya. Ia masih tak bicara apapun sambil berlari menuju tempat parkir. Kulihat Daiki mengeluarkan handphonenya masih dengan tetap berlari. Sepertinya ia menghubungi Yuya…. Dengan kaki yang masih terluka, aku tetap berusaha tuk mengikuti mereka berlari ke tempat parkir.

*****************

[Yuya’s POV]
Dengan cepat aku berlari ke arah tempat parkir setelah mendapatkan telepon dari Daiki. Di tengah perjalanan menuju tempat parkir, aku bertemu Hermione. Kulihat wajahnya begitu sedih. Mungkin itu karena timnya baru saja dikalahkan. Kalah untuk pertama kalinya.
Tapi aku segera melupakan pikiran itu. Hermione terlihat ingin bicara padaku. Tapi aku tak menghentikan lariku. Aku segera mempercepat lariku menuju tempat parkir. Ryo-chan….. Hanya anak itu yang saat ini ada di kepalaku. Kau harus baik-baik saja, Ryo-chan!! Batinku sambil terus berlari.

Aku segera masuk ke mobil yang sudah menungguku di depan stadion. Kei segera memacu kencang mobilnya begitu aku masuk. Kulihat Ryosuke sedang terbaring di pangkuan Daiki. Wajahnya teramat pucat. Akupun hanya bisa memandangi wajah adikku itu sambil membelai rambutnya…..

Sebenarnya ada apa dengan, Ryosuke?! Tanya Daiki tiba-tiba dengan wajah paniknya…..
Aku dan Keipun hanya bisa diam. Kami tak tahu apa yang harus kami katakan padanya saat ini. Di antara kami bertiga, Daikilah yang lebih sering bersama Ryo-chan. Itu karena usia mereka hanya terpaut 2 tahun. Jadi mereka lebih sering menghabiskan waktu bersama di sekolah. Aku memahami benar perasaan Daiki. Tapi kali ini sepertinya ia sadar bahwa saat ini bukanlah waktu yang tepat untuk menanyakan itu dan iapun segera diam kembali memandangi wajah adik kami itu dengan tatapan matanya yang terlihat berkaca-kaca.


[Kei’s POV]
Aku masih memacu mobil ini secepat mungkin. Beberapa menit lagi mungkin kami akan sampai. Kak Yuya yang saat itu duduk di belakangku, memegang pundakku dengan begitu erat. Aku tahu….. Kak Yuya ingin agar aku lebih cepat lagi memacu mobil ini…..

Yuya…… Kei……..!! Daiki memanggil kami dengan nada yang begitu panik. Kami melihat Ryo-chan yang saat ini sudah mulai terengah-engah. Sepertinya kondisinya sudah semakin memburuk. Akupun segera kembali menghadapkan wajahku ke depan dan menginjak gas mobil ini dengan lebih kuat…..

Fu*k…..!! Kata itu keluar dari mulutku secara reflek melihat jalan di depan kami yang sedang ditutup karena sepertinya terjadi kecelakaan besar di depan sana. Belum sempat ku memikirkan apapun, kulihat kak Yuya keluar dari mobil dengan menggendong Ryo-chan dan segera berlari menuju rumah sakit. Aku dan Daikipun segera berlari mengikuti kak Yuya dan meninggalkan mobil kami di sana begitu saja.

*****************

[Megumi’s POV]
Kei dan Daiki tak mengijinkanku menumpang di mobil mereka. Akhirnya akupun menelpon Ryuu dan memintanya tuk mengantarkanku ke rumah sakit. Hatiku begitu tak tenang. Kejadian ini hampir sama seperti saat Ryosuke pingsan secara tiba-tiba di rumah sakit beberapa hari yang lalu. Aku berharap tak kan terjadi apa-apa padanya…….

*****************

[Yuya’s POV]
Aku terus berlari sekuat tenagaku sambil menggendong adik yang sangat kusayangi ini. Aku masih bisa mendengar suara nafasnya yang terdengar begitu berat.
Daiki dan Kei lari di belakangku. Saat itu jalanan tengah ramai. Banyak pejalan kaki. Aku jadi semakin panik karena kami kesulitan keluar dari kerumunan ini. Akhirnya kuputuskan tuk mengambil jalan melewati gang sempit. Kei dan Daiki masih mengikutiku dari belakang. Tapi begitu keluar dari gang itu, aku tak menyadari ada sebuah sepeda motor melintas ke arahku. Saat ini aku tak sempat memikirkan apapun. Tapi syukurlah… Dengan reflek aku masih bisa menghindari motor itu. Namun tidak begitu dengan kedua adikku yang tadi berlari di belakangku.

Cchhiiittt…….. Bbhhuugg……. Bbhhuugg……….
Kulihat kedua tubuh adikku terpelanting di jalanan beraspal ini. Aku hampir tak percaya dengan apa yang barusan aku lihat. Tubuhku seakan kaku. Aku hanya bisa terdiam melihat kedua adikku terjatuh tak sadarkan diri dengan darah di wajah mereka.
Kei…… Daiki……!! Aku masih tetap tak bergeming dari tempatku kini berdiri. Orang-orang mulai berdatangan dan mengerumuni kedua adikku itu. Kini aku sudah tak lagi bisa melihat mereka. Orang-orang itu menghalangi pandanganku. Namun beberapa saat kemudian kulihat kerumunan itu mulai merenggang. Aku menatap wajah kedua adikku yang kini sudah berdiri dan berjalan ke arahku.

Kak Yuya segeralah bawa Ryo-chan ke rumah sakit!! Kata Kei padaku dengan wajah berlumuran darah sambil memegangi lengannya yang kulihat darah juga mengalir dari lengannya itu…..
Kami bisa menjaga diri…… Kau pergilah duluan!! Sambung Daiki padaku dengan kondisi yang tidak lebih baik dari Kei.
Aku tertegun sesaat memandang kedua wajah adikku yang saat ini tepat berada di depanku. Mereka berdua menatapku tajam. Akupun segera membalikkan badanku dan kembali berlari menuju rumah sakit.
Kalian harus segera menyusulku……!! Teriakku pada kedua adikku itu walaupun sebenarnya aku tak tega meninggalkan mereka dalam kondisi seperti itu.

*****************

[Daiki’s POV]
Badanku terasa sangat sakit. Berat rasanya melangkahkan kaki ini. Aku tahu Kei juga merasakan hal yang sama denganku. Tapi kami berdua terus melangkahkan kaki kami.
Tiba-tiba beberapa saat setelah Yuya meninggalkan kami, sebuah mobil berhenti di dekat aku dan Kei. Aku melihat Megumi dan Ryuu di dalam mobil itu. Kulihat mereka berdua segera turun dari mobil dan membantu kami masuk ke mobil mereka.

Di dalam mobil, kami tidak saling bicara. Lagipula saat ini aku dan Kei juga sedang tak ingin membicarakan apapun. Dan syukurlah Megumi dan Ryuu bisa memahami pikiran kami.


[Kei’s POV]
Beberapa saat kemudian kami sudah sampai di rumah sakit. Aku dan Daiki berniat segera mencari kak Yuya. Tapi Ryuu memaksa kami untuk mengobati luka kami dulu. Paling tidak untuk menghentikan pendarahan kami…. Sebenarnya aku tak ingin menurutinya. Aku hanya ingin segera bertemu dengan kedua saudaraku. Tapi aku melihat tatapan mata Ryuu saat memaksa kami. Tatapan matanya benar-benar mirip dengan Ryosuke. Daiki pasti juga berpikiran sama denganku. Akhirnya kami berduapun menurutinya.

*****************

[Megumi’s POV]
Sementara Ryuu tengah menemani Kei dan Daiki untuk diobati oleh dokter, aku berjalan ke arah resepsionis dan menanyakan keberadaan orang yang tlah membuat hatiku tramat gundah tuk saat ini.
Akupun mendengar bahwa Ryo-chan saat ini masih di ruang ICU.

Aku berjalan menuju ruangan itu. Kulihat Yuya duduk di sebuah kursi di ruang tunggu. Wajahnya terlihat lusuh dan kelelahan. Tapi mungkin yang paling mendominasi adalah wajah khawatir.
Akupun segera duduk di sebelahnya. Ia menyadari kedatanganku. Tapi ia tak mengatakan apapun….
Aku ingin sekali bicara padanya menanyakan tentang kondisi Ryo-chan. Tapi melihat kekhawatirannya saat ini, aku tak berani mengajaknya bicara. Akupun hanya duduk diam di sebelahnya…..

10 menit sudah berlalu sejak aku duduk di kursi ini. Sejak beberapa menit yang lalu kulihat Yuya mondar-mandir di depanku dengan wajah tak tenangnya menunggui kabar dari dokter yang masih belum keluar dari ruang itu.

Yuya…….!! Aku mendengar suara Daiki memanggil Yuya. Kulihat ia dan Kei berjalan tergesa-gesa ke arah kami dengan badan yang penuh perban. Begitu juga dengan Kei. Dari belakang mereka, aku bisa melihat Ryuu yang sesaat kukira ia adalah Ryo-chan……


[Yuya’s POV]
Aku melihat kedua adikku berjalan ke arahku. Kalian tak apa?! Tanyaku segera pada mereka. Paling tidak saat ini mereka sudah terlihat lebih baik daripada kondisi sebelumnya….
Bagaimana dengan Ryosuke, kak?! Tanya Kei padaku. Akupun hanya bisa diam…. Pastinya Kei memahami maksudku. Akupun segera mengajak kedua adikku itu tuk duduk. Wajah mereka terlihat cemas sepertiku. Cemas menunggui kabar dari adik kami……

Sesaat kemudian akhirnya yang kami tunggu-tunggu muncul juga. Dokter sudah keluar dari ruangan itu.
Bagaimana kondisi adik kami, dok?! Tanyaku dengan segera dengan perasaan yang teramat khawatir. Begitu juga dengan Kei dan Daiki yang kini sudah berdiri di sampingku. Kami memandang tajam ke dokter itu dengan wajah penuh pengharapan……..

Kami sudah berusaha semaksimal mungkin… Tapi Tuhan memutuskan lain!! Jawab dokter itu dengan nada menyesal sambil menundukkan wajahnya…..
Seketika tubuhku langsung terasa lemas mendengar kalimat dari dokter itu…… aku tak percaya…… aku tak bisa mempercayainya……

Ryo-chan tak mungkin pergi…….!! Teriakku dengan keras dengan air mata yang membanjiri wajahku….




To Be Continue………..

*******************************

No comments:

Post a Comment

Mohon komentar sahabat demi kemajuan blog ini.
Terima kasih ^^

Followers