Wednesday, 30 November 2011

HOW TO GET FREE DOMAIN?! CLICK HERE

For the bloggers who are accustomed to using a free domain-name-style domain.blogspot.com and other freedomains, there are ways to get free domains dot com or other (.net / .org / etc).

Maybe this way is much discussed elsewhere, but it would not hurt if I also share here.

Immediately, if curious,
The steps is quite simple:
After the list, you simply get 9 referrals to get a free domain or 16 referrals to get 2 domains at once.

Monday, 28 November 2011

Laporan Keuangan Sektor Publik


BAB I
PENDAHULUAN

Sektor publik merupakan organisasi yang komplek dan heterogen. Kompleksitas sektor publik tesebut menyebabkan kebutuhan informasi untuk perencanaan dan pengendalian menejemen lebih variasi. Demikian juga bagi stakeholder sektor publik, mereka membutuhkan informasi yang lebih variasi, handal dan relevan untuk mengambil keputusan. Tugas dan tanggungjawab akuntan sektor publik adalah menyediakan informasi baik untuk memenuhi kebutuhan internal organisasi maupun kebutuhan pihak eksternal.
Akuntan sektor publik memiliki peran utama untuk menyiapkan laporan keuangan sebagai salah satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas publik. Akuntansi dan laporan keuangan mengandung pengertian sebagai suatu proses pengumpulan, pengolahan, dan pengkomunikasian informasi yang bermanfaat untuk pembuatan keputusan dan untuk menilai kinerja organisasi. Karena kebutuhan informasi di sektor publik lebih bervariasi, maka informasi tidak terbatas pada informasi keuangan yang dihasilkan dari system akuntansi organisasi. Informasi non-moneter seperti ukuran output pelayanan juga harus dipertimbangkan dalam pembuatan keputusan.

Hey! Say! Jump Fanfiction - Crazy Competition Part 15


Hey!Say!JUMP Fanfiction (Indonesia)


CRAZY COMPETITION PART 15

Author : Rin Fujiyama
Genre : Romance, Fantasy, Friendship
Cast : Ryosuke Yamada (HSJ), Yuya Takaki (HSJ), Daiki Arioka (HSJ), Kei Inoo (HSJ)
Guest : Sasuke Uchiha (N), Sakura Haruno (N), Harry Potter (HP), Hermione Granger (HP), Ryuu Amakusa (DDS), Megumi Minami (DDS)

Note :
HSJ = Hey!Say!JUMP
N = Naruto
HP = Harry Potter
DDS = Dan Detective School

*****************

[Daiki’s POV]
Aku senang akhirnya tim kami bisa mengalahkan tim Harry. Ingin rasanya ku segera menggoda si nenek sihir itu dulu karena kekalahannya. Haha, pasti akan menyenangkan. Tapi melihat Ryosuke yang tadi tiba-tiba pingsan benar-benar tlah membuatku khawatir, pikiranku tuk sedikit bersenang-senang menghina tim Harrypun hilang. Aku berlari mengikuti kedua saudaraku yang tengah mengejar Ryo-chan. Tapi tentu saja kami tak dapat mengejarnya. Kami kehilangan jejaknya.

Kei….. Daiki….. Kalian cari Ryo-chan ke sebelah sana!! Kata Yuya pada kami dengan kepanikan yang sudah tak bisa lagi ia sembunyikan. Begitu juga dengan Kei yang selama ini selalu bisa bersikap tenang, tapi kali ini aku melihat ada kepanikan luar biasa di wajahnya. Akupun menjadi curiga apa yang tengah terjadi sebenarnya……. Sepertinya ada hal yang belum kuketahui soal Ryo-chan…..

Sunday, 27 November 2011

Penganggaran Sektor Publik


Penganggaran Sektor Publik
Pengertian Anggaran Sektor Publik
Anggaran sektor publik adalah perencanaan finansial tentang perkiraan pengeluaran dan penerimaan yang diharapkan akan terjadi di masa mendatang dengan melihat data yang diperoleh dari masa lalu sebagai acuan penetapan anggaran.
Anggaran sektor publik harus dapat memenuhi kriteria, antara lain: merefleksikan perubahan prioritas kebutuhan dan keinginan masyarakat serta menentukan penerimaan dan pengeluaran departemen-departemen pemerintah atau pemerintah daerah.
Anggaran sektor publik dibuat untuk membantu menentukan tingkat kebutuhan masyarakat, seperti listrik, air bersih, kualitas kesehatan, pendidikan, dan lain-lain agar terjamin secara layak. Maka dari itu tingkat kesejahteraan masyarakat dipengaruhi oleh keputusan yang diambil oleh pemerintah melalui anggaran yang dibuatnya.

Fungsi Anggaran Sektor Publik
Berdasarkan uraian diatas, dapat dinyatakan bahwa anggaran sektor publik memiliki beberapa fungsi, diantara adalah:

Hey! Say! Jump Fanfiction - Crazy Competition Part 13


Hey!Say!JUMP Fanfiction (Indonesia)


CRAZY COMPETITION PART 13

Author : Rin Fujiyama
Genre : Romance, Fantasy, Friendship
Cast : Ryosuke Yamada (HSJ), Yuya Takaki (HSJ), Daiki Arioka (HSJ), Kei Inoo (HSJ)
Guest : Sasuke Uchiha (N), Sakura Haruno (N), Harry Potter (HP), Hermione Granger (HP), Ryuu Amakusa (DDS), Megumi Minami (DDS)

Note :
HSJ = Hey!Say!JUMP
N = Naruto
HP = Harry Potter
DDS = Dan Detective School

*****************

[Daiki’s POV]
Hatiku benar-benar sakit melihat Ryosuke berpelukan dengan Sakura. Aku ingin terus berlari mengikuti kemana kaki ini melangkah. Begitu sakitnya hati ini sampai ku tak menyadari datangnya sebuah mobil ke arahku. Aku ingin menghindar…. Tapi mobil itu sudah terlalu dekat. Aku tak sempat memikirkan apapun. Mungkin ini yang terbaik tuk mengakhiri sakit hati ini…..

Brugghh…..!! Aku merasakan tubuhku terhempas di rerumputan yang lembut.
Kak Dai-chan…….!! Aku masih bisa mendengar Ryosuke berteriak keras memanggil namaku. Akupun segera membuka mataku. Dengan pandangan yang masih samar-samar, kulihat seorang anak laki-laki di depanku. Tapi tiba-tiba semua cahaya lenyap. Aku tak bisa lagi melihat dan memikirkan apapun……


[Ryosuke’s POV]
Aku segera berlari ke arah kak Daiki. Syukurlah ya Tuhan ………… Anak dari universitas ninja itu tlah menyelamatkan kakakku. Dengan air mata haru aku segera memeluk erat tubuh kakakku yang sudah tak sadarkan diri itu.

Hey! Say! Jump Fanfiction - Crazy Competition Part 14


Hey!Say!JUMP Fanfiction (Indonesia)




CRAZY COMPETITION PART 14

Author : Rin Fujiyama
Genre : Romance, Fantasy, Friendship
Cast : Ryosuke Yamada (HSJ), Yuya Takaki (HSJ), Daiki Arioka (HSJ), Kei Inoo (HSJ)
Guest : Sasuke Uchiha (N), Sakura Haruno (N), Harry Potter (HP), Hermione Granger (HP), Ryuu Amakusa (DDS), Megumi Minami (DDS)

Note :
HSJ = Hey!Say!JUMP
N = Naruto
HP = Harry Potter
DDS = Dan Detective School

*****************

[Daiki’s POV]
Aku begitu panik melihat Kei melayang-layang tak tentu arah di atas sana. Ia terlihat memeluk sapu itu erat-erat sambil memejamkan matanya. Ingin sekali kutolong dia. Tapi aku tak tahu apa yang harus kulakukan……
Tiba-tiba kulihat seseorang meluncur dari sampingku. Ryosuke…. Ia menaiki sapu terbang itu dengan begitu mudah. Belum sempat kukeluarkan kekagumanku, kini giliran Yuya yang melesat ke atas. Ia terlihat begitu biasa menaiki sapu itu. lho… lho… kenapa mereka bisa semudah itu menaiki sapu terbang?! Batinku heran.

Aku mendengar Ryo-chan dan Yuya menasehati Kei agar tenang. Pemandangan yang baru pertama kali ini kulihat, saudara-saudaraku melayang di atas sana. Akupun segera memandang ke arah sapu yang ada di tanganku.

Hey! Say! Jump Fanfiction - Crazy Competition Part 12


Hey!Say!JUMP Fanfiction (Indonesia)


CRAZY COMPETITION PART 12

Author : Rin Fujiyama
Genre : Romance, Fantasy, Friendship
Cast : Ryosuke Yamada (HSJ), Yuya Takaki (HSJ), Daiki Arioka (HSJ), Kei Inoo (HSJ)
Guest : Sasuke Uchiha (N), Sakura Haruno (N), Harry Potter (HP), Hermione Granger (HP), Ryuu Amakusa (DDS), Megumi Minami (DDS)

Note :
HSJ = Hey!Say!JUMP
N = Naruto
HP = Harry Potter
DDS = Dan Detective School

*****************

[Kei’s POV]
Aku terkejut melihat Ryosuke tiba-tiba pingsan. Tapi beberapa saat kemudian ia sudah kembali membuka matanya……
Ryosuke…. Kita ke rumah sakit ya?! Kata kak Yuya dengan wajah serius.
Aku melihat Ryo-chan menggelengkan kepalanya. Kakak bertandinglah….. Ryo cuma pusing ja!! Ujarnya.
Kei, Daiki, kalian berdua majulah di pertandingan playing music instrument ini. Aku akan menjaga Ryosuke dulu!! Kata kak Yuya padaku dan Dai-chan.

Ryosuke…… Kau harus baik-baik saja!! Kataku pada adikku itu.
Kami bertanding dulu ya!! Kata Daiki sambil mengelus kepala Ryosuke.

*****************

[Yuya’s POV]
Aku masih belum memberitahu Kei dan Daiki mengenai kondisi Ryo-chan. Sejenak aku melamun sambil memandangi wajah adikku yang tengah tidur di pangkuanku. Aku begitu menyayangi anak ini. Apapun akan kulakukan asal ia bisa bahagia!! Batinku……
Mungkin sebaiknya aku segera memberitahu Kei dan Daiki. Semoga mereka bisa membantuku mengambil keputusan. Bagaimanapun juga Ryo-chan harus menjalani operasi itu.

Uang, Bunga, Riba, dan Kebijakan Moneter


A.    KONSEP UANG, BUNGA, RIBA DAN QIRAD
1.    Konsep Uang
a.    Uang dalam konsep ekonomi konvensional
Uang berkembang seiring dengan perkembangan peradaban manusia. Mulanya uang berbentuk barang komoditas atau barang barter, kemudian berevolusi ke dalam bentuk mata uang, baik dalam bentuk logam maupun kertas. Meskipun demikian keduanya disahkan dan diakui sebagai alat pembayaran. Dengan adanya uang sebagai alat tukar, maka kegiatan ekonomi (jual beli, tukar menukar) menjadi lebih mudah dilaksanakan. Dengan kata lain, uang muncul sebagai terobosan untuk menghilangkan kesukaran-kesukaran yang diakibatkan proses transaksi dengan sistem barter. Untuk itulah orang menciptakan uang. Menurut teori ekonomi konvensional, uang dapat dilihat dari dua sisi, yaitu dari sisi hukum dan dari sisi fungsi. Secara hukum, uang adalah sesuatu yang dirumuskan oleh undang-undang sebagai uang. Jadi segala sesuatu dapat diterima sebagai uang, jika

Aliran Pemikiran Islam


Sasaran yang menjadi titik tekan dalam pembahasan ini adalah menurut asal mula pemikiran Islam dan penyebab munculnya warna-warna yang beragam dalam pemikiran islam klasik pada masa selanjutnya yang memberikan pengaruh kepada pemikiran islam di masa sekarang. Sebagaimana yang dikatakan Dr. Muhammad Imarah, bahwa setiap aliran pemikiran islam kontemporer yang ada sekarang masing-masing mempunyai titik tolak yang terdapat pada 'lembaran-lembaran turats' (aliran pemikiran islam klasik).
Definisi
Secara etimologi memiliki arti proses, cara, perbuatan memikir. Ditinjau dari aspek bahasanya pemikiran tidak jauh ubahnya dengan berpikir. Ia mengandung makna yang abstrak. Tetapi ketika "pemikiran" memasuki ranah istilah, seperti filsafat misalnya, ia mengalami perubahan makna. Dalam istilah filsafat, pemikiran  didefinisikan sebagai

Fanfic Death Phone Call - Hey! Say! JUMP Part 04



DEATH PHONE CALL
PART 4 (ENDING)

Cast : All of membe Jump
Rating : NC – 13
Words : 1.832 [part terpanjang]

================

Pemuda itu masih saja duduk seorang diri di teras rumah – menangis terisak-isak mengingat kembali wajah tunangannya yang meninggal dua hari yang lalu dengan begitu mengenaskan.
‘Yuri... Apakah ini yang namanya karma?! Andai saja malam itu kau tidur denganku, aku pasti bisa melindungimu. Tapi... Tapi siapa yang begitu brengsek melakukan semua itu padamu?! Yuri... Beritahu aku siapa yang tlah melakukan ini!’
Ia semakin terisak. Dadanya begitu sesak saat dicobanya tuk tak mempercayai kenyataan yang membuat mimpinya kandas tuk menikahi Yuri. Kandas sudah... semua pengorbanan yang ia lakukan terasa sia-sia kini. Pengorbanan yang harus dibayar dengan kematian kekasihnya.

Karma...

================


Di ruang keluarga, dua manusia yang beda generasi itu terlihat tak dapat menyembunyikan raut kesedihannya.

“Yuya, hanya kau muridku yang tersisa. Aku tak tahu kenapa semua ini bisa menimpa kalian. Aku... Aku...,” pria tua yang sudah rapuh itu menitihkan air mata.

“Yabu sensei...”

Maestro tua tadi menggerakkan tangannya perlahan – menunjuk satu sudut yang dapat ditangkap oleh indera penglihatan mereka berdua.

“Desta de Ryuu... piano itu sekarang aku wariskan padamu, Yuya...,” ia kembali menangis. Dengan terbata, pria tua itu masih mencoba tuk bicara. “Aku mengumpulkan kalian di sini karena aku ingin mewariskan piano itu pada salah seorang diantara kalian. Tapi... aku benar-benar tak menyangka semua akan jadi seperti ini...,” ledakan tangispun melantun tak beraturan dari keduanya.

“Sensei... Aku tak menginginkan piano itu. Sungguh... Demi apapun, aku tak pantas untuk mendapatkannya...” Yuyapun terisak menemani kesedihan yang tengah menghinggapi senseinya. Demi apapun... Dari awal, pemuda itu memang tak menginginkan Desta de Ryuu.

Ia tak menginginkannya...

---------------------------

Sosok lain melangkahkan kakinya dengan begitu cepat. Memasang sempurna segala bentuk kemarahan yang menyeruak dari lubuk hatinya – terpampang jelas di wajahnya yang kali ini tak sedikitpun menyunggingkan senyuman.

“Kau memang tak pantas mewarisi piano itu!!”
JLEBB...
Sebuah pisau dapur yang begitu besar, menancap dalam dengan begitu sempurna pada pemuda yang menjadi sasaran.

Darah menyembur deras...
Perut bagian kirinya robek teramat luas – luka tusuk yang begitu ngeri.

Yabu begitu kaget. Seluruh sarafnya meregang dengan begitu cepat. Sebuah kejadian yang masih belum bisa ia tangkap dengan akal sehatnya – ia masih belum percaya atas kejadian barusan.

“Daiki...”

‘Selesai sudah...’

================

Yuya menatap lekat ke arah Daiki. Menatap sayu ke arah pemuda itu dengan sisa-sisa tenaga yang dimilikinya.

“Kei... Inoo Kei... Ia bisa tenang sekarang,” Daiki menangis. Tangannya masih sempurna terlumur darah melengkapi pisau besar di genggamannya yang juga telah bermandikan cairan merah kental itu.

“Aku... Aku... Kei... Daisuki. Hontou ni daisuki desu...,” pemuda berpangkat pembantu itu semakin menangis menjadi-jadi.
Dengan begitu tiba-tiba, Daiki meluapkan segala kemarahannya. Air mata yang menyatu dengan keringat serta segala bentuk kekusutan wajahnya melengkapi emosinya yang entah kenapa sudah tak lagi bisa ditahan. “Kalian!! Kalian yang telah membunuhnya!! Aku mendengar pembicaraan kalian waktu itu!!”

[Flashback]
Di salah satu ruangan kediaman Yabu sensei – ruangan yang tertutup rapat...

“Jadi kita akan memberinya pelajaran?!” Hikari berkomentar dan tentunya tanggapan atas pertanyaannya itupun segera didapatnya.
“Kalian pasti sudah tahu kan bahwa sensei pastinya akan mewariskan piano kesayangannya itu pada Kei. Apa kalian akan membiarkannya begitu saja?” Yuri menyeringai.

“Jadi apa rencana kita?!” kini giliran Ryutaro yang mengajukan pertanyaan. Sekali lagi, Yuripun memberikan penjelasan disertai seringai khasnya yang sebenarnya terlihat sedikit menakutkan. “Keberhasilan Kei saat pertunjukan sebulan lalu pasti membuat sensei semakin memantapkan hatinya tuk mewariskan Desta de Ryuu ke Kei. Lusa, sensei akan mengadakan pertunjukan untuk perpisahannya. Saat itulah kita akan memberi gadis itu pelajaran...”

“Apa maksudmu?!” Keito mengajukan protes karena ia masih belum paham maksud Yuri.

“Aku akan meminjam mobilnya dan merusak jarum penunjuk bahan bakarnya sehingga ia tak tahu kalau bensinnya akan kuhabiskan agar ia tak bisa mencapai tempat pertunjukan. Dicuaca sedingin sekarang ini, kalian yakinkan dia tuk tak memakai jaket maupun sarung tangan... Hanya itu yang cukup kita lakukan,” gadis mungil itu kembali menyeringai.
“Ia gadis yang polos, jadi ia pasti akan mempercayai kita. Setidaknya, itu akan memberinya pelajaran.”

“Tapi bagaimana jika ia mati kedinginan?!” sekali lagi Keito protes. Kali ini disusul anggukan kepala Yuto yang sedari tadi diam mendengarkan ide Yuri.

“Bukannya itu yang kita mau?!” bagai senyuman seorang iblis, gadis itu kembali menjawab enteng.

[Flashback End]

================

Tubuh Daiki bergetar hebat. Ia masih terisak – membendung segala emosi dan kemarahannya setiap mengingat kembali sosok gadis yang diam-diam disukainya itu – Inoo Kei. “Sejak awal, aku begitu menyukai Kei. Aku begitu menikmati saat-saat ketika melihatnya tersenyum. Menikmati saat-saat ketika ia begitu bahagia melihat turunnya salju... Menikmati saat menemaninya menyaksikan salju yang turun – berdua.”

Yabu – si tuan rumah – masih menatap tak percaya ke arah Daiki.
Tak sekalipun ia menduga, Daiki memiliki perasaan demikian pada murid kesayangannya yang tlah mati – Kei.

“Tapi... Tapi... Kalian begitu bangsatnya menginginkan gadis sebaik Kei untuk mati. Kalian semua BANGSAT!!” ia kembali meledakkan amarahnya.

“Andai saja waktu itu aku datang lebih cepat...,” Daiki menundukkan kepala – berulang kali mengusap aliran deras air matanya.

Perlahan, sosok yang menjadi korban penusukan itu menggerakkan tubuhnya. Biarpun ia merasa begitu berat melakukan itu, tapi ia tetap memaksa tubuhnya tuk kembali terduduk. Ia yakin, segala usahanya tak akan sia-sia.

-----------------------------

“Arigatou Daiki...,” kata itulah yang terlontar dari kedua sisi bibir pemuda yang tengah sekarat itu – dua kata yang berhasil membuat Daiki kembali mengangkat wajahnya, memberikan seluruh perhatiannya pada Yuya – sedikit menunjukkan tanda tanya atas kata-kata Yuya barusan.

Yuya kembali bersuara. “Kau mencintai Kei seperti layaknya aku mencintainya. Bahkan ia tlah menerima pinanganku tuk menikahinya setelah pertunjukan akhir Yabu sensei...”

Daiki tertegun kaget...

“Akulah yang telah membunuh Keito, Hikari, dan Yuri... dan pastinya... dan pastinya kaulah yang telah membantuku mengakhiri semua ini – membunuh Yuto dan Ryutaro...”

Daiki syok mendengar pengakuan Yuya.
Ya...
Benar-benar syok...

“KAU BOHONG!!”

Yuya menggerakkan lengannya perlahan. Menahan segala sakit yang kini telah menyeruak di sekujur tubuhnya.

Tangannya terulur...
Memegang sebuh benda di tangannya – mengarahkannya ke Daiki. Sebuah benda yang begitu familier bagi Daiki – handphone kepunyaan Inoo Kei.

“Tidak mungkin... Tidak mungkin...,” Daiki masih mencoba tuk tidak mempercayai kenyataan yang terpampang jelas di depan matanya itu – mengulurkan tangannya masih dengan perasaan tak percaya untuk meraih benda di telapak tangan Yuya.

Yuya tersenyum. Entah ia harus merasa sedih atau senang di ambang kematiannya ini, tapi ia benar-benar merasa begitu lega sekarang. Sebentar lagi ia akan menemui kekasihnya di dunia lain sana. Kembali bersatu dengan jantung hatinya – Inoo Kei.

Ia masih tersenyum. Mengingat semua kenangan indahnya bersama Kei. Hingga kenangan pahit begitu Kei memberitahunya bahwa semua yang telah menimpanya adalah ulah dari sahabat-sahabat mereka sendiri – sahabat yang sudah bertahun-tahun tumbuh besar bersama bagai keluarga.
Tak seorangpun tahu bahwa dialah – Takaki Yuya – yang pertama kali menemukan Kei yang sudah tak lagi bernyawa. Membawa pergi handphone Kei untuk membalas dendam pada sahabat-sahabat yang telah dengan begitu keji membuat Kei terpaksa bunuh diri.

Senyuman terulas...
Hingga akhirnya pemuda itu dengan terpaksa memejamkan mata untuk selamanya...

Sayonara Takaki Yuya...

---------------------------

Betapa sekarang Daiki merasa bodohnya – membunuh orang yang tak bersalah. Seharusnya ia sadar, Yuya tak ada di ruangan itu saat Yuri dan yang lain tengah merencanakan rencana busuk mereka.
Ya...
Harusnya ia sadar...

================

Di sudut yang tak terlihat, pemuda itu tampak teramat sedih. Menyaksikan semua kejadian itu – kejadian yang begitu memilukan.

Cinta...
Semua telah buta karena cinta...
Mungkin termasuk dirinya juga.

Ryosuke berjalan perlahan ke arah Daiki yang telah bersimbah pilu. Pisau yang sebelumnya telah merenggut nyawa Yuya, kini telah terlepas dari genggaman Daiki – terlepas mengiringi penyesalan yang teramat sangat dari pemuda itu.

Tepukan dari seorang Yamada Ryosuke, mendarat ringan di bahu Daiki.
Ryosuke telah mendengar dan menyaksikan semuanya. Mendengar segala pengakuan cinta Daiki pada Inoo Kei dan juga cinta Takaki Yuya pada sosok yang sama.

================
CLOSING STORY
================

Satu malam telah terlewati sejak kejadian itu. Usaha pembersihan jalan dari longsoran salju oleh para petugas sudah hampir selesai.

Daiki melamun seorang diri di dapur...

Yabu Kota merenungi segala kesedihannya – ditinggal mati oleh ketujuh orang muridnya.
Mungkin dengan mengakhiri hidup, ia bisa lepas dari segala beban batin yang kini menghinggapi dirinya. Ya – ia sudah tak ada lagi tujuan hidup...

Sementara pemuda itu – Ryosuke...

Jemari itu menari lincah di atas tuts-tuts piano – piano Desta de Ryuu yang menjadi akar semua pembunuhan yang terjadi. Alunan melodi mengalun dengan begitu indahnya.
Tapi...

Star Time...

Ya... Lagu itulah yang mengalun indah dari ruang keluarga...

Daiki dan Yabu melangkahkan kakinya begitu buru-buru mencari sumber suara yang begitu merdu yang masih mengalun sampai sekarang. Keduanya berdiri beriringan. Memakukan pandangan mereka pada sosok pemuda yang dengan segala penghayatannya memainkan piano itu – memainkan melodi Star Time.

Tuan rumah dan pembantunya itu masih memakukan pandangan tak percaya mereka hingga melodi itu selesai dimainkan oleh si pemuda – Yamada Ryosuke.

“Bagaimana kau bisa memainkan melodi ini dengan begitu sempurna?!” Yabu Kota buru-buru menanyakan pertanyaan itu pada Ryosuke yang masih belum siap menerima pertanyaan dari orang yang datang dengan begitu tiba-tiba itu – Yabu Kota. Tentunya sang maestro begitu heran, tak ada naskah melodi di depan pemuda itu, tapi bagaimana ia bisa memainkan melodi barusan dengan begitu sempurna...

“Aku... Aku hanya memainkan melodi yang sering didengar oleh ibuku lewat piringan hitamnya saat ia tengah sedih,” Ryosuke menjawab gugup – tak seperti dirinya yang biasanya.

“Ibu?!”

“Ya... Ibuku. Lagu tadi mewakili perasaanku yang kali ini sedang teramat sedih,” pemuda itu mulai menundukkan kepala – menyembunyikan wajahnya yang tengah sedih – serasa ingin menangis.

Tiba-tiba, wajah antusias langsung terpampang jelas di wajah Yabu sensei. Semangat hidupnya terasa kembali lagi. “Kau begitu berbakat, nak...”

Ryosuke kembali mengangkat kepalanya – menatap tak percaya pada pria tua di hadapannya itu.

“Yamada... Yamada...” Daiki menggumam pelan – terkesan ia tengah mencoba mengingat-ingat sesuatu. Beberapa detik kemudian, pemuda itu juga memperlihatkan wajah antusiasnya. “Aku ingat... Kei dulu pernah cerita padaku bahwa ibunya telah pergi bersama pria lain bermarga Yamada. Jangan-jangan...”

Ryosuke dan Yabu sensei memandang Daiki dengan tatapan heran – tak mengerti.

Audit Organisasi Syariah


AUDIT ORGANISASI SYARI’AH

Beberapa landasan dalam audit organisasi syari’ah yang tercantum dalam Al-Qur’an, diantaranya:
       Surat Asy Syuura (26 : 181 – 184)
       Surat Al Muthaffifiin (83: 1 – 6)
       Surat Al A’raaf (7 : 85)
       Surat Al An’aam (6 : 152)
       Surat Al- Hujurrat (49: 6)
       Surat Al-israa’ (17 : 35-36)
       Surat Al Baqarah (2: 182)
       Surat Huud (11: 84 – 85)
       Surat An-Nur (24: 11-12)
       Surat Al Qiyaamah (75: 36)
       Surat An Nisaa (4 : 58, 135)
       Surat Al Mu’minun (23: 8)
       Surat Al Ma’aanj (70:32)
       Surat Al Furqaan (25: 72)
       Surat Yunus (10: 36)
       Surat An-Najm (53: 28)

Sementara standar yang digunakan dalam audit organisasi syari’ah antara lain:
       AASIFI (Accounting and Auditing Standard of Islamic Financial iNstitution)
       PSAK  NO. 101 sd 110 (Pernyataan Standart Akuntansi Keuangan)
       GAAS (General Accepted Auditing Standard)
       FATWA DSN (DEWAN SYARIAH NASIONAL)

POSTULAT AUDITING MENURUT MAUTZ DAN SHARAF [1961:42]
  1. Laporan dan Data Keuangan harus bisa diperiksa.
  2. Tidak ada konflik kepentingan antara auditor dan manajemen perusahaan yang sedang diperiksa

Dollars dan Euros Gratis dari PTC [Paid To Click]

PTC adalah sebuah istilah di internet yang membayar membernya untuk mengklik iklan yang ada dalam PTC tersebut.
Siapa sih yang tidak mau dibayar dengan uang beneran sambil main internet?!

Berikut beberapa link PTC yang sudah teramat terkenal di kalangan para klikers :

YourKingBux


PyramidalBux


OpenBux



LinkGrand
LinkGrand.com

Clixsense


Bigeurobux


LegitBux


Bux2000



Arliket akan diupdate secepatnya...
Jika ada yang ingin ditanyakan, silakan komen ^^


Bersabarlah dalam menjalani sesuatu dan tekunilah sebaik mungkin.
JANGAN LUPA BERDOA ^^

Bahaya Menggunakan Hosting Gratisan


Saat ini yang menjadi “kacang goreng” bagi blogger pemula adalah yang serba gratis,hosting gratis,domain gratis, dan serba gratis lainnya. Namun mereka tidak tahu bahaya apa yang menanti apabila mereka menggunakan hosting gratisan tersebut. Memang kalau masih digunakan untuk sarana belajar dan belum untuk serius blogging sih tidak apa-apa, namun dengan berjalannya waktu, blog akan semakin berkembang bukan?
Semakin berkembangnya blog bisa ditandai oleh semakin banyaknya visitor blog (baca: trafik). Nah, apabila semakin banyak trafik blog Anda, hosting gratisan biasanya performanya menurun. Ini ditandai dengan seringnya hosting down dan muncul tulisan “internal server error“. Masih bagus kalau seperti itu, soalnya data-data di blog Anda masih ada dan tersimpan dengan aman, nah kalau yang terjadi tiba-tiba hosting Anda diinjeksi dengan script rahasia bagaimana?
Maksud dari script rahasia disini adalah sebuah kode dalam hosting gratisan Anda yang tanpa sepengetahuan Anda tiba-tiba mengalihkan seluruh

Main Game Online Dibayar Dollars

Anda para gamer yang ingin mencari dollar melalui game online, ada informasi menarik. Teman-teman yang suka bermain game online, bisa dapat uang loh, mau?. Salah satu game online yang bisa menghasilkan dollar adalah Dungeons & Treasures. Permainannya sangat sederhana, anda cukup menelusuri lorong bawah tanah, dan anda akan menemukan emas. Jika ada emas anda harus mengambilnya, dengan cara mengklik emas tersebut. Anda juga bisa menemukan senjata, obat anti racun, penyembuh luka, racun untuk melawan monster dan lain-lain. Game ini dapat dilakukan oleh siapa saja, tak perlu ketrampilan khusus, game yang didesain dua dimensi ini sangat mudah dilakukan.

Anda hanya membutuhkan waktu 10 menit untuk menelusuri 1 dungeons. Jadi setiap

Saturday, 26 November 2011

Hey! Say! Jump Fanfiction - Crazy Competition Part 11



Hey!Say!JUMP Fanfiction (Indonesia)


CRAZY COMPETITION PART 11

Author : Rin Fujiyama
Genre : Romance, Fantasy, Friendship
Cast : Ryosuke Yamada (HSJ), Yuya Takaki (HSJ), Daiki Arioka (HSJ), Kei Inoo (HSJ)
Guest : Sasuke Uchiha (N), Sakura Haruno (N), Harry Potter (HP), Hermione Granger (HP), Ryuu Amakusa (DDS), Megumi Minami (DDS)

Note :
HSJ = Hey!Say!JUMP
N = Naruto
HP = Harry Potter
DDS = Dan Detective School

*****************

[Kei’s POV]
Aku melihat Ryosuke begitu panik melihatku membawa pisau. Akupun segera berjalan dan duduk di sebelah kak Yuya. Ryosuke masih mencoba menceramahiku…….
Tolong jangan lakukan itu, kak…….!! Pintanya……
Akupun hanya bisa kembali tersenyum kecil padanya.

Kuambil sebuah apel di meja sebelah ranjang kak Yuya. Akupun mengupasnya perlahan. Aku tahu kak Yuya sangat menyukai apel. Lagipula aku benar-benar menyesal tlah memukulnya tadi siang.
Ryosuke…… Sinilah!! Kataku pada adikku yang tertegun sejenak melihatku mengupas apel. Mungkin tadi ia sudah membayangkan hal yang tidak-tidak. Iapun berjalan ke arahku dan duduk di sampingku.
Maaf ya tadi siang aku tak melakukan apapun dan hanya memperburuk suasana!! Kataku padanya. Dan tiba-tiba ia langsung memelukku.
Ryo sayang kalian…… Jadi kalian jangan pernah berkelahi lagi……!! Responnya sambil menangis dan tetap memelukku.

Fanfic Death Phone Call - Hey! Say! JUMP Part 03



DEATH PHONE CALL
PART 3

Cast : All of membe Jump
Rating : NC – 15
Words : 1.392

================

Inoo Kei bunuh diri...
Okamoto Keito mati mengenaskan...
Kini giliran Nakajima Yuto yang mati tanpa sebab bagai sebuah kutukan.

“Kenapa semua ini terjadi?” sosok pria yang sudah sangat berumur itu terlihat teramat sedih.
Bagaimana ia tak sedih... ia kehilangan ketiga muridnya dalam waktu sesingkat ini – murid-murid yang sudah ia didik sedari kecil.

Pria tua yang sudah berusia 60 tahun itu menangis. Ia – Yabu sensei – merasa semua ini karena kesalahannya.
Bagaimana tidak?!
Kejadian itu bermula 1 bulan lalu ketika dirinya mengumumkan akan pensiun pada ketujuh muridnya dan akan mewariskan piano kesayangannya – Desta de Ryuu – pada salah seorang diantara ketujuh orang tersebut.


Ya...
Sejak kejadian itulah kesialan menimpa murid-muridnya. Tapi, apakah memang layak pria tua itu disebut sebagai dalang di balik kengerian-kengerian yang terjadi ini. Kenapa semua itu harus menimpa muridnya... Ada apa sebenarnya?!

================

4 musisi yang biasanya selalu berwajah tenang itu kini diselimuti ketegangan luar biasa.

“Kutukan... Kutukan... Semua ini adalah kutukan dari Kei...,” Ryutaro masih berulang kali mengatakan hal itu. Mungkin sudah ratusan kali. Tapi, sepertinya ia tengah tak sadar akan kata-kata yang sedari tadi diucapkannya itu. Pemuda ini terlalu ngeri untuk menyadari apa yang tengah ia katakan. Absolutely... Terlalu ngeri...

“Ryutaro... tenangkan dirimu!” Yuri mencoba menghibur sahabatnya. Dan tentu saja apa yang ia lakukan barusan berhasil membuatnya memperoleh perhatian dari Ryutaro. Bagaimana tidak... Ryutaro sangat mencintai Yuri di dalam lubuk hatinya yang terdalam. Apapun yang dikatakan Yuri, pasti berhasil membuatnya segera mengalihkan pikirannya pada gadis yang teramat disukainya ini.

Telapak tangan Ryutaro yang begitu dingin, menggenggam erat jemari Yuri. “Bagaimana jika selanjutnya adalah giliranku, Yuri?” Ryutaro ketakutan. Wajahnya yang biasanya cerah, kini tampak kusut dengan begitu sempurna dibanjiri keringat dingin.

“Aku tahu kenapa semua ini terjadi pada kita,” Yuya bersuara. Kini semua mata mengarah lurus ke arahnya. “Inoo Kei adalah murid Yabu sensei yang keterampilannya sudah tak diragukan lagi. Sudah pasti ia yang akan mewarisi piano sensei. Tapi kesialan yang menimpanya yang akhirnya membuatnya harus bunuh diri... Ia pasti tak mengijinkan salah seorang di antara kita mewarisi piano itu. Ya... Ia pasti ingin agar kita semua mati dan tak ada satupun yang berhak mendapatkan Desta de Ryuu,” Yuya mengakhiri kalimatnya dengan wajah yang terlihat begitu sendu.

“Andai saja kita berempat datang lebih awal, kita pasti bisa mencegah Kei agar tidak bunuh diri...” penyesalan mendalam tampak dari eksistensi seorang Yaotome Hikari.

Ya... Mereka berempatlah yang menemukan Kei pertama kali.
Saat itu keempatnya – minus Yuto dan Keito – ingin menjenguk Kei yang baru saja keluar dari rumah sakit.

================

Malam mulai larut. Semua orang di rumah itu masih diselimuti kegelisahan. Kegelisahan yang teramat mengganggu tidur mereka. Tentu saja mereka tak bisa tidur dengan tenang mengingat kejadian-kejadian yang terjadi akhir-akhir ini.

“Selamat tidur, sayang...” Ryosuke mengecup lembut kening Yuri dan iapun kembali membaringkan badannya di samping Yuri – mereka berdua tengah tidur seranjang. Pemuda itu tak mungkin membiarkan kekasih hatinya tidur sendirian, begitu juga dengan Yuri yang tak mungkin berani tidur seorang diri.

“Ryosuke... Mungkin sebaiknya malam ini aku tidur dengan Hikari saja,” nada suara Yuri terdengar bergetar.
Pemuda di sebelahnya terlihat cukup heran, “Kenapa sayang? Kamu tidak nyaman tidur denganku? Kita kan sudah tunangan,” Ryosuke mengajukan protes namun dengan nada suaranya yang begitu lembut.

“Tolong, malam ini saja, biarkan aku tidur dengan Hikari,” Yuri memohon... dan alhasil, tentu saja pemuda itu tak ada daya tuk menolak permintaan orang yang begitu dicintainya itu.
‘Apa kau takut denganku, Yuri? Bukannya kau yang memintaku untuk melakukan semua ini...,’ batin Ryosuke mengiringi Yuri yang berjalan perlahan meninggalkannya sendirian di kamar itu.
Pemuda itu tertegun sejenak. Melamunkan dosa besar yang sudah dilakukannya untuk menuruti kekasihnya itu – menuruti Yuri agar mau tunangan dan menikah dengannya. Entah dosa apa yang sudah diperbuatnya, kini ia baru merasakan penyesalan. Benar-benar dosa yang begitu besar...

================

Di malam yang begitu dingin...
“Kring... Kring...,” handphone berdering. Getarannya cukup tuk membuat orang di dekat hp itu segera meraih benda yang membangunkannya.
“Mosh...,” belum sempat ia menyapa si penelepon, gadis itu langsung terdiam. Terduduk sempurna di ranjangnya dengan perhatian yang 100% terpaku pada suara di ujung satunya.

Lagi...
Ya... Lagi-lagi melodi itu...

Star Time...

================

“Ohayo...,” Daiki menyapa Ryosuke yang terlihat sudah duduk-duduk di teras rumah di pagi yang begitu dingin ini.
“Ohayo, Dai-chan...,” pemuda itu tersenyum – sedetik sempat terlihat wajah Daiki yang memerah. “Kenapa dengan wajahmu itu, Dai-chan? Jangan bilang kalau kau itu homo... Hahaha,” Ryosuke tertawa lepas masih mengarahkan pandangannya pada Daiki.
“Iie ne...,” reflek, pembantu sekaligus sopir itu menyilangkan tangannya malu-malu. Pemuda yang menggodapun kembali tertawa, “Hahaha, aku cuma bercanda kok...” kalimat yang cukup membuat Daiki sedikit lega.

“Di luar begitu dingin, lebih baik kau masuk ke dalam biar tak sakit,” Daiki memberikan saran dengan malu-malu sedikit menggaruk kepalanya yang sebenarnya tak sedang gatal sedikitpun. Pemuda yang dinasehatipun tersenyum, “Aku suka melihat butiran-butiran salju itu.” Sebuah kalimat yang sempat membuat Daiki tertegun – membuatnya teringat akan seseorang. Namun lamunannya tak berlangsung lama, bahkan kedua pemuda tu sempat tersentak kaget tak sampai sedetik begitu sebuah teriakan melengking tinggi dari dalam rumah.

================

Hikari dan Yuri...
Ryutaro menemukan mereka berdua sudah tak lagi bernyawa – mati dengan begitu mengenaskan di ranjang mereka.
Tempat tidur yang tadinya begitu putih bersih itu, kini telah berlumuran darah. Leher keduanya tersayat benda tajam dengan teramat dalam – alasan yang membuat mereka berdua sangat wajar jika langsung kehilangan nyawanya.

“Yuri... Yuri... TIDAAKKK...,” Ryosuke memeluk erat-erat jasad tunangannya itu. “Kenapa?! Kenapa semua ini terjadi begitu cepat?!” Ia masih saja tak percaya dengan pemandangan di depan matanya. Pantas... teramat pantas baginya tuk meluapkan segala kesedihan yang pastinya sangat menyesakkan dadanya – melihat sang kekasih hati mati begitu mengenaskan.

Kedua kakinya melangkah cepat setelah membaringkan Yuri yang pastinya membuat bajunya kini terlumur darah kekasihnya.
“Katakan, siapa yang melakukan semua ini!!” Ryosuke menarik kuat-kuat kerah Ryutaro. Mengepalkan telapak tangannya begitu kuat menahan segala emosi yang hampir diledakkannya.
Ryutaro terdorong keras menghantam tembok. Kerah bajunya masih sempurna berada di genggaman Ryosuke yang begitu kuat.

“Tenangkan dirimu... Jangan seperti ini!” Yuya mencoba melerai perkelahian yang mungkin akan terjadi karena ia tahu Ryutaro juga merasakan hal yang sama seperti yang pemuda berlabelkan Yamada Ryosuke itu rasakan. Alih-alih melerai, Yuya seketika mendapat tatapan tajam dari Ryosuke yang langsung membuatnya mundur beberapa langkah. Tatapan yang begitu menakutkan namun terasa begitu familier.

Followers