[Nozomi’s POV]
Kemarin yamada-kun tidak masuk. Begitu juga hari ini. Padahal besok ada camping. Apa ia sudah tahu ya?! Tanyaku dalam hati.
Sekarang sudah waktunya pulang. Aku melihat yuto, chinen, n mirai bersama. Hm, sejak kapan mirai sedekat itu dengan yuto n chinen??!!
Nozomi-chan!! Suara yuto mengagetkanku……
Besok kita ada camping, pasti bakal asyik ni. 5 hari pula. Wah, asyik………..!! yuto terlihat serius bicara padaku. Tapi aku tak menanggapinya dan segera keluar meninggalkan kelas. Pikiranku masih dipenuhi oleh yamada-kun.
[Author’s POV]
Keesokan harinya………
[Nozomi’s POV]
Aku berangkat pagi. Kuharap hari ini yamada-kun benar-benar akan datang. Hari ini aku memakai pakaian bebas dengan ransel besar di punggungku. Tapi andai yamada-kun tak datang, aku tak mau ikut camping ini. Tak akan menarik bagiku jika tak ada yamada-kun.
Aku memasuki kelasku. 1D. Tiba-tiba senyumku mengembang dengan sendirinya. Aku melihat yamada-kun. Ia duduk di kursi yang biasanya ia duduki sambil memandang ke luar jendela. Pastilah ia tak menyadari kedatanganku. Ia begitu bercahaya terkena cahaya mentari. Akupun segera menghampirinya.
Yamada-kun!! Aku menyapanya dengan malu-malu. Iapun segera menoleh padaku. Masih dapat kulihat wajahnya yang pucat. Sepertinya ia masih belum sepenuhnya sehat……
Tapi tiba-tiba ia tersenyum padaku. Dheeggg……… Kakkoii ne……… aku langsung duduk di tempat dudukku yang tak jauh dari yamada-kun. Aku mencoba menyembunyikan wajahku yang tengah malu. Ini pertama kalinya aku melihat yamada-kun tersenyum.
Akupun memandanginya kembali. Kini ia tlah kembali memandang ke luar jendela. Aku tak berani mengajaknya bicara. Selalu saja begitu. Aku selalu kembali jadi pengecut setelah yamada-kun ada di depan mataku. Aku benci dengan diriku ini.
[Yamada’s POV]
Pagi ini aku sedikit manja pada ibu. Ibu tak mengizinkanku berangkat ke sekolah. Dokter bilang, aku harus istirahat penuh selama 1 minggu. Tapi aku benar-benar ingin mengikuti camping ini. Cerita-cerita dari chinen dan yuto benar-benar membuatku sangat tertarik. Lagi pula, aku ingin lebih sering bertemu dengan mirai-chan. Tapi tentang kemarin…… Nozomi. Ternyata ia menyukaiku. Aku tak tahu jika rasa sukanya padaku begitu besar. Aku paling tidak ingin membuat seorang gadis menangis. Kemarin hatiku sakit saat mendengar kata-kata yuto. Nozomi pastilah tramat sakit hati karena aku mengutarakan rasa sukaku pada orang lain di depannya tanpa sedikitpun ku menyadari rasa sukanya padaku.
Tak lama aku melamun, chinen n yuto mengagetkanku. Huh, andai ku sedang tidak sakit, sudah kujitak kepala mereka……..
Akhirnya masuk juga ni pangeran kita!! Ujar chinen dengan sedikit menggelitik pinggangku. Baru pertama kali ini aku serasa pasrah diapa-apakan oleh seseorang. Aku hanya merasa nyaman setelah mengenal mereka.
Chinen segera duduk di sampingku, sementara yuto menyapa nozomi terlebih dulu. Aku sadar bahwa yuto sangat menyukai nozomi.
[Chinen’s POV]
Yama-chan hari ini sudah makan kan ? Tanyaku padanya yang masih terlihat pucat.
Ia hanya menjawab dengan senyuman. Ugh, yama-chan…… jangan lagi kau tersenyum di depanku seperti ini. Aku benar-benar bisa salah tingkah!! Pikirku malu-malu.
Yama-chan memandangiku. Ia terlihat penasaran dengan wajahku. Duh, anak ini……!! Pikirku.
Kau menyukaiku, ya?? Tanyanya padaku dengan mudahnya tanpa merasa bersalah sedikitpun. Aku bingung. Pertanyaan itu benar-benar tidak pernah kubayangkan.
Bercanda kok!! Lanjutnya dengan sedikit tertawa melihat tingkahku.
Minna, ohayou…….. mirai-chan datang dan menyapa kami. Iapun segera duduk di meja belakangku. Di belakang yama-chan. Tepatnya di tempat duduk yuto…..
Mirai-chan terlihat cantik dengan pakaian bebas yang dikenakannya. Dengan sembunyi-sembunyi aku memandanginya yang begitu cantik hari ini.
[Mirai’s POV]
Yama-chan sudah sembuh?? Tanyaku pada yama-chan sambil memegangi dahinya.
Wuaaaaaa…….. tiba-tiba chinen berteriak mengagetkanku.
Aku baik-baik saja!! Yama-chan tersenyum padaku. Tapi biarpun begitu, aku tahu bahwa ia masih sakit. Badannya masih hangat saat kusentuh tadi.
[Yuto’s POV]
Aku sadar nozomi-chan terus memandangi yama-chan. Tapi daritadi aku juga terus memandangi yama-chan. Aku masih mengkhawatirkannya. Masih terlihat jelas bahwa ia masih butuh banyak istirahat. Ntah kenapa semenjak aku menyakiti yama-chan, aku jadi lebih sering memikirkannya. Padahal jelas-jelas ada nozomi-chan yang masih membutuhkan perhatianku. Aku bingung dengan perasaanku…….
[Author’s POV]
Jam menunjukkan pukul 08.00. Semua siswa telah siap untuk berangkat menuju tempat tujuan camping mereka. Camping ini diadakan tiap kelas. Di kelas 1D ada 27 siswa. Mereka berangkat bersama menggunakan bus sekolah dengan 1 orang guru yang menjadi pembimbing mereka. Wali kelas mereka tentunya.
[Nozomi’s POV]
Aku melihat yuto asyik ngobrol dengan chinen. Sementara yamada-kun terlihat senang diperhatikan oleh mirai. Sementara aku……… apa yang harus aku lakukan tuk mendapatkanmu, yamada-kun?!
Tiba-tiba ku langkahkan kakiku ke arah yamada-kun duduk dengan mirai. Aku berdiri di tempat yang bisa dilihat oleh mereka berdua. Tekadku sudah bulat. Aku harus menyatakan cintaku pada yamada-kun. Harus………
Yamada-kun, aku mencintaimu………… Ujarku dengan tegas sehingga seluruh isi bis dapat mendengar kata-kataku secara jelas. Kini hatiku sedikit lega setelah mengatakannya. Tapi kini jantungku berdetak kencang membayangkan apa yang akan yamada-kun katakan padaku. Aku tahu ia menyukai mirai. Tapi aku ingin ia tahu perasaanku ini. Biarpun aku menaruh harapan besar bahwa ia akan menerima cintaku dan melupakan mirai. Aku benar-benar berharap……..
Nozomi, gomenasai. Kau pasti sudah tahu bahwa aku menyukai mirai-chan. Jawabnya dengan lembut padaku. Aku sudah menduga jawaban itu. Tapi………… Aku masih belum rela.
Akupun kembali ke tempat dudukku. Seluruh isi bis memandangiku. Aku baru saja ditolak.
[Yamada’s POV]
Sebenarnya aku tidak tega menyakiti hati nozomi. Tapi masih ada orang lain yang lebih menyayangi nozomi daripada aku. Aku sudah memiliki mirai-chan. Itu cukup bagiku. Semalaman aku memikirkan kata-kata yuto kemarin. Tangisan seorang wanita memang kelemahan terbesarku. Tapi jika aku memberi nozomi kesempatan, pastilah akan lebih banyak hati yang tersakiti. Semoga yuto bisa menghibur nozomi.
Yama-chan tak apa?! Tanya mirai-chan terlihat mengkhawatirkanku. Mirai-chan jangan terlalu mengkhawatirkanku. Aku takut akan jadi manja pada mirai-chan!! Kataku padanya…….
Tiba-tiba ia memelukku. Yama-chan, terima kasih sudah menyukaiku!! Katanya padaku sambil menangis.
[Author’s POV]
Mereka telah sampai di tempat tujuan. Sebuah hutan di kaki pegunungan. Sampai 5 hari ke depan, mereka akan camping di situ.
[Yuto’s POV]
Aku melihat nozomi-chan masih terlihat sedih. Aku ingin sekali menghiburnya. Tapi kali ini aku tak tahu bagaimana caraku tuk menghiburnya. Mungkin kali ini kubiarkan dia sendiri dulu.
Yuto!! Bantu aku mendirikian tenda!! Chinen meneriakiku yang tengah memperhatikan nozomi.
Di mana yama-chan?! Tanyaku pada chinen secara tiba-tiba karena ku tak melihat yama-chan.
Chinen terlihat menoleh ke kanan kiri melihat keberadaan yama-chan.
Aku melihat yama-chan. Ia ada di balik pohon besar itu. Aku dan chinenpun segera menghampirinya. Kami melihatnya muntah-muntah. Akupun segera menepuk-nepuk punggung yama-chan agar ia bisa muntah lebih mudah. Setidaknya itu akan lebih melegakannya.
Mirai-chan datang menghampiri kami. Tentulah aku dan chinen memahami perasaan mirai-chan. Tapi jujur, aku juga sama khawatirnya dengan mirai-chan. Tapi aku tak ingin chinen tahu bahwa aku mulai menyukai yama-chan. Suka dalam artian cinta. Biarpun itu masih belum sepenuhnya kuyakini.
[Author’s POV]
Jam 11.00 siang. Akan ada acara pendakian setelah ini.
[Chinen’s POV]
Aku dan yuto masih mengkhawatirkan kondisi yama-chan. Sepertinya ia memang terlalu memaksakan diri tuk ikut camping ini. Aku terus memandangi wajah yama-chan yang baru saja tertidur. Tapi aku sadar, aku tidak boleh terang-terangan terlihat menyukai yama-chan. Biarlah aku memastikan rasa ini terlebih dulu.
Bentar lagi akan ada pendakian! Ujar yuto padaku. Aku tahu benar apa yang dipikirkan yuto. Yama-chan tentunya. Begitu juga denganku.
[Yamada’s POV]
Aku mendengar percakapan chinen dan yuto. Akupun segera bangun.
Yama-chan, istirahatlah!! Chinen dan yuto berkata padaku secara bersamaan.
Kalian percayalah padaku. Aku takkan menyusahkan kalian nanti!! Aku berusaha meyakinkan mereka.
Finally……..
Yuto n chinen mengizinkanku ikut pendakian. Andai aku seorang wanita, aku pasti sudah menyatakan cintaku pada mereka. Tapi jika disuruh memilih, aku masih belum yakin, yuto atau chinen kah yang akan kupilih.
Ini pengalaman pertamaku. Jadi aku tak ingin menyia-nyiakannya hanya dengan terus berbaring sakit tanpa melakukan apapun. Obrolan chinen n yuto sepanjang perjalanan membuatku betah berjalan bersama mereka. Sesekali mereka menanyakan kondisiku.
Tetapi kesenangan itu tidak berlangsung lama.
Semak-semak dan pepohonan yang ada di depan kami sangat lebat, kami tidak mengetahui bahwa ada jurang di balik semak-semak itu.
Chinen n yuto terperosok ke jurang itu. Masih sempat ku meloncat tuk memegangi mereka.
Yuto di tangan kananku n chinen di tangan kiriku. Kami bertiga sama-sama sudah berada di mulut jurang. Sebuah akar mengikat kakiku sehingga kami masih terselamatkan setidaknya tuk saat ini.
Yama-chan, lepaskan aku…….!! Ujar chinen padaku sambil melepaskan gengamannya.
Iya, lepaskan kami……..!! akar itu takkan kuat menahan kita……… Yuto menambahkan dengan juga melepaskan genggaman tanggannya.
Sekuat tenaga aku masih memegang lengan mereka dengan tanganku. Biarpun nafasku trasa begitu berat memegangi mereka berdua bersamaan dengan kondisiku yang sekarang.
Bagaimana mungkin aku melepaskan mereka…….
Bagaimana mungkin………..
To be continue…….
No comments:
Post a Comment
Mohon komentar sahabat demi kemajuan blog ini.
Terima kasih ^^