[Yuto’s POV]
Gak sabar tuk segera berangkat skul. Gak sabar tuk liat wajah nozomi. Lalalala…….. Batinku sambil senyum2 sendiri.
Yuto, ohayou……. Suara chinen menyapaku. Duh, aku lupa kalau hari ini aku berangkat ma chinen. Tapi tak apalah, bagaimanapun ia adalah sahabat terbaikku. Jadi aku tak boleh begitu saja melupakannya karena seorang gadis.
Hari ini dah makan, kan? Tanyaku padanya n segera disahutnya dengan anggukan n senyuman.
[Chinen’s POV]
Akhirnya bisa juga berangkat bareng yuto. Smoga saja tadi dia tidak berniat tuk meninggalkanku. Jika kejadian kmarin sampai terulang, akan kukejar dia pakai golok!! Pikirku yang langsung buat moodku brubah.
[Yamada’s POV]
Hari ini rasanya aku malas tuk berangkat ke sekolah. Tak tau kenapa, aku benar2 merasa tak bersemangat. Sejak kemarin aku selalu memikirkannya. Memikirkan dia yang kutinggalkan begitu saja kmarin. Aku benar2 merasa bersalah. Tapi senyumnya bersama chinen benar2 mengganggu pikiranku.
Ryo, kau belum bangun?! Suara ibuku yang baru saja masuk ke kamarku.
Tumben jam segini ryo masih baring2 di ranjang?? Ada apa? Tanyanya padaku.
Gak pa pa, kaa-chan. Jawabku pendek pada ibu dan segera ku bangun dari ranjangku.
Wajahmu pucat, ryo sakit?? Ibu bertanya sambil menyusulku yang baru saja berjalan ke kamar mandi…… Ryo tak apa!! Jawabku. Akupun segera masuk ke kamar mandi dan duduk beberapa saat di dalam dengan pakaian lengkap yang masih kukenakan. Aku malas. Aku malas berangkat ke sekolah. Aku takut tuk bertemu dengannya. Aku takut ia akan membenciku karena hal kemarin. Aku takut……..
[Shida’s POV]
Hari ini aku berangkat pagi ke sekolah. Sengaja tuk punya waktu yang lebih lama dengan yamada. Aku ingin memastikan. Aku tidak boleh menyerah begitu saja. Paling tidak jika dia memang tidak menyukaiku, aku sudah memberanikan diriku tuk menanyakannya. Aku harus berani!! Batinku sambil menuju ke ruang kelasku.
Belum ada siapapun di dalam. Aku yang pertama kali datang pagi ini. Tak lama kemudian, aku mendengar langkah kaki. Sepertinya tidak hanya satu orang.
Yuto n chinen masuk dalam kelas sambil bersenda gurau. Mereka begitu akrab. Aku suka melihat mereka bersama. Rasanya lucu saja melihat perbedaan tinggi badan mereka. Haha. Tapi aku hanya diam melihat mereka memasuki kelas.
Ohayou, mirai-chan! Sapa chinen padaku. Akupun segera menjawabnya. Ohayou…….
Berkat chinen, aku kembali kuat. Berkat chinen, semangatku kembali tuk tak menyerah begitu saja. Berkat chinen!! Kata hatiku yang membuatku tersenyum kecil.
[Yuto’s POV]
Tak biasanya chinen menyapa seorang gadis. Aneh rasanya…… apa chinen baik2 saja ya?!! Tanyaku dalam hati.
[Author’s POV]
Waktu sudah menunjukkan pukul 08.00. Kelas sudah ramai. Satu jam lagi pelajaran akan dimulai.
[Nozomi’s POV]
Sudah jam 8. yamada-kun pasti sudah datang!! Aku melangkah riang menuju kelas. Akupun memasuki kelas dengan penuh semangat. Hari ini aku akan lebih banyak mengajaknya bicara. Aku harus berani!! Kata hatiku……..
Akupun menuju ke bangku ku. Di sebelah chinen-kun tepatnya. Tapi aku bingung ketika melihat kursi di depan Yuto masih kosong. Yamada-kun,………… Ternyata ia belum datang. Akupun jadi lemas. Tiba2 semangat yang sejak pagi menyertaiku, kini menghilang begitu saja.
[Yamada’s POV]
Aku masih melamun di atas kursi mobilku. Memandangi pemandangan sepanjang jalan ke sekolah. Ibu mengkhawatirkan kondisiku. Ia menyuruh sopir tuk mengantarku ke sekolah. Aku tak bisa menolak pinta ibu itu. Pagi ini aku benar2 tidak nafsu makan. Pikiranku tak bisa lepas dari bayangannya. Mirai-chan, apa yang harus aku lakukan??!! Hatiku begitu sakit saat melihatmu tertawa dengan chinen kemarin. Rasanya benar2 tidak rela…….
Kepalaku semakin sakit. Kupejamkan mataku berharap agar sakit tu segera hilang. Tapi bayangan mirai-chan membuatku semakin pusing. Aku takut bertemu dengannya. Tapi aku juga sangat ingin menemuinya. Aku bingung……… kenapa aku begitu tak memiliki kepercayaan diri menghadapi semua ini??!!
[Shida’s POV]
Selama aku mengenal yamada, lum pernah rasanya ia berangkat sesiang ini. Apalagi sampai sekarang ia belum datang. Aku mengkhawatirkannya………
Mirai-chan!! Chinen mengagetkanku dari lamunanku. Kenapa melamun terus?? Tambahnya…. Kau baik2 saja kan??!! Tanyanya dengan nada yang terdengar sangat mengkhawatirkanku.
Aku tak apa!! Jawabku padanya dengan senyuman yang tentunya akan membuatnya berhenti bertanya padaku…….
Saat ini aku sedang ingin sendiri. Aku hanya ingin yamada segera datang dan mengetahui bahwa ia baik2 saja. Aku tak bisa berhenti memikirkannya!! Kataku dalam hati.
[Yuto’s POV]
Sekarang giliran chie yang asyik ngobrol. Hm……. Pandanganku teralih pada nozomi-chan. Ia kelihatan sedih…… Sepertinya aku harus menghiburnya…….. let’s go yuto
Tapi belum jadi ku lakukan itu tiba2 ia memandang ke pintu kelas. Yamada……… Nozomi memandangi yamada yang baru saja datang. Tatapannya begitu lekat memandangi yamada sampai yamada duduk di depanku. Kenapa ini??!! Nozomi-chan……. Apakah ia menyukai yamada???
[Shida’s POV]
Akhirnya ia datang juga. Ini kesempatanku. Aku harus menyatakan ini sekarang. Aku harus…..
Akupun bangkit dari tempat dudukku, berdiri, dan berjalan menuju tempat duduk yamada-kun. Ku lihat ia langsung meletakkan kepalanya di atas meja begitu duduk tadi. Mungkin ia sedang lelah, pikirku. Tapi aku tak boleh menunda ini lagi. Aku harus menyatakannya. Memastikan tentang perasaannya kepadaku.
Mirai-chan?? Tanya seorang anak gadis yang duduk di tempat tidak jauh dari tempatku berdiri. Ia adalah nozomi. Teman sekelasku yang belum pernah aku ajak bicara.
Ada apa?? Tanyanya padaku………
Tiba2 saja yamada menatapku. Ia berdiri. Ia memegang kedua pundakku. Mirai-chan, aishiteru!! Ucapnya lemah padaku. Tapi aku dengan jelas mendengar kata2. aku tersentak kaget…….
Yamada-kun??!!! Aku hampir tak percaya dengan apa yang kudengar ini. Hampir seluruh siswa di kelas melihat ke arah kami berdua. Para gadis tiba2 menuju ke arah kami. Sepertinya mereka juga mendengar perkataan yamada kepadaku tadi. Tapi aku masih belum percaya. Mimpikah aku??
Jika benar ini hanya mimpi, aku berharap aku akan tertidur selamanya dengan mimpi ini.
Yamada-kun langsung kembali meletakkan kepalanya ke meja setelah mengatakan hal itu. Ingin sekali aku duduk di kursi sebelahnya yang kosong. Tapi aku urungkan niatku itu. Mungkin yamada-kun saat ini memang sangat lelah. Aku tak ingin mengganggunya dulu.
[Chinen’s POV]
Mirai-chan berdiri di depanku. Ia terlihat kaget mendengar pernyataan cinta dari yamada. Kenapa ini??!! Hatiku serasa aneh. Aku, aku masih belum yakin akan perasaan ini……..
Ku lihat mirai-chan kembali ke tempat duduknya setelah yamada duduk tanpa sepatah kata apapun. Aku terus memandangi mirai-chan dan yamada bergantian. Tentu saja tanpa mereka berdua sadari.
Para gadis yang tadi terlihat syokpun langsung kembali ke tempat duduk mereka setelah yamada dan mirai tak melanjutkan adegan mereka tadi.
[Nozomi’s POV]
Aku terkejut dengan apa yang ku lihat dan ku dengar ini. Yamada-kun, orang yang ku suka, menyatakan cintanya pada gadis lain di depan mataku. Tanpa ku sadari, kakiku telah melangkah cepat meninggalkan ruang kelasku. Aku tak tahu mau kemana diriku. Aku terus melangkahkan kakiku. Cepat dan semakin cepat. Ku masuk ke kamar mandi wanita. Ku kunci pintunya. Dengan tersedu2 alunan suara tangisku menggema di kamar mandi yang tertutup rapat ini. Hatiku teramat sakit. Aku serasa hancur. Tak ingin hidup lagi, pikirku.
Seseorang mengetuk dengan keras pintu kamar mandi. Ia memanggil-manggilku. Seorang anak laki-laki. Aku kenal suara itu. Yuto-kun. Ia terus memanggil namaku. Tapi aku benar-benar hancur. Aku sedang tidak ingin bertemu ataupun berbicara dengan siapapun. Aku hanya ingin terus menangis, menangis, dan menangis.
Pergilah, yuto!! Biarkan aku sendiri kali ini……. Terangku padanya yang tidak tega ia mengkhawatirkan aku terus.
[Yuto’s POV]
Nozomi-chan, berjanjilah kau akan baik2 saja!! Pinta terakhirku padanya dan segera kembali ke kelas. Rasanya amarahku tlah memuncak. Ya, amarah pada yamada. Ia tlah buat gadis yang kusukai menangis. Biarpun hatiku juga sakit saat menyadari bahwa nozomi-chan menyukai yamada.
Yamada, aku tak akan memaafkanmu!!! Akupun melangkahkan kakiku lebih cepat lagi menuju kelas. Aku masih bisa melihatnya yang kini sedang duduk sendiri tidak lagi dengan mirai-chan.
Aku segera mendatanginya…. Ku lihat ia sedang menundukkan kepalanya. Akupun segera menarik kerah bajunya. Ku kepalkan tangan kananku pertanda bahwa ku tlah siap tuk memukulnya.
Tapi tiba-tiba seseorang menarik tangan yang tlah kukepalkan tadi. Chie-chan. Ia yang menarik tanganku pertanda ingin menghalangiku memukul yamada. Ia pasti tahu betapa sakitnya hatiku. Ia pasti juga menyadari bahwa nozomi menyukai yamada. Karena itu, ia pasti sangat memahami apa yang kurasakan saat ini.
Tapi kenapa??!!
Kenapa chinen menghalangiku melampiaskan semuanya ini???!!!
To be continue ………
itu kisah bener yakk ??
ReplyDeleteGak lah ^^
ReplyDelete