[Daiki’s POV]
Aku memandangi Yuya dan Kei yang tengah mengikuti ujian pertama itu. Dari wajah mereka, terlihat jelas bahwa mereka mengalami kesulitan. Aku ingin sekali membantu mereka. Tapi…….!!
Aku tetap harus percaya pada mereka!! Batinku mencoba meyakinkan diriku akan kemampuan Yuya dan Kei.
[Ryosuke’s POV]
Aku sudah tak lagi berada di sekitar saudaraku. Diam-diam aku pergi meninggalkan Daiki. Tahun lalu aku hanya bisa jadi penonton di tribun. Tapi kali ini aku ada di arena ini biarpun blum jatahku tuk menunjukkan kebolehanku. Kini aku sedang mencari keberadaan Harry Potter. Aku harus mendapatkan tanda tangannya. Harus…….. hihihihi……..!! aku berusaha menahan tawaku.
*****************
[Kei’s POV]
Sejauh ini kami baru bisa menjawab 1 soal. Aku hampir kehilangan semangatku sampai kak Yuya menepuk pundakku dan tersenyum memandangku.
Kak Yuya……
Mari lakukan yang terbaik dulu sebelum menyerah!! Katanya padaku dengan lembut.
Akupun segera membaca pertanyaan selanjutnya berharap akan ada soal lagi yang bisa kami jawab………
*****************
[Ryosuke’s POV]
Aku mendatangi tempat pertandingan grup A. Aku bisa melihat peserta dari universitas sihir di salah satu barisan. Tapi bukan Harry Potter yang saat itu maju menghadapi ujian akademik ini. Hm, dimana dia?!
Aku menoleh mencari keberadaan orang yang aku kagumi itu. Aku melihatnya di salah satu sudut arena tengah memainkan tongkat sihirnya. Akupun segera mendatanginya dengan senyum menghias bibirku.
Harry…….. !! Sapaku padanya.
Kau?! Dari seragammu, kau pasti kenal dengan Yuya!! Katanya padaku.
Oh, so pasti. Dia kan kakak kandungku!! Responku cepat padanya.
Aku melihat ada rasa ketertarikan di wajah Harry padaku. Akupun segera duduk di sampingnya tanpa meminta ijinnya. Hehe……..
Aku segera mengambil buku yang ada di sakuku beserta pena dan menyedorkannya ke Harry.
Boleh minta tanda tangannya?! Tanyaku polos padanya sambil memasang senyum bodoh.
Eh, tentu!! Iapun segera mengiyakannya dan menandatangani bukuku. Ku lihat tongkat sihir Harry. Rasa penasaran memenuhi pikiranku. Tanpa kusadari, tongkat itu sudah ada di tanganku. Akupun makin penasaran. Diam-diam aku mengayunkannya………
Accio Firebolt…….!! Kataku sedikit lantang dan membuat Harry langsung melihat tajam ke arahku.
Apa yang kau lakukan?! Teriaknya padaku sambil mengambil kembali tongkat sihirnya dari tanganku.
I am sorry!! Akupun meminta maaf pada Harry dengan lafal bahasa inggrisku yang payah. Aku tahu saat itu Harry benar-benar ingin memarahiku. Tapi aku lihat ia berusaha menahan amarahnya padaku.
Akupun melangkahkan kaki meninggalkan Harry.
Wwuuussssss……. Sesuatu dengan cepat meluncur ke arahku. Aku segera menangkapnya.
Firebolt?!! Aku benar-benar terheran-heran. Ku lihat Harry melangkahkan kakinya ke arahku. Ia segera merebut sapu terbangnya itu dariku.
Tanpa berkata apa-apa aku segera kembali melangkahkan kakiku meninggalkan Harry sambil menundukkan kepalaku.
*****************
[Yuya’s POV]
Aku dan Kei sudah membaca soal ujian sampai soal terakhir. Tapi selain soal nomer dua tadi, tidak ada soal lain yang bisa kami kerjakan.
Payah………….
[Author’s POV]
Pengumuman hasil ujian pengetahuan akademik keluar.
*****************
[Daiki’s POV]
Aku dan saudara-saudaraku kembali memandangi layar besar di tengah stadion ini. Hasil ujian barusan terpampang di layar itu. Sebenarnya aku sudah tahu hasilnya jika melihat raut wajah Yuya dan Kei setelah mengerjakan ujian itu. Tapi tak ada salahnya melihat posisi sementara.
Grup A, B, dan C menunjukkan hasil yang sudah diprediksi oleh semua orang. Sementara grup D, saat ini kami menempati posisi 9 dengan 2 poin.
Ternyata ada juga universitas yang tak menjawab 1 soal pun!! Sahut Kei dengan sedikit semangat.
*****************
[Author’s POV]
Kompetisi yang ke dua adalah olahraga. Olahraga yang akan dipertandingkan adalah lari jarak jauh dan renang dengan total 20 poin.
*****************
[Yuya’s POV]
Ini kesempatan kita. Jika kita masih ingin berlanjut dan membuktikan keberadaan kita pada mereka, maka kita harus berhasil menjuarai grup D ini!! Kataku pada adik-adikku tuk membangkitkan semangat mereka.
Kali ini aku, Kei, dan Daiki tidak ragu memilih Ryosuke untuk mengikuti lari jarak jauh. Selain larinya yang paling cepat, diantara kami dialah yang staminanya paling kuat. Sementara untuk renang, aku mempercayakannya pada Daiki. Semoga mereka berdua bisa melakukan yang terbaik!! Batinku.
*****************
[Ryosuke’s POV]
Ini kesempatanku tuk menunjukkan kemampuanku. Kakak-kakakku sudah mempercayaiku tuk mengikuti lari jarak jauh ini. Biarpun spesialisasiku adalah lari jarak pendek, tapi aku harus berjuang.
Ryosuke……..!! seorang gadis memanggilku.
Semoga berhasil ya!! Megumi mengatakan itu sambil tersenyum padaku.
Hehe….. Aku paling suka jika da gadis yang tersenyum padaku. Akupun jadi semakin semangat. Aku tidak boleh kalah dalam lomba ini. Jika tidak, maka sulit tuk jadi juara grup.
Sekarang aku sudah berada di belakang garis start. Kak Yuya menyemangatiku dari pinggir lapangan. Sementara kak Daiki sekarang sedang berjuang mengikuti renang. Kak Kei juga menemani kak Daiki di sana .
Aku harus menang……. Harus……….
Ddoorrrrrrrr………!! Pistol tanda start dimulai telah ditembakkan. Sekuat tenaga aku segera berlari mengambil start dari pelari-pelari lain. Setiap langkah sangatlah menentukan. Aku tak boleh sedikitpun melakukan kesalahan yang bisa mengecewakan kakak-kakakku.
Dari dalam lapangan, aku melihat sosok gadis yang masih menyemangatiku. Megumi. Ia sengaja datang mendukungku. Padahal saat ini temannya juga sedang membutuhkan dukungannya. Tapi aku senang. Aku senang ada gadis yang memperhatikanku. Hehe……!! Sesaat aku berlari sambil cengengesan sampai kulihat sorot mata tajam dari arah pinggir lapangan menatapku dengan tatapan kematiaannya. Hiii….. kak Yuya serem…….
[Yuya’s POV]
Aku masih berdebar melihat tingkah anak itu. Biarpun saat ini ia unggul jauh dari lawan-lawannya, tapi tingkahnya itu benar-benar mengkhawatirkan……..
Kak Yuya……!! Aku mendengar suara Kei memanggilku. Aku melihatnya bersama Daiki. Sepertinya renangnya sudah selesai.
Aku menang, Yuya……. !! Daiki segera berlari ke arahku dan memelukku.
Syukurlah kita mendapat tambahan 10 poin!! Kata Kei dengan sangat riang. Begitu juga dengan Daiki.
Aku senang melihat adik-adikku gembira seperti itu.
Tiba-tiba terdengar gemuruh suara penonton yang menyaksikan lomba lari. Sepertinya lomba lari baru saja selesai.
Aku melihat Ryosuke berlari ke arah kami bertiga. Begitu sampai, ia langsung memeluk kami.
Aku berhasil, kak. Ryo berhasil!! Katanya sambil menangis dengan tersedu-sedu.
Udah-udah…… Jangan nangis gitu……. Gak baik dilihat orang!! Kataku menenangkan adikku ini.
Dengan begini kita mendapat tambahan 20 poin. Yea…….!! Kata Daiki sambil menari-nari gila ala spanyol.
*****************
[Author’s POV]
[Ryosuke’s POV]
Aku memandangi papan skor itu. Ku lihat kami berada di posisi ke dua saat ini. Selisih 1 poin dengan pemuncak sementara grup D. Masih ada kesempatan tuk menjuarai grup!! Batinku.
Kini semuanya tergantung pada ujian terakhir babak penyisihan ini. Ujian seni.
Kei, Daiki, Ryo….. Sini!! Aku mendengar kak Yuya memanggil kami. Ia baru saja berkumpul dengan panitia untuk mengambil materi yang diperlombakan di ujian seni ini.
Materi kita dalam ujian ini adalah SINGING ‘N DANCING dengan minimal 4 orang wakil dari tiap tim!! Kata kak Yuya pada kami.
Aaarrgghh…………. Aku benci menyanyi !! Teriakku dengan berniat segera meninggalkan tempat di mana aku berdiri saat ini. Tapi kak Yuya segera memegang erat pergelangan tanganku.
Ryosuke…… Kami membutuhkanmu!! Kata kak Yuya padaku dengan wajah yang sangat serius.
Lupakanlah kejadian 5 tahun yang lalu……….
To Be Continue………..
*******************************
No comments:
Post a Comment
Mohon komentar sahabat demi kemajuan blog ini.
Terima kasih ^^