[Daiki’s POV]
Saat ini kami dalam perjalanan pulang ke rumah. Hatiku sedang berbunga-bunga. Baru kali ini aku merasakan apa yang namanya jatuh cinta…… hehe……. Ia cantik sekali…….!! Akupun mulai mengkhayal yang tidak-tidak tentang Sakura. Hihihi…..
Hei Daiki……. Ngapain senyum-senyum?! Tanya Kei mengagetkanku.
Ah, wakatta….. Ada yang lagi jatuh cinta nie!! Tambahnya sambil menggodaku.
Prasaan tadi ada yang habis nangis. Uh, sekarang sudah senyum-senyum kyak orgil!! Aku mendengar Ryosuke mengatakan itu tanpa rasa berdosa sedikitpun.
Memangnya tadi kamu gak nangis apa?! Akupun membalikkan pertanyaannya sambil menjitak kepala adikku itu. Seketika itu juga ia langsung menoleh ke arahku dengan tatapan ingin membunuhnya.
Wuuaaa…… Ternyata Ryosuke sedang jadi dirinya yang dingin!! Batinku sambil ngeri sendiri membayangkan apa yang akan Ryosuke lakukan padaku. Hiii……
*****************
[Ryuu’s POV]
Aku bingung kenapa Megumi terlihat terburu-buru. Sebenarnya ada apa dengan mobil tadi?! Pikirku.
Ryuu…… Tolong lebih cepat!! Katanya padaku dengan sedikit panik.
Dari kejauhan kami masih dapat melihat mobil itu. Tanpa bertanya alasannya, akupun segera memacu mobilku lebih kencang……
Dari kejauhan kami masih dapat melihat mobil itu. Tanpa bertanya alasannya, akupun segera memacu mobilku lebih kencang……
Aku percaya Megumi punya alasan sendiri kenapa ia ingin sekali mengerjar mobil itu.
*****************
[Daiki’s POV]
Ryosuke maafkan aku……!! Aku memohon pada adikku itu agar tidak diapa-apakan. Terakhir kali aku menjahilinya saat ia sedang jadi dirinya yang dingin, semalaman aku harus tidur di luar dengan kaki dan tangan yang diikat dan digantung terbalik di pohon yang ada di halaman belakang dengan mulut yang dilakban. Bahkan Yuya dan Kei yang mencoba menasehatinyapun akhirnya bernasib sama denganku. Kini aku yakin Yuya dan Kei tak mau ikut kena lagi.
Maafkan aku ya……!! Aku memohon berulang kali. Biar aku sendiri yang menghukum diriku!! Kataku padanya sambil berulang kali memukul kepalaku dengan tanganku sendiri. Tuing….. Tuing….. Tuing……!! Aku berasa jadi orang tolol. Yuya dan Keipun jadi cengingisan melihatku…….
[Yuya’s POV]
Daiki, maafkan aku!! Batinku… Kau pasti tahu kalau kami tak akan bisa melakukan apa-apa jika Ryosuke sedang jadi dirinya yang dingin itu!! Pikirku sambil sedikit nyengir and mnahan ktawa mlihat Daiki yang terpaksa memukuli kepalanya sendiri.
Tapi ku lihat Ryosuke sudah kembali menghadapkan wajahnya ke depan. Hm…… apa yang dipikirkan adikku itu kali ini aku tak bisa menebaknya. Dirinya yang dingin seperti ini benar-benar lain dengan dirinya yang dungu dan suka buat ulah.
[Kei’s POV]
Kali ini kau beruntung Daiki, Ryosuke tak menghajarmu!! Bisikku dengan suara lirih pada Daiki. Sesekali aku melirikkan mataku pada adik terkecilku yang dari tadi diam terus. Selama ini ia memang sangat pendiam jika sedang menjadi dirinya yang dingin itu. Ia menjadi berkepribadian ganda setelah meninggalnya ayah dan ibu. Sebelumnya ia sempat tak sadarkan diri selama tiga hari tiga malam karena depresi berat kehilangan orangtua. Depresi diusianya yang masih sangat kecil waktu itu.
*****************
[Yuya’s POV]
Sekarang kami sudah sampai rumah. Jam menunjukkan pukul 5 sore.
Kalian segera istirahatlah….. Aku akan menyiapkan makan malam dulu!! Kataku pada adik-adikku.
Huwaahh….. Capeknya…..!! kata Daiki yang segera menuju ke kamarnya.
Sementara Kei segera duduk di sofa favoritnya itu sambil nonton TV.
Hm….. Mana Ryosuke?! Pikirku yang baru menyadari bahwa Ryosuke masih belum terlihat.
Ryosuke…….!! Akupun segera memanggilnya. Tapi tak ada sahutan. Di mana anak itu?!
Ada apa, kak?! Tanya Kei padaku…..
Ryosuke…… Aku belum melihatnya. Ia juga tak menjawab panggilanku!! Jelasku pada Kei.
Kei segera membantuku mencari Ryosuke.
Kak Yuya…….!! Aku mendengar Kei memanggilku. Akupun segera berlari ke arahnya. Kulihat ia tengah menggendong Ryosuke di punggungnya.
Aku menemukannya pingsan di dalam mobil. Badannya sangat panas, kak!! Kata Kei padaku sambil berlari tuk segera membaringkan Ryosuke. Aku segera berlari ke dapur tuk mengambil es dari kulkas. Sementara Kei segera membawa Ryosuke ke kamarnya.
[Kei’s POV]
Aku segera mengambil selimut tebal untuk Ryosuke. Aku benar-benar tak menyangka….. Padahal tadi ia masih baik-baik saja. Apa daritadi sebenarnya ia sudah demam ya?! Batinku.
Kak Yuya segera datang menghampiriku. Ia duduk di sampingku sambil mengompres dahi Ryo-chan. Kei, tolong telpon dokter!! Pintanya padaku dengan nada khawatir.
Iya kak……!! Akupun segera berjalan ke arah telepon yang ada di kamar Ryosuke ini dan segera menelpon dokter.
*****************
[Daiki’s POV]
Sudah 1,5 jam sejak kami tiba di rumah. Tapi kenapa Yuya tak segera memanggil kami tuk makan ya?! Ugh… Lapar…..
Akupun segera turun berharap makanan sudah siap. Tapi aku terkejut ketika melihat meja makan yang masih kosong tak ada apapun di atasnya. Nani?! Dengan tampang cemberut akupun segera berjalan menuju kamar Yuya yang berada di antara kamar Ryosuke dan Kei. Tapi aku menghentikan langkahku ketika melewati kamar Ryosuke. Ternyata Yuya ada di situ. Begitu juga dengan Kei.
Weeii Lha Dhala……… Ditungguin dari tadi kok mlah pada ngumpul di sini?! Tanyaku dengan nada tinggi sambil mengerutkan dahiku.
Plak plak…….!! Dua pukulan berturut-turut mendarat di kepalaku.
Diam kau Daiki!! Kata Kei sambil memasang wajah marah ke arahku. Begitu juga Yuya.
Hiks… Apa salahku?! Batinku sambil menangis bodoh dalam hati. Tapi pandanganku langsung tertuju pada seseorang yang terbaring di ranjang itu. Ryosuke…… Ia sakit…… Kulihat wajahnya yang pucat dan tak berdaya.
Wah, Ryosuke kenapa, tu?! Pasti kualat gara-gara tadi ngambek padaku!! Kataku dengan nada tak berdosa.
Plak plak……!! Lagi-lagi dua pukulan menghantam ke kepalaku ini……
Hiks….. kasian kau kepala….. daritadi dipukul terus.
*****************
[Yuya’s POV]
Aku hampir naik darah melihat tingkah Daiki yang benar-benar tidak bisa melihat sikon. Tapi aku tak ingin Ryosuke terganggu oleh keributan kami. Dokter bilang ia demam karena terlalu banyak pikiran. Atau mungkin tepatnya karena kejadian tadi siang yang kembali mengingatkannya akan kepergian orangtua kami. Setiap kali ingat hal itu, ia pasti akan langsung jatuh sakit seperti ini. Anak ini….. Mungkin sampai saat ini ia masih belum menerima kepergian orangtua kami.
Kei, keluarlah tuk cari makanan!! Kataku pada Kei. Iapun segera mengiyakannya.
Hehe……. Akhirnya makan juga!! Sambung Daiki dengan cepat…… aku masih mencoba menahan amarahku pada anak tak peka dengan situasi itu.
Tiba-tiba terdengar suara telepon berdering dari ruang tengah……
Akupun segera mengangkat telepon di samping tempat tidur Ryosuke yang kebetulan terhubung dengan semua telepon di rumah ini.
Sebuah suara terdengar dari ujung satunya. Ryuu Amakusa. Mahasiswa dari universitas detective!! Kenapa ia menghubungi kami dan darimana ia mendapatkan nomer rumah kami?! Tanyaku dalam hati…..
Dari siapa, Yuya?! Tanya Daiki padaku tapi aku tak menggubrisnya. Aku masih serius mendengar tiap kata yang diucapkan anak itu…..
Halo, Yuya….. Aku Ryuu. Ryuu Amakusa dari universitas Detective. Saat ini aku sedang berada di rumah sakit Tokyo. Bisakah kalian datang ke sini sekarang?! Ada yang ingin Megumi sampaikan pada kalian. Tolong ya….. Ini berkaitan dengan kecelakaan 5 tahun yang lalu yang berkaitan juga dengan mobil yang kalian kendarai hari ini. Tadi kami ingin mengejar kalian. Tapi kami mengalami kecelakaan. Kalian bisa datang ke sini segera, kan?! Megumi memintaku tuk menghubungi kalian.
Telepon tadi sudah terputus. Aku hampir tak percaya dengan apa yang barusan kudengar. Tadi ia menyinggung kecelakaan 5 tahun yang lalu. Ada apa ini?! Pikirankupun dipenuhi dengan berbagai pertanyaan……….
Daiki, tolong kau jaga Ryosuke. Kei sebentar lagi pasti akan segera pulang. Aku harus ke rumah sakit sekarang…….!! Kataku pada Daiki dengan terburu-buru.
Akupun segera mengambil jaketku, masuk dalam mobil, dan segera memacunya.
[Daiki’s POV]
Nani?! Belum sempat kubertanya, Yuya tlah menghilang dari hadapanku. Hm….. Telpon dari siapa tadi?! Tanyaku dalam hati sambil menggaruk-garuk kepalaku. Akupun segera mendekati ranjang Ryosuke dan berbaring di sampingnya.
Hehe….. Ternyata nyaman juga kamar Ryo-chan…..
Dai-chan……!! Suara Kei memanggilku dengan nada tinggi. Ternyata ia sudah kembali.
Kau ini apa-apaan malah tidur di situ?! Tanyanya sambil memarahiku.
Plak…..!! Hiks… Lagi-lagi kena pukul.
Bisakah tolong kalian tidak ribut?! Kata Ryo-chan yang sepertinya terganggu dengan keributan tadi.
Maafkan aku…….!! Kataku padanya dengan nada penuh penyesalan dan akupun segera bangkit dari ranjangnya. Tapi belum sampai aku berdiri, tangan Ryosuke menggenggam lenganku. Aku bisa merasakan genggaman tangannya yang begitu dingin.
Bisakah tolong kalian tidur di sampingku menemaniku, kak?! Tanyanya dengan suara yang lemah.
Tanpa bertanya apapun, akupun segera membaringkan badanku kembali di sampingnya. Begitu juga dengan Kei yang segera membaringkan badan di sisi satunya. Aku dan Keipun segera memeluk erat tubuh Ryo-chan…….
Kami bertigapun akhirnya terlelap bersama di ranjang ini. Tapi tiba-tiba Ryosuke terbangun. Badannya menggigil. Kami bisa merasakan badannya yang semakin panas.
Kak Yuya sedang keluar sebentar. Ia akan segera kembali. Ryo tidurlah…….!! Kataku pada adikku itu dan kinipun aku semakin erat memeluknya. Aku melihat Kei bangkit dari ranjang dan terlihat mengeluarkan handphonenya. Sudah pasti ia menghubungi Yuya.
Ryo tidurlah dulu. Sebentar lagi kak Yuya akan pulang!! Kata Kei sambil mengusap dahi Ryosuke yang telah dipenuhi keringat dingin…..
Akupun segera bangun dan duduk di samping Ryosuke tuk membantu Kei mengusap keringat adik kami ini. Sejak kecil, memang ia yang paling sering sakit. Biarpun ia sering buat kami kesal karena ulahnya, tapi kami tetap sangat menyayanginya.
*****************
[Yuya’s POV]
Pikiranku dipenuhi hal-hal yang aku dengar di rumah sakit tadi. Kini aku sudah sampai rumah. Biarpun jujur aku masih belum bisa melupakan kata-kata Megumi tadi, tapi saat ini yang terpenting adalah Ryosuke.
Aku segera masuk dan berjalan cepat ke kamar Ryosuke. Aku melihat Kei dan Daiki yang masih terjaga.
Kak Yuya…….?! Aku mendengar suara Ryo-chan dan melihatnya menatapku lembut. Kulihat wajahnya semakin pucat…..
Ia tak mau tidur sampai kak Yuya kembali!! Kata Kei padaku……
Dalam pikiranku…… Bagaimana aku bisa mengatakan hal yang aku dengar di rumah sakit tadi pada adik-adikku?! Haruskah aku ungkit kembali kejadian 5 tahun lalu?! Pikirku yang membuatku tertegun tuk sesaat. Tapi suara Ryosuke membuatku tersadar kembali dari lamunanku,,,
Kak Yuya….. Kak Kei….. Kak Daiki….. Temenin Ryo tidur ya!! Katanya sambil tersenyum pada kami. Kami bertigapun segera membaringkan diri di ranjang Ryosuke dan tidur bersamanya. Kami berempat…. Tidur bersama….. seperti saat ayah dan ibu masih ada……
Aku berusaha agar air mataku tak keluar………….
To Be Continue………..
*******************************
No comments:
Post a Comment
Mohon komentar sahabat demi kemajuan blog ini.
Terima kasih ^^