Friday 4 March 2011

Fanfic Complicated Love - Hey! Say! JUMP Part 7

[Chinen’s POV]
Aku melihat yama-chan sekuat tenaga memegangiku dan yuto. Tapi jika begini terus, kami bertiga akan jatuh. Aku sudah melepaskan genggamanku. Tapi genggaman yama-chan di pergelangan tanganku masih begitu kuat.
Yama-chan…. Biarkan aku jatuh!! Ucapku mengulangi permintaanku.
Iya. Biarkan kami jatuh. Yang penting kamu bisa selamat!! Tambah yuto mendukung argumenku.
Tapi yama-chan tak mengatakan sepatah kata apapun. Ia tetap memegangi kami dengan genggamannya yang erat. Aku tak bisa melihat wajah yama-chan. Rambutnya terurai dan badannya membelakangi kami saat ia tengah tergantung terbalik.
Aku membayangkan betapa berat usaha yama-chan mempertahankan kami. Bahkan akupun kini sudah tidak bisa menggerakkan tubuhku. Aku sudah kaku menggantung seperti ini terus. Apalagi yama-chan. Tangannya yang memegangiku terasa semakin dingin. Aku semakin tak tega melihat tingkah yama ini.


[Yuto’s POV]
Yama-chan. Lepaskan aku!! Pintaku lagi pada yama-chan sambil menangis. Aku sudah tidak bisa lagi menahan perasaanku ini. Yama-chan……. Tolonglah biarkan aku jatuh. Kau harus tetap hidup. Kini air mataku semakin deras mengalir.
Chinen menatapku. Aku tahu kini chinen menyadari rasa sukaku pada yama-chan.
Kau menyukai yama-chan, yuto?! Tanyanya padaku sambil menatap lekat mataku yang saat ini tengah sejajar dengan matanya……
Yama-chan lepaskan kami………!! Tiba-tiba chinen berteriak sambil menangis tersedu-sedu sebelum aku menjawab pertanyaannya tadi. Kini kusadari,……. Ternyata chinen juga menyukai yama-chan.
Kami berdua menangis semakin tak tau arah sementara yama-chan masih diam tak merespon apapun.


[Nozomi’s POV]
Pikiranku masih dipenuhi bayangan yamada-kun. Kini aku merasa kebencianku pada mirai semakin dalam. Aku tak akan membiarkan mirai mendapatkan yamadaku!! Pikirku dalam hati.
Aku diam-diam meninggalkan kelompokku. Aku harus menemukan mirai. Akan kuakhiri sakit hatiku ini segera…….


[Mirai’s POV]
Hatiku merasa sangat tidak tenang. Aku yakin, pasti telah terjadi sesuatu dengan yama-chan. Tapi aku merasa tidak enak meninggalkan kelompokku. Bagaimana ini…. Perasaanku benar-benar tak tenang.
Dua orang temanku memanggilku yang telah tertinggal dari mereka. Seharusnya aku segera berlari ke arah mereka. Tapi tiba-tiba kakiku melangkah bertolak belakang dari pikiranku. Aku berlari menuju rute para siswa laki-laki. Ingin sekali segera ku lihat wajah yama-chan yang sedang tersenyum padaku. Aku benar-benar mengkhawatirkannya. Yama-chan……. Kau harus baik-baik saja.
Aku terus berlari…. Berlari….. dan berlari……..
Tanpa kusadari, air mataku telah membasahi pipiku. Aku menangis karena yama-chan. Biarpun belum tentu terjadi sesuatu padanya. Tapi aku benar-benar ingin segera melihatnya.
Aku terus berlari menyusuri hutan yang belum aku kenal ini sambil memanggil-manggil nama yama-chan……
Yama-chan…….
Yama-chan…….
Aku terus berlari dengan berlinang air mata. Benar-benar aneh feelling ini.


[Nozomi’s POV]
Aku mendengar suara mirai. Ya, suaranya. Suaranya yang tengah memanggil-manggil yamadaku. Akupun segera mencari asal dari suara itu. Mirai, mari segera kita akhiri semua ini………


[Yamada’s POV]
Kepalaku terasa begitu berat. Begitu juga nafasku. Aku tak kuat lagi tuk membuka mataku. Telingaku juga sudah tak lagi bisa mendengar suara apapun. Kenapa ini??!! Aku tak tahu apa yang tengah terjadi. Semuanya terasa begitu dingin dan sepi. Biasanya aku menyukai suasana sepi seperti ini. Tapi kini tidak lagi. Kenapa??!!


[Yuto’s POV]
Seandainya bisa, ingin segera ku melepaskan tangan yama-chan dari tanganku. Tapi aku sudah tak bisa lagi menggerakkan tubuhku. Bahkan tangankupun sudah tak lagi bisa kugerakkan.
Aku memandangi akar yang mengikat kaki yama-chan. Pastilah yama-chan lebih sakit terikat sekuat itu. Apalagi ia harus menahan bebanku dan chinen dalam kondisinya yang jelas masih sangat lemah.
Lagi-lagi aku menangis. Berulang kali aku berteriak pada yama-chan tuk melepasku. Tapi seakan teriakan itu tak didengarnya.
Aku melihat serat-serat akar itu mulai terputus. Sedikit demi sedikit namun tramat pasti.

Chinen mulai berteriak. Begitu juga aku. Kami berteriak sekencang mungkin agar yama-chan membiarkan kami jatuh.
Aku dan chinen menangis. Kami berusaha menggerakkan tangan kami satunya tuk menjangkau tangan yama-chan yang dengan erat memegangi kami.


[Mirai’s POV]
Aku mendengar teriakan yuto n chinen. Ada apa ini?! Apa yang terjadi?! Apakah apa yang ku khawatirkan benar-benar terjadi??!!
Aku berlari lebih cepat lagi mencari arah suara itu berasal. Berulang kali aku terjatuh di hutan ini. Beberapa bagian tubuhku perih. Tapi aku terus mencari. Mencari. Dan mencari.
Teriakan itu semakin jelas terdengar. Akupun segera memanggil-manggil mereka.
Yuto……
Chinen……
Dengan rasa takut yang teramat dalam aku berharap mereka berdua mendengarku.

Mirai-chan………..!! ku dengar yuto n chinen menyahut. Suara itu sangat keras. Ya, mereka pasti di balik semak-semak itu.

Tapi tiba-tiba sesuatu menubrukku dari belakang. Nozomi. Ia yang telah menabrakku. Dengan keras ia menarik rambutku. Sakit sekali rasanya. Akupun berteriak secara spontan. Aku melihat sebuah batu di genggaman tangan nozomi.
Nozomi……. Apa yang akan ia lakukan padaku??!! Kenapa ia melakukan ini……. Pikirku dalam hati.


[Chinen’s POV]
Tadi kami sempat mendengar panggilan mirai-chan. Yuto n aku merasa punya harapan. Kami berduapun mencoba lebih tenang. Yama-chan, terima kasih sudah bertahan selama ini demi kami. Batinku.
Aku memandangi yama-chan yang masih belum bisa kulihat wajahnya. Tiba-tiba sesuatu menetes di bajuku yang berwarna putih. Sebuah cairan berwarna merah.
Yuto menatapku. Sepertinya pikiranku dan pikiran yuto kali ini sama. Sentak kami segera memanggil mirai-chan brulang-ulang berharap ia kan segera datang.

Batinku berkata……. Yama-chan……. Sesuatu telah terjadi padanya. Dan sepertinya ini adalah hal yang buruk……


[Mirai’s POV]
Aku kembali mendengar teriakan dari yuto n chinen. Kali ini teriakan mereka terdengar lebih panik. Ntah dari mana kekuatan ini tiba-tiba berasal…… aku menahan batu yang diarahkan nozomi padaku dan segera mendorong nozomi kuat ke belakang. Aku terlepas dari pegangan nozomi. Akupun segera berlari dengan gelisah ke arah semak-semak itu. Masih bisa ku dengar suara yuto n chinen yang berteriak memanggil namaku.

Darahku berdesir. Aku tak tahu di balik semak-semak itu ada jurang. Untung aku masih bisa menghentikan langkahku.
Kini aku dapat melihat yama-chan. Orang yang sejak tadi membuat hatiku gelisah. Begitu juga dengan yuto n chinen.
Aku melihat sebuah akar yang mengikat kaki yama-chan. Perlahan akar itu mulai putus. Akupun segera meraih akar itu. Ku coba menariknya sekuat tenaga. Tapi akar itu tak bergeming sedikitpun.
Tiba-tiba nozomi berlari ke arahku. Saat itu wajah nozomi benar-benar menakutkan.
Aku benar-benar begitu panik. Apalagi ketika yuto n chinen memberitahuku bahwa tlah terjadi sesuatu dengan yama-chan.

Nozomi berlari cepat ke arahku. Aku berusaha memperingatinya tentang jurang di balik semak-semak ini. Tapi aku terlambat………
Nozomi yang hendak memukulku terpeleset masuk ke jurang. Secara spontan aku segera meraih tangan yang diulurkannya. Tapi na’as, ternyata diriku sendiri juga tidak dapat mempertahankan tubuhku tuk tetap berada di atas. Aku terjatuh. Terjatuh bersama nozomi. Terjatuh ke dalam jurang yang tak dapat kulihat dasarnya ini. Sesaat aku mengira aku akan mati. Tapi ternyata tidak. Paling tidak, belum untuk saat ini.

Chinen n yuto secara bersama-sama meraih tanganku. Tangan mereka berdua menggenggam erat tangan kiriku sementara tangan kananku masih menggenggam tangan nozomi.


[Yuto’s POV]
Hilang sudah harapan kami. Mirai-chan yang kami harapkan bisa menolong kami, kini menggantungkan nasibnya pada kami.
Saat itu kulihat nozomi-chan. Ia menangis dan berteriak dengan keras. Kali ini aku melihat nozomi-chan sangat berantakan.

Aku dan chinen kembali menatap yama-chan yang sejak tadi tak bergerak sedikitpun. Andai tadi kami memaksakan diri, pasti kami sudah dapat meraih lengan yama-chan sejak tadi. Buktinya tadi spontan kami berdua berhasil menggerakkan tangan kami tuk memegangi mirai.
Yama-chan….. apa yang terjadi padamu??!! Batinku sambil kembali meneteskan air mataku.
Aku melihat chinen juga meneteskan air matanya. Pastilah chinen memikirkan hal yang sama denganku.

Yuto, chinen, lepaskanlah tanganku. Aku tak mau menambah beban yama-chan! Pinta mirai-chan padaku dan chinen.
Mirai-chan terlihat khawatir. Ia memandangi yama-chan yang lum bisa ia lihat wajahnya saat ini. Sementara nozomi, ia terus menangis. Ia terus berteriak bahwa ia belum mau mati.


[Mirai’s POV]
Aku berusaha menenangkan nozomi. Tanganku masih erat memegangi lengannya. Biarpun lengan ini tramat sakit, tapi aku harus kuat. Karena yama-chan pasti lebih merasakan sakit daripada yang ku rasakan.

Dalam waktu dekat, akar itu pasti akan segera putus.
Tapi tiba-tiba ku mendengar seseorang tengah batuk. Yama-chan.
Aku, yuto, chinen, n nozomipun segera kembali memandangi yama-chan. Ia melihat ke arah kami berempat dengan senyuman di bibirnya. Aku dapat melihat darah di wajahnya yang pucat pasi.
Yama-chan……. Aku tak dapat lagi menyembunyikan kekhawatiranku ini. Aku menangis. Menangis dengan keras……




To be continue…….

No comments:

Post a Comment

Mohon komentar sahabat demi kemajuan blog ini.
Terima kasih ^^

Followers