[Yamada’s POV]
Kini aku menyadari apa yang tlah terjadi. Tadi aku sempat bertemu ayah. Ayah mengulurkan tangannya dan mengajakku bersamanya. Tapi aku sadar, jika kuraih tangan itu, maka aku sudah tak akan bisa lagi melihat senyum ibu, mendengar cerita-cerita chinen dan yuto, serta mendapatkan belaian dari mirai-chan. Maafkan aku ayah……. Ryo belum bisa menemui ayah sekarang…….
Aku mendengar tangisan mirai-chan. Tangisan itu benar-benar membuat hatiku sakit. Tuhan…… beri aku sedikit waktu tuk bisa menyelamatkan teman-temanku.
[Yuto’s POV]
Aku sedikit tenang. Paling tidak, jika aku harus mati, aku sempat melihat yama-chan tersenyum. Tapi dengan kondisi yang seperti sekarang, tinggal menunggu hitungan menit maka kami akan jatuh. Jatuh ke jurang yang tidak kami ketahui dasarnya. Dalam hatiku berkata, aku masih ingin agar yama-chan selamat.
Yama-chan, biarkan kami jatuh!! Paling tidak dengan begitu kau akan selamat!! Tiba-tiba chinen berteriak memohon pada yama-chan.
Hehe……. Yang kalian pegang itu pacarku. Mana mungkin aku melepaskan kalian!! Ujar yama-chan yang masih sempat-sempatnya bercanda.
Aku melihat yama-chan yang berusaha membalikkan badannya dengan tetap memegangi kami. Alangkah sulit yang ia lakukan itu. Tapi ia berhasil melakukannya. Aku tak tahu darimana ia dapatkan kekuatan itu. Karena kami semua menyadari bahwa yama-chanlah yang seharusnya paling tidak bisa melakukan apa-apa saat ini. Tapi ia tetap melakukan hal yang tidak mungkin bisa kami lakukan dalam situasi seperti ini.
[Chinen’s POV]
Aku merasakan tangan yama-chan mulai mengangkat kami perlahan. Hampir tak bisa dipercaya apa yang telah ia lakukan. Di mulut jurang seperti ini ia masih sempat-sempatnya melakukan sit-up dengan tetap menarik tangan kami ke atas. Benar-benar hal yang sulit dipercaya. Ia mengangkat kami berempat dalam kondisinya yang masih sakit.
Anak ini benar-benar …….. !! sudah tak da kata-kata lagi yang bisa kuungkapkan melihat perjuangan orang yang aku suka ini. Aku semakin menyukainya. Ia benar-benar pantang menyerah.
[Yamada’s POV]
Aku memandangi akar yang mengikat kakiku. Kakiku benar-benar tramat sakit. Begitu juga dengan tangan dan seluruh badanku. Tapi aku tak ingin memikirkannya. Waktuku hanya sedikit tuk menyelamatkan mereka. Aku tahu akar ini pasti tak akan bertahan lebih lama dariku. Mencoba dan terus mencoba. Hanya itu yang bisa kulakukan sampai akhir.
Kali ini aku sudah benar-benar sulit tuk bernafas. Tapi mungkin itulah yang membuatku lebih kuat.
Sedikit lagi……. Sedikit lagi…….
Aku hampir berhasil menarik tangan chinen dan yuto sampai ke mulut jurang. Ryosuke…… Berjuanglah sebentar lagi…….!! Kataku dalam hati menyemangati diriku sendiri.
[Mirai’s POV]
Ya Tuhan…….. Yama-chan benar-benar berusaha sekuat tenaganya. Kami bisa mendengar suara nafasnya yang terdengar sangat berat. Beberapa kali ia terbatuk-batuk. Kami tahu bahwa yama-chan benar-benar mempertaruhkan semuanya kali ini. Tapi kami menyadari, yama-chan takkan mempedulikan kata-kata kami tuk membiarkan kami jatuh. Karena itu……. Kami hanya bisa diam.
Aku melihatnya…… Melihat yama-chan yang tlah berhasil menarik tangan chinen dan yuto sampai mulut jurang.
Kalian masih bisa bertahan, kan ? Tanya yama-chan pada chinen dan yuto karena yama-chan sudah siap melepas genggaman tangannya dari lengan mereka.
Iya……….. jawab yuto n chinen bersamaan sambil menangis.
Aku bisa memahami perasaan yuto n chinen.
[Nozomi’s POV]
Dengan mata kepalaku aku melihat perjuangan yamada-kun. Kenapa ia bisa sekuat itu??!! Darimana kekuatannya itu berasal??!! Bahkan dalam kondisi seperti ini ia masih tetap tersenyum.
Yamada-kun. Aku benar-benar semakin menyukaimu…… !! pikirku sambil mencoba lebih tenang.
[Yamada’s POV]
Akar itu akan segera putus. Pikirku.
Chinen, yuto, berikan tangan mirai-chan padaku!! Aku mencoba meraih lengan mirai-chan yang masih dipegang chinen dan yuto.
Aku berhasil meraihnya…….
Segera kutarik mirai-chan dan nozomi ke mulut jurang.
Aku berhasil…….
Tuhan……. Aku berhasil…….
[Yuto’s POV]
Aku dan chinen segera mendaki ke luar dari mulut jurang. Kami segera membantu mirai-chan dan nozomi. Begitu pula dengan yama-chan yang masih berada dalam mulut jurang itu. Kami tepat waktu memegangi akar yang melilit kaki yama-chan saat akar itu terputus. Aku dan chinen segera menariknya ke atas. Syukurlah……… Kami selamat………
[Chinen’s POV]
Kami berempat memandangi yama-chan yang kini sudah tak bergerak lagi.
Yama-chan!! Aku mencoba memanggilnya tapi tak ada respon.
Kami berempat saling pandang. Kami takut hal terburuk terjadi pada yama-chan.
[Yamada’s POV]
Tuhan, aku berhasil menyelamatkan teman-temanku. Terima kasih tuhan!! Kataku dalam hati.
Aku bisa mendengar tangisan teman-temanku. Begitu juga tangisan mirai-chan.
Aku merasakan seseorang memelukku. Ia menangis. Ya, mirai-chan menangis tersedu-sedu. Dengan pelan aku berbisik padanya……
Aku masih hidup…….
[Mirai’s POV]
Yama-chan…… ia masih hidup!! Kataku memberitahukan pada yang lain sambil kumenangis terharu.
Kuusap wajah yama-chan yang penuh keringat dan darah dengan sapu tanganku. Ia masih belum membuka matanya. Kupegang erat tangan yama-chan. Tangannya teramat dingin. Ku lihat wajah dan bibirnya yang membiru. Aku jadi sangat takut…….
Yuto yang telah menyadari itu, segera menarik lengan yama-chan dan menggendong yama-chan dipunggungnya. Iapun segera berlari mencoba melakukan yang terbaik dengan segera mencari pertolongan.
Aku, chinen, dan nozomi mengikuti di belakangnya.
Yuto terus berlari secepat mungkin. Begitu juga dengan kami.
Tapi tiba-tiba tubuhku tersungkur di tanah. Sesuatu memukul kepalaku dengan keras. Kini semuanya menjadi gelap dan hitam. Tak ada sedikitpun cahaya.
[Chinen’s POV]
Aku segera menghentikan lariku. Mirai-chan terjatuh dan tak sadarkan diri. Aku tak tahu apa yang terjadi padanya. Yang kutahu tadi ia berlari di belakangku.
Disaat ku tengah mengkhawatirkan mirai-chan yang pingsan secara tiba-tiba, tanpa kusadari, tubuhku tlah tersungkur di tanah. Di dekat mirai-chan. Aku masih dapat melihat wajah mirai-chan yang tengah pingsan.
Setelah itu, semuapun menjadi gelap………..
[Yuto’s POV]
Yuto……!! Seseorang memanggilku. Suara itu…… suara nozomi.
Akupun menoleh kebelakang. Hanya sesaat……..
Aku merasakan kepalaku telah dihantam dengan benda keras. Aku tak sempat merasakan sakitnya. Masih sempat kurasakan saat tubuhku terjatuh di tanah. Hanya itu…….. hanya itu yang kurasakan di detik-detik terakhir sebelum ku menutup mata. Saat itu masih sempat kulihat wajah yama-chan yang juga tersungkur di tanah bersamaku.
[Nozomi’s POV]
Aku meraih badan yamada-kun yang tersungkur di tanah. Aku menggendongnya. Aku menggendong orang yang kusukai itu kembali ke jurang tadi.
Yamada-kun…. Sebentar lagi kau takkan merasakan sakit lagi. Begitu juga denganku…. Aku tak kan sakit hati lagi.
Mari kita mati bersama, yamada-kun. Setelah ini, kita tak akan terpisahkan lagi untuk selamanya.
Akupun meloncat ke jurang itu bersama yamadaku.
Kupejamkan mataku……..
Selamat tinggal semuanya……..