Showing posts with label Fanfic Complicated Love. Show all posts
Showing posts with label Fanfic Complicated Love. Show all posts

Friday, 4 March 2011

Fanfic Complicated Love - Hey! Say! JUMP Part 8 (END)


[Yamada’s POV]
Kini aku menyadari apa yang tlah terjadi. Tadi aku sempat bertemu ayah. Ayah mengulurkan tangannya dan mengajakku bersamanya. Tapi aku sadar, jika kuraih tangan itu, maka aku sudah tak akan bisa lagi melihat senyum ibu, mendengar cerita-cerita chinen dan yuto, serta mendapatkan belaian dari mirai-chan. Maafkan aku ayah……. Ryo belum bisa menemui ayah sekarang…….

Aku mendengar tangisan mirai-chan. Tangisan itu benar-benar membuat hatiku sakit. Tuhan…… beri aku sedikit waktu tuk bisa menyelamatkan teman-temanku.


[Yuto’s POV]
Aku sedikit tenang. Paling tidak, jika aku harus mati, aku sempat melihat yama-chan tersenyum. Tapi dengan kondisi yang seperti sekarang, tinggal menunggu hitungan menit maka kami akan jatuh. Jatuh ke jurang yang tidak kami ketahui dasarnya. Dalam hatiku berkata, aku masih ingin agar yama-chan selamat.

Yama-chan, biarkan kami jatuh!! Paling tidak dengan begitu kau akan selamat!! Tiba-tiba chinen berteriak memohon pada yama-chan.

Hehe……. Yang kalian pegang itu pacarku. Mana mungkin aku melepaskan kalian!! Ujar yama-chan yang masih sempat-sempatnya bercanda.

Aku melihat yama-chan yang berusaha membalikkan badannya dengan tetap memegangi kami. Alangkah sulit yang ia lakukan itu. Tapi ia berhasil melakukannya. Aku tak tahu darimana ia dapatkan kekuatan itu. Karena kami semua menyadari bahwa yama-chanlah yang seharusnya paling tidak bisa melakukan apa-apa saat ini. Tapi ia tetap melakukan hal yang tidak mungkin bisa kami lakukan dalam situasi seperti ini.


[Chinen’s POV]
Aku merasakan tangan yama-chan mulai mengangkat kami perlahan. Hampir tak bisa dipercaya apa yang telah ia lakukan. Di mulut jurang seperti ini ia masih sempat-sempatnya melakukan sit-up dengan tetap menarik tangan kami ke atas. Benar-benar hal yang sulit dipercaya. Ia mengangkat kami berempat dalam kondisinya yang masih sakit.
Anak ini benar-benar …….. !! sudah tak da kata-kata lagi yang bisa kuungkapkan melihat perjuangan orang yang aku suka ini. Aku semakin menyukainya. Ia benar-benar pantang menyerah.


[Yamada’s POV]
Aku memandangi akar yang mengikat kakiku. Kakiku benar-benar tramat sakit. Begitu juga dengan tangan dan seluruh badanku. Tapi aku tak ingin memikirkannya. Waktuku hanya sedikit tuk menyelamatkan mereka. Aku tahu akar ini pasti tak akan bertahan lebih lama dariku. Mencoba dan terus mencoba. Hanya itu yang bisa kulakukan sampai akhir.
Kali ini aku sudah benar-benar sulit tuk bernafas. Tapi mungkin itulah yang membuatku lebih kuat.
Sedikit lagi……. Sedikit lagi…….
Aku hampir berhasil menarik tangan chinen dan yuto sampai ke mulut jurang. Ryosuke…… Berjuanglah sebentar lagi…….!! Kataku dalam hati menyemangati diriku sendiri.


[Mirai’s POV]
Ya Tuhan…….. Yama-chan benar-benar berusaha sekuat tenaganya. Kami bisa mendengar suara nafasnya yang terdengar sangat berat. Beberapa kali ia terbatuk-batuk. Kami tahu bahwa yama-chan benar-benar mempertaruhkan semuanya kali ini. Tapi kami menyadari, yama-chan takkan mempedulikan kata-kata kami tuk membiarkan kami jatuh. Karena itu……. Kami hanya bisa diam.

Aku melihatnya…… Melihat yama-chan yang tlah berhasil menarik tangan chinen dan yuto sampai mulut jurang.

Kalian masih bisa bertahan, kan? Tanya yama-chan pada chinen dan yuto karena yama-chan sudah siap melepas genggaman tangannya dari lengan mereka.
Iya……….. jawab yuto n chinen bersamaan sambil menangis.
Aku bisa memahami perasaan yuto n chinen.


[Nozomi’s POV]
Dengan mata kepalaku aku melihat perjuangan yamada-kun. Kenapa ia bisa sekuat itu??!! Darimana kekuatannya itu berasal??!! Bahkan dalam kondisi seperti ini ia masih tetap tersenyum.
Yamada-kun. Aku benar-benar semakin menyukaimu…… !! pikirku sambil mencoba lebih tenang.


[Yamada’s POV]
Akar itu akan segera putus. Pikirku.

Chinen, yuto, berikan tangan mirai-chan padaku!! Aku mencoba meraih lengan mirai-chan yang masih dipegang chinen dan yuto.
Aku berhasil meraihnya…….
Segera kutarik mirai-chan dan nozomi ke mulut jurang.
Aku berhasil…….
Tuhan……. Aku berhasil…….


[Yuto’s POV]
Aku dan chinen segera mendaki ke luar dari mulut jurang. Kami segera membantu mirai-chan dan nozomi. Begitu pula dengan yama-chan yang masih berada dalam mulut jurang itu. Kami tepat waktu memegangi akar yang melilit kaki yama-chan saat akar itu terputus. Aku dan chinen segera menariknya ke atas. Syukurlah……… Kami selamat………


[Chinen’s POV]
Kami berempat memandangi yama-chan yang kini sudah tak bergerak lagi.
Yama-chan!! Aku mencoba memanggilnya tapi tak ada respon.
Kami berempat saling pandang. Kami takut hal terburuk terjadi pada yama-chan.

Mirai-chan. Ia terlihat meneteskan air mata. Ia berulang kali memanggil nama yama-chan. Aku dan yuto juga tak dapat menahan air mata ini. Kami menangis……. Benar-benar menangis……


[Yamada’s POV]
Tuhan, aku berhasil menyelamatkan teman-temanku. Terima kasih tuhan!! Kataku dalam hati.
Aku bisa mendengar tangisan teman-temanku. Begitu juga tangisan mirai-chan.
Aku merasakan seseorang memelukku. Ia menangis. Ya, mirai-chan menangis tersedu-sedu. Dengan pelan aku berbisik padanya……
Aku masih hidup…….


[Mirai’s POV]
Yama-chan…… ia masih hidup!! Kataku memberitahukan pada yang lain sambil kumenangis terharu.
Kuusap wajah yama-chan yang penuh keringat dan darah dengan sapu tanganku. Ia masih belum membuka matanya. Kupegang erat tangan yama-chan. Tangannya teramat dingin. Ku lihat wajah dan bibirnya yang membiru. Aku jadi sangat takut…….

Yuto yang telah menyadari itu, segera menarik lengan yama-chan dan menggendong yama-chan dipunggungnya. Iapun segera berlari mencoba melakukan yang terbaik dengan segera mencari pertolongan.
Aku, chinen, dan nozomi mengikuti di belakangnya.
Yuto terus berlari secepat mungkin. Begitu juga dengan kami.
Tapi tiba-tiba tubuhku tersungkur di tanah. Sesuatu memukul kepalaku dengan keras. Kini semuanya menjadi gelap dan hitam. Tak ada sedikitpun cahaya.


[Chinen’s POV]
Aku segera menghentikan lariku. Mirai-chan terjatuh dan tak sadarkan diri. Aku tak tahu apa yang terjadi padanya. Yang kutahu tadi ia berlari di belakangku.
Disaat ku tengah mengkhawatirkan mirai-chan yang pingsan secara tiba-tiba, tanpa kusadari, tubuhku tlah tersungkur di tanah. Di dekat mirai-chan. Aku masih dapat melihat wajah mirai-chan yang tengah pingsan.
Setelah itu, semuapun menjadi gelap………..


[Yuto’s POV]
Yuto……!! Seseorang memanggilku. Suara itu…… suara nozomi.
Akupun menoleh kebelakang. Hanya sesaat……..
Aku merasakan kepalaku telah dihantam dengan benda keras. Aku tak sempat merasakan sakitnya. Masih sempat kurasakan saat tubuhku terjatuh di tanah. Hanya itu…….. hanya itu yang kurasakan di detik-detik terakhir sebelum ku menutup mata. Saat itu masih sempat kulihat wajah yama-chan yang juga tersungkur di tanah bersamaku.


[Nozomi’s POV]
Aku meraih badan yamada-kun yang tersungkur di tanah. Aku menggendongnya. Aku menggendong orang yang kusukai itu kembali ke jurang tadi.
Yamada-kun…. Sebentar lagi kau takkan merasakan sakit lagi. Begitu juga denganku…. Aku tak kan sakit hati lagi.
Mari kita mati bersama, yamada-kun. Setelah ini, kita tak akan terpisahkan lagi untuk selamanya.

Akupun meloncat ke jurang itu bersama yamadaku.
Kupejamkan mataku……..
Selamat tinggal semuanya……..

Fanfic Complicated Love - Hey! Say! JUMP Part 7

[Chinen’s POV]
Aku melihat yama-chan sekuat tenaga memegangiku dan yuto. Tapi jika begini terus, kami bertiga akan jatuh. Aku sudah melepaskan genggamanku. Tapi genggaman yama-chan di pergelangan tanganku masih begitu kuat.
Yama-chan…. Biarkan aku jatuh!! Ucapku mengulangi permintaanku.
Iya. Biarkan kami jatuh. Yang penting kamu bisa selamat!! Tambah yuto mendukung argumenku.
Tapi yama-chan tak mengatakan sepatah kata apapun. Ia tetap memegangi kami dengan genggamannya yang erat. Aku tak bisa melihat wajah yama-chan. Rambutnya terurai dan badannya membelakangi kami saat ia tengah tergantung terbalik.
Aku membayangkan betapa berat usaha yama-chan mempertahankan kami. Bahkan akupun kini sudah tidak bisa menggerakkan tubuhku. Aku sudah kaku menggantung seperti ini terus. Apalagi yama-chan. Tangannya yang memegangiku terasa semakin dingin. Aku semakin tak tega melihat tingkah yama ini.


[Yuto’s POV]
Yama-chan. Lepaskan aku!! Pintaku lagi pada yama-chan sambil menangis. Aku sudah tidak bisa lagi menahan perasaanku ini. Yama-chan……. Tolonglah biarkan aku jatuh. Kau harus tetap hidup. Kini air mataku semakin deras mengalir.
Chinen menatapku. Aku tahu kini chinen menyadari rasa sukaku pada yama-chan.
Kau menyukai yama-chan, yuto?! Tanyanya padaku sambil menatap lekat mataku yang saat ini tengah sejajar dengan matanya……
Yama-chan lepaskan kami………!! Tiba-tiba chinen berteriak sambil menangis tersedu-sedu sebelum aku menjawab pertanyaannya tadi. Kini kusadari,……. Ternyata chinen juga menyukai yama-chan.
Kami berdua menangis semakin tak tau arah sementara yama-chan masih diam tak merespon apapun.


[Nozomi’s POV]
Pikiranku masih dipenuhi bayangan yamada-kun. Kini aku merasa kebencianku pada mirai semakin dalam. Aku tak akan membiarkan mirai mendapatkan yamadaku!! Pikirku dalam hati.
Aku diam-diam meninggalkan kelompokku. Aku harus menemukan mirai. Akan kuakhiri sakit hatiku ini segera…….


[Mirai’s POV]
Hatiku merasa sangat tidak tenang. Aku yakin, pasti telah terjadi sesuatu dengan yama-chan. Tapi aku merasa tidak enak meninggalkan kelompokku. Bagaimana ini…. Perasaanku benar-benar tak tenang.
Dua orang temanku memanggilku yang telah tertinggal dari mereka. Seharusnya aku segera berlari ke arah mereka. Tapi tiba-tiba kakiku melangkah bertolak belakang dari pikiranku. Aku berlari menuju rute para siswa laki-laki. Ingin sekali segera ku lihat wajah yama-chan yang sedang tersenyum padaku. Aku benar-benar mengkhawatirkannya. Yama-chan……. Kau harus baik-baik saja.
Aku terus berlari…. Berlari….. dan berlari……..
Tanpa kusadari, air mataku telah membasahi pipiku. Aku menangis karena yama-chan. Biarpun belum tentu terjadi sesuatu padanya. Tapi aku benar-benar ingin segera melihatnya.
Aku terus berlari menyusuri hutan yang belum aku kenal ini sambil memanggil-manggil nama yama-chan……
Yama-chan…….
Yama-chan…….
Aku terus berlari dengan berlinang air mata. Benar-benar aneh feelling ini.


[Nozomi’s POV]
Aku mendengar suara mirai. Ya, suaranya. Suaranya yang tengah memanggil-manggil yamadaku. Akupun segera mencari asal dari suara itu. Mirai, mari segera kita akhiri semua ini………


[Yamada’s POV]
Kepalaku terasa begitu berat. Begitu juga nafasku. Aku tak kuat lagi tuk membuka mataku. Telingaku juga sudah tak lagi bisa mendengar suara apapun. Kenapa ini??!! Aku tak tahu apa yang tengah terjadi. Semuanya terasa begitu dingin dan sepi. Biasanya aku menyukai suasana sepi seperti ini. Tapi kini tidak lagi. Kenapa??!!


[Yuto’s POV]
Seandainya bisa, ingin segera ku melepaskan tangan yama-chan dari tanganku. Tapi aku sudah tak bisa lagi menggerakkan tubuhku. Bahkan tangankupun sudah tak lagi bisa kugerakkan.
Aku memandangi akar yang mengikat kaki yama-chan. Pastilah yama-chan lebih sakit terikat sekuat itu. Apalagi ia harus menahan bebanku dan chinen dalam kondisinya yang jelas masih sangat lemah.
Lagi-lagi aku menangis. Berulang kali aku berteriak pada yama-chan tuk melepasku. Tapi seakan teriakan itu tak didengarnya.
Aku melihat serat-serat akar itu mulai terputus. Sedikit demi sedikit namun tramat pasti.

Chinen mulai berteriak. Begitu juga aku. Kami berteriak sekencang mungkin agar yama-chan membiarkan kami jatuh.
Aku dan chinen menangis. Kami berusaha menggerakkan tangan kami satunya tuk menjangkau tangan yama-chan yang dengan erat memegangi kami.


[Mirai’s POV]
Aku mendengar teriakan yuto n chinen. Ada apa ini?! Apa yang terjadi?! Apakah apa yang ku khawatirkan benar-benar terjadi??!!
Aku berlari lebih cepat lagi mencari arah suara itu berasal. Berulang kali aku terjatuh di hutan ini. Beberapa bagian tubuhku perih. Tapi aku terus mencari. Mencari. Dan mencari.
Teriakan itu semakin jelas terdengar. Akupun segera memanggil-manggil mereka.
Yuto……
Chinen……
Dengan rasa takut yang teramat dalam aku berharap mereka berdua mendengarku.

Mirai-chan………..!! ku dengar yuto n chinen menyahut. Suara itu sangat keras. Ya, mereka pasti di balik semak-semak itu.

Tapi tiba-tiba sesuatu menubrukku dari belakang. Nozomi. Ia yang telah menabrakku. Dengan keras ia menarik rambutku. Sakit sekali rasanya. Akupun berteriak secara spontan. Aku melihat sebuah batu di genggaman tangan nozomi.
Nozomi……. Apa yang akan ia lakukan padaku??!! Kenapa ia melakukan ini……. Pikirku dalam hati.


[Chinen’s POV]
Tadi kami sempat mendengar panggilan mirai-chan. Yuto n aku merasa punya harapan. Kami berduapun mencoba lebih tenang. Yama-chan, terima kasih sudah bertahan selama ini demi kami. Batinku.
Aku memandangi yama-chan yang masih belum bisa kulihat wajahnya. Tiba-tiba sesuatu menetes di bajuku yang berwarna putih. Sebuah cairan berwarna merah.
Yuto menatapku. Sepertinya pikiranku dan pikiran yuto kali ini sama. Sentak kami segera memanggil mirai-chan brulang-ulang berharap ia kan segera datang.

Batinku berkata……. Yama-chan……. Sesuatu telah terjadi padanya. Dan sepertinya ini adalah hal yang buruk……


[Mirai’s POV]
Aku kembali mendengar teriakan dari yuto n chinen. Kali ini teriakan mereka terdengar lebih panik. Ntah dari mana kekuatan ini tiba-tiba berasal…… aku menahan batu yang diarahkan nozomi padaku dan segera mendorong nozomi kuat ke belakang. Aku terlepas dari pegangan nozomi. Akupun segera berlari dengan gelisah ke arah semak-semak itu. Masih bisa ku dengar suara yuto n chinen yang berteriak memanggil namaku.

Darahku berdesir. Aku tak tahu di balik semak-semak itu ada jurang. Untung aku masih bisa menghentikan langkahku.
Kini aku dapat melihat yama-chan. Orang yang sejak tadi membuat hatiku gelisah. Begitu juga dengan yuto n chinen.
Aku melihat sebuah akar yang mengikat kaki yama-chan. Perlahan akar itu mulai putus. Akupun segera meraih akar itu. Ku coba menariknya sekuat tenaga. Tapi akar itu tak bergeming sedikitpun.
Tiba-tiba nozomi berlari ke arahku. Saat itu wajah nozomi benar-benar menakutkan.
Aku benar-benar begitu panik. Apalagi ketika yuto n chinen memberitahuku bahwa tlah terjadi sesuatu dengan yama-chan.

Nozomi berlari cepat ke arahku. Aku berusaha memperingatinya tentang jurang di balik semak-semak ini. Tapi aku terlambat………
Nozomi yang hendak memukulku terpeleset masuk ke jurang. Secara spontan aku segera meraih tangan yang diulurkannya. Tapi na’as, ternyata diriku sendiri juga tidak dapat mempertahankan tubuhku tuk tetap berada di atas. Aku terjatuh. Terjatuh bersama nozomi. Terjatuh ke dalam jurang yang tak dapat kulihat dasarnya ini. Sesaat aku mengira aku akan mati. Tapi ternyata tidak. Paling tidak, belum untuk saat ini.

Chinen n yuto secara bersama-sama meraih tanganku. Tangan mereka berdua menggenggam erat tangan kiriku sementara tangan kananku masih menggenggam tangan nozomi.


[Yuto’s POV]
Hilang sudah harapan kami. Mirai-chan yang kami harapkan bisa menolong kami, kini menggantungkan nasibnya pada kami.
Saat itu kulihat nozomi-chan. Ia menangis dan berteriak dengan keras. Kali ini aku melihat nozomi-chan sangat berantakan.

Fanfic Complicated Love - Hey! Say! JUMP Part 6

[Nozomi’s POV]
Kemarin yamada-kun tidak masuk. Begitu juga hari ini. Padahal besok ada camping. Apa ia sudah tahu ya?! Tanyaku dalam hati.
Sekarang sudah waktunya pulang. Aku melihat yuto, chinen, n mirai bersama. Hm, sejak kapan mirai sedekat itu dengan yuto n chinen??!!

Nozomi-chan!! Suara yuto mengagetkanku……
Besok kita ada camping, pasti bakal asyik ni. 5 hari pula. Wah, asyik………..!! yuto terlihat serius bicara padaku. Tapi aku tak menanggapinya dan segera keluar meninggalkan kelas. Pikiranku masih dipenuhi oleh yamada-kun.


[Author’s POV]
Keesokan harinya………


[Nozomi’s POV]
Aku berangkat pagi. Kuharap hari ini yamada-kun benar-benar akan datang. Hari ini aku memakai pakaian bebas dengan ransel besar di punggungku. Tapi andai yamada-kun tak datang, aku tak mau ikut camping ini. Tak akan menarik bagiku jika tak ada yamada-kun.

Aku memasuki kelasku. 1D. Tiba-tiba senyumku mengembang dengan sendirinya. Aku melihat yamada-kun. Ia duduk di kursi yang biasanya ia duduki sambil memandang ke luar jendela. Pastilah ia tak menyadari kedatanganku. Ia begitu bercahaya terkena cahaya mentari. Akupun segera menghampirinya.

Yamada-kun!! Aku menyapanya dengan malu-malu. Iapun segera menoleh padaku. Masih dapat kulihat wajahnya yang pucat. Sepertinya ia masih belum sepenuhnya sehat……
Tapi tiba-tiba ia tersenyum padaku. Dheeggg……… Kakkoii ne……… aku langsung duduk di tempat dudukku yang tak jauh dari yamada-kun. Aku mencoba menyembunyikan wajahku yang tengah malu. Ini pertama kalinya aku melihat yamada-kun tersenyum.

Akupun memandanginya kembali. Kini ia tlah kembali memandang ke luar jendela. Aku tak berani mengajaknya bicara. Selalu saja begitu. Aku selalu kembali jadi pengecut setelah yamada-kun ada di depan mataku. Aku benci dengan diriku ini.


[Yamada’s POV]
Pagi ini aku sedikit manja pada ibu. Ibu tak mengizinkanku berangkat ke sekolah. Dokter bilang, aku harus istirahat penuh selama 1 minggu. Tapi aku benar-benar ingin mengikuti camping ini. Cerita-cerita dari chinen dan yuto benar-benar membuatku sangat tertarik. Lagi pula, aku ingin lebih sering bertemu dengan mirai-chan. Tapi tentang kemarin…… Nozomi. Ternyata ia menyukaiku. Aku tak tahu jika rasa sukanya padaku begitu besar. Aku paling tidak ingin membuat seorang gadis menangis. Kemarin hatiku sakit saat mendengar kata-kata yuto. Nozomi pastilah tramat sakit hati karena aku mengutarakan rasa sukaku pada orang lain di depannya tanpa sedikitpun ku menyadari rasa sukanya padaku.

Tak lama aku melamun, chinen n yuto mengagetkanku. Huh, andai ku sedang tidak sakit, sudah kujitak kepala mereka……..
Akhirnya masuk juga ni pangeran kita!! Ujar chinen dengan sedikit menggelitik pinggangku. Baru pertama kali ini aku serasa pasrah diapa-apakan oleh seseorang. Aku hanya merasa nyaman setelah mengenal mereka.
Chinen segera duduk di sampingku, sementara yuto menyapa nozomi terlebih dulu. Aku sadar bahwa yuto sangat menyukai nozomi.


[Chinen’s POV]
Yama-chan hari ini sudah makan kan? Tanyaku padanya yang masih terlihat pucat.
Ia hanya menjawab dengan senyuman. Ugh, yama-chan…… jangan lagi kau tersenyum di depanku seperti ini. Aku benar-benar bisa salah tingkah!! Pikirku malu-malu.
Yama-chan memandangiku. Ia terlihat penasaran dengan wajahku. Duh, anak ini……!! Pikirku.
Kau menyukaiku, ya?? Tanyanya padaku dengan mudahnya tanpa merasa bersalah sedikitpun. Aku bingung. Pertanyaan itu benar-benar tidak pernah kubayangkan.
Bercanda kok!! Lanjutnya dengan sedikit tertawa melihat tingkahku.

Minna, ohayou…….. mirai-chan datang dan menyapa kami. Iapun segera duduk di meja belakangku. Di belakang yama-chan. Tepatnya di tempat duduk yuto…..
Mirai-chan terlihat cantik dengan pakaian bebas yang dikenakannya. Dengan sembunyi-sembunyi aku memandanginya yang begitu cantik hari ini.


[Mirai’s POV]
Yama-chan sudah sembuh?? Tanyaku pada yama-chan sambil memegangi dahinya.
Wuaaaaaa…….. tiba-tiba chinen berteriak mengagetkanku.
Ada apa chinen? Tanyaku padanya. Ah, tidak!! Jawabnya dengan tiba-tiba memeriksa barang bawaannya. Anak ini sangat aneh. Hihi……..

Aku baik-baik saja!! Yama-chan tersenyum padaku. Tapi biarpun begitu, aku tahu bahwa ia masih sakit. Badannya masih hangat saat kusentuh tadi.


[Yuto’s POV]
Aku sadar nozomi-chan terus memandangi yama-chan. Tapi daritadi aku juga terus memandangi yama-chan. Aku masih mengkhawatirkannya. Masih terlihat jelas bahwa ia masih butuh banyak istirahat. Ntah kenapa semenjak aku menyakiti yama-chan, aku jadi lebih sering memikirkannya. Padahal jelas-jelas ada nozomi-chan yang masih membutuhkan perhatianku. Aku bingung dengan perasaanku…….


[Author’s POV]
Jam menunjukkan pukul 08.00. Semua siswa telah siap untuk berangkat menuju tempat tujuan camping mereka. Camping ini diadakan tiap kelas. Di kelas 1D ada 27 siswa. Mereka berangkat bersama menggunakan bus sekolah dengan 1 orang guru yang menjadi pembimbing mereka. Wali kelas mereka tentunya.


[Nozomi’s POV]
Aku melihat yuto asyik ngobrol dengan chinen. Sementara yamada-kun terlihat senang diperhatikan oleh mirai. Sementara aku……… apa yang harus aku lakukan tuk mendapatkanmu, yamada-kun?!
Tiba-tiba ku langkahkan kakiku ke arah yamada-kun duduk dengan mirai. Aku berdiri di tempat yang bisa dilihat oleh mereka berdua. Tekadku sudah bulat. Aku harus menyatakan cintaku pada yamada-kun. Harus………

Yamada-kun, aku mencintaimu………… Ujarku dengan tegas sehingga seluruh isi bis dapat mendengar kata-kataku secara jelas. Kini hatiku sedikit lega setelah mengatakannya. Tapi kini jantungku berdetak kencang membayangkan apa yang akan yamada-kun katakan padaku. Aku tahu ia menyukai mirai. Tapi aku ingin ia tahu perasaanku ini. Biarpun aku menaruh harapan besar bahwa ia akan menerima cintaku dan melupakan mirai. Aku benar-benar berharap……..

Nozomi, gomenasai. Kau pasti sudah tahu bahwa aku menyukai mirai-chan. Jawabnya dengan lembut padaku. Aku sudah menduga jawaban itu. Tapi………… Aku masih belum rela.
Akupun kembali ke tempat dudukku. Seluruh isi bis memandangiku. Aku baru saja ditolak.


[Yamada’s POV]
Sebenarnya aku tidak tega menyakiti hati nozomi. Tapi masih ada orang lain yang lebih menyayangi nozomi daripada aku. Aku sudah memiliki mirai-chan. Itu cukup bagiku. Semalaman aku memikirkan kata-kata yuto kemarin. Tangisan seorang wanita memang kelemahan terbesarku. Tapi jika aku memberi nozomi kesempatan, pastilah akan lebih banyak hati yang tersakiti. Semoga yuto bisa menghibur nozomi.

Yama-chan tak apa?! Tanya mirai-chan terlihat mengkhawatirkanku. Mirai-chan jangan terlalu mengkhawatirkanku. Aku takut akan jadi manja pada mirai-chan!! Kataku padanya…….
Tiba-tiba ia memelukku. Yama-chan, terima kasih sudah menyukaiku!! Katanya padaku sambil menangis.


[Author’s POV]
Mereka telah sampai di tempat tujuan. Sebuah hutan di kaki pegunungan. Sampai 5 hari ke depan, mereka akan camping di situ.


[Yuto’s POV]
Aku melihat nozomi-chan masih terlihat sedih. Aku ingin sekali menghiburnya. Tapi kali ini aku tak tahu bagaimana caraku tuk menghiburnya. Mungkin kali ini kubiarkan dia sendiri dulu.

Yuto!! Bantu aku mendirikian tenda!! Chinen meneriakiku yang tengah memperhatikan nozomi.
Di mana yama-chan?! Tanyaku pada chinen secara tiba-tiba karena ku tak melihat yama-chan.
Chinen terlihat menoleh ke kanan kiri melihat keberadaan yama-chan.

Aku melihat yama-chan. Ia ada di balik pohon besar itu. Aku dan chinenpun segera menghampirinya. Kami melihatnya muntah-muntah. Akupun segera menepuk-nepuk punggung yama-chan agar ia bisa muntah lebih mudah. Setidaknya itu akan lebih melegakannya.

Mirai-chan datang menghampiri kami. Tentulah aku dan chinen memahami perasaan mirai-chan. Tapi jujur, aku juga sama khawatirnya dengan mirai-chan. Tapi aku tak ingin chinen tahu bahwa aku mulai menyukai yama-chan. Suka dalam artian cinta. Biarpun itu masih belum sepenuhnya kuyakini.


[Author’s POV]
Jam 11.00 siang. Akan ada acara pendakian setelah ini.


[Chinen’s POV]
Aku dan yuto masih mengkhawatirkan kondisi yama-chan. Sepertinya ia memang terlalu memaksakan diri tuk ikut camping ini. Aku terus memandangi wajah yama-chan yang baru saja tertidur. Tapi aku sadar, aku tidak boleh terang-terangan terlihat menyukai yama-chan. Biarlah aku memastikan rasa ini terlebih dulu.

Bentar lagi akan ada pendakian! Ujar yuto padaku. Aku tahu benar apa yang dipikirkan yuto. Yama-chan tentunya. Begitu juga denganku.


[Yamada’s POV]
Aku mendengar percakapan chinen dan yuto. Akupun segera bangun.
Yama-chan, istirahatlah!! Chinen dan yuto berkata padaku secara bersamaan.
Kalian percayalah padaku. Aku takkan menyusahkan kalian nanti!! Aku berusaha meyakinkan mereka.

Finally……..
Yuto n chinen mengizinkanku ikut pendakian. Andai aku seorang wanita, aku pasti sudah menyatakan cintaku pada mereka. Tapi jika disuruh memilih, aku masih belum yakin, yuto atau chinen kah yang akan kupilih.
Ini pengalaman pertamaku. Jadi aku tak ingin menyia-nyiakannya hanya dengan terus berbaring sakit tanpa melakukan apapun. Obrolan chinen n yuto sepanjang perjalanan membuatku betah berjalan bersama mereka. Sesekali mereka menanyakan kondisiku.

Fanfic Complicated Love - Hey! Say! JUMP Part 5


[Yamada’s POV]
Badanku terasa sangat dingin. Kepalaku pusing!! Dengan berat aku berusaha membuka mataku. Aku sudah ada di kamarku. Dengan pandangan yang masih samar-samar, aku mengenali sosok yang ada di dekatku. Ia memandangiku tajam…….

Ryo-chan, syukurlah kau bangun juga!! Kata ibuku dengan nada bergetar seperti habis menangis.
Ingin sekali ku segera bangun dan bicara dengan ibu, tapi aku tak bisa.
Bagaimana keadaan ryo-chan sekarang? Tanya ibu masih dengan nada yang bergetar.
Aku tak tega jika melihat ibu sedih. Ingin sekali ku segera menghiburnya. Tapi aku hanya bisa tersenyum kecil.
Ibu, pasti ia sangat mengkhawatirkanku.

Mirai-chan!! Tiba-tiba aku teringat akan mirai-chan. Kemarin aku telah menyatakan perasaanku padanya. Aku masih mengingat betul kejadian itu. Biarpun itu lebih tepatnya karena kondisiku yang sedang kurang fit jadi tindakanku hanya menuruti kata hatiku tanpa menggunakan otakku. Tapi aku senang akhirnya aku bisa mengatakannya…..

Ryo-chan ingin makan apa? Tanya ibuku mengagetkanku.
Kini aku sudah bisa melihat wajah ibu dengan jelas. Wajahnya terlihat kusut. Terakhir kali ku lihat wajah ibu seperti itu adalah saat pemakaman ayah. Ayah meninggal karena kanker otak. Kami tak mengetahui bahwa ayah mengidap penyakit itu. Wajarlah jika ibu khawatir padaku. Selama ini aku selalu berusaha menjadi anak yang baik bagi ibu. Aku ingin ibu merasa bahwa ayah masih disini dengan keberadaanku.


[Shida’s POV]
Hari ini yama-chan tidak masuk sekolah. Kemarin keadaannya benar-benar mengkhawatirkan. Sekarang aku akan ke rumahnya tuk menjenguknya.

Mirai-chan! Sapa yuto yang membuatku menghentikan langkahku meninggalkan kelas.
Ke rumah yama-chan yuk!! Ajaknya padaku.
Hu’um, kebetulan aku dan yuto juga harus memberitahunya kalau lusa ada camping n kami satu kelompok! Chinen menambah dengan senyuman.
Tentu saja!!  Jawabku pendek dengan senyum menghiasi wajahku.

Kami bertigapun berjalan bersama menuju rumah yama-chan. Kami dapatkan alamatnya dari office kemarin. Karena jauh, kamipun naik bis.


[Yuto’s POV]
Sengaja tadi aku tidak mengajak nozomi-chan. Semoga saja perasaannya segera membaik. Aku takut jika ia ikut ia hanya akan sakit hati. Karena pastilah yama-chan akan lebih memilih ngobrol dengan mirai-chan.

Gak sabar ingin bertemu yama-chan. Lagi pula aku juga belum sempat minta maaf padanya. Semoga kali ini ia sudah membaik.

@Flashback 1 hari yang lalu

Yuto, cepat cari tahu alamat rumah yama-chan!! Ujar chinen padaku dengan panik. Saat itu yama-chan sedang muntah-muntah. Akupun segera ke ruang guru tuk mendapatkan alamat rumah yama-chan. Aku segera kembali dan menggendong yama-chan setelah ku dapat alamat itu. Aku mengantarnya pulang bersama chinen, mirai, dan nozomi.

@Flashback end

Saat itu aku sama paniknya dengan yang lain. Tapi kenapa?! Harusnya aku tak sepanik itu. Toh aku juga sadar bahwa yama-chan n aku sama-sama laki-laki. Ia sudah punya mirai-chan. Begitu juga diriku yang masih mencoba tuk mendapatkan perhatian dari nozomi-chan……


[Chinen’s POV]
Lusa ada camping. Senang juga membayangkan bakal setenda dengan yama-chan. Semoga saja ia sudah sembuh. Jadi ia akan ikut camping itu. Hihihi, setenda ama yama-chan n yuto. Haha, gak sabar………..


[Author’s POV]
Mereka telah sampai rumah yama-chan. Rumah besar yang sangat mewah. Kemarin mereka sempat memasuki rumah itu. Benar-benar rumah seorang pangeran. Bahkan miraipun tidak menyadari bahwa laki-laki yang disukainya sejak kecil itu adalah anak orang kaya.
Setelah mendapat izin dari penjaga, mereka bertigapun dipersilakan masuk.


[Chinen’s POV]
Nyonya yamada menyambut kami dengan hangat. Beliau menyampaikan bahwa yama-chan saat ini sedang istirahat. Kondisinya masih sangat lemah. Ujar nyonya yamada menambahkan.
Dalam hatiku berkata, ibunya yama-chan sangat cantik dan anggun. Pantaslah anaknya setampan yama-chan.
Kemarin kami hanya sempat bertemu kepala pembantu di rumah ini. Aku benar-benar tak menyangka kalau ibu yama-chan masih semuda ini.


[Shida’s POV]
Aku benar-benar ingin melihat kondisi yama-chan. Tapi ibu yama-chan bilang ia sedang istirahat. Hm, akan kucoba merelakannya sementara tuk tak melihat wajah yama-chan. Tapi tiba-tiba terdengar suara langkah kaki dari lantai atas. Aku melihat yama-chan. Ya, aku melihatnya. Secara spontan akupun segera berlari menuju ke arahnya.

Yama-chan, kenapa kau bangun??!! Tanyaku sambil memapahnya yang saat itu jelas terlihat bahwa ia masih sangat lemah. Aku menyadari ia masih sulit melangkahkan kakinya. Kenapa kau bangun??!! Aku mengulang lagi pertanyaanku….
Karena aku mendengar suara mirai-chan, jadi aku mencoba memastikannya. Ternyata benar!!! Ujarnya padaku sambil tersenyum. Ini kedua kalinya aku melihatnya tersenyum. Tapi kali ini ia sangat manis biarpun tersenyum dengan wajah pucat pasi seperti itu.


[Chinen’s POV]
Aku melihat yama-chan menuruni tangga bersama mirai-chan. Aku ingin sekali menghampirinya. Menghampiri yama-chan. Memapahnya seperti yang dilakukan mirai-chan…….

Chinen!! Yuto!! Sapanya pada kami dengan tersenyum……. Senyum yang baru pertama kali ini aku lihat. Pantaslah para gadis menyukainya. Senyumnya benar-benar mematikan!!
Ryo-chan, kamu sebaiknya istirahat dulu!! Kata ibu yama-chan yang sepertinya benar-benar mengkhawatirkan putranya itu.

Aku akan istirahat di sini, kaa-chan. Biarkan ryo ngobrol dengan teman-teman ryo!! Pinta yama-chan pada ibunya.


[Yuto’s POV]
Nyonya yamada membiarkan kami mengobrol dengan yama-chan. Kami berempat duduk di ruang keluarga yama-chan. Tentu saja yama-chan masih harus berbaring. Badannya terlihat lebih kurus. Padahal ia bru sakit selama 2 hari ini.

Yama-chan, bagaimana kabarmu?!! Tanyaku padanya dengan sedikit malu-malu. Ini pertama kalinya aku mengajaknya bicara. Biarpun sebelumnya aku pernah menciumnya di hari pertama aku melihatnya. Haha. Biarpun itu hanya kecelakaan tapi itu adalah ciuman pertamaku.

Sudah lebih baik. Berkat kalian tentunya!! Jawabnya dengan lagi-lagi tersenyum pada kami.
Akhirnya kamipun ngobrol banyak dengan yama-chan. Ia terlihat senang mendengar cerita-cerita dari aku, chinen, dan mirai. Rasanya aku ingin waktu berhenti. Biarlah selamanya begini…….
Karena, aku merasa bahagia melihat yama-chan terus tersenyum.


[Yamada’s POV]
Ini pertama kalinya aku merasa tidak sendiri lagi. Aku memiliki teman-teman sekarang. Teman-teman yang membuatku merasa tertarik dengan mereka.
Yuto, ia sangat baik. Tapi aku masih belum paham kenapa saat itu ia ingin memukulku. Akupun tak mau memikirkan soal itu lagi.
Chinen, ia sangat imut. Dengan badannya yang chibi itu, ia terlihat sangat lincah. Aku menyukai mereka berdua!! Batinku sambil tersenyum mendengar cerita-cerita dari mereka.

Teman-teman, makanlah dulu!! Aku baru saja teringat tuk mempersilakan mereka menikmati makanan yang telah ibu siapkan.

Gak mau!! Sahut mirai-chan dengan cepat yang membuatku kaget mendengarnya.
Kecuali jika yama-chan juga makan!! Lanjutnya sambil memperlihatkan senyumannya yang manis.
Aku sangat menyukai senyuman itu. Senyuman mirai-chan. Aku tak ingin kehilangan senyuman itu.

Ya??!! Tambah mirai-chan yang menunggu jawaban iya dariku.
Hu’um!! Akupun tak bisa menolak pinta mirai-chan itu.


Hari sudah semakin petang. Akupun mengingatkan teman-teman akan itu. Setelah pamit padaku dan ibuku, merekapun berjalan bersama menuju rumah mereka masing-masing. Hari ini benar-benar hari yang membahagiakan bagiku.
Tapi tiba-tiba yuto berlari kembali ke arahku.

Fanfic Complicated Love - Hey! Say! JUMP Part 4

[Chinen’s POV]
Jangan kau pukul dia!! Ujarku pada yuto yang saat itu sedang terlihat tramat marah. Aku belum pernah melihat yuto semarah itu. Mukanya merah dengan tatapan mata yang sangat tajam. Jujur aku takut melihatnya. Aku benar-benar memahami perasaan yuto. Tapi ntah kenapa aku tak tega jika yuto memukul yamachan. Aku tak bisa membiarkannya…..
Yamachan??!! Pikiranku mengingat kembali panggilan yang baru saja melintas di kepalaku. Kenapa tiba2 aku merasa begitu dekat dengan yamada?!

Tapi pikiran itu tidak berlangsung lama. Yuto memaksaku melepaskan genggaman tanganku yang mencengkram pergelangan tangannya. Saat itu yamachan sudah dalam kondisi berdiri karena yuto menarik kerahnya dengan tangan satunya.

Chinen, lepaskan!! Bentaknya padaku……..
Apa yang kami lakukan ini sentak menarik perhatian semua teman sekelas.
Tapi aku benar2 tidak ingin yuto memukul yamachan. Tidak ingin ………


[Shida’s POV]
Aku harus menghentikan ini semua!! Pikirku setelah beberapa saat melihat tingkah yuto n chinen. Tapi yang paling aku pikirkan adalah yamachan. Baru aku sadari, wajahnya sangat pucat. Betapa bodohnya diriku yang baru menyadari itu. Aku segera berdiri dari tempat dudukku dan berlari menghampiri mereka.

Yuto, hentikan!! Bentakku pada yuto dengan nada tinggi. Ini pertama kalinya aku berteriak pada seseorang.
Yuto memalingkan wajahnya ke arahku. Tapi tiba2 ia mendorong tubuh yamachan sampai terbentur ke dinding. Aku terkejut melihat itu. Tanpa kusadari, tangan kecilku telah melayang menampar keras pipi yuto.
Aku segera menghampiri yamachan. Kulihat darah mengalir dari hidungnya. Aku jadi sangat panik…...

Kenapa dia?! Tanya chinen sambil menggeser meja di depanku. Ku lihat chinen memegangi dahi yamachan….
Ia demam. Badannya sangat panas!! Ujarnya memberitahuku.
Anak2 yang lainpun datang mengerumuni kami.
Tanpa lama2, chinen dan seorang teman laki-laki membawa yamachan ke ruang kesehatan. Aku mengikuti mereka dari belakang dengan rasa panik. Semoga saja yamachan akan baik-baik saja……


[Yuto’s POV]
Aku terduduk di kursiku. Memikirkan hal yang baru saja ku lakukan. Aku telah menyakiti seseorang. Betapa jahatnya diriku……..
Teman-teman di kelas, semua membicarakanku. Aku dapat mendengar percakapan mereka dengan jelas. Apa yang telah ku lakukan??!! Batinku menyesali perbuatanku. Tapi tiba-tiba aku kembali teringat akan nozomi-chan. Ya, nozomi-chan yang kutinggalkan seorang diri di kamar mandi dengan perasaannya yang teramat rapuh saat itu. Akupun segera berlari ke kamar mandi dimana kutinggalkan nozomi-chan tadi……

Ku buka pintu kamar mandi itu. Terbuka, sudah terbuka. Ku lihat beberapa anak gadis tengah merapikan pakaian dan rambut mereka. Mereka menatapku beberapa saat. Akupun terdiam menatap mereka. Tapi tiba-tiba teriakan-teriakan keras membahana. Aku kaget. Aku menyadari nozomi-chan sudah tidak lagi berada di sana. Aku bingung. Aku khawatir. Nozomi-chan, dimanakah dirimu??!! …………. Batinku dalam hati dengan tak bisa lagi menyembunyikan kegelisahanku.

Aku berlari menyusuri semua sudut-sudut di sekolah. Nafasku hampir terputus berlari terus-menerus. Tapi, hanya nozomi-chan yang ada dipikiranku saat ini. Aku harus menemukannya. Harus……….


[Nozomi’s POV]
Aku mendengar keributan itu. Kabar bahwa yamada-kun di bawa ke ruang kesehatan. Akupun segera menyusulnya ke sana. Aku khawatir. Aku ingin tahu apa yang terjadi padanya dan memastikan bahwa ia baik-baik saja.


[Chinen’s POV]
Mirai dan aku sudah berada di ruang kesehatan. Yama-chan pingsan. Ntah kenapa aku sangat mengkhawatirkannya. Wajahnya sangat pucat. Ingin sekali ku usap keringat yang membasahi wajahnya. Tapi………..
Apa yang aku pikirkan ini??!! Sadarlah chinen……. Yamachan itu laki-laki!!! Aku mencoba menyadarkan diriku dengan segera. Sepertinya aku telah menyadari bahwa aku mulai menyukai yama-chan.

Chinen, kembalilah ke kelas, biar aku yang menjaganya!! Kata mirai-chan padaku. Semakin lama ku lihat mirai-chan, ia semakin cantik. Aku menyukai sikapnya yang ramah tamah itu!! Batinku………

Jika terjadi apa-apa dengannya, segeralah beritahu aku. Aku akan dengan senang hati membantu. Dan juga, tolong maafkan yuto atas sikapnya tadi. Sebagai temannya, aku mewakili dia meminta maaf. Gomen ne mirai-chan!! Ujarku padanya sambil setengah membungkuk, tersenyum dan melangkahkan kakiku meninggalkannya berdua dengan yama-chan…….
Tapi aku merasakan perasaan yang aneh saat meninggalkan mereka berdua. Sebenarnya aku masih ingin berada di dekat yama-chan. Aku ingin menjaganya.


[Author’s POV]
Bel tanda pelajaran di mulai telah berbunyi………..


[Nozomi’s POV]
Aku belum jadi menyusul yamada-kun. Kulihat yuto-kun panik mencariku tadi…….

@Flashback beberapa menit yang lalu

Mirai-chan……..!! Yuto memanggilku dan segera berlari ke arahku dengan nafas yang terengah-engah.
Daritadi aku mencarimu. Kamu tidak apa-apa, kan?? Tanyanya dengan wajah yang terlihat sangat mengkhawatirkanku.
Kenapa ini, kenapa di saat aku sedang sedih karena yamada-kun, yuto selalu saja berusaha tetap ada di sampingku. Kenapa harus dia??!! Aku takut akan menyakitinya. Aku tidak ingin ia sakit hati. Karena aku tahu, sampai kapanpun cintaku hanya untuk yamada-kun. Selama ini, aku belum pernah merasakan rasa suka seperti ini pada orang lain……..
Yuto-kun, maafkan aku. Tapi aku belum bisa menyukaimu sebagai seorang laki-laki. Aku berkata padanya sambil menundukkan kepalaku tak berani memandang wajahnya.
Tak apa-apa. Paling tidak kau sudah menyukaiku sebagai seorang teman. Ujarnya tegas padaku tanpa keraguan sedikitpun.

@Flashback end

Aku sudah kembali duduk di kursiku. Suasana kelas telah sepi. Semuanya diam mendengarkan pelajaran dari guru. Tapi pikiranku masih mengarah pada kursi kosong di depan yuto……
Yamada-kun………..
Kenapa ia lakukan ini padaku. Harusnya ia beriku kesempatan tuk mengungkapkan perasaanku padanya. Aku masih belum terima dengan ini semua. Aku belum terima!!!


[Yuto’s POV]
Sejak kejadian tadi, tak sekalipun chinen menoleh padaku. Ia pasti marah dengan sikapku tadi. Aku memang salah. Seharusnya aku lebih bisa mengendalikan sikapku. Aku merasa tak tenang melihat chinen mencuekkanku. Apalagi sekarang ia duduk di kursi sebelah yamada yang kosong. Aku jadi kesepian sekarang. Ternyata chinen sangat berarti bagiku. Setelah ia mencuekkanku, baru kusadari betapa berartinya ia buatku. Chinen, kembalilah padaku!! Pikirku. Aku ingin ia selalu disampingku. Selalu menjadi sahabat terbaikku.


[Shida’s POV]
Yama-chan saat ini terlihat sangat lemah. Ini pertama kalinya ku melihatnya sedang sakit. Sejak kecil aku tlah menyukainya. Dulu ia belum se kakkoi sekarang. Tapi saat itu bukan wajahnya yang buatku menyukainya.

@Flashback 5 tahun yang lalu

Huauauaua……. !! Tangisku keras menangisi boneka kecilku yang dirampas 3 anak laki-laki kelas 6. Aku sangat menyayangi boneka itu. Boneka hadiah dari ibuku sebelum beliau meninggal. Aku ingin boneka itu kembali. Tapi anak-anak itu terus mempermainkanku.

Hentikan!!! Tiba-tiba seorang anak laki-laki datang dan berdiri di depanku. Kembalikan boneka itu!! Katanya dengan tegas……. Ya, dia anak pindahan di kelasku. Yamada Ryosuke.

Biarpun saat itu ia baru kelas 4 sepertiku, tapi ia tidak sedikitpun merasa takut pada anak-anak kelas 6 itu. Bahkan ia berhasil mengalahkan anak-anak itu yang menolak memberikan bonekaku secara baik-baik. Biarpun akhirnya ia harus dihukum hormat bendera di hari pertamanya sekolah di bawah matahari yang bersinar sangat terik. Hihi. Sejak saat itulah aku menyukainya. Yama-chan is my hero.

@Flashback end

Kini ia sedang terbaring sakit. Aku teringat akan kata-katanya tadi……..
Mirai-chan, aishiteru!! Kata-kata itu terus menggema di telingaku. Wajahkupun memerah tiap mengingat kembali kata-kata itu. Tidak kusangka ia akan menembakku duluan tadi. Di hadapan teman-teman sekelas pula. Hihihi!! Aku tertawa dalam hati mengingat hal itu.

Followers