[Daiki’s POV]
Aku berangkat ke kampus bersama Kei. Ia kakak tingkatku di kampus. Sebenarnya Yuya juga 1 universitas dengan kami, hanya saja ia memutuskan berhenti agar bisa kosentrasi bekerja melanjutkan perusahaan keluarga. Biarpun sampai saat ini ia masih terdaftar di universitas kami. Ah, dasar Yuya. Padahal tahun ini adalah tahun terakhirnya!! Batinku.
Daiki!! Kamu tidak lupa dengan kejuaraan nasional tahun ini kan ?! Tanya Kei padaku masih dengan menyetir mobil.
Gak ada Yuya jadi males, Kei!! Kataku padanya. Tiba-tiba kepalan tangan melayang ke kepalaku.
Kau ini apaan sih, Kei?! Hobi banget pukul orang. Memang salahku apa?!
Dipukul begitu kau juga tak kan gagar otak. Jadi tenang saja!! Jawabnya acuh padaku.
Lagian, kenapa kau bawa-bawa kak Yuya dalam pembicaraan kita tadi?! Harusnya kau jadi lebih semangat untuk menggantikan posisi kak Yuya juga!! Jelasnya padaku.
Tahun lalu saja kita dipermalukan anak-anak universitas sihir itu. Aku gak mau lagi pokoknya. Saat ada Yuya mungkin akan ada yang melindungiku dari ejekan-ejekan itu. Tapi tahun ini Yuya tak ikut. Aku gak mau………!! Teriakku keras mempertahankan pendirianku.
Bugh…..!! akhirnya kamus tebalpun melayang ke wajahku dan membuat hidungku mimisan. Dasar Kei. Benar-benar suka sekali mukul orang.
[Kei’s POV]
Daiki, aku juga masih ingat kekalahan tahun lalu. Kalah telak di pertandingan pertama. Gara-gara kekalahan telak itu, teman-teman kita berhenti dari tim. Jadi kita tak ada cukup orang tuk melakukan pertandingan-pertandingan berikutnya. Tapi, aku ingin sekali saja menunjukkan bahwa kita bukan hanya orang yang akan diam saja dikalahkan secara memalukan seperti itu!! Kataku pada Daiki dengan sedikit lembut.
*****************
[Megumi’s POV]
Ryuu….. kau tadi lihat seragam anak laki-laki yang menabrakmu tadi kan ? Aku bertanya pada Ryuu yang sedang berjalan di sampingku.
Iya, aku tahu. Ia anak universitas yang tahun lalu mendapatkan juara satu dari belakang!! Jawabnya padaku dan akupun tersenyum mendengar jawaban dari Ryuu itu.
Itulah kenapa aku tadi tersenyum padanya. Hihii……. Ternyata ada juga anak yang manis di universitas seperti itu!! Batinku sambil sedikit tertawa kecil.
Awalnya aku dan Ryuu ingin masuk ke sekolah sihir yang terkenal itu. Tahun lalu kami masih siswa SMA. Tapi ternyata kami tidak berbakat di dunia sihir. Begitu juga dengan universitas ninja yang tahun lalu menjadi juara kedua. Jadi kami putuskan untuk masuk ke universitas detective yang lebih cocok dengan kami. Kami putuskan, kami akan mengalahkan universitas sihir itu di kejuaraan nasional.
*****************
[Yuya’s POV]
Aku bergegas ke arah mobilku. Aku segera memacu mobilku kencang menuju sekolah Ryosuke. Anak itu………. Dasar……. Pakaian apa tadi yang dipakainya?! Kenapa aku tidak menyadarinya kalau seragam yang dikenakannya adalah punyaku?!!
[Ryosuke’s POV]
Aku sedang berada di kamar mandi. Seorang diri. Tak ada yang menemani. Tak berani keluar dari kamar mandi ini. Akhirnya membolos pelajaran. Melas nian…….. hiks……….
Saat aku masuk halaman sekolah tadi, banyak yang menertawaiku. Aku benar-benar tidak sadar kalau aku memakai seragam universitas kak Yuya. Aku malu…….. kakak………!! Batinku menjerit…….
*****************
[Kei’s POV]
Aku dan Daiki sudah sampai di kampus. Pikiranku masih terus memikirkan kompetisi yang akan mulai digelar lusa ini.
Aku sudah berpisah dengan Daiki sekarang. Kami menuju ruangan kami masing-masing.
Ku keluarkan selebaran itu. Pamflet kejuaraan nasional tingkat universitas. Aku memandang lekat tiap kata dalam pamflet itu.
KEJUARAAN NASIONAL TINGKAT UNIVERSITAS
BE THE BEST UNIVERCITY
3 Cabang yang Diperlombakan :
Pengetahuan Akademik
Olahraga
Seni
Minimal 4 orang dalam 1 tim
Aku sudah mencoba mencari siswa yang mau mengikuti kejuaraan ini. Tapi tak ada satupun yang mau. Universitas ini sudah benar-benar di cap buruk oleh semua orang. Bahkan para guru dan siswa di sini juga berpendapat sama. Semua gara-gara kejuaraan itu. Kejuaraan bodoh itulah yang menentukan baik buruknya suatu universitas. Gara-gara kekalahan memalukan tahun lalu……….!! Perasaanku tramat sakit setiap mengingat kenangan pahit itu. Tanpa kusadari, pamflet yang ada di tanganku telah rusak karena terlalu erat di kepalan tanganku. Akupun membuang pamflet itu. Mungkin sudah waktunya aku melupakan ini semua.
*****************
[Yuya’s POV]
Sesaat setelah kuparkirkan mobilku, aku segera menuju kamar mandi terdekat. Suasana saat itu tengah sepi karena semua siswa masih mengikuti pelajaran.
Benar dugaanku. Aku mendengar suara tangisan yang teramat lirih di kamar mandi pertama yang kumasuki. Tapi aku tau benar, itu adikku. Adik yang paling aku sayang.
Sepertinya ia tak menyadari kedatanganku. Dengan jelas aku mendengar bahwa Ryosuke tengah menahan isak tangisnya. Aku segera menuju ke arahnya.
Ryosuke!! Dengan lirih aku memanggilnya dan segera jongkok tuk menegakkan kepala adikku yang tengah menangis itu.
Kak Yuya……..!! Ia segera memelukku dan kini iapun menumpahkan segala kesedihannya dengan tangisannya itu.
Ayo kita pulang!! Aku bicara setengah berbisik padanya sambil sedikit mengembangkan senyum dibibirku. Aku mengajaknya pulang karena aku paham apa yang ia rasakan. Lagipula, aku terlalu menyayanginya dan tak kan pernah tega membiarkannya menangis sendiri.
[Ryosuke’s POV]
Kak Yuya menggendongku di punggungnya. Ia sangat menyayangiku. Akupun sudah tak menangis lagi. Aku benar-benar menyayanginya……..
Kami berdua langsung pulang. Hari ini kak Yuya tak berangkat kerja demi menemaniku. Ia terus menemaniku sampai aku tertidur.
*****************
[Kei’s POV]
Aku dan Daiki sekarang sudah sampai rumah. Aku segera masuk ke kamarku dan membaringkan tubuhku. Aku ingin segera tidur. Kepalaku terlalu dipenuhi masalah saat ini……..
Kei….. Daiki…… Ryosuke……. Makan malam dah siap. Ayo makan dulu…….!! Aku mendengar kak Yuya memanggil kami. Sepertinya aku sudah tidur lumayan lama. Akupun segera turun tuk makan malam bersama. Kulihat Daiki sudah berada di meja makan. Ia memang selalu jadi yang pertama kalau urusan makan.
Koe, copout souni (Kei, cepet sini)!! Panggil Daiki padaku……
Ini…….!! Ia menyodorkanku selebar kertas dengan mulut yang masih penuh makanan. Pamflet kejuaraan nasional yang masih baru.
Apa maksudnya ini?! Aku merasa heran………..
Daiki tlah menceritakan semuanya!! Tiba-tiba kak Yuya menyambung……….
Aku tak tega jika melihat adikku bersedih karena tidak bisa ikut kejuaraan nasional. Jadi aku akan ikut. Begitu juga dengan Daiki!! Tambahnya padaku……. Akupun tersentak kaget. Tanpa lama-lama, aku segera memeluk mereka berdua dengan linangan air mata di pipiku. Aku benar-benar tak menduga ini semua. Mereka benar-benar saudara yang sangat kusayangi.
Tapi…….. Aku, kak Yuya, dan Daiki. Trus siapa yang jadi anggota ke-4 nya?! Tanyaku pada kak Yuya dan Daiki. Kamipun saling pandang tuk sejenak. Tiba-tiba pandangan kami bertiga mengarah pada 1 orang yang duduk di antara kak Yuya dan aku………..
Kami bertigapun segera mengembangkan senyum iblis kami……..
Hehehehe………
To Be Continue…………
No comments:
Post a Comment
Mohon komentar sahabat demi kemajuan blog ini.
Terima kasih ^^