Monday, 7 March 2011

Hey! Say! Jump Fanfiction - Crazy Competition Part 07

Author : Rin Fujiyama
Genre : Romance, Fantasy, Friendship
Cast : Ryosuke Yamada (HSJ), Yuya Takaki (HSJ), Daiki Arioka (HSJ), Kei Inoo (HSJ)
Guest : Sasuke Uchiha (N), Sakura Haruno (N), Harry Potter (HP), Hermione Granger (HP), Ryuu Amakusa (DDS), Megumi Minami (DDS)

Note :
HSJ = Hey!Say!JUMP
N = Naruto
HP = Harry Potter
DDS = Dan Detective School

*****************

[Yuya’s POV]
Hari sudah pagi. Ketiga adikku masih tertidur lelap. Aku sedang di dapur memanasi makanan yang tadi malam di beli Kei. Sayang jika dibuang.
Secara berkala aku memeriksa kondisi adik terkecilku yang sedang sakit itu. Syukurlah, demamnya sudah berangsur turun. Tapi aku masih tetap memikirkan kata-kata Megumi kemarin!! Aku terlamun tuk sesaat sampai kudengar Ryosuke menyapaku.

Ohayou niichan!! Sapanya padaku sambil tersenyum. Aku melihat wajahnya yang sudah cukup segar. Makasih tadi malam sudah menemani Ryo tidur!! Tambahnya masih dengan senyum menghiasi bibirnya.
Masak apa ni kak?! Tanyanya padaku…….
Tapi sebelum aku menjawab pertanyaannya itu, tiba-tiba terdengar keributan dari lantai atas. Kulihat Kei tergesa-tesa lari ke arahku.

Kak Yuya……. Ryo-chan hilang……..!! Katanya dengan terlihat sangat panik.
Hilang kemana, kak?! Tiba-tiba Ryosuke menyambung…..
Aku tak tahu. Tadi ketika aku bangun ia sudah tak ada. Bagaimana ini?! Jawab Kei sambil panik menatap wajah Ryo-chan yang saat itu ada di depan matanya.
Coba di cari dulu di semua sudut rumah!! Respon Ryosuke dengan cepat sambil sedikit tersenyum.
Ah benar…..!! jawab Kei sambil menepuk pundak Ryosuke dan segera berlari memeriksa setiap ruangan dan sudut di rumah ini. Akupun tertawa geli melihat tingkahnya itu. Anak itu tumben hari ini error.


[Daiki’s POV]
Huaaa…….. Yuya……. Ryo-chan menghilang…….!! Kataku sambil berlari cepat ke arah Yuya yang sedang masak di dapur. Begitu aku bangun tadi ia sudah tak ada!! Terangku pada Yuya yang masih asik memasak. Tapi Yuya tak menggubrisku. Akupun segera mendekati Yuya……
Ddwwooonnnggg……!! Aku pukul kepala kakakku itu dengan panci yang saat itu ada di dekatku.

Daiki……. Kau ini apaan?! Bentaknya padaku.
Tanpa kusadari air mataku tlah mengalir. Hatiku sakit. Aku begitu khawatir dengan Ryosuke. Tapi Yuya mlah tak pedulikan kata-kataku. Hatiku sakit. Hatiku hancur……..
Huaaa…….!! Akupun menangis dan berlari memeriksa tiap sudut rumah berharap bisa menemukan Ryosuke.


[Ryosuke’s POV]
Anak-anak itu kenapa sih?! Gerutu kak Yuya. Akupun hanya tersenyum kecil melihat tingkah kedua kakakku yang tak jelas itu.
Ryosuke….. ini sarapannya!! Kata kak Yuya padaku sambil menghidangkan sarapan di depanku.
Jangan lupa obatnya diminum!! Tambahnya sambil mengambilkan obat-obatku.
Kei……. Daiki……. Makanan sudah siap!! Teriak kak Yuya pada kedua kakakku yang daritadi kulihat masih berputar-putar tak jelas kesana kemari.
Ku lihat kak Kei dan kak Daiki datang menghampiri kami. Aku masih melihat kekhawatiran di wajah mereka.
Ryo-chan dah ketemu kak?! Tanyaku pada kak Kei dan kak Daiki. Tiba-tiba mereka malah menangis.
Kak Yuya, lakukan sesuatu!! Rengek kak Kei…….

Aku melihat kak Yuya menghampiri mereka berdua. Ia memegang kepala kak Kei dan kak Daiki.
Duogghh…..!! Kak Yuyapun membenturkan kepala kak Kei ke kepala kak Daiki.
Tanpa menunggu protes dari kedua adiknya itu, kak Yuya segera memegang kembali kepala mereka dan mengarahkan wajah mereka ke arahku.

Lihat…..!! kalian sudah sadar kan!! Kata kak Yuya menunjukkan keberadaanku pada kedua kakakku yang daritadi error itu.
Hua……!! Kak Kei dan kak Daiki langsung memelukku erat.
Lebih baik aku diam saja!! Kataku dalam hati.

Udah… Ayo sarapan dulu…. Sebentar lagi kita harus berangkat ke kejuaraan!! Kata kak Yuya pada kami. Kami berempatpun makan bersama. Seperti hari-hari biasanya.

*****************

[Daiki’s POV]
Sekarang kami sudah sampai di tempat kejuaraan. Hari ini kami akan bertanding di babak semifinal. Melawan tim si Harry mata empat itu tentunya. Aku merasakan semangat yang menggebu-gebu dalam diriku. Wuhu……. Ayo kita bertanding……. Kita balas kekalahan kita tahun lalu…… Yeah…….


[Kei’s POV]
Dasar Daiki. Padahal beberapa hari yang lalu ia ngebet gak mau ikut. Sekarang semangat banget ia. Syukurlah!! Batinku.
Kami berempatpun berjalan memasuki stadion. Sudah banyak orang di sini. Daritadi aku melihat kak Yuya terus diam. Sebenarnya aku merasa aneh, tapi aku masih belum berani menanyakannya.
Tiba-tiba kulihat Ryosuke berhenti dan langsung terduduk di tanah…. Sebelumnya tadi kulihat ia sedikit sempoyongan.
Ryo-chan…… Kau baik-baik saja?! Tanyaku padanya.
Hanya sedikit pusing, kak!! Jawabnya pendek. Akupun segera membantunya berdiri dan sedikit memapahnya. Daikipun segera kembali berjalan ke arahku dan membantuku. Ia juga terlihat khawatir dengan Ryo-chan.
Tapi kak Yuya, ia masih terus berjalan. Ia sedikitpun tak menyadari kalau kami sudah tak berjalan di sampingnya. Kak Yuya…… Apa yang terjadi dengannya?! Pikirku dalam hati.


[Yuya’s POV]
Aku benar-benar tak tahu apa yang harus kulakukan. Kemarin saat menemui Megumi yang tengah terbaring di rumah sakit, aku benar-benar tak menyangka bahwa dialah yang telah menyebabkan kecelakaan kami 5 tahun lalu. Ialah gadis yang saat itu menyeberang jalan secara tiba-tiba. Aku lihat ia begitu menyesali kesalahannya itu. Akupun sebenarnya tak ada sedikitpun rasa marah padanya. Tapi ia memintaku tuk memberitahu adik-adikku. Aku sendiri mungkin bisa menerima hal itu. Tapi belum tentu adik-adikku akan menerimanya. Apalagi Ryosuke yang aku tahu ia mulai menyukai Megumi padahal sampai saat ini ia masih belum bisa menerima kejadian 5 tahun lalu. Aku benar-benar tak tahu apa yang mesti aku lakukan……..

*****************

[Daiki’s POV]
Kami sudah memasuki stadion. Kulihat Yuya duduk di salah satu sudut yang disediakan panitia untuk tim kami. Aku, Kei, dan Ryosukepun segera berjalan menuju ke sana. Tapi Yuya, daritadi ia diam terus. Dan pandangannya daritadi sering kosong. Hm, apa yang sedang dipikirkannya ya?! Batinku….

Ohayou…….!! Sapa seorang anak laki-laki pada kami saat kami bertiga sedang berjalan ke arah Yuya. Ternyata ia Sasuke. Orang nomer satu yang paling menyeramkan bagiku. Yah… biarpun harus kuakui ia ganteng. Tapi tetap saja masih gantengan aku!! Kataku dalam hati.
Kenapa temanmu itu?! Tanyanya padaku sambil menunjuk ke arah Ryosuke……
Ia agak kurang fit hari ini!! Jawabku padanya. Aku sedang mencoba memberanikan diri tuk bicara dengan anak itu.
Ehm, Sakura mana?! Tanyaku padanya……
Itu dia!! Jawabnya pendek sambil menunjuk ke belakang kami.
Aku melihat Sakura berlari ke arah kami. Ia membawa sebuah bingkisan.
Ini, aku bawakan bekal!! Kata Sakura dengan manisnya.
Wuah…… Arigatou……..!! jawabku riang sambil mengulurkan tanganku.
Gomen ne Dai-chan. Ini untuk Sasuke!! Jawabnya pendek……

Wuahahahaha………..!! Kei menertawaiku dengan keras. Begitu juga dengan Ryosuke yang sempet-sempetnya ikut tersenyum dalam kondisinya yang loyo gitu.
Hiks…….!! Hatiku…….. Oh hatiku…….. Seakan disambar petir di siang bolong……..
Sakura-chan… Ternyata ia menyukai Sasuke si nyeremin itu. Huaa…….. aku ingin sekali merebutmu dari tangannya wahai pujaan hatiku. Tapi apa dayaku…….. Sekali di sembur pakai bola api, oh…… Bye bye …….!! Hatiku hancur berkeping-keping. Sudah hancur masih dilindas ma tronton pula. Uh…..


[Yuya’s POV]
Maaf Megumi. Aku masih belum bisa mengatakan ini pada saudara-saudaraku!! Batinku…..
Kak Yuya kenapa?! Tanya Kei padaku yang terlihat sedang memapah Ryosuke.
Ryosuke… kau kenapa?! Tanpa menjawab pertanyaan Kei, perhatianku langsung tertuju pada Ryo-chan yang wajahnya kembali pucat.
Cuma pusing kok, kak!! Jawabnya padaku sambil tersenyum.
Hm……. Daritadi kenapa Ryo tak melihat Megumi ya?! Tanyanya tiba-tiba yang langsung membuat jantungku berdetak kencang…..
O iya….. Tadi malam kak Yuya kemana?! Ryosuke kembali menanyakan hal yang membuat detak jantungku semakin tak karuan. Aku bingung harus memberi jawaban apa padanya. Tapi tiba-tiba kami mendengar panggilan dari panitia pertanda semifinal hari ini akan segera dimulai. Penontonpun mulai riuh memberikan dukungan-dukungan mereka. Syukurlah…… untuk saat ini aku tidak perlu menjawab pertanyaan Ryosuke dulu.

*****************

[Kei’s POV]
Aku melihat hampir semua teman kampus kami datang. Ya Tuhan……. Kami tak menyangka bakal setenar ini sekarang.
Kyaa……. Ryosuke…….Aishiteru…….!! teriak para anak-anak gadis yang memenuhi sudut di belakang kami……. *sweetdrop*
Ternyata Ryosuke sudah punya banyak fans sekarang!! Batinku……


[Ryosuke’s POV]
Aku tahu ada yang disembunyikan oleh kak Yuya. Sudah jelas terlihat dari kebiasaan kak Yuya yang suka melamun jika sedang ada masalah berat. Tapi kenapa ia tak memberitahu kami?! Hm….. Sudahlah. Kini aku harus kosentrasi pada kejuaraan ini dulu. Lawan kami kali ini adalah universitas sihir. Hm, Harry……!! Aku mulai senyum-senyum gak jelas sendiri.

Wah, Ryo-chan dah memasang senyum nakalnya nie!! Olok kak Daiki padaku.
Sudah tak apa, kan?! Tambahnya…..
Iya… Ryo sudah tak apa… hanya terkadang ja masih pusing. Tapi tenang ja….. selama Ryosuke ada di sini, semua akan beres……!! Kataku sambil membusungkan dadaku…….

Sepertinya Ryosuke yang suka bikin ulah tlah kembali!! Kata kak Kei sambil tersenyum dan menepuk pundakku. Akupun segera membalas senyumnya.

Kebetulan kali ini tiap tim hanya boleh mewakilkan 1 anggota tuk ujian kemampuan akademik!! Kata kak Yuya pada kami. Akupun segera memotong kalimat kak Yuya……..
Tolong kali ini biarkan Ryo yang maju, kak!! Akupun memasang wajah penuh pengharapan dan mata yang berkaca-kaca.

*****************

[Author’s POV]
Ujian kemampuan akademik. Dengan total poin 2000 diperebutkan kedua tim.
UNIVERSITAS SIHIR VS UNIVERSITAS MANUSIA BIASA
20 pertanyaan rebutan dengan poin 100 tuk tiap pertanyaan……


[Yuya’s POV]
Here we go……
Akhirnya kami memenuhi permintaan Ryosuke yang ingin mengikuti ujian kali ini. Sudah jelas yang akan mewakili universitas sihir adalah Hermione. Tapi kami tetap menaruh harapan pada Ryosuke. Kami akan mencoba tuk mempercayainya. Ryo-chan….. Ganbatte…..!!

Hey! Say! Jump Fanfiction - Crazy Competition Part 06

[Daiki’s POV]
Saat ini kami dalam perjalanan pulang ke rumah. Hatiku sedang berbunga-bunga. Baru kali ini aku merasakan apa yang namanya jatuh cinta…… hehe……. Ia cantik sekali…….!! Akupun mulai mengkhayal yang tidak-tidak tentang Sakura. Hihihi…..
Hei Daiki……. Ngapain senyum-senyum?! Tanya Kei mengagetkanku.
Ah, wakatta….. Ada yang lagi jatuh cinta nie!! Tambahnya sambil menggodaku.

Prasaan tadi ada yang habis nangis. Uh, sekarang sudah senyum-senyum kyak orgil!! Aku mendengar Ryosuke mengatakan itu tanpa rasa berdosa sedikitpun.
Memangnya tadi kamu gak nangis apa?! Akupun membalikkan pertanyaannya sambil menjitak kepala adikku itu. Seketika itu juga ia langsung menoleh ke arahku dengan tatapan ingin membunuhnya.
Wuuaaa…… Ternyata Ryosuke sedang jadi dirinya yang dingin!! Batinku sambil ngeri sendiri membayangkan apa yang akan Ryosuke lakukan padaku. Hiii……

*****************

[Ryuu’s POV]
Aku bingung kenapa Megumi terlihat terburu-buru. Sebenarnya ada apa dengan mobil tadi?! Pikirku.
Ryuu…… Tolong lebih cepat!! Katanya padaku dengan sedikit panik.
Dari kejauhan kami masih dapat melihat mobil itu. Tanpa bertanya alasannya, akupun segera memacu mobilku lebih kencang……
Aku percaya Megumi punya alasan sendiri kenapa ia ingin sekali mengerjar mobil itu.

*****************

[Daiki’s POV]
Ryosuke maafkan aku……!! Aku memohon pada adikku itu agar tidak diapa-apakan. Terakhir kali aku menjahilinya saat ia sedang jadi dirinya yang dingin, semalaman aku harus tidur di luar dengan kaki dan tangan yang diikat dan digantung terbalik di pohon yang ada di halaman belakang dengan mulut yang dilakban. Bahkan Yuya dan Kei yang mencoba menasehatinyapun akhirnya bernasib sama denganku. Kini aku yakin Yuya dan Kei tak mau ikut kena lagi.
Maafkan aku ya……!! Aku memohon berulang kali. Biar aku sendiri yang menghukum diriku!! Kataku padanya sambil berulang kali memukul kepalaku dengan tanganku sendiri. Tuing….. Tuing….. Tuing……!! Aku berasa jadi orang tolol. Yuya dan Keipun jadi cengingisan melihatku…….


[Yuya’s POV]
Daiki, maafkan aku!! Batinku… Kau pasti tahu kalau kami tak akan bisa melakukan apa-apa jika Ryosuke sedang jadi dirinya yang dingin itu!! Pikirku sambil sedikit nyengir and mnahan ktawa mlihat Daiki yang terpaksa memukuli kepalanya sendiri.
Tapi ku lihat Ryosuke sudah kembali menghadapkan wajahnya ke depan. Hm…… apa yang dipikirkan adikku itu kali ini aku tak bisa menebaknya. Dirinya yang dingin seperti ini benar-benar lain dengan dirinya yang dungu dan suka buat ulah.


[Kei’s POV]
Kali ini kau beruntung Daiki, Ryosuke tak menghajarmu!! Bisikku dengan suara lirih pada Daiki. Sesekali aku melirikkan mataku pada adik terkecilku yang dari tadi diam terus. Selama ini ia memang sangat pendiam jika sedang menjadi dirinya yang dingin itu. Ia menjadi berkepribadian ganda setelah meninggalnya ayah dan ibu. Sebelumnya ia sempat tak sadarkan diri selama tiga hari tiga malam karena depresi berat kehilangan orangtua. Depresi diusianya yang masih sangat kecil waktu itu.

*****************

[Yuya’s POV]
Sekarang kami sudah sampai rumah. Jam menunjukkan pukul 5 sore.

Kalian segera istirahatlah….. Aku akan menyiapkan makan malam dulu!! Kataku pada adik-adikku.
Huwaahh….. Capeknya…..!! kata Daiki yang segera menuju ke kamarnya.
Sementara Kei segera duduk di sofa favoritnya itu sambil nonton TV.
Hm….. Mana Ryosuke?! Pikirku yang baru menyadari bahwa Ryosuke masih belum terlihat.
Ryosuke…….!! Akupun segera memanggilnya. Tapi tak ada sahutan. Di mana anak itu?!
Ada apa, kak?! Tanya Kei padaku…..
Ryosuke…… Aku belum melihatnya. Ia juga tak menjawab panggilanku!! Jelasku pada Kei.
Kei segera membantuku mencari Ryosuke.

Kak Yuya…….!! Aku mendengar Kei memanggilku. Akupun segera berlari ke arahnya. Kulihat ia tengah menggendong Ryosuke di punggungnya.
Aku menemukannya pingsan di dalam mobil. Badannya sangat panas, kak!! Kata Kei padaku sambil berlari tuk segera membaringkan Ryosuke. Aku segera berlari ke dapur tuk mengambil es dari kulkas. Sementara Kei segera membawa Ryosuke ke kamarnya.


[Kei’s POV]
Aku segera mengambil selimut tebal untuk Ryosuke. Aku benar-benar tak menyangka….. Padahal tadi ia masih baik-baik saja. Apa daritadi sebenarnya ia sudah demam ya?! Batinku.
Kak Yuya segera datang menghampiriku. Ia duduk di sampingku sambil mengompres dahi Ryo-chan. Kei, tolong telpon dokter!! Pintanya padaku dengan nada khawatir.
Iya kak……!! Akupun segera berjalan ke arah telepon yang ada di kamar Ryosuke ini dan segera menelpon dokter.

*****************

[Daiki’s POV]
Sudah 1,5 jam sejak kami tiba di rumah. Tapi kenapa Yuya tak segera memanggil kami tuk makan ya?! Ugh… Lapar…..
Akupun segera turun berharap makanan sudah siap. Tapi aku terkejut ketika melihat meja makan yang masih kosong tak ada apapun di atasnya. Nani?! Dengan tampang cemberut akupun segera berjalan menuju kamar Yuya yang berada di antara kamar Ryosuke dan Kei. Tapi aku menghentikan langkahku ketika melewati kamar Ryosuke. Ternyata Yuya ada di situ. Begitu juga dengan Kei.
Weeii Lha Dhala……… Ditungguin dari tadi kok mlah pada ngumpul di sini?! Tanyaku dengan nada tinggi sambil mengerutkan dahiku.
Plak plak…….!! Dua pukulan berturut-turut mendarat di kepalaku.
Diam kau Daiki!! Kata Kei sambil memasang wajah marah ke arahku. Begitu juga Yuya.
Hiks… Apa salahku?! Batinku sambil menangis bodoh dalam hati. Tapi pandanganku langsung tertuju pada seseorang yang terbaring di ranjang itu. Ryosuke…… Ia sakit…… Kulihat wajahnya yang pucat dan tak berdaya.
Wah, Ryosuke kenapa, tu?! Pasti kualat gara-gara tadi ngambek padaku!! Kataku dengan nada tak berdosa.
Plak plak……!! Lagi-lagi dua pukulan menghantam ke kepalaku ini……
Hiks….. kasian kau kepala….. daritadi dipukul terus.

*****************

[Yuya’s POV]
Aku hampir naik darah melihat tingkah Daiki yang benar-benar tidak bisa melihat sikon. Tapi aku tak ingin Ryosuke terganggu oleh keributan kami. Dokter bilang ia demam karena terlalu banyak pikiran. Atau mungkin tepatnya karena kejadian tadi siang yang kembali mengingatkannya akan kepergian orangtua kami. Setiap kali ingat hal itu, ia pasti akan langsung jatuh sakit seperti ini. Anak ini….. Mungkin sampai saat ini ia masih belum menerima kepergian orangtua kami.

Kei, keluarlah tuk cari makanan!! Kataku pada Kei. Iapun segera mengiyakannya.
Hehe……. Akhirnya makan juga!! Sambung Daiki dengan cepat…… aku masih mencoba menahan amarahku pada anak tak peka dengan situasi itu.
Tiba-tiba terdengar suara telepon berdering dari ruang tengah……
Akupun segera mengangkat telepon di samping tempat tidur Ryosuke yang kebetulan terhubung dengan semua telepon di rumah ini.
Sebuah suara terdengar dari ujung satunya. Ryuu Amakusa. Mahasiswa dari universitas detective!! Kenapa ia menghubungi kami dan darimana ia mendapatkan nomer rumah kami?! Tanyaku dalam hati…..

Dari siapa, Yuya?! Tanya Daiki padaku tapi aku tak menggubrisnya. Aku masih serius mendengar tiap kata yang diucapkan anak itu…..

Halo, Yuya….. Aku Ryuu. Ryuu Amakusa dari universitas Detective. Saat ini aku sedang berada di rumah sakit Tokyo. Bisakah kalian datang ke sini sekarang?! Ada yang ingin Megumi sampaikan pada kalian. Tolong ya….. Ini berkaitan dengan kecelakaan 5 tahun yang lalu yang berkaitan juga dengan mobil yang kalian kendarai hari ini. Tadi kami ingin mengejar kalian. Tapi kami mengalami kecelakaan. Kalian bisa datang ke sini segera, kan?! Megumi memintaku tuk menghubungi kalian.

Telepon tadi sudah terputus. Aku hampir tak percaya dengan apa yang barusan kudengar. Tadi ia menyinggung kecelakaan 5 tahun yang lalu. Ada apa ini?! Pikirankupun dipenuhi dengan berbagai pertanyaan……….

Daiki, tolong kau jaga Ryosuke. Kei sebentar lagi pasti akan segera pulang. Aku harus ke rumah sakit sekarang…….!! Kataku pada Daiki dengan terburu-buru.
Akupun segera mengambil jaketku, masuk dalam mobil, dan segera memacunya.


[Daiki’s POV]
Nani?! Belum sempat kubertanya, Yuya tlah menghilang dari hadapanku. Hm….. Telpon dari siapa tadi?! Tanyaku dalam hati sambil menggaruk-garuk kepalaku. Akupun segera mendekati ranjang Ryosuke dan berbaring di sampingnya.
Hehe….. Ternyata nyaman juga kamar Ryo-chan…..

Dai-chan……!! Suara Kei memanggilku dengan nada tinggi. Ternyata ia sudah kembali.
Kau ini apa-apaan malah tidur di situ?! Tanyanya sambil memarahiku.
Plak…..!! Hiks… Lagi-lagi kena pukul.

Bisakah tolong kalian tidak ribut?! Kata Ryo-chan yang sepertinya terganggu dengan keributan tadi.
Maafkan aku…….!! Kataku padanya dengan nada penuh penyesalan dan akupun segera bangkit dari ranjangnya. Tapi belum sampai aku berdiri, tangan Ryosuke menggenggam lenganku. Aku bisa merasakan genggaman tangannya yang begitu dingin.

Bisakah tolong kalian tidur di sampingku menemaniku, kak?! Tanyanya dengan suara yang lemah.
Tanpa bertanya apapun, akupun segera membaringkan badanku kembali di sampingnya. Begitu juga dengan Kei yang segera membaringkan badan di sisi satunya. Aku dan Keipun segera memeluk erat tubuh Ryo-chan…….
Kami bertigapun akhirnya terlelap bersama di ranjang ini. Tapi tiba-tiba Ryosuke terbangun. Badannya menggigil. Kami bisa merasakan badannya yang semakin panas.
Kak Yuya dimana?! Tanyanya pada kami …………

Saturday, 5 March 2011

Hey! Say! Jump Fanfiction - Crazy Competition Part 05

[Author’s POV]
@Flashback 5 tahun yang lalu
Di sebuah mobil keluarga yang sangat mewah. Sebuah keluarga yang terdiri dari 1 orang wanita, 4 pria dewasa, dan 4 anak laki-laki yang menginjak remaja tengah dalam perjalanan menuju villa mereka tuk berlibur. Dalam perjalanan itu selalu terdengar tawa dan tepuk tangan. Keempat anak laki-laki yang bernyanyi riang gembira membuat suasana dalam perjalanan itu sangat hidup. Tapi semua berakhir ketika mobil tersebut mencoba menghindari seorang anak perempuan yang tengah menyeberang jalan secara tiba-tiba yang menyebabkan mobil tersebut terperosok ke jurang.
@Flashback end


[Yuya’s POV]
Kejadian 5 tahun lalu membuat kami kehilangan orangtua. Andai saat itu kami berempat tidak bernyanyi-nyanyi, mungkin ayah bisa lebih konsen dalam mengendarai mobil.
Hm, kali ini aku memahami perasaan Ryosuke. Saat itu ia masih SD. Bahkan saat pemakaman orangtua kamipun, ia tak menyadari bahwa mereka akan tidur tuk selamanya. Saat itu ia terus bernyanyi riang berharap ayah dan ibu akan bangun dan bertepuk tangan dengan suaranya yang merdu itu. Tapi hal tersebut tak kunjung terjadi selama apapun ia menanti dan bernyanyi.

Sejak ia menyadari kepergian mereka, aku tak pernah lagi mendengarnya bernyanyi.

*****************

[Daiki’s POV]
Ryosuke, kami tak akan bisa bertanding tanpa dirimu!! Kataku mencoba meyakinkannya.
Ia membelakangi kami!! Aku mendengar suara isak tangis yang lirih. Ryosuke……. Ia menangis…….
Aku, Yuya, dan Kei segera memeluknya erat. Kami tahu apa yang Ryosuke pikirkan.
5 tahun lalu saat kami bertiga menangis tersedu-sedu karena kehilangan orangtua, hanya dia yang tak menangis dan tetap bernyanyi. Karena itulah, hatinya saat ini pasti tramat sakit jika harus mengingat kejadian itu lagi. Tanpa kusadari, air matakupun ikut mengalir…… aku yang selama ini tak pernah menangis lagi sejak kejadian itu, kini akhirnya air mata ini keluar setelah sekian lama membeku. Ryosuke…….. aku tak tega melihat adikku ini menangis.
Aku juga bisa melihat mata Kei yang berkaca-kaca. Hanya Yuya yang masih tetap tegar…….


[Yuya’s POV]
Aku masih memeluk erat ketiga adikku. Suara riuh penonton yang tengah menyaksikan pertunjukan singing ‘n dancingpun seakan tak kami dengar. Hanya tangisan Ryosuke yang kini semakin menjadi yang berdengung di telingaku. Sebenarnya aku juga ingin menangis seperti mereka, tapi aku harus kuat. Karena aku adalah seorang kakak sekaligus orangtua bagi mereka.
Dalam sorak sorai yang membahana ini, aku mendengar tim kami dipanggil. Sudah giliran kami untuk tampil. Tapi………

*****************

[Ryosuke’s POV]
Aku terus menangis menyesali kepergian orangtuaku. Andai kecelakaan itu tak pernah terjadi……
Ayah…… Ibu……..

Tsuraku kanashii toki wa kyou no egao wo….. Omoidashite aruite ikou mata au hi made
(when you feel exhauted or sad…. walk along recalling today’s smiles until the day we meet again)

Aku mendengar lantunan lagu yang ku kenal. Lagu yang sangat kurindukan. Lagu terakhir yang kulantunkan bersama kakak-kakakku saat itu. MEMORIES
Aku memandang ke arah panggung. Kak Yuya…… Ia yang menyanyikannya…….
Ku lihat kak Kei dan kak Daiki berjalan bersama ke arah panggung sambil mengusap air mata mereka. Kudengar suara mereka berdua yang merdu melantunkan nada selanjutnya…..

Michi ni mayou toki wa uta wo utaou….. Setsunakutemo mabushii hibi ga….. Bokura wo mukaete kureru itsudemo……
(when you are lost, sing a song….. even if we are heartbroken, someday…… bright days will come along and greet us too…..)

Kini kulihat mereka bertiga melantunkan lyric selanjutnya bersama. Ku lihat tatapan sedih mereka. Aku sadar, bukan hanya aku saja yang sedih kehilangan orangtua. Tapi kakak-kakakku juga merasakan kesedihan yang sama biarpun selama ini mereka tak pernah memperlihatkannya padaku.
Kini akupun melangkahkan kakiku menuju tempat di mana saudara-saudaraku tengah bernyanyi. Ku raih sebuah mic yang telah disediakan di pinggir panggung itu……
Aku ingin bernyanyi…… Aku ingin bernyanyi lagi………

Sora wa hiroi noni doko nimo ikenai…… Sonna ki ga shite ita kedo…….
(the sky is vast, yet it doesn’t go anywhere…… that’s how we felt)

*****************

[Yuya’s POV]
Kami mendengar tepuk tangan yang sangat meriah dari penonton. Ini pertama kalinya kami bernyanyi bersama lagi. Perasaan ini terasa begitu nyaman setelah sekian lama tak melakukan hal yang kami suka ini. Kini pikiran kami sudah tak lagi ke kejuaraan ini. Kami hanya terus bernyanyi sampai lagu ini selesai. Dalam hatiku, menang sudah bukan hal penting lagi. Aku bahagia bisa bernyanyi bersama adik-adikku lagi. Kami berempat. Bernyanyi bersama. Seperti saat-saat bahagia dulu…….. dengan tetap menahan air mata, kami terus bernyanyi sampai akhir……..


[Author’s POV]
Keempat kakak beradik itu terus bernyanyi dengan penghayatannya. Penonton yang menyaksikan mereka jadi ikut terbawa suasana. Padahal Yuya dan adik-adiknya hanya bernyanyi. Tanpa dance. Tapi teriakan-teriakan dan tepuk tangan meriah mengiringi mereka saat mereka turun dari panggung. Kini mereka bukan lagi mahasiswa yang tak dianggap.

*****************

[Daiki’s POV]
Kami menemukan apa yang selama ini kami cari. Biarpun nantinya akan kalah, kami sudah merasa sangat bahagia. Ryosuke…… Ia bernyanyi lagi. Dulu ia sering melakukannya untuk menghibur kami. Dan kini, akhirnya ia kembali bernyanyi bersama kami.

*****************

[Author’s POV]
Update posisi kembali terpampang di layar. Penonton bersorak sorai meriah ketika mengetahui siapa juara dari grup D. Benar-benar tidak disangka-sangka. Mereka berhasil melakukannya. Yuya dan adik-adiknya berhasil……..

*****************

[Harry’s POV]
Yuya….. Selamat atas keberhasilan kalian!! Kataku pada Yuya sambil menjabat tangannya.
Penampilan kalian dalam ujian seni tadi benar-benar luar biasa. Pengkhayatan yang hebat!! Tambahku….


[Sakura’s POV]
Sasuke…… temeni aku tuk memberi selamat pada anak-anak universitas manusia biasa itu ya?! Pintaku pada Sasuke.
Iyalah……!! Jawabnya pendek.

Selamat atas keberhasilan kalian ya!! Aku memberi selamat pada mereka dan menjabat tangan mereka satu per satu. Begitu juga Sasuke. Jarang aku melihat Sasuke mengakui kehebatan orang lain. Tapi kali ini ia terlihat tertarik pada orang-orang itu.


[Daiki’s POV]
Badanku agak sedikit gemetar ketika anak dari keluarga Uchiha itu mendekati kami. Tapi perhatianku tidak lagi tertuju padanya melainkan pada anak gadis di sebelahnya.
Daiki Arioka desu!! Kataku pada anak gadis itu dengan mengulurkan tanganku.
Sakura Haruno desu!! Jawabnya sambil menjabat tanganku.
Hihihi……… Lumayan……… Kenal ma cewek cantik oe…….!! Batinku……

*****************

[Author’s POV]
Empat besar pun telah ditentukan. Kejuaraan ini akan dilanjutkan esok. Esok adalah pertandingan semifinal yang akan memperebutkan dua tempat di tempat final.
UNIVERSITAS SIHIR VS UNIVERSITAS MANUSIA BIASA
UNIVERSITAS NINJA VS UNIVERSITAS DETECTIVE

*****************

[Ryuu’s POV]
Megumi menarik tanganku dengan terburu-buru.
Ryosuke……..!! aku mendengarnya memanggil seseorang. Ternyata anak yang menabrakku waktu itu. Tapi ku akui mereka hebat. Apalagi dalam ujian seni tadi mereka benar-benar mampu menghidupkan suasana. Seperti konser band terkenal. Akupun menyukai penampilan mereka tadi. Terutama anak yang bernama Ryosuke itu. Suaranya sangat merdu di lagu lembut tadi.


[Megumi’s POV]
Ryo-chan besok berjuang ya. Semoga kalian berhasil mengalahkan universitas sihir itu!! Kataku pada Ryosuke sambil tersenyum kecil.
Kalian juga berjuanglah!! Jawabnya pendek padaku dengan sedikit senyuman di wajahnya. Hm, mungkin aura dinginnya sedang kambuh!! Batinku…….

Hai…….!! Sapa seorang teman Ryosuke padaku.
Kei Inoo desu. Yoroshiku. Kau menyukai adikku ya?! Tanyanya tiba-tiba padaku……
Nani?! Adik?! Akupun segera merespon cepat……
Iya. Kami berempat adalah saudara kandung!! Jawabnya.
Aku benar-benar tidak menyangka kalau mereka berempat adalah saudara kandung.


[Yuya’s POV]
Sekarang sudah waktunya berpisah. Esok kita akan bertemu lagi!! Kataku sambil menjabat tangan Harry.
Yuya….. Akhirnya kita berhadapan lagi ya!! Kata Hermione padaku.
Tahun lalu kami kalah telak dari mereka. Dan kini, kami mendapat kesempatan tuk menghadapi mereka lagi. Tapi kali ini di babak semifinal.
Sampai jumpa besok!! Akupun berpamitan pada semua. Begitu juga dengan adik-adikku.

Sakura…… Itu emailku. Jangan lupa hubungi aku ya!! Kata Daiki pada gadis yang baru dikenalnya itu. Uh, dasar Daiki…….

Friday, 4 March 2011

Hey! Say! Jump Fanfiction - Crazy Competition Part 04


[Daiki’s POV]
Aku memandangi Yuya dan Kei yang tengah mengikuti ujian pertama itu. Dari wajah mereka, terlihat jelas bahwa mereka mengalami kesulitan. Aku ingin sekali membantu mereka. Tapi…….!!
Aku tetap harus percaya pada mereka!! Batinku mencoba meyakinkan diriku akan kemampuan Yuya dan Kei.


[Ryosuke’s POV]
Aku sudah tak lagi berada di sekitar saudaraku. Diam-diam aku pergi meninggalkan Daiki. Tahun lalu aku hanya bisa jadi penonton di tribun. Tapi kali ini aku ada di arena ini biarpun blum jatahku tuk menunjukkan kebolehanku. Kini aku sedang mencari keberadaan Harry Potter. Aku harus mendapatkan tanda tangannya. Harus…….. hihihihi……..!! aku berusaha menahan tawaku.

*****************

[Kei’s POV]
Sejauh ini kami baru bisa menjawab 1 soal. Aku hampir kehilangan semangatku sampai kak Yuya menepuk pundakku dan tersenyum memandangku.
Kak Yuya……
Mari lakukan yang terbaik dulu sebelum menyerah!! Katanya padaku dengan lembut.
Akupun segera membaca pertanyaan selanjutnya berharap akan ada soal lagi yang bisa kami jawab………

*****************

[Ryosuke’s POV]
Aku mendatangi tempat pertandingan grup A. Aku bisa melihat peserta dari universitas sihir di salah satu barisan. Tapi bukan Harry Potter yang saat itu maju menghadapi ujian akademik ini. Hm, dimana dia?!
Aku menoleh mencari keberadaan orang yang aku kagumi itu. Aku melihatnya di salah satu sudut arena tengah memainkan tongkat sihirnya. Akupun segera mendatanginya dengan senyum menghias bibirku.

Harry…….. !! Sapaku padanya.
Kau?! Dari seragammu, kau pasti kenal dengan Yuya!! Katanya padaku.
Oh, so pasti. Dia kan kakak kandungku!! Responku cepat padanya.
Aku melihat ada rasa ketertarikan di wajah Harry padaku. Akupun segera duduk di sampingnya tanpa meminta ijinnya. Hehe……..
Aku segera mengambil buku yang ada di sakuku beserta pena dan menyedorkannya ke Harry.
Boleh minta tanda tangannya?! Tanyaku polos padanya sambil memasang senyum bodoh.
Eh, tentu!! Iapun segera mengiyakannya dan menandatangani bukuku. Ku lihat tongkat sihir Harry. Rasa penasaran memenuhi pikiranku. Tanpa kusadari, tongkat itu sudah ada di tanganku. Akupun makin penasaran. Diam-diam aku mengayunkannya………
Accio Firebolt…….!! Kataku sedikit lantang dan membuat Harry langsung melihat tajam ke arahku.
Apa yang kau lakukan?! Teriaknya padaku sambil mengambil kembali tongkat sihirnya dari tanganku.
I am sorry!! Akupun meminta maaf pada Harry dengan lafal bahasa inggrisku yang payah. Aku tahu saat itu Harry benar-benar ingin memarahiku. Tapi aku lihat ia berusaha menahan amarahnya padaku.
Akupun melangkahkan kaki meninggalkan Harry.
Wwuuussssss……. Sesuatu dengan cepat meluncur ke arahku. Aku segera menangkapnya.
Firebolt?!! Aku benar-benar terheran-heran. Ku lihat Harry melangkahkan kakinya ke arahku. Ia segera merebut sapu terbangnya itu dariku.
Tanpa berkata apa-apa aku segera kembali melangkahkan kakiku meninggalkan Harry sambil menundukkan kepalaku.

*****************

[Yuya’s POV]
Aku dan Kei sudah membaca soal ujian sampai soal terakhir. Tapi selain soal nomer dua tadi, tidak ada soal lain yang bisa kami kerjakan.
Payah………….


[Author’s POV]
Pengumuman hasil ujian pengetahuan akademik keluar.

*****************

[Daiki’s POV]
Aku dan saudara-saudaraku kembali memandangi layar besar di tengah stadion ini. Hasil ujian barusan terpampang di layar itu. Sebenarnya aku sudah tahu hasilnya jika melihat raut wajah Yuya dan Kei setelah mengerjakan ujian itu. Tapi tak ada salahnya melihat posisi sementara.
Grup A, B, dan C menunjukkan hasil yang sudah diprediksi oleh semua orang. Sementara grup D, saat ini kami menempati posisi 9 dengan 2 poin.

Ternyata ada juga universitas yang tak menjawab 1 soal pun!! Sahut Kei dengan sedikit semangat.

*****************

[Author’s POV]
Kompetisi yang ke dua adalah olahraga. Olahraga yang akan dipertandingkan adalah lari jarak jauh dan renang dengan total 20 poin.

*****************

[Yuya’s POV]
Ini kesempatan kita. Jika kita masih ingin berlanjut dan membuktikan keberadaan kita pada mereka, maka kita harus berhasil menjuarai grup D ini!! Kataku pada adik-adikku tuk membangkitkan semangat mereka.

Kali ini aku, Kei, dan Daiki tidak ragu memilih Ryosuke untuk mengikuti lari jarak jauh. Selain larinya yang paling cepat, diantara kami dialah yang staminanya paling kuat. Sementara untuk renang, aku mempercayakannya pada Daiki. Semoga mereka berdua bisa melakukan yang terbaik!! Batinku.

*****************

[Ryosuke’s POV]
Ini kesempatanku tuk menunjukkan kemampuanku. Kakak-kakakku sudah mempercayaiku tuk mengikuti lari jarak jauh ini. Biarpun spesialisasiku adalah lari jarak pendek, tapi aku harus berjuang.

Ryosuke……..!! seorang gadis memanggilku.
Semoga berhasil ya!! Megumi mengatakan itu sambil tersenyum padaku.
Hehe….. Aku paling suka jika da gadis yang tersenyum padaku. Akupun jadi semakin semangat. Aku tidak boleh kalah dalam lomba ini. Jika tidak, maka sulit tuk jadi juara grup.

Sekarang aku sudah berada di belakang garis start. Kak Yuya menyemangatiku dari pinggir lapangan. Sementara kak Daiki sekarang sedang berjuang mengikuti renang. Kak Kei juga menemani kak Daiki di sana.
Aku harus menang……. Harus……….

Ddoorrrrrrrr………!! Pistol tanda start dimulai telah ditembakkan. Sekuat tenaga aku segera berlari mengambil start dari pelari-pelari lain. Setiap langkah sangatlah menentukan. Aku tak boleh sedikitpun melakukan kesalahan yang bisa mengecewakan kakak-kakakku.

Dari dalam lapangan, aku melihat sosok gadis yang masih menyemangatiku. Megumi. Ia sengaja datang mendukungku. Padahal saat ini temannya juga sedang membutuhkan dukungannya. Tapi aku senang. Aku senang ada gadis yang memperhatikanku. Hehe……!! Sesaat aku berlari sambil cengengesan sampai kulihat sorot mata tajam dari arah pinggir lapangan menatapku dengan tatapan kematiaannya. Hiii….. kak Yuya serem…….


[Yuya’s POV]
Aku masih berdebar melihat tingkah anak itu. Biarpun saat ini ia unggul jauh dari lawan-lawannya, tapi tingkahnya itu benar-benar mengkhawatirkan……..

Kak Yuya……!! Aku mendengar suara Kei memanggilku. Aku melihatnya bersama Daiki. Sepertinya renangnya sudah selesai.
Aku menang, Yuya……. !! Daiki segera berlari ke arahku dan memelukku.

Syukurlah kita mendapat tambahan 10 poin!! Kata Kei dengan sangat riang. Begitu juga dengan Daiki.
Aku senang melihat adik-adikku gembira seperti itu.
Tiba-tiba terdengar gemuruh suara penonton yang menyaksikan lomba lari. Sepertinya lomba lari baru saja selesai.
Aku melihat Ryosuke berlari ke arah kami bertiga. Begitu sampai, ia langsung memeluk kami.
Aku berhasil, kak. Ryo berhasil!! Katanya sambil menangis dengan tersedu-sedu.

Udah-udah…… Jangan nangis gitu……. Gak baik dilihat orang!! Kataku menenangkan adikku ini.
Dengan begini kita mendapat tambahan 20 poin. Yea…….!! Kata Daiki sambil menari-nari gila ala spanyol.
Wuhu……!! Keipun ikut-ikutan menari bersama Daiki. Aku hanya bisa tersenyum melihat tingkah mereka.

*****************

[Author’s POV]
Update posisipun kembali terpampang………

Hey! Say! Jump Fanfiction - Crazy Competition Part 03

[Yuya’s POV]


Hari ini adalah hari terakhir pendaftaran kejuaraan itu. Aku tak ingin mengecewakan Kei. Aku harus segera mengurusi surat-surat kepindahan Ryosuke ke universitas kami. Semuanya harus selesai sebelum siang nanti……..!! pikirku sambil melamun sesaat.


Tiba-tiba aku mencium sesuatu yang gosong. Ikan yang kumasak dalam wajan putih di depanku ini hampir berubah jadi abu saking gosongnya. Huaa…….. ini pertama kalinya masakanku gosong. Aku dengan segera mengangkat wajan itu dan menyiramnya dengan air kran.



Wah…… bau ikan gosong!! Tiba-tiba Daiki mendekatiku. Anak ini benar-benar luar biasa kalau urusan makanan. Apa yang gosongpun ia tahu tanpa melihatnya. Dasar adikku yang satu ini. Uh!!





*****************





[Ryosuke’s POV]


Kakak-kakakku ingin aku membantu mereka. Pagi ini kak Yuya membawaku menghadap kepala sekolah. Syukurlah, kami tidak memerlukan waktu lama untuk mendapatkan surat rekomendasi.


Begitu juga dengan ujian dadakan yang harus kulalui untuk masuk universitas kakak ini. Tapi semua berjalan dengan lancar. Kini akupun sudah resmi menjadi mahasiswa di kampus ini.




[Yuya’s POV]


Syukurlah hari ini Ryosuke tak menjadi dirinya yang kekanak-kanakan dan dungu. Tuhan benar-benar membantu kami hari ini!! Batinku.





Aku dan Ryopun segera menuju tempat pendaftaran kejuaraan nasional. Ternyata di hari terakhir ini, masih banyak yang mendaftar. Diantara kerumunan mahasiswa-mahasiswa itu, aku mengenali beberapa seragam dari universitas-universitas yang terkenal di Jepang ini.





Yuya…….!! Seseorang menyapaku. Seorang gadis yang sangat aku kenal apalagi ketika ia mengenakan seragamnya itu.


Hermione!! Sapaku membalasnya dengan mencoba tetap memberikan senyumanku. Kenapa kalian baru mendaftar di hari terakhir ini?! Tanyaku padanya.



Sebelumnya kami melakukan seleksi yang ketat untuk menentukan anggota tim yang akan mengikuti kejuaraan tahun ini. Jadi baru bisa mendaftar dan menyetorkan nama sekarang!! Terangnya padaku masih dengan senyumnya.



Aku masih ingat betul kejadian 2 tahun lalu. Saat itu ia mengutarakan rasa sukanya padaku di hari pertama aku mengenalnya. Sampai sekarangpun, aku menyadari perasaannya padaku masih sama.





[Ryosuke’s POV]


Aku meninggalkan kak Yuya yang tengah ngobrol dengan anak gadis itu. Aku ingin jalan-jalan sambil melihat-lihat tempat yang esok akan dipakai untuk kejuaraan nasional ini.


Tempat ini masih sangat ramai. Tapi aku mengenali sebuah seragam di antara kerumunan ini.


Haii……!! Sapa seorang gadis padaku. Kemarin kita belum sempat kenalan!! Tambahnya sambil mengembangkan senyumannya.


Megumi Minami desu. Tingkat 1 di universitas detective!! Iapun memperkenalkan dirinya padaku.


Ryosuke Yamada. Tingkat 1 di universitas manusia biasa!! Iapun langsung ketawa begitu aku memperkenalkan diri.


Lucu sekali mendengar kata “universitas manusia biasa”!! Responnya sambil menutupi mulutnya yang terlihat sudah tak bisa lagi menahan ketawanya.


Oh, lucu ya?! Jawabku pendek padanya dan segera kuberjalan lagi meninggalkannya.



[Megumi’s POV]


Kenapa tiba-tiba aku merasa anak itu begitu dingin ya. Tidak seperti dirinya yang kemarin. Perasaan ini sama seperti saat aku di dekat Ryuu. Mereka benar-benar memiliki aura yang mirip!! Aku jadi semakin tertarik padanya!! Batinku.




[Kei’s POV]


Aku dan Daiki menyusul kak Yuya dan Ryosuke yang sudah berangkat ke sini duluan. Kami berdua mencoba mencari keberadaan dua saudara kami itu di antara kerumunan ini.


Tiba-tiba seseorang menabrak bahu Daiki yang saat itu sedang berjalan di depanku.


Woe….. Kurang ajar!! Bentak Daiki pada orang yang menabraknya tadi yang sudah tidak lagi berada di dekat kami……


Tiba-tiba orang itu kembali ke arah kami. Seorang anak laki-laki. Kulitnya putih. Mata dan rambutnya hitam kelam. Iapun berjalan ke arah Daiki. Ia menarik kerah Daiki dan menatapnya. Aku bisa melihat tatapan matanya itu. Bola matanya berubah menjadi merah darah. Akupun segera menarik Daiki dan minta maaf padanya sambil membungkukkan badanku.


Aku menyadari……… Anak itu dari universitas ninja. Dan matanya itu……… itu adalah Sharingan. Mata yang hanya dimiliki oleh klan Uchiha. Dan anak itu pastilah Sasuke Uchiha. Satu-satunya klan Uchiha yang selamat dari pembantaian keluarganya. Akupun jadi merinding. Aku segera menarik Daiki dan pergi sejauh mungkin dari anak itu.








[Daiki’s POV]


Kau lihat matanya tadi kan Kei?! Sudah pasti ia dari universitas ninja. Tahun lalu ia belum ada. Uh, tahun ini kenapa malah semakin bertambah berat ya………!! Aku mengeluh pada Kei. Tapi Kei terlihat tak memperhatikanku. Uh…… akupun berjalan meninggalkannya yang tengah melamun.





Yuya dan Ryosuke mana ya?! Aku menoleh ke kanan kiri mencari dua saudaraku itu. Sesaat aku bisa melihat Ryosuke. Ia memakai pakaian bebas. Uh, harusnya tadi aku juga bawa pakaian bebas saja. Dengan seragam ini, pantaslah orang-orang pada menertawaiku.


Akupun segera berjalan ke arah Ryosuke.


Wwuuusssssss……………. Tiba-tiba sesuatu melintas rendah di depanku. Anak dari universitas sihir. Harry, sang ketua. Ia terlihat berhenti di dekat wakilnya yang rese dan suka mengejek itu. Sapa lagi kalau bukan Hermione. Tapi aku kaget saat melihat ternyata Yuya juga sedang ada di sana. Akupun mengalihkan langkahku menuju arah Yuya.








[Harry’s POV]


Hei, Yuya. Apa kabar?! Aku menyapa orang yang disukai Hermione ini.


Kenapa di tempat ini kau membawa sapu terbang, Harry?! Tanya Hermione padaku sambil mengerutkan alisnya.





Haha, dasar kalian. Tanpa tongkat sihir, kalian bukanlah sapa-sapa!! Tiba-tiba aku mendengar suara seorang anak laki-laki. Dari seragamnya, ia dari universitas ninja. Aku belum mengenal anak itu. Sepertinya ia baru tingkat 1.




[Daiki’s POV]


Aku tak jadi melanjutkan langkahku. Aku melihat anak dari universitas ninja tadi bicara dengan mereka. Akupun mencoba mendapatkan perhatian Yuya dengan sedikit gerakan-gerakan kecil. Akhirnya Yuya melihatku. Aku mengisyaratkan padanya untuk datang padaku.





Kalian jangan ribut di sini. Kita buktikan semua dipertandingan besok!! Aku mendengar Yuya mengatakan itu pada mereka dan segera berjalan ke arahku.





*****************





[Author’s POV]


Keesokan harinya. Tepat pukul 10.00 upacara pembukaan kejuaraan nasional tingkat universitaspun di mulai. Tahun ini diikuti 40 universitas. Mereka akan dibagi dalam 4 grup. Hanya juara grup yang berhak maju ke babak berikutnya.








[Ryosuke’s POV]


Wua……… yang datang banyak sekali kak!! Kataku sambil memandang ke sekelilingku yang ramai.


Ryosuke, tetaplah bersama kami!! Kata kak Yuya padaku.


Wuah……….. itu ada Harry Potter, kak!! Aku berniat segera berlari ke arah Harry tuk minta tanda tangan. Tapi kak Daiki memegang erat kerah bajuku dan segera menariknya.


Uh, kenapa sih?! Aku kan Cuma mau minta tanda tangan!! Gerutuku pada mereka sambil memasang tampang cemberut.


Aku kan penggemar beratnya. Apalagi saat ia mengalahkan kalian tahun lalu. Wuih…… Keren banget!!


Buugghh…….!! Seketika itu juga tiga kepalan tangan mendarat di kepalaku secara bersamaan.


Adouh………..………..!! akupun reflek berteriak dengan keras. Hiks……. Sakit……..





Hai, Ryosuke!! Seseorang menyapaku saat aku tengah jongkok kesakitan mendapat pukulan dari kakak-kakakku tadi. Orang itu menghampiriku. Selamat berjuang ya!! Kata gadis yang aku kenal bernama Megumi itu.





*****************





[Daiki’s POV]


Hari ini kita beruntung tidak satu grup dengan 3 universitas yang dikandidatkan menjadi juara. Hal itu sedikit membuat kami lega!! Batinku sambil memandangi pembagian grup bersama ketiga saudaraku.





Universitas Sihir di grup A.


Universitas Ninja di grup B.


Universitas Detective di grup C.


Ketiganya berada di barisan teratas masing-masing grup. Sementara kami di grup D. barisan terakhir tentunya. Hehehe……!! Batinku merasa lucu sendiri.



*****************

[Kei’s POV]


Pertandingan kami tahun inipun dimulai. Ujian pertama yang menghadang kami adalah Pengetahuan Akademik. Tahun ini kami sedikit lebih PEDE karena tidak langsung berhadapan dengan tim kuat. Lagipula tahun lalu belum ada sistem pembagian grup.


Masing-masing grup berhak mewakilkan 2 orang anggotanya dalam pengetahuan akademik ini. Nilai tertinggi akan mendapatkan 10 poin. Sementara terendah hanya akan mendapat 1 poin.

Followers