By : NN
Hakikat dari pendekatan prediktif
Pendekatan prediktif muncul dari adanya kebutuhan untuk
memecahkan masalah yang rumit dalam mengevaluasi metode-metode alternatif dari
alternatif-alternatif pengukuran akuntansi. Pendekatan prediktif terhadap
formulasi suatu teori akuntansi menggunakan kriteria kemampuan prediktif di
mana pemilihan di antara pilihan-pilihan akuntansi yang berbeda akan bergantung
pada kemampuan dari metode-metode tertentu untuk memprediksi peristiwa yang
menjadi perhatian dari penggunaan.
Kriteria dari kemampuan pediktif mengikuti penekanan
yang diberikan pada relevansi sebagai kriteria utama dari pelaporan keuangan.[1]
Pelevansi memiliki konotasi sebagai suatu perhatian akan informasi tentang
peristiwa-peristiwa di masa datang.
Keunggulan yang nyata dari pendekata prediktif adalah
bahwa ia memungkinkan kita untuk mengevaluasi pengukuran-pengukuran akuntansi
alternatif secara empiris dan membuat suatu pilihan yang nyata dengan
berdasarkan atas suatu kriteria diskriminator.
Kemampuan prediktif adalah juga suatu kriteria purposif
yang dapat dengan mudahnya dihubungkan dengan salah satu tujuan dari
pengumpulan data akuntansi, fasilitasi pengambilan keputusan. Literatur
akuntansi selalu beranggapan bahwa data akuntansi harus memfasilitasi
pengambilan keputusan. Setelah “fasilitas pengambilan keputuasn” diperkenalkan,
maka muncullah dua masalah. Pertama, sulit untuk mengidentifikasi dan
mendefinisikan semua model-model keputusan yang diterapkan oleh para pengguna
informasi akuntansi. Kedua, bahkan jika model keputusan telah terdefinikasikan
dengan baik, suatu kriteria untuk pemilihan informasi yang relevan dapat saja
hilang.
Terdapat dua aliran yang dapat diidentifikasikan. Satu,
aliran berkaitan dengan kemampuan dari data akuntansi untuk menjelaskan dan
meramalkan peristiwa-peristiwa ekonomi, aliran yang lainnya berkaitan dengan
kemampuan dari data akuntansi untuk menjelaskan dan memprediksikan reaksi pasar
terhadap pengungkapan.
Prediksi dari suatu peristiwa
ekonomi
Satu tujuan utama dari akuntansi adalah untuk
menyediakan informasi yang dapat digunakan untuk memprediksi
peristiwa-peristiwa bisnis. Dalam sudut pandang pendekatan prediktif dalam
formulasi suatu teori akuntansi, pengukuran-pengukuran akuntansi alternatif
hendaknya dievaluasi berdasarkan atas kemampuan mereka untuk meramalkan
peristewa-peristiwa ekonomi bisnis. Secara umum, kriteria nilai prediktif
adalah suatu hubungan probabilitas antara peristiwa-peristiwa ekonomi yang
menjadi perhatian dari pengambilan keputusan dan variabel-variabel pembuat
prediksi yang relevan dan sebagian diperoleh dari informasi akuntansi.
Analisis time-series
Analisis ringkasan waktu (time-series) adalah suatu pendekatan metodologi struktual di mana
ketergantungan statistikal sementara dalam suatu kumpulan data dapat diperiksa.[2]
Penelitian analisis time-series
terutama menempatkan fokusnya pada:
1.
Sifat-sifat
time-series dari laba yang
dilaporkan, dan
2.
Isu-isu
prediksi dalam analisis time-series.
Sifat-sifat time-series dari laba yang dilaporkan
Pengetahuan tentang sifat-sifat dari laba yang
dilaporkan dapat meningkatkan kemampuan prediktif dan nilai umpan balik dari
kandungan informasi. Penelitian telah memeriksa kedua perilaku dari laba yang
dilaporkan dan model-model yang menggambarkan laba setiap kuartal:[3]
1.
Sehubungan
dengan rangkaian, laba tahunan,
temuan-temuan menyajikan proses rata-rata bergerak, suatu submartingale, atau sutu dari dua proses: martingale atau rata-rata bergerak regresif. Jenis penelitian ini
akan lebih berguna dan lebih menarik bagi pengambil keputusan jika ia
diterapkan untuk menentukan dampak dari perubahan kebijakan akuntansi pada
model-model probabilistic dari perilaku laba.[4]
2.
Sehubungan
dengan rangkaian laba triwulanan,
temuan-temuan yang ada sepertinya menunjukkan bahwa proses laba triwulanan
tidaklah sepenuhnya memiliki sifat yang acak. Ia tampaknya mengikuti suatu
proses autoregresif yang ditandai
oleh kemampuan komponen musiman dan triwulanan-ke-triwulanan.[5]
Memprediksi laba akuntansi
di masa depan
Jumlah laba yang dilaporkan adalah suatu angka
teragregat dua dimensi: satu dimensi adalah temporer, dan satu dimensi adalah
komposisional. Penelitian yang didasarkan pada time-series akuntansi telah memperhitungkan kemampuan prediktif
dari laba tahunan yang lalu, laba triwulanan yang lalu, dan komponen-komponen
laba:
1.
Sehubungan
dengan penggunaan laba tahunan yang lalu
untuk meramalkan laba di masa depan, studi-stidi menunjukkan bahwa
proses-proses autoregresif (atau rata-rata bergerak) yang rumit, yang telah
dikembangkan dengan menggunakan prosedur-prosedur Box dan Jenkins.
2.
Sehubungan
dengan penggunaan laba triwulanan yang
lalu untuk meramalkan laba di masa depan, studi-studi menunjukkan adanya
suatu kemampuan prediktif yang lebih baik dari model-model laba triwulanan jika
dibandingkan dengan model-model tahunan dan model-model “teridentifikasi secara
individual” dari Box dan Jankins yang lebih komprehensif.[6]
3.
Sehubungan
dengan digunakannya komponen-komponen
laba untuk memprediksi di masa depan, bukti-bukti yang ada mendukung
kemampuan peramalan yang lebih baik dari data penjualan dan laba yang
terpilah-pilah,[7]
namun hal ini tidak ditunjukkan bagi model-model yang berdasarkan pada komponen-komponen
seperti beban bunga, beban penyusutan, dan laba operasi sebelum depresiasi.[8]
Prediksi kesulitan
Aplikasi-aplikasi yang paling relevan dari pendekatan
prediktif adalah usaha-usaha untuk mencari karakteristik-karakteristik yang
telah divalidasi secara empiris yang membedakan perusahaan-perusahaan yang
mengalami kesulitan keuangan dengan yang tidak. Baik model univariate maupun multivariate
telah digunakan untuk membantu seorang auditor menentukan kapan suatu
perusahaan mendekati pailit.
Hasil yang paling patut dicatat adalah kemampuan
prediktif yang unggul dari rasio arus kas dibandingkan total utang, diikuti
oleh laba bersih dibandingkan aktiva total. Estimasi fungsi diskriminan dari
Altman adalah:
Z = 0,12X1 + 0,14X2 +
0,33X3 + 0,006X4 + 0,999X5
X1 = jaringan modal/total aktiva
X2 = laba ditahan/total aktiva
X3 = laba sebelum beban bunga dan
pajak/total aktiva
X4 = nilai pasar dari ekuitas/nilai
buku dari total kewajiban
Empat faktor dasar probabilitas kebangkrutan ukuran dari
perusahaan, ukuran struktur keuangan perusahaan, ukuran kinerja, dan ukuran
likuiditas lancar.[10]
Sembilan rasio keuangan di bawah ini dipilih sebagai variabel-variabel
independent untuk merepresentasikan keempat faktor di atas:
1.
SIZE : total aktiva/indeks tingkat harga
produk nasional bruto (PNB)
2.
TLTA : total kewajiban/total aktiva
3.
WCTA : modal kerja/ total aktiva
4.
CLCA : kewajiban lancar/ total aktiva
5.
OENEG : satu jika total kewajiban melebihi total
aktiva, selain itu nol
6.
NITA : laba bersih/ total aktiva
7.
FUTL : pendanaan yang diberikan oleh operasi/
total kewajiban
8.
INTWO : satu jika laba bersih adalah negatif
selama dua tahun terakhir, selain itu nol.
9.
CHIN : (NIt – NIt-1/І NIt І +
І NIt-1 І), di mana NI adalah laba bersih untuk tahun yang paling akhir.
Denominatornya adalah indicator tingkatan dan CHIN adalah suatu ukuran
perubahan dalam laba bersih.
a
Model 1
memprediksikan kebangkrutan dalam satu tahun
Model 1 : -1,32 – 0,407 SIZE + 6,03
TLTA – 1,43 WCTA +0,0757 CLCA – 2,37 NITA – 1,83 FUTL + 0,285 INTWO + 1,72
OENEG – 5,21 CHIN
b
Model 2
memprediksikan kebangkrutan dalam waktu dua tahun jika perusahaan tidak
mengalami kegagalan dalam tahun pertama
Model 2 : -1,84 – 0,519 SIZE + 4,76
TLTA + 1,71 WCTA + 0,297 CLCA – 2,74 NITA – 2,18 FUTL + 0,780 INTWO – 1,98
OENEG – 0,4218 CHIN
c
Model 3
memprediksikan kebangkrutan antara satu atau dua tahun
Model 3 : -1,13 – 0,478 SIZE + 5,29
TLTA – 0,990 WCTA + 0,062 CLCA – 4,62 NITA – 2,25 FUTL + 0,521 INTWO – 1,91
OENEG – 0,212 CHIN
Keterbatasan utama dari penelitian dan prediksi
kesulitan muncul dari tidak adanya suatu teori ekonomi yang jelas tentang
kesulitan ekonomi. Meskipun tidak terdapat suatu teori ekonomi tentang
kesulitan, model-model yang berbasis analisis diskriminan dapat sangat
bermanfaat bagi beragam konteks-konteks keputusan praktis.
Berbagai keterbatasan dikaitkan dengan penelitian
mengenai prediksi kesulitan perusahaan.[11]
Keterbatasan yang pertama muncul dari tidak adanya suatu teori ekonomi umum
tentang kesulitan keuangan yang apat digunakan untuk menentukan
variabel-variabel yang akan dimasukkan ke dalam model.
Keterbatasan yang kedua berhubungan dengan definisi yang
berbeda dari peristiwa yang menjadi perhatian. Hasil dari kemampuan memprediksi
yang lebih unggul dari beberapa rasio akuntansi tidak dapat digeneralisasi
untuk mengizinkan diformulasikannya suatu teori akuntansi yang dilandaskan pada
pembuat-pembuat prediksi yang konsisten dari kesulitan perusahaan.
Prediksi premi obligasi
dan peringkat obligasi
Empat faktor di bawah ini diasumsikan menciptakan rasio
obligasi dan oleh sebab itu akan mempengaruhi imbal balik dari obligasi saat
jatuh tempo:
1.
Resiko
kegagalan (tidak sanggup membayar)
2.
Resiko
pemasaran
3.
Resiko
daya beli
4.
Resiko
tingkat suku bunga
Fisher menguji kemampuan dai model empat faktor dalam
menjelaskan perbedaan-perbedaan yang terdapat dalam resiko premi dari obligasi
perusahaan industri.[12]
Empat variabel berikut ini diperhitungkan di dalam model:
1.
Variabel
laba
2.
Solvensi
atau kemampuan dalam memenuhi kewajiban
3.
Struktur
modal
4.
Total
nilai daari nilai pasar obligasi perusahaan
Peringkat obligasi yang dikeluarkan oleh tiga badan
pemeringkat di Amerika Serikat adalah penilaian mengenai kualitas investasi
dari kewajiban jangka panjang masing-masing peringkat adalah agregasi dari
kemungkinan kegagalan (default).
1.
Dengan
satu pengecualian, model-model ini tidak memiliki pernyataan yang eksplisit dan
dapat diuji tentang apa yang ditunjukkan oleh peringkat obligasi dan tidak
adanya satu dasar pemikiran ekonomi di belakang variabel-variabel yang
diperhitungkan.
2.
Tidak satu
pun dari model-model yang memperhitungkan kemungkinan perbedaan-perbedaan pada
perlakuan akuntansi yang digunakan oleh masing-masing perusahaan.
3.
Berbagai
studi dari model-model regresi memerlukan variabel terikat sama seperti jika
mereka berada pada suatu skala interval.
4.
Dengan
satu pengecualian, seluruh studi tidak dapat membedakan kemampuan prediktif ex-ante dengan diskriminasi ex-post. Prediksi ex-ante berarti menggunakan model diskriminan yang dikembangkan
berdasarkan atas basis A2, dari dimensi waktu t1,
pada satu sampel dari dimensi waktu t + 1.[13]
Berbagai model peringkat obligasi terbaru menunjukkan
arti penting dari ukuran-ukuran yang didasarkan atas laba sekaligus
ukuran-ukuran lain dari kemampuan keuangan di dalam penjelasan dan prediksi
peringkat-peringkat obligasi.
Z = -31,6004 + 0,000737x1 +
0,000119x2 + 0,44234x3 + 0,62823x4 + 7,26898x5 +
0,68425x6 + 0,06102x7 + 0,01802x8 + 10,26302x9
Untuk peringkat AA:
Z = -26,0425 + 0,000431x1 –
0,000174x2 + 0,49299x3 + 0,67906x4 + 6,80279x5 +
0,54641x6 + 0,06600x7 + 0,01687x8 + 9,7664x9
Untuk peringkat A:
Z = -26,1304 + 0,00269x1 –
0,000149x2 + 0,58069x3 + 0,60516x4 + 7,83642x5 +
0,4885x6 + 0,06777x7 + 0,00809x8 + 8,18782x9
Untuk peringkat BBB:
Z = -29,3824 + 0,000250x1 –
0,000233x2 + 0,71530x3 + 0,79864x4 + 8,5763x5 +
0,50766x6 + 0,0711x7 + 0,00235x8 + 4,27079x9
Untuk peringkat BB:
Z = -31,3397 + 0,000265x1 –
0,000295x2 + 0,76589x3 + 0,80544x4 + 9,15411x5 +
0,48010x6 + 0,059592x7 + 0,00705x8 + 1,69732x9
Untuk peringkan B:
Z = -34,8229 + 0,000242x1
-0,000357x2 + 0,85499x3 +0,84459x4 + 9,24043x5 +
0,49208x6 + 0,06970x7 + 0,00099x8 – 1,73660x9
X1 : total aktiva
X2 : total utang
X3 : utang jangka panjang/total modal
yang diinvestasikan
X4 : utang jangja pendek/ total modal
yang diinvestasikan
X5 : aktiva lancar/kewajiban lancar
X6 : rasio cakupan pembebanan tetap
X7 : rasio kas lima tahun yang dibagi dengan jumlah lima
tahun dari pengeluaran modal, perubahan persediaan selama lima tahun terakhir, dan dividen saham biasa
X8 : harga saham/ekuitas biasa per
saham
X9 : subordinasi (variabel dummy 0-1), 1 jika obligasi yang dinilai
disubordinasikan
Fungsi diskriminan pada data baru adalah untuk setiap
perusahaan yang perlu diklasifikasikan ke dalam kategori peringkat obligasi,
hitunglah nilai klasifikasi untuk setiap kategori peringkat dari koefisien
fungsi diskriminan (mengalikan data dengan koefisien-koefisiennya dan
menambahkan syarat konstan).
Perilaku restrukturisasi
perusahaan
Studi dari Marris tentang kapitalisme manajeral
menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan yang diakuisisi adalah perusahaan yang
dinilai rendah oleh pasar.[14]
Tingkat aktivitas pengambilalihan adalah bervariasi sehubungan dengan tingkat
penilaian saham yang dinilai rendah oleh pasar.[15]
Parameter-parameter yang mengukur hubungan antara harga pasar dari saham dan
faktor-faktor yang relevan hendaknya cukup konstan.
Chambers menguji tentang penilaian yang terlalu rendah
dari aktiva bersih dilihat sebagai faktor kunci untuk memprediksi
pengambilalihan. Temuan tersebut ditentang oleh Taussig dan Hayes dengan
didasarkan pada tidak adanya kelompok kendali dalam studi oleh Chambers.[16]
Mereka menolah hipotesis mengenai adanya suatu hubungan yang signifikan secara
statistik antara nilai-nilai aktiva yang dinilai terlalu rendah dan kemyngkinan
terjadinya pengambilan. Kedua studi diatas adalah univariate, dan hanya memperhitungkan penggabungan secara sukarela.
Keterbatasan yang pertama sehubungan dengan sifat univariate dari analisis ini diperbaik oleh Vance.[17]
Keterbatasaan yang kedua dikoreksi untuk pertama kalinya oleh berbagai studi
yang beranggapan perusahaan-perusahaan diakuisisi melalui penggabungan dengan
sukarela.[18]
Pada kenyataannya, restrukturisasi perusahaan secara
internasional juga meliputi penggabungan, konsolidasi, divestasi, transaksi
bursa, pembelian dengan menggunakan pinjaman (leverage buyouts-LBO) dan pemecahan (spinoff), yang ditunjukkan untuk memaksimalkan nilai pasar dari
ekuitas yang dipegang oleh pemegang saham yang ada, atau memaksimalkan
kesejahteraan dari manajemen yang ada.[19]
Perusahaan yang mengakuisisi diuji dengan menggunakan
suatu ukuran probabilitas yang terstandarisasi, yang dikenal sebagai
“profitabilitas dari amalgamasi (yang telah distandarisasi untuk industri dan
tahun tersebut) dikurangi rata-rata profitabilitas prapenggabungan dari
amalgamasi selama tiga tahun (sama-sama distandarisasikan).”[20]
Paul Barnes mengestimasikan fungsi diskriminan berikut
ini:
Z = -1,91218 – 1,61605x1 + 4,99448x2
+1,11363x3 – 0,70484x4 - 0,11345x5
Di mana:
x1 : aktiva cepat/kewajiban lancar
x2 : aktiva lancar/kewajiban lancar
x3 : margin laba sebelum pajak
x4 : margin laba bersih
x5 : pengambilan ekuitas pemegang
saham
Keputusan-keputusan kredit
dan pinjaman bank
Dari sudut pandang pendekatan prediktif, penelitian yang
dilakukan terdiri atas pembuatan replika atau memprediksikan evaluasi atau
perubahan kredit yang terjadi dengan didasarkan pada akuntansi dan informasi
keuangan lainnya.
Keputusan pinjaman bank juga telah menjadi bagian dari
subjek penelitian empiris dan prediktif. Terdapat tiga area penelitian yang
dapat diidentifikasi. Area yang pertama berhubungan dengan usaha-usaha untuk
mensimulasikan aspek-aspek dari investasi bank dan proses peminjaman. Keputusan
investasi ini menjadi subjek dari simulasi analisis. Hasil menunjukkan bahwa
informasi keuangan memainkan peran yang besar dalam keputusan.
Area yang kedua berhubungan dengan prediksi dari
klasifikasi pinjaman. Dengan sedikit keberhasilan.
Area yang ketiga berhubungan dengan estimasi dan prediksi
dari kesulitan keuangan bank komersial. Studi-studi telah menguji kelayakan
dari prediksi kesulitan keuangan bank dengan didasarkan pada data akuntansi. Sinkey
telah dapat memprediksi sebagian besar kegagalan-kegagalan dengan didasarkan
pada suatu model yang meliputi dua variabel yaitu beban operasi terhadap laba
operasi dan investasi terhadap aktiva.[21]penyaringan
akuntansi ternyata memberikan waktu awal yang berharga yang dapat digunakan
oleh penyelenggara untuk melaksanakan tanggung jawab mereka dengan lebih
efektif.
Artikelnya bermanfaat sekali...makasih yaa
ReplyDeletesama-sama :)
Delete