Gon telah sampai di sebuah kastil, dan seorang wanita
menyambutnya, wanita itu mengajak Gon untuk masuk ke dalam kastil.
Gon berjalan di kastil dengan dipandu oleh wanita itu, sampai pada suatu
ruangan yang sangat berantakan lebih mirip tempat pembuangan sampah.
“Apa? Oh... silahkan masuk.” sambut seorang pria berpenampilan acak - acakan
yang sedang merokok di tengah ruangan.
“Uuh... jorok...” ucap Gon sambil menutup hidungnya.
“Ini adalah pemain yang mendapat nilai tertinggi, Tuan Gon.” ucap wanita tadi.
“Oooh. Aku sudah menunggumu !! Kudengar kau anaknya Gin. Kemarilah dan duduk di
sebelahku !!” ajak pria tadi pada Gon.
“Umm... di mana aku harus duduk...” tanya Gon karena diruangan itu tidak ada
tempat duduk, semuanya penuh dengan barang yang berantakan.
“Apa? Nggak bisa nemuin tempat?? Kalau gitu, buat! Buat !
Seperti ini !!” ucap pria tadi sambil menyingkirkan barang - barang yang ada di
lantai. Gon pun terpaksa duduk di lantai tersebut.
“Hmm... Binder...
Hmm... di mana...
Oh, di sini.” pria itu mencari - cari binder di tumpukan barang - barang yang
ada di ruangan itu.
“Nih.” pria tadi melemparkan sebuah kartu pada Gon. “"A Ruler's
Blessing". Hadiah untuk pemenang.” lanjutnya.
[000 / A Ruler's Blessing / SS-1]
[Pemenang dari kuis akan mendapatkan kastil dan kota yang berisi 10,000
penduduk yang akan menuruti semua larangan dan aturannya.]
“......” Gon mengamati kartu itu.
“Huhuhuhu. Aku hanya mengingatkan. Tidak ada orang yang di kota maupun di
kastil yang tahu informasi tentang Gin.” ujar pria itu.
“!” Gon kaget mendengarnya.
“Aku benar ! Aku benar 'kan?! Hehehe. Sayang seka~li !” ujar pria itu.
“.....” Gon sedikit kesal melihat tingkah pria itu.
“Atau kau kira Gin adalah penguasa atau apapun itu!? Hm?” tanya pria itu.
“Tidak kok !! Aku nggak berpikir kalau Gin akan masih berurusan dengan G.I.”
jawab Gon.
“Aa-!! Bagus !
Ya, sebenarnya, Gin memang sudah nggak berurusan dengan G.I. lagi.” ucap pria
itu.
“Tuan Dwun, kita harus lanjut ke acara berikutnya.” wanita tadi mengingatkan
pria tadi yang ternyata bernama Dwun.
“Oh, sial.” umpat Dwun sambil garuk - garuk kepala.
“Jadi sekarang kau punya 100 kartu yang berbeda.
Jadi kau masih harus melakukan satu hal lagi !” ucap Dwun.
“Uuuh... di mana aku menaruhnya...
Ahh, ketemu, ketemu.” lagi - lagi Dwun kesusahan menemukan apa yang dicarinya.
Akhirnya Dwun berhasil menemukan sebuah binder tapi berukuran lebih kecil dari
yang dimiliki peserta. Dia menyerahkannya kepada Gon.
“Ini...” ucap Gon.
“Bukalah.” perintah Dwun.
“!” Gon pun membuka binder itu, di dalam binder terdapat tempat untuk menyimpan
3 buah kartu mantra.
“Binder itu memuat tiga kartu yang akan kau pilih. Kartu yang kau pilih bisa
dikeluarkan di dunia nyata dan digunakan. Tapi !! Kau nggak boleh menaruh dua
kartu yang sama di binder. Kau harus memilih 3 kartu yang berbeda dari koleksi
100 kartumu.” jelas Dwun.
“Hmm. Dan untuk endingnya. Ending biasa atau endingmu sendiri...
Yang mana yang kau mau?” tanya Dwun.
“... Punyaku sendiri?” tanya Gon.
“Yeah. Yang mana yang kau mau??” tanya Dwun.
“.... Hmm... aku ambil yang biasa.” jawab Gon.
“Hmm. Kenapa?” Dwun bertanya lagi.
“Bukan cuma aku yang menyelesaikannya. Kalau aku pilih yang biasa, yang lain
bisa melihatnya juga 'kan?” jawab Gon.
“Ah... begitu.” tanggap Dwun.
“Tuan Dwun, Hentikan candaanmu.” ucap wanita itu. “Maafkanku. Sebenarnya tidak
ada ending Tuan Gon...”
“Benarkah!?” tanya Gon. “Kenapa dia bohong?!” lanjutnya dalam hati.
“Karena kau sudah menyelesaikan game, kami bisa memberitahumu sesuatu. Kami...”
ucap wanita itu.
“!”
“Aku List. Dia Dwun.” ucap List memperkenalkan diri.
“Yah, kupikir kau nantinya akan tahu, tapi aku adalah teman ayahmu.” ucap Dwun.
“Gin dan 10 orang lainnya membuat game ini. "Greed Island" muncul
dari huruf pertama dari nama depan semua orang. Ayahmu termasuk, dan dia adalah
"G" di "Greed".” jelas List. “Ngomong-ngomong, kau sudah
ketemu dengan Razor? Dia R...” lanjutnya.
“Ya.” tanggap Gon.
“Dan aku L. Gadis yang menjelaskan aturan main di pintu masuk dan gadis yang
ada di pintu keluar adalah kembar. Elena dan Eeta. Mereka berdua
"E".” ucap List menjelaskan.
“Kita akan merayakan penyelesaian gamemu dengan pesta dan
parade. Setelah itu, kita akan pergi ke pelabuhan.” ucap List. “Di pelabuhan,
kau akan mendapatkan hadiah. Kau memilih 3 kartu, lalu game selesai.”
“Tapi sebelum itu, mari mengobrol.” ucap Dwun. “Mau dengar tentang Gin? Mau!?”
tanya Duwn.
“Ya !” jawab Gon.
“Baiklah, dengar. Dia benar-benar... Orang jahat ! Sangat jahat !” ucap Dwun
sementara Gon hanya mlongo. “Namaku Dwun !! Menurutmu huruf pertama dari namaku
apa?”
“Uuh... "D"?” jawab Gon.
“Kaa-! Aku tahu kau akan mengatakannya ! "W"! "W" !!
W-D-W-U-N-E, Wdwune !! Seharusnya Wdwune !. Tapi bahkan anggota terlamapun
mengira namaku dimulai dengan "D" !” ucap Dwun kesal sambil menunjuk
List. “Jadi saat projek dimulai, aku bilang pada mereka kalau namaku dimulai
dengan "W"! Dan menurutmu apa yang Gin katakan!? Dia bilang... "Baiklah,
hilangkan 'W' !. Sekarang namamu dimulai dengan 'D', 'Dwun'!"” lanjut Dwun
sambil mengingat saat Ging muda merubah namanya.
“Sulit dipercaya 'kan?! Dia merubah namaku ! Dia merubah namaku hanya untuk
Game !!” ucap Dwun.
“Hebatnya dia mengubah namanya dalam satu menit. Dia menggunakan telpon dan
komputer.” sambung List.
“Bagian terkejamnya adalah dia bukan hanya menghilangkan "W", tapi
dia juga menghilangkan "E" dari namaku ! "W-D-W-U-N-E" dia
ubah jadi "Dwun" !!” ucap Dwun belum terima.
“Tapi karena itu, keberuntunganmu meningkat 'kan?” tanya List pada Dwun.
“Yeah... Setelah merubahnya jadi "Dwun", kesehatanku meningkat, aku
sering menang lotere, dan aku dapat pacar... Sulit dipercaya bukan?
Jumlah huruf di namamu merubah keberuntunganmu ! Kapan-kapan cobalah !” ucap
Dwun.
Setelahnya Gon kembali kepada Killua dan Bisc yang sudah menunggunya. Lalu dia
menunjukkan Binder itu pada mereka.
Lalu diadakan parade dan pesta di tengah kota untuk merayakan kemenangan
mereka, Gon, Bisc dan Killua diarak di tengah kota menggunakan tandu. Tak lupa
mereka dihidangkan dengan makanan mewah dan juga diiringi musik. Bahkan Dwun
sendiri menari - nari mengikuti alunan musik.
Pesta pun selesai sekarang saatnya untuk menentukan kartu yang akan dipilih
Gon.
“Ohhh...” ucap mereka setelah membuka binder itu.
“Mereka bilang setelah aku memilih 3 kartu, aku harus pergi ke pelabuhan.” ujar
Gon.
“Jadi, apa kau bertanya tentang ayahmu?” tanya Bisc.
“Yeah. Tapi mereka nggak tahu di mana dia berada sekarang.” jawab Gon.
“Hmm, kurasa nggak ada petunjuk dalam game.” ucap Bisc.
“Yah, ada pesan yang mengatakan itu di awal permainan.” sahut Killua.
“Yah.. Begitulah.” tanggap Gon.
“Jadi... Kartu apa yang akan kita pilih?” tanya Gon.
“Gimana kalau satu orang satu kartu?” usul Killua.
“Aku pilih "Blue Planet". Aku juga ingin obat regenerasi, tapi kalau
begini caranya, aku ingin yang itu. Aku benar-benar ingin melihatnya di dunia
nyata !” ucap Bisc. “Bagaimana denganmu, Killua?” lanjutnya bertanya.
“Mm... masih berpikir.” jawab Killua. “Apa kau sudah memilih, Gon?”
“Hm... Hampir.” jawab Gon.
“Beneran? Yang mana?” tanya Killua.
“Um... Ini.” Gon menunjuk sebuah kartu di bindernya.
“Apa!? Kenapa yang itu? Kau masih punya banyak kartu untuk dipilih.” tanya
Bisc.
“... ! Menarik... Mengagumkan !” ucap Killua. “Kapan kau memutuskan untuk
memilih itu?”
“Umm... saat aku melihatnya.” jawab Gon.
“Tapi, kalau itu saja nggak akan cukup.” ujar Killua.
“Ya, kita butuh kartu ini juga.” uca Gon sambil menunjuk kartunya.
“??” Bisc tidak mengerti apa yang dimaksud mereka berdua, karena mereka
mengabaikannya.
“Kau pikir ini sudah bagus?” tanya Gon.
“Ya... Memang harus kartu ini.” jawab Killua.
“Tunggu! Apa? Apa maksudmu?” Bisc makin penasaran.
“Biscuit memilih Blue Planet.. Jadi masalahnya...” ucap Killua tak menghiraukan
Bisc.
“Biarkan aku ikut dalam pembicaraan kalian, sialan !!” teriak Bisc kesal sambil
memukul Killua dan Gon sampai terlempar ke langit.
“Ugyaa !!” teriak mereka berdua.
Mereka telah menentukan pilihan mereka, sekarang mereka pergi ke tempat Eeta.
“Selamat sudah menyelesaikan game.” sambut Eeta.
“Jadi... Tolong pilih 3 kartu yang ingin anda simpan di binder.” ucap Eeta.
Bisc sudah menentukan pilihannya, kartu apakah yang dipilih Gon dan Killua?
No comments:
Post a Comment
Mohon komentar sahabat demi kemajuan blog ini.
Terima kasih ^^