Hey!Say!JUMP’s Fanfiction
[ Indonesia ]
Songfiction pertamaku ^^
Theme song : Gin no
Sekai ni Negai wo Komete [ by Ryosuke Yamada ]
Author
: Rin Jumpers / Rin Fujiyama
Genre
: Romance
Rating : General
Cast : Ryosuke Yamada, Mariya Nishiuchi
==============================
Sayonara ienai yume mitai na futari no
jikan
makka na
tawaa ga ano kouen no benchi kara mieru n da
(I can’t say goodbye, our time together is like a dream)
(We can see a red tower from the bench of that park)
Kedua
telapak tangan itu masih terkait. Jemari-jemari itu masih menyatu – seakan saling
menjaga. Lelah dengan semua yang
harus mereka tutupi selama ini…
Senja telah tiba…
Dua remaja seumuran itu masih
belum beranjak dari kursi taman yang sudah mereka duduki sejak 2 jam yang lalu.
Dua anak manusia yang terlihat
masih mengadu kasih, tak menghiraukan lirikan-lirikan kecil dari setiap orang
yang lalu lalang di depan mereka.
Tatapan-tatapan penuh tanda
tanya memandangi seragam sekolah yang masih dikenakan oleh kedua anak manusia
tadi.
Kedua remaja beda gender itu
masih tetap tak peduli akan lirikan-lirikan itu…
Horikoshi Gakuen…
Simbol itu terpampang di
seragam mereka…
Bukanlah hal yang umum bagi
anak seumuran mereka yang masih belum kembali pulang di jam yang telah
menunjukkan pukul 7 petang ini. Apalagi masih mengenakan seragam sekolah
seperti itu…
Seragam sekolah Horikoshi
Gakuen yang tentunya setiap orang di Jepang tahu betapa terkenal sekolah itu…
Sekolah yang terkenal karena
banyaknya artis-artis muda, idol-idol multi talenta, bahkan sampai siswa-siswa
berprestasi lain yang bersekolah di tempat itu. Bukanlah artis-artis ataupun
idol muda biasa, namun mereka-mereka yang begitu terkenal dengan jadwal yang
siapapun tahu lebih ketat dibandingkan dengan anak-anak seumuran mereka.
Mau bagaimana lagi…
Itu konsekuensi yang pastinya
telah mereka ketahui sejak pertama menginjakkan kaki di dunia entertainment
ini.
Mereka hanya lelah…
“Sampai kapan kita akan
seperti ini?” salah satu di antara mereka akhirnya bersuara – si gadis
berbicara dengan nada yang kurang begitu jelas karena sebuah masker yang tengah
menutupi separo wajahnya.
Tapi…
Hal itu cukup bagi pemuda di
sampingnya tuk menangkap setiap kata dari gadis yang masih menyatukan jemarinya
dengan jemari kepunyaannya.
Perlahan…
Jemari si pria – oknum yang
diajak bicara – bergerak lembut ke arah bibir gadis di sampingnya itu – menutup
ringan bibir si gadis yang masih tertutup oleh masker putih itu agar tak lagi
melanjutkan kata-katanya…
“Biarkan aku menikmatinya
sebentar lagi…” pemuda itu hanya mampu menatap sayu…
“Ryosuke…” si gadis mulai
menitihkan air mata saat memandangi dua bola mata cokelat si pemuda di
sampingnya itu yang juga terlihat tengah berkaca-kaca – seakan ia memahami apa
yang tengah dipikirkan pemuda yang tak lain adalah teman sekelasnya yang selama
ini dipacarinya diam-diam mengingat peraturan sekolah yang tak mengijinkan
hubungan seperti itu terjalin.
“Aku rela waktu terhenti detik
ini juga…”
Jemari itu semakin erat
terkait…
Keduanya hanya mampu memandang
lurus ke depan berharap air mata mereka tak kan mengalir lebih deras lagi –
memandangi puncak menara tokyo nan jauh di sana…
==============================
Issho ni
ireru kakowareta sekai wa
sunoodoomu mitai ni kirei de hakanaku sugiteku
sunoodoomu mitai ni kirei de hakanaku sugiteku
(The world
around us where we’re together)
(beautifully passes fleetingly like a snowdome)
(beautifully passes fleetingly like a snowdome)
Cinta terlarang…
Antara idol muda penuh talenta
– Ryosuke Yamada – dengan seorang artis muda berbakat, Nishiuchi Mariya…
Dua remaja yang baru duduk di
kelas 1 SMA…
Semua masih tetap menjadi
rahasia. Tak seorangpun selain keduanya yang tau akan hubungan terlarang itu…
“Aku akan keluar dari Johnny’s
jika memang tak ada pilihan lain lagi,” kata-kata itu terpampang di keitai
Mariya – email dari Ryosuke yang sejak sampai ke rumah masing-masing tadi
memang tak henti-hentinya saling berkirim email.
Si gadis sadar benar bagaimana
perasaan pemuda yang kali ini sudah tak ada lagi di sampingnya itu.
Keduanya sempat merencanakan
untuk pindah sekolah jika memang Horikoshi Gakuen adalah satu-satunya alasan
mereka tak mampu bersatu saat ini.
Tapi…
Alasan utamanya bukanlah
aturan sekolah itu yang melarang adanya hubungan sedemikian rupa…
Penghalang utama dari hubungan
keduanya hanyalah karena Ryosuke adalah seorang Johnny’s – sebuah talent agency
yang entah kenapa memang mematok harga mati bagi para didikannya untuk tidak
pacaran di usia itu dengan alasan macam apapun…
“Apapun yang terjadi, jangan
pernah lakukan itu, Ryosuke…,” balasan email itu mengiringi jatuhnya air mata
Mariya yang entah sudah yang keberapa kali terealisasi hari ini.
==============================
Sukidayo
negai komete gyutto
sono te nigirikaeshita toki
mafyu no tsumetai yozora no moto
hora yuki ga maiorite
sono te nigirikaeshita toki
mafyu no tsumetai yozora no moto
hora yuki ga maiorite
(I love
you, I make a wish)
(that moment when you squeezed my hand back tightly)
(under the cold night sky)
(Look, snow is falling)
(that moment when you squeezed my hand back tightly)
(under the cold night sky)
(Look, snow is falling)
Hari itu akhirnya tiba juga…
Saat di mana semua media masa
menyiarkan satu berita yang sama.
Hey! Say! JUMP’s Yamada
Ryosuke berpacaran dengan Nishiuchi Mariya – teman sekelasnya – yang juga
seorang artis dan model.
Isu-isu mulai santer
terdengar…
Mulai dari hubungan mereka
yang sudah terjalin diam-diam sejak tahun 2008 lalu saat keduanya bermain
bersama dalam film Scrap Teacher hingga isu-isu tentang Mariya yang mengumbar
cinta palsu pada Ryosuke untuk mendapatkan ketenaran semata.
Johnny’s Entertainmentpun
heboh…
Begitu juga dengan Vision
Factory – talent agency yang menaungi Mariya.
Horikoshi Gakuenpun tak mampu
mentolelir hal tersebut – mengingat ini akan menjadi contoh yang buruk bagi
siswa lain jika masalah ini tidak diselesaikan secara tegas.
Sementara Ryosuke dan Mariya…
Keduanya tengah diskors
Namun, akankah itu menghalangi
mereka untuk tetap bersama?!
Tidak…
Tak ada yang mengetahui
keberadaan keduanya kali ini – bahkan orangtua mereka…
==============================
“Ne, Ryosuke…, daijoubu na?!”
Mariya tersenyum manis memegangi telapak tangan pemuda yang memang tengah kalut
itu. Entah dari mana kekuatan itu berasal – si gadis tak ingin terpuruk dengan
semua yang telah menimpa mereka.
Andai ia terpuruk, bagaimana
mungkin ia berani berhadapan dengan pemuda itu sekarang untuk menghiburnya.
Sementara si pemuda yang
sedari tadi memasang wajah yang tak jauh dari kata ingin menangis, semakin tak
tahu apa yang harus dilakukannya.
Jujur…
Ia merasa teramat bersalah…
Tak berani memandangi senyum
gadisnya itu hanya karena ia belum mampu memaafkan dirinya sendiri yang tak
pernah bisa lebih dewasa daripada si gadis yang begitu dicintainya itu.
Hatinya tercabik…
Bagaimana bisa hatinya begitu
lemah?!
Bahkan, sejujurnya dialah yang
malu untuk bertemu Mariya sekarang…
Tapi…
Dengan lembut Mariya menyentuh
ringan dagu Ryosuke dan mengarahkan arah pandang pemuda itu agar mau menatapnya
“Ryosuke, semua akan baik-baik saja.”
Benar…
Ia tak pernah kuat menatap
wajah Mariya yang selalu bisa menerima semua masalah dengan senyumannya.
Ia tak kuat…
Ia hanya mampu memalingkan
wajahnya dengan segera – tak ingin membuat gadis itu melihat air mata yang telah
membasahi kedua pipinya.
Malu…
“Daijoubu…” seakan menyadari
si pemuda tengah menangis, Mariyapun kembali menggenggam kedua telapak tangan
Ryosuke – menggenggamnya dengan penuh kelembutan hingga si pemuda tak mampu
menyangkal betapa hangatnya genggaman itu di malam yang begitu dingin ini.
Ya…
Keduanya tengah duduk berdua
di pinggiran pantai itu.
“Mari-chan…” begitulah
panggilan Ryosuke terhadap Mariya saat mereka tengah berdua.
“Andai aku diberi sebuah
permohonan, aku akan meminta untuk tetap bisa di sampingmu selamanya,” Ryosuke
telah menghapus air matanya – melepaskan jaket kepunyaannya dan memakaikannya
pada si gadis yang hanya berbalutkan kaos tipis malam itu.
Keduanya semakin merapatkan
jarak mereka…
Saling mendekap dan memberikan
kehangatan…
Si gadispun dengan tenang
telah mampu menyandarkan kepalanya pada bahu Ryosuke dan mulai menutup matanya
mendengarkan setiap kata si pemuda.
Mendengarkan kenangan-kenangan
yang kembali dibuka oleh pacarnya itu.
Saat keduanya pertama kali
bertemu di swalayan…
Tak seorangpun tahu kalau
hubungan mereka telah terjalin semenjak Ryosuke belum masuk talent agency JE.
Bahkan saat pemuda itu mulai
menginjakkan kaki di dunia para idol, gadis itupun senantiasa hadir mendukung
si pemuda tanpa seorangpun menyadari.
Tak pernah ada konser Ryosuke
yang Mariya lewatkan…
Setiap kali konser…
Pemuda itu selalu memberikan
penampilan terbaiknya, dan salah satu alasannya hanya karena ada gadis yang
begitu dicintainya di antara penonton-penonton itu.
Gadis yang selalu menonton
dengan masker yang menutupi wajahnya.
Menonton dengan debaran
jantung yang tak mampu ia kendalikan setiap kali pemuda yang dicintainya itu
melakukan aksi yang sebenarnya tak disukai oleh si pemuda.
Flying around…
Aksi yang lebih dari sering…
Andai boleh memilih, Ryosuke
tak menginginkan melakukan hal itu.
Dan segala apa yang disuka
ataupun dibenci oleh keduanya, mereka sama-sama tahu.
Tiada hari tanpa saling
menghubungi…
Tiada hari tanpa cerita antara
mereka berdua…
Saling mengutarakan perasaan mereka
terhadap hari-hari yang mereka jalani…
Keduanya sudah lebih dari
cukup untuk dikatakan sangat saling mengenal.
“Hora… Saljunya cantik
sekali,” kata-kata dari Ryosuke itu membuat si gadis segera membuka matanya
kembali.
Berdua menikmati salju pertama
yang turun di musim dingin ini…
Melupakan sejenak bahwa mereka
tengah berada di ambang perpisahan…
==============================
Kitto sugu
mata aitaku naru kara
boku wa sono negai wo komenagara
irozuku gin no keshiki ni mitoreta
kimi no odeko ni yuki ni magire sotto kisu shita
boku wa sono negai wo komenagara
irozuku gin no keshiki ni mitoreta
kimi no odeko ni yuki ni magire sotto kisu shita
(For sure
I want to see you again soon)
(While making that wish)
(I’m enchanted by the snowy scenery changing color)
(Snow fell on your forehead and I gently kissed it)
(While making that wish)
(I’m enchanted by the snowy scenery changing color)
(Snow fell on your forehead and I gently kissed it)
Wazuka ni
furueta kuchibiru mimimoto ni kite
sekai de boku shika kikoenai you na koe de tsutaete kureta
ano hi mebaeta ai ga bokura futari
kitto tsuyoku saseru yo nani ga atta toshitemo ne
sekai de boku shika kikoenai you na koe de tsutaete kureta
ano hi mebaeta ai ga bokura futari
kitto tsuyoku saseru yo nani ga atta toshitemo ne
(Slightly
trembling lips by my ear)
(conveyed it with a voice that only me in the world can hear)
(Surely we’ll both strongly take care of
the love that sprouted that day)
(No matter what happens, right?)
(conveyed it with a voice that only me in the world can hear)
(Surely we’ll both strongly take care of
the love that sprouted that day)
(No matter what happens, right?)
“Nishiuchi Mariya-san… Dengan
ini kami pihak sekolah memutuskan untuk mengeluarkan anda dari sekolah ini,”
begitulah kalimat yang terdengar ketika sepasang kekasih itu telah kembali ke
sekolah untuk menerima keputusan bagi masing-masing.
Kalimat yang terealisasi
setelah sebelumnya keduanya sedikit merasa tenang ketika pihak sekolah
memutuskan untuk memberi Ryosuke kesempatan.
Tapi ini…
Mariya…
Gadis itu telah dikeluarkan…
“Tidak!! Semua ini tak adil!!”
Ryosuke tak lagi mampu menahan
emosinya.
Ia berteriak keras…
Entah setan apa yang
merasukinya, lengannya kini telah sempurna menarik keras kerah salah seorang
komite sekolah yang tengah duduk di hadapannya.
Tangannya terkepal kuat…
Siap merealisasikan segala
emosinya…
“Ryosuke, cukup!!” buru-buru
Mariya menahan tangan pemuda itu…
Gadis itu tak lagi bisa
membohongi perasaannya sekarang…
Akhirnya ia menangis juga…
“Kenapa hanya kau yang
dikeluarkan?” pemuda itu ikut tersedu melengkapi tangis gadis di hadapannya
itu.
Sekali saja…
Mungkin untuk yang terakhir
kalinya…
Mariya mendekatkan bibirnya
ketelinga Ryosuke hingga jarak itu sudah tak lagi lebih dari setengah jengkal.
Perlahan si gadis membisikkan
kata-kata itu…
“Jangan sia-siakan semua yang
telah talent agencymu korbankan. Semua ini demi kebaikanmu,” Mariya masih
menangis. Tapi ia tetap mencoba berkata sebijak mungkin – tak ingin kekasihnya
itu ikut tenggelam bersamanya.
Di pojok itu,
Johnny Kitagawa hanya mampu menatap
tanpa kata…
Ia telah datang sendiri ke
sekolah itu demi mempertahankan anak asuhnya yang satu itu – mempertahankannya
agar tetap bisa melanjutkan sekolah tanpa mengganggu aktivitas
entertainmentnya.
Sekolah di Horikoshi Gakuen…
“Aku akan menunggumu…
Percayalah…,” Mariyapun mengusap lembut air mata di wajah Ryosuke sebelum
akhirnya dengan perasaan yang teramat berat ia harus pergi meninggalkan pemuda
itu setelah sempat memberikan kecupan ringan perpisahan di pipi si pemuda.
Kejadian ini pastilah akan
membuat mereka tak akan lagi bisa berhubungan jika tak ingin menempatkan
kekasihnya itu dalam kesulitan yang sama sekali lagi…
==============================
Sukidayo
tatoe hitorikiri no yoru mo
sotto miageru fuyu no sora
ano hi to onaji hoshi no kagayaki ga
kimi no moto e tsureteku
sotto miageru fuyu no sora
ano hi to onaji hoshi no kagayaki ga
kimi no moto e tsureteku
(I love
you, even on the nights when I’m alone)
(I look up the winter sky)
(Shine of the same stars of that day)
(lead me to you)
(I look up the winter sky)
(Shine of the same stars of that day)
(lead me to you)
Malam itu terasa begitu sepi…
Tak banyak yang mengetahui
perasaan pemuda itu sebenarnya – mengingat sejak kejadian itu ia masih tetap
mampu tersenyum dan tampil seakan tak memiliki permasalahan apapun.
Ia sudah tak lagi bisa
berkiriman email dengan Mari-chan sejak kejadian itu…
Keduanya dituntut mengganti
email mereka sebagai salah satu bukti pasti bahwa mereka tak akan lagi
berhubungan.
Ia harus tetap kuat…
Ia telah berjanji pada
gadisnya itu untuk tak akan menyia-nyiakan pengorbanan si gadis yang rela
dikeluarkan dari sekolah dan tak lagi berhubungan agar Ryosuke tak dikeluarkan
dari Johnny’s.
“Apa yang sedang kau lakukan
sekarang, Mari-chan…,” Ryosuke terduduk sendirian memandangi langit musim
dingin yang hanya menampilkan sedikit bintang malam itu – sama seperti malam
terakhir yang ia lewati bersama kekasihnya.
Malam terakhir…
Dan ciuman terakhir…
Ketika setitik salju terjatuh
di kening si gadis, dan dengan lemutnya si pemuda menkissu salju di kening itu.
Saat-saat yang selalu
membuatnya tetap teringat pada si gadis…
Setidaknya…
Ia masih mampu memandangi
gadisnya itu lewat layar kaca biarpun tak terlalu sering mengingat padatnya
jadwal pemuda itu di dunia yang tak jauh berbeda dengan dunia yang ditekuni
pemilik separuh nyawanya itu – Mariya.
==============================
Hitomi wo
tojite mitara hora zutto
soba de kimi wo kanjireta toki
mafuyu no tsumetai yozora no moto
furihajimeta yamisou ni nai yuki kono koi
soba de kimi wo kanjireta toki
mafuyu no tsumetai yozora no moto
furihajimeta yamisou ni nai yuki kono koi
(If you
close your eyes, look)
(At that moment I felt you’ll be my side forever)
(Under the cold winter sky)
(The snow won’t stop falling
This love)
(At that moment I felt you’ll be my side forever)
(Under the cold winter sky)
(The snow won’t stop falling
This love)
Ryosuke kembali menutup
matanya – merasakan bahwa Mariya tak pernah benar-benar jauh darinya –
merasakan betapa sebenarnya hati mereka saling terkoneksi.
“Tunggulah aku Mari-chan…
Suatu saat kita akan kembali bersatu…”
“Aku yakin itu…”
==============================
Futari de
aruku fuyu no ashiato hitori janai tte me de mitewakaru
sonna hitotsu hitotsu no tsumikasane ga yokei ni tagai wo hanarenaku saseru
sonna hitotsu hitotsu no tsumikasane ga yokei ni tagai wo hanarenaku saseru
(When you
look at the winter footprints we leave
walking together, you know you’re not alone
Such things make us never part from each other)
walking together, you know you’re not alone
Such things make us never part from each other)
Jarak tak akan merubah apapun…
Kenangan-kenangan itu akan
tetap tersimpan rapat di hati mereka masing-masing.
Entah berapa musim dingin yang
telah mereka lewati bersama, tapi kini mereka hanya mampu terdiam seorang diri
memandangi salju yang terus turun.
Mengingat ketika keduanya
begitu bersenang-senang menikmati kebersamaan mereka di atas tumpukan salju
yang menutupi setiap ruas jalan.
Memandang kebelakang dan
mendapati tapak langkah kaki mereka yang selalu melangkah beriringan – seakan
tak ada sedikitpun jarak di antara keduanya.
Terkias betapa sebenarnya tak
ada sedikitpun alasan yang akan mampu memisahkan mereka…
Karena hati mereka tetap
menyatu…
“Ryosuke… Aku akan tetap
menunggumu”
==============================
Sukidayo
negai komete gyutto
sono te nigirikaeshita toki
mafyu no tsumetai yozora no moto
hora yuki ga maiorite
sono te nigirikaeshita toki
mafyu no tsumetai yozora no moto
hora yuki ga maiorite
(I love
you, I make a wish)
(that moment when you squeezed my hand back tightly)
(under the cold night sky)
(Look, snow is falling)
Kitto sugu mata aitaku naru kara
boku wa sono negai wo komenagara
irozuku gin no keshiki ni mitoreta
kimi no odeko ni yuki ni magire sotto kisu shita
(that moment when you squeezed my hand back tightly)
(under the cold night sky)
(Look, snow is falling)
Kitto sugu mata aitaku naru kara
boku wa sono negai wo komenagara
irozuku gin no keshiki ni mitoreta
kimi no odeko ni yuki ni magire sotto kisu shita
(For sure
I want to see you again soon)
(While making that wish)
(I’m enchanted by the snowy scenery changing color)
(Snow fell on your forehead and I gently kissed it)
(While making that wish)
(I’m enchanted by the snowy scenery changing color)
(Snow fell on your forehead and I gently kissed it)
Pria itu telah beranjak dewasa…
“Ryosuke…,”
Si gadis terus memandangi layar kaca di depannya
yang tengah menampilkan sosok yang memang telah begitu lama ia rindukan.
Semakin merindukannya setiap memandangi acara yang
sebenarnya memang tidak disiarkan secara langsung.
Anak kecil yang begitu manis yang kini telah
tumbuh menjadi pria dewasa…
Mungkin memang benar rindunya sudah tak lagi
terbendung…
Lengannya hanya mampu mengelus ringan wajah di
layar kaca itu – membuat sepasang suami istri yang tak lain adalah kedua orang
tua Mariya itu menangis sedih memandangi anak semata wayangnya yang sampai
detik ini belum sedikitpun melupakan Ryosuke atau bahkan mau membuka hatinya untuk
pria lain.
Ia hampir saja menangis…
Namun,
Sebuah bel rumah mampu mengalihkan pikiran gadis
itu tuk sejenak.
Nakajima Yuto dan Chinen Yuri…
Dua orang tamu yang benar-benar tak mereka sangka
akan datang ke rumah itu.
“Ryosuke mengalami kecelakaan dan saat ini
kondisinya kritis. Ia terus menyebut namamu, Nishiuchi-san…”
Sebuah pengakuan dari dua orang yang sempat
menjadi teman sekelasnya itu, membuat si gadis syok luar biasa.
Kakinya gemetaran…
Begitu juga dengan tangan dan bagian tubuhnya yang
lain…
Pikirannya belum mampu sepenuhnya mencerna kabar
itu – atau lebih tepatnya belum mau menerima andai hal itu benar-benar terjadi.
Tanpa ada embel-embel apapun,
Gadis itu segera berlari keluar dari rumahnya…
Penampilannya teramat kusut kali ini…
Yuto dan Chinen segera menyusul dan dengan segera
mengantarkan gadis itu ke tempat Ryosuke berada sekarang – seakan tau pasti
bagaimana kegelisahan yang terpampang jelas di wajah Mariya.
==============================
Gin no Sekai ni Negai wo Komete
==============================
Mereka berlari menyusuri koridor rumah sakit yang
begitu dingin itu…
“Deegghh…”
Langkah kaki mereka terhenti beberapa belas meter
dari ruang Ryosuke di rawat.
Semua menangis…
Setiap orang di depan ruang itu menangis tersedu-sedu…
Seketika jantung Mariya berdegup semakin cepat…
Air matanya terhenti di sudut matanya…
Ia mulai melangkah pelan…
Daiki dan yang lainpun hanya mampu menatap sedih
melihat kedatangan gadis itu – menatap si gadis dengan wajah penuh linangan air
mata.
“Tidak mungkin… Tidak mungkin…,”
Jemarinya perlahan membuka daun pintu ruang itu –
melangkah perlahan masih dengan badan yang bergetar jelas.
Ia telah sempurna berdiri dalam ruang itu…
Memandang gundukan kain putih yang menutupi
sesosok tubuh manusia di satu-satunya ranjang di ruangan itu.
Ia melangkah penuh keraguan…
Tangannya meraih kain itu – pelan – dan
membukanya…
Hanya menangis…
Memandangi wajah yang begitu ia rindukan…
Sosok tubuh yang teramat ia rindu untuk
dipeluknya, kini hanya terbaring diam tak menyambutnya…
“Ryosuke…”
Gadis itu masih belum mampu menerima kenyataan
itu.
Bahkan sekarang ia benar-benar tak tahu apa yang
harus dilakukannya…
Menangis??
Ia sudah terlalu lelah…
Tapi tetap saja memang hanya itu yang mampu
dilakukannya…
“Kitto sugu mata aitaku naru
kara
boku wa sono negai wo komenagara
irozuku gin no keshiki ni mitoreta
kimi no odeko ni yuki ni magire sotto kisu shita”
boku wa sono negai wo komenagara
irozuku gin no keshiki ni mitoreta
kimi no odeko ni yuki ni magire sotto kisu shita”
Suara itu tiba-tiba terdengar melantun merdu…
Tubuh yang terbaring itu…
Tubuh itu mulai bangun dan mengecup ringan kening
Mariya yang menatapnya penuh perasaan yang tak mampu diartikannya.
Mengecupnya tepat setelah kata “kisu shita”
“Ne, Mari-chan… Arigatou telah menungguku selama
ini. Maukah kau menjadi mempelaiku?” Ryosuke tersenyum lembut pada gadis yang
sudah 6 tahun tak dijumpainya itu.
Daiki dan yang lainpun hanya mampu tersenyum
setelah mengusap air mata palsu yang sebelumnya membasahi sempurna wajah
mereka.
Sementara Mariya…
Gadis itu hanya mampu memberikan tatapan kosongnya
hingga detik ini…
“Ne?!” Ryosukepun hanya bisa menatap bingung
memandangi ekspresi datar Mariya yang menatapnya dengan tatapan kosong…
Seakan mulai memahami kalau yang dilakukannya itu
sudahlah masuk dalam kategori keterlaluan, Ryosukepun segera memeluk erat gadis
yang duduk di ranjang yang sama dengannya itu.
“Mari-chan… Tadaima…”
“Aishiteru”
Kedua bibir itu kembali bertemu – membawa kembali
si gadis ke alam sadarnya dan dengan segera membalas pelukan dan ciuman itu.
“Jangan pernah lakukan ini lagi…,” tangisan Mariya
pecah…
Disusul senyum Ryosuke yang dengan perlahan nan
lembut memakaikan cincin itu di jemari Mariya.
Sementara manusia-manusia yang hanya mampu
memandang adegan itu dari arah pintupun ikut tersenyum senang.
“Anak itu mendahului kita…,” ucap Yabu kepada para
anggota BEST lainnya mengingat mereka masih sedikit jauh dari kata menikah saat
ini.
“Kita sudah tak lagi bisa memperebutkannya,”
Chinen ikut berkomentar dengan senyum khasnya – berbicara ke arah Yuto dan
Daiki yang selama ini menjadi saingan terkuatnya dalam merebut perhatian
seorang Yamada Ryosuke.
Hikarupun ikut merespon dengan bijak, “syukurlah
setelah sekian tahun akhirnya mereka kembali bersama…”
Senyumpun terhias kembali dengan ikhlas di wajah
mereka semua. Tak ada lagi hari-hari yang menyakitkan…
Hanya akan ada hari-hari penuh tawa keceriaan…
==============================
OWARI – THE END – ARIGATOU FOR READING ^^
==============================
No comments:
Post a Comment
Mohon komentar sahabat demi kemajuan blog ini.
Terima kasih ^^