Monday, 18 February 2013

Songfiction [Gin no Sekai ni Negai wo Komete]


Hey!Say!JUMP’s Fanfiction [ Indonesia ]
Songfiction pertamaku ^^
Theme song : Gin no Sekai ni Negai wo Komete [ by Ryosuke Yamada ]

Author : Rin Jumpers / Rin Fujiyama
Genre : Romance
Rating : General
Cast : Ryosuke Yamada, Mariya Nishiuchi

==============================

Sayonara ienai yume mitai na futari no jikan
makka na tawaa ga ano kouen no benchi kara mieru n da

(I can’t say goodbye, our time together is like a dream)
(We can see a red tower from the bench of that park)

Kedua telapak tangan itu masih terkait. Jemari-jemari itu masih menyatu – seakan saling menjaga. Lelah dengan semua yang harus mereka tutupi selama ini…

Senja telah tiba…
Dua remaja seumuran itu masih belum beranjak dari kursi taman yang sudah mereka duduki sejak 2 jam yang lalu.

Dua anak manusia yang terlihat masih mengadu kasih, tak menghiraukan lirikan-lirikan kecil dari setiap orang yang lalu lalang di depan mereka.
Tatapan-tatapan penuh tanda tanya memandangi seragam sekolah yang masih dikenakan oleh kedua anak manusia tadi.

Kedua remaja beda gender itu masih tetap tak peduli akan lirikan-lirikan itu…

Horikoshi Gakuen…
Simbol itu terpampang di seragam mereka…

Bukanlah hal yang umum bagi anak seumuran mereka yang masih belum kembali pulang di jam yang telah menunjukkan pukul 7 petang ini. Apalagi masih mengenakan seragam sekolah seperti itu…
Seragam sekolah Horikoshi Gakuen yang tentunya setiap orang di Jepang tahu betapa terkenal sekolah itu…

Sekolah yang terkenal karena banyaknya artis-artis muda, idol-idol multi talenta, bahkan sampai siswa-siswa berprestasi lain yang bersekolah di tempat itu. Bukanlah artis-artis ataupun idol muda biasa, namun mereka-mereka yang begitu terkenal dengan jadwal yang siapapun tahu lebih ketat dibandingkan dengan anak-anak seumuran mereka.

Mau bagaimana lagi…
Itu konsekuensi yang pastinya telah mereka ketahui sejak pertama menginjakkan kaki di dunia entertainment ini.

Mereka hanya lelah…


“Sampai kapan kita akan seperti ini?” salah satu di antara mereka akhirnya bersuara – si gadis berbicara dengan nada yang kurang begitu jelas karena sebuah masker yang tengah menutupi separo wajahnya.

Tapi…
Hal itu cukup bagi pemuda di sampingnya tuk menangkap setiap kata dari gadis yang masih menyatukan jemarinya dengan jemari kepunyaannya.

Perlahan…
Jemari si pria – oknum yang diajak bicara – bergerak lembut ke arah bibir gadis di sampingnya itu – menutup ringan bibir si gadis yang masih tertutup oleh masker putih itu agar tak lagi melanjutkan kata-katanya…

“Biarkan aku menikmatinya sebentar lagi…” pemuda itu hanya mampu menatap sayu…

“Ryosuke…” si gadis mulai menitihkan air mata saat memandangi dua bola mata cokelat si pemuda di sampingnya itu yang juga terlihat tengah berkaca-kaca – seakan ia memahami apa yang tengah dipikirkan pemuda yang tak lain adalah teman sekelasnya yang selama ini dipacarinya diam-diam mengingat peraturan sekolah yang tak mengijinkan hubungan seperti itu terjalin.

“Aku rela waktu terhenti detik ini juga…”

Jemari itu semakin erat terkait…
Keduanya hanya mampu memandang lurus ke depan berharap air mata mereka tak kan mengalir lebih deras lagi – memandangi puncak menara tokyo nan jauh di sana…

==============================

Issho ni ireru kakowareta sekai wa
sunoodoomu mitai ni kirei de hakanaku sugiteku

(The world around us where we’re together)
(beautifully passes fleetingly like a snowdome)

Cinta terlarang…
Antara idol muda penuh talenta – Ryosuke Yamada – dengan seorang artis muda berbakat, Nishiuchi Mariya…

Dua remaja yang baru duduk di kelas 1 SMA…

Semua masih tetap menjadi rahasia. Tak seorangpun selain keduanya yang tau akan hubungan terlarang itu…

“Aku akan keluar dari Johnny’s jika memang tak ada pilihan lain lagi,” kata-kata itu terpampang di keitai Mariya – email dari Ryosuke yang sejak sampai ke rumah masing-masing tadi memang tak henti-hentinya saling berkirim email.

Si gadis sadar benar bagaimana perasaan pemuda yang kali ini sudah tak ada lagi di sampingnya itu.

Keduanya sempat merencanakan untuk pindah sekolah jika memang Horikoshi Gakuen adalah satu-satunya alasan mereka tak mampu bersatu saat ini.
Tapi…
Alasan utamanya bukanlah aturan sekolah itu yang melarang adanya hubungan sedemikian rupa…
Penghalang utama dari hubungan keduanya hanyalah karena Ryosuke adalah seorang Johnny’s – sebuah talent agency yang entah kenapa memang mematok harga mati bagi para didikannya untuk tidak pacaran di usia itu dengan alasan macam apapun…

“Apapun yang terjadi, jangan pernah lakukan itu, Ryosuke…,” balasan email itu mengiringi jatuhnya air mata Mariya yang entah sudah yang keberapa kali terealisasi hari ini.

==============================

Sukidayo negai komete gyutto
sono te nigirikaeshita toki
mafyu no tsumetai yozora no moto
hora yuki ga maiorite

(I love you, I make a wish)
(that moment when you squeezed my hand back tightly)
(under the cold night sky)
(Look, snow is falling)

Hari itu akhirnya tiba juga…
Saat di mana semua media masa menyiarkan satu berita yang sama.

Hey! Say! JUMP’s Yamada Ryosuke berpacaran dengan Nishiuchi Mariya – teman sekelasnya – yang juga seorang artis dan model.

Isu-isu mulai santer terdengar…
Mulai dari hubungan mereka yang sudah terjalin diam-diam sejak tahun 2008 lalu saat keduanya bermain bersama dalam film Scrap Teacher hingga isu-isu tentang Mariya yang mengumbar cinta palsu pada Ryosuke untuk mendapatkan ketenaran semata.

Johnny’s Entertainmentpun heboh…
Begitu juga dengan Vision Factory – talent agency yang menaungi Mariya.

Horikoshi Gakuenpun tak mampu mentolelir hal tersebut – mengingat ini akan menjadi contoh yang buruk bagi siswa lain jika masalah ini tidak diselesaikan secara tegas.

Sementara Ryosuke dan Mariya…
Keduanya tengah diskors

Namun, akankah itu menghalangi mereka untuk tetap bersama?!

Tidak…

Tak ada yang mengetahui keberadaan keduanya kali ini – bahkan orangtua mereka…

==============================

“Ne, Ryosuke…, daijoubu na?!” Mariya tersenyum manis memegangi telapak tangan pemuda yang memang tengah kalut itu. Entah dari mana kekuatan itu berasal – si gadis tak ingin terpuruk dengan semua yang telah menimpa mereka.

Andai ia terpuruk, bagaimana mungkin ia berani berhadapan dengan pemuda itu sekarang untuk menghiburnya.

Sementara si pemuda yang sedari tadi memasang wajah yang tak jauh dari kata ingin menangis, semakin tak tahu apa yang harus dilakukannya.

Jujur…
Ia merasa teramat bersalah…

Tak berani memandangi senyum gadisnya itu hanya karena ia belum mampu memaafkan dirinya sendiri yang tak pernah bisa lebih dewasa daripada si gadis yang begitu dicintainya itu.

Hatinya tercabik…
Bagaimana bisa hatinya begitu lemah?!

Bahkan, sejujurnya dialah yang malu untuk bertemu Mariya sekarang…
Tapi…

Dengan lembut Mariya menyentuh ringan dagu Ryosuke dan mengarahkan arah pandang pemuda itu agar mau menatapnya “Ryosuke, semua akan baik-baik saja.”

Benar…
Ia tak pernah kuat menatap wajah Mariya yang selalu bisa menerima semua masalah dengan senyumannya.

Ia tak kuat…
Ia hanya mampu memalingkan wajahnya dengan segera – tak ingin membuat gadis itu melihat air mata yang telah membasahi kedua pipinya.

Malu…

“Daijoubu…” seakan menyadari si pemuda tengah menangis, Mariyapun kembali menggenggam kedua telapak tangan Ryosuke – menggenggamnya dengan penuh kelembutan hingga si pemuda tak mampu menyangkal betapa hangatnya genggaman itu di malam yang begitu dingin ini.

Ya…
Keduanya tengah duduk berdua di pinggiran pantai itu.

“Mari-chan…” begitulah panggilan Ryosuke terhadap Mariya saat mereka tengah berdua.

“Andai aku diberi sebuah permohonan, aku akan meminta untuk tetap bisa di sampingmu selamanya,” Ryosuke telah menghapus air matanya – melepaskan jaket kepunyaannya dan memakaikannya pada si gadis yang hanya berbalutkan kaos tipis malam itu.

Keduanya semakin merapatkan jarak mereka…
Saling mendekap dan memberikan kehangatan…
Si gadispun dengan tenang telah mampu menyandarkan kepalanya pada bahu Ryosuke dan mulai menutup matanya mendengarkan setiap kata si pemuda.

Mendengarkan kenangan-kenangan yang kembali dibuka oleh pacarnya itu.

Saat keduanya pertama kali bertemu di swalayan…
Tak seorangpun tahu kalau hubungan mereka telah terjalin semenjak Ryosuke belum masuk talent agency JE.

Bahkan saat pemuda itu mulai menginjakkan kaki di dunia para idol, gadis itupun senantiasa hadir mendukung si pemuda tanpa seorangpun menyadari.

Tak pernah ada konser Ryosuke yang Mariya lewatkan…

Setiap kali konser…
Pemuda itu selalu memberikan penampilan terbaiknya, dan salah satu alasannya hanya karena ada gadis yang begitu dicintainya di antara penonton-penonton itu.

Gadis yang selalu menonton dengan masker yang menutupi wajahnya.

Menonton dengan debaran jantung yang tak mampu ia kendalikan setiap kali pemuda yang dicintainya itu melakukan aksi yang sebenarnya tak disukai oleh si pemuda.

Flying around…
Aksi yang lebih dari sering…

Andai boleh memilih, Ryosuke tak menginginkan melakukan hal itu.

Dan segala apa yang disuka ataupun dibenci oleh keduanya, mereka sama-sama tahu.

Tiada hari tanpa saling menghubungi…
Tiada hari tanpa cerita antara mereka berdua…
Saling mengutarakan perasaan mereka terhadap hari-hari yang mereka jalani…

Keduanya sudah lebih dari cukup untuk dikatakan sangat saling mengenal.

“Hora… Saljunya cantik sekali,” kata-kata dari Ryosuke itu membuat si gadis segera membuka matanya kembali.

Berdua menikmati salju pertama yang turun di musim dingin ini…

Melupakan sejenak bahwa mereka tengah berada di ambang perpisahan…

==============================

Kitto sugu mata aitaku naru kara
boku wa sono negai wo komenagara
irozuku gin no keshiki ni mitoreta
kimi no odeko ni yuki ni magire sotto kisu shita

(For sure I want to see you again soon)
(While making that wish)
(I’m enchanted by the snowy scenery changing color)
(Snow fell on your forehead and I gently kissed it)

Wazuka ni furueta kuchibiru mimimoto ni kite
sekai de boku shika kikoenai you na koe de tsutaete kureta
ano hi mebaeta ai ga bokura futari
kitto tsuyoku saseru yo nani ga atta toshitemo ne

(Slightly trembling lips by my ear)
(conveyed it with a voice that only me in the world can hear)
(Surely we’ll both strongly take care of
the love that sprouted that day
)
(No matter what happens, right?)

“Nishiuchi Mariya-san… Dengan ini kami pihak sekolah memutuskan untuk mengeluarkan anda dari sekolah ini,” begitulah kalimat yang terdengar ketika sepasang kekasih itu telah kembali ke sekolah untuk menerima keputusan bagi masing-masing.

Kalimat yang terealisasi setelah sebelumnya keduanya sedikit merasa tenang ketika pihak sekolah memutuskan untuk memberi Ryosuke kesempatan.
Tapi ini…
Mariya…
Gadis itu telah dikeluarkan…

“Tidak!! Semua ini tak adil!!”
Ryosuke tak lagi mampu menahan emosinya.

Ia berteriak keras…

Entah setan apa yang merasukinya, lengannya kini telah sempurna menarik keras kerah salah seorang komite sekolah yang tengah duduk di hadapannya.

Tangannya terkepal kuat…
Siap merealisasikan segala emosinya…

“Ryosuke, cukup!!” buru-buru Mariya menahan tangan pemuda itu…

Gadis itu tak lagi bisa membohongi perasaannya sekarang…
Akhirnya ia menangis juga…

“Kenapa hanya kau yang dikeluarkan?” pemuda itu ikut tersedu melengkapi tangis gadis di hadapannya itu.

Sekali saja…
Mungkin untuk yang terakhir kalinya…
Mariya mendekatkan bibirnya ketelinga Ryosuke hingga jarak itu sudah tak lagi lebih dari setengah jengkal.

Perlahan si gadis membisikkan kata-kata itu…
“Jangan sia-siakan semua yang telah talent agencymu korbankan. Semua ini demi kebaikanmu,” Mariya masih menangis. Tapi ia tetap mencoba berkata sebijak mungkin – tak ingin kekasihnya itu ikut tenggelam bersamanya.

Di pojok itu,
Johnny Kitagawa hanya mampu menatap tanpa kata…
Ia telah datang sendiri ke sekolah itu demi mempertahankan anak asuhnya yang satu itu – mempertahankannya agar tetap bisa melanjutkan sekolah tanpa mengganggu aktivitas entertainmentnya.

Sekolah di Horikoshi Gakuen…

“Aku akan menunggumu… Percayalah…,” Mariyapun mengusap lembut air mata di wajah Ryosuke sebelum akhirnya dengan perasaan yang teramat berat ia harus pergi meninggalkan pemuda itu setelah sempat memberikan kecupan ringan perpisahan di pipi si pemuda.

Kejadian ini pastilah akan membuat mereka tak akan lagi bisa berhubungan jika tak ingin menempatkan kekasihnya itu dalam kesulitan yang sama sekali lagi…

==============================

Sukidayo tatoe hitorikiri no yoru mo
sotto miageru fuyu no sora
ano hi to onaji hoshi no kagayaki ga
kimi no moto e tsureteku

(I love you, even on the nights when I’m alone)
(I look up the winter sky)
(Shine of the same stars of that day)
(lead me to you)

Malam itu terasa begitu sepi…
Tak banyak yang mengetahui perasaan pemuda itu sebenarnya – mengingat sejak kejadian itu ia masih tetap mampu tersenyum dan tampil seakan tak memiliki permasalahan apapun.

Ia sudah tak lagi bisa berkiriman email dengan Mari-chan sejak kejadian itu…

Keduanya dituntut mengganti email mereka sebagai salah satu bukti pasti bahwa mereka tak akan lagi berhubungan.

Ia harus tetap kuat…
Ia telah berjanji pada gadisnya itu untuk tak akan menyia-nyiakan pengorbanan si gadis yang rela dikeluarkan dari sekolah dan tak lagi berhubungan agar Ryosuke tak dikeluarkan dari Johnny’s.

“Apa yang sedang kau lakukan sekarang, Mari-chan…,” Ryosuke terduduk sendirian memandangi langit musim dingin yang hanya menampilkan sedikit bintang malam itu – sama seperti malam terakhir yang ia lewati bersama kekasihnya.

Malam terakhir…
Dan ciuman terakhir…

Ketika setitik salju terjatuh di kening si gadis, dan dengan lemutnya si pemuda menkissu salju di kening itu.

Saat-saat yang selalu membuatnya tetap teringat pada si gadis…

Setidaknya…
Ia masih mampu memandangi gadisnya itu lewat layar kaca biarpun tak terlalu sering mengingat padatnya jadwal pemuda itu di dunia yang tak jauh berbeda dengan dunia yang ditekuni pemilik separuh nyawanya itu – Mariya.

==============================

Hitomi wo tojite mitara hora zutto
soba de kimi wo kanjireta toki
mafuyu no tsumetai yozora no moto
furihajimeta yamisou ni nai yuki kono koi

(If you close your eyes, look)
(At that moment I felt you’ll be my side forever)
(Under the cold winter sky)
(The snow won’t stop falling
This love
)

Ryosuke kembali menutup matanya – merasakan bahwa Mariya tak pernah benar-benar jauh darinya – merasakan betapa sebenarnya hati mereka saling terkoneksi.

“Tunggulah aku Mari-chan… Suatu saat kita akan kembali bersatu…”

“Aku yakin itu…”

==============================

Futari de aruku fuyu no ashiato hitori janai tte me de mitewakaru
sonna hitotsu hitotsu no tsumikasane ga yokei ni tagai wo hanarenaku saseru

(When you look at the winter footprints we leave
walking together, you know you’re not alone
Such things make us never part from each other
)

Jarak tak akan merubah apapun…

Kenangan-kenangan itu akan tetap tersimpan rapat di hati mereka masing-masing.

Entah berapa musim dingin yang telah mereka lewati bersama, tapi kini mereka hanya mampu terdiam seorang diri memandangi salju yang terus turun.

Mengingat ketika keduanya begitu bersenang-senang menikmati kebersamaan mereka di atas tumpukan salju yang menutupi setiap ruas jalan.
Memandang kebelakang dan mendapati tapak langkah kaki mereka yang selalu melangkah beriringan – seakan tak ada sedikitpun jarak di antara keduanya.
Terkias betapa sebenarnya tak ada sedikitpun alasan yang akan mampu memisahkan mereka…
Karena hati mereka tetap menyatu…

“Ryosuke… Aku akan tetap menunggumu”

==============================

Sukidayo negai komete gyutto
sono te nigirikaeshita toki
mafyu no tsumetai yozora no moto
hora yuki ga maiorite

(I love you, I make a wish)
(that moment when you squeezed my hand back tightly)
(under the cold night sky)
(Look, snow is falling)

Kitto sugu mata aitaku naru kara
boku wa sono negai wo komenagara
irozuku gin no keshiki ni mitoreta
kimi no odeko ni yuki ni magire sotto kisu shita

(For sure I want to see you again soon)
(While making that wish)
(I’m enchanted by the snowy scenery changing color)
(Snow fell on your forehead and I gently kissed it)

Pria itu telah beranjak dewasa…

“Ryosuke…,”

Si gadis terus memandangi layar kaca di depannya yang tengah menampilkan sosok yang memang telah begitu lama ia rindukan.
Semakin merindukannya setiap memandangi acara yang sebenarnya memang tidak disiarkan secara langsung.

Anak kecil yang begitu manis yang kini telah tumbuh menjadi pria dewasa…

Mungkin memang benar rindunya sudah tak lagi terbendung…
Lengannya hanya mampu mengelus ringan wajah di layar kaca itu – membuat sepasang suami istri yang tak lain adalah kedua orang tua Mariya itu menangis sedih memandangi anak semata wayangnya yang sampai detik ini belum sedikitpun melupakan Ryosuke atau bahkan mau membuka hatinya untuk pria lain.

Ia hampir saja menangis…
Namun,
Sebuah bel rumah mampu mengalihkan pikiran gadis itu tuk sejenak.

Nakajima Yuto dan Chinen Yuri…
Dua orang tamu yang benar-benar tak mereka sangka akan datang ke rumah itu.

“Ryosuke mengalami kecelakaan dan saat ini kondisinya kritis. Ia terus menyebut namamu, Nishiuchi-san…”

Sebuah pengakuan dari dua orang yang sempat menjadi teman sekelasnya itu, membuat si gadis syok luar biasa.

Kakinya gemetaran…
Begitu juga dengan tangan dan bagian tubuhnya yang lain…

Pikirannya belum mampu sepenuhnya mencerna kabar itu – atau lebih tepatnya belum mau menerima andai hal itu benar-benar terjadi.

Tanpa ada embel-embel apapun,
Gadis itu segera berlari keluar dari rumahnya…

Penampilannya teramat kusut kali ini…
Yuto dan Chinen segera menyusul dan dengan segera mengantarkan gadis itu ke tempat Ryosuke berada sekarang – seakan tau pasti bagaimana kegelisahan yang terpampang jelas di wajah Mariya.

==============================
Gin no Sekai ni Negai wo Komete
==============================

Mereka berlari menyusuri koridor rumah sakit yang begitu dingin itu…

“Deegghh…”
Langkah kaki mereka terhenti beberapa belas meter dari ruang Ryosuke di rawat.

Semua menangis…
Setiap orang di depan ruang itu menangis tersedu-sedu…

Seketika jantung Mariya berdegup semakin cepat…
Air matanya terhenti di sudut matanya…

Ia mulai melangkah pelan…

Daiki dan yang lainpun hanya mampu menatap sedih melihat kedatangan gadis itu – menatap si gadis dengan wajah penuh linangan air mata.

“Tidak mungkin… Tidak mungkin…,”

Jemarinya perlahan membuka daun pintu ruang itu – melangkah perlahan masih dengan badan yang bergetar jelas.

Ia telah sempurna berdiri dalam ruang itu…
Memandang gundukan kain putih yang menutupi sesosok tubuh manusia di satu-satunya ranjang di ruangan itu.

Ia melangkah penuh keraguan…

Tangannya meraih kain itu – pelan – dan membukanya…

Hanya menangis…
Memandangi wajah yang begitu ia rindukan…
Sosok tubuh yang teramat ia rindu untuk dipeluknya, kini hanya terbaring diam tak menyambutnya…

“Ryosuke…”
Gadis itu masih belum mampu menerima kenyataan itu.

Bahkan sekarang ia benar-benar tak tahu apa yang harus dilakukannya…

Menangis??

Ia sudah terlalu lelah…
Tapi tetap saja memang hanya itu yang mampu dilakukannya…

“Kitto sugu mata aitaku naru kara
boku wa sono negai wo komenagara
irozuku gin no keshiki ni mitoreta
kimi no odeko ni yuki ni magire sotto kisu shita

Suara itu tiba-tiba terdengar melantun merdu…

Tubuh yang terbaring itu…

Tubuh itu mulai bangun dan mengecup ringan kening Mariya yang menatapnya penuh perasaan yang tak mampu diartikannya.

Mengecupnya tepat setelah kata “kisu shita”

“Ne, Mari-chan… Arigatou telah menungguku selama ini. Maukah kau menjadi mempelaiku?” Ryosuke tersenyum lembut pada gadis yang sudah 6 tahun tak dijumpainya itu.

Daiki dan yang lainpun hanya mampu tersenyum setelah mengusap air mata palsu yang sebelumnya membasahi sempurna wajah mereka.

Sementara Mariya…
Gadis itu hanya mampu memberikan tatapan kosongnya hingga detik ini…

“Ne?!” Ryosukepun hanya bisa menatap bingung memandangi ekspresi datar Mariya yang menatapnya dengan tatapan kosong…

Seakan mulai memahami kalau yang dilakukannya itu sudahlah masuk dalam kategori keterlaluan, Ryosukepun segera memeluk erat gadis yang duduk di ranjang yang sama dengannya itu.

“Mari-chan… Tadaima…”

“Aishiteru”
Kedua bibir itu kembali bertemu – membawa kembali si gadis ke alam sadarnya dan dengan segera membalas pelukan dan ciuman itu.

“Jangan pernah lakukan ini lagi…,” tangisan Mariya pecah…

Disusul senyum Ryosuke yang dengan perlahan nan lembut memakaikan cincin itu di jemari Mariya.

Sementara manusia-manusia yang hanya mampu memandang adegan itu dari arah pintupun ikut tersenyum senang.

“Anak itu mendahului kita…,” ucap Yabu kepada para anggota BEST lainnya mengingat mereka masih sedikit jauh dari kata menikah saat ini.

“Kita sudah tak lagi bisa memperebutkannya,” Chinen ikut berkomentar dengan senyum khasnya – berbicara ke arah Yuto dan Daiki yang selama ini menjadi saingan terkuatnya dalam merebut perhatian seorang Yamada Ryosuke.

Hikarupun ikut merespon dengan bijak, “syukurlah setelah sekian tahun akhirnya mereka kembali bersama…”

Senyumpun terhias kembali dengan ikhlas di wajah mereka semua. Tak ada lagi hari-hari yang menyakitkan…

Hanya akan ada hari-hari penuh tawa keceriaan…


==============================
OWARI – THE END – ARIGATOU FOR READING ^^
==============================





No comments:

Post a Comment

Mohon komentar sahabat demi kemajuan blog ini.
Terima kasih ^^

Followers