Monday, 8 April 2013

[Fanfic] HSJ - WITH YOU


Title : WITH YOU
Author : Rin Jumpers aka Rin Fujiyama
Genre : Romance, Angst
Rating : General
Cast : Yuki (OC), Inoo Kei, Yamada Ryosuke

Fanfic request dari seorang ‘adek’
Fanfic pertama dari Rin Jumpers yang keseluruhannya menggunakan kalimat tidak langsung.

Happy Reading ^^v

=======HBD=======
=======HBD=======

Cinta itu sudah lama terpendam…

Hubungan itu telah lama terjalin…

Suatu bentuk kebersamaan antara dua anak manusia yang begitu membingungkan – tak tau pasti apa sebutan yang layak bagi bentuk hubungan mereka itu.

Pacaran?!

Bukan…
Tak pernah ada kata yang mengikat keduanya bahwa mereka adalah sepasang kekasih.

Sahabat?!

Tak demikian pula…
Mengingat hubungan mereka lebih dari itu.

Sebuah kebersamaan namun tak bersama…
Semua pun tak akan pernah memahami apa sebenarnya ikatan di antara mereka.


=======HBD=======

Yuki…
Seorang gadis yang menaruh perasaan cinta pada seorang pemuda yang harusnya tidak ia cintai.

Selayaknya perasaan gadis itu bagaikan kisah cinta legendaris antara Romeo & Juliet.

Ya…
Ia sudah terlanjur memberikan hatinya pada pemuda itu – biarpun secara formal kata-kata penyerahan hati itu belum sekalipun terealisasi. Tapi ia tahu…
Pemuda yang telah merenggut hatinya itu memiliki perasaan yang sama dengannya – biarpun keduanya sama-sama masih memendam cinta mereka masing-masing…

Mereka berdua saling mencintai.
Tapi…
Perbedaan keyakinan di antara keduanya yang membuat keluarga mereka sama-sama tak kan pernah merestui hubungan mereka terjalin lebih jauh – sampai kiamatpun.

Cinta mereka ditentang…

Sebesar apapun cinta keduanya, ikatan keluarga bukanlah hal yang bisa mereka buang dengan mudahnya.

Kayakinan dan kepercayaan yang selama ini dibangun oleh masing-masing keluarga – sebuah iman yang bertentangan – memang tidak mudah untuk mempertemukan dua ujung berlainan itu dalam satu titik ikatan sakral.

=======HBD=======

Kei mengelus ringan poni Yuki dan merapikannya setelah beberapa saat lalu helai-helai rambut itu kusut dan berantakan setelah si gadis menangis berjam-jam.

Dalam kebersamaan itu, mereka berdua benar-benar bagai sepasang kekasih.

Selama ini memang mereka sama-sama belum pernah menyatakan perasaan cinta. Bagi keduanya, kata-kata itu tidaklah penting – sebuah tindakan nyata akan lebih bermakna dari sekedar kata-kata yang hanya menjadi hiasan di telinga.

Kei terus mencurahkan perhatiannya pada Yuki seorang. Entah apakah ini akan menjadi hari terakhir kebersamaan mereka – setelah sebelumnya keluarga Yuki memutuskan untuk menunangkan putri semata wayangnya itu dengan seorang pemuda bernama Ryosuke Yamada yang sekalipun belum pernah dikenalnya – belum pernah dikenal oleh Yuki…

Tangan itu terus membelai dengan lembut…
Ingin menangis tapi tak sanggup…

Kei harus kuat kali ini…

Kesedihannya pastilah sama dengan kesedihan yang dirasakan oleh Yuki.

=======HBD=======

Pagi itu Yuki terbangun dengan perasaan yang teramat berat.
Kei mengantarkannya pulang semalam hanya demi tetap menghargai keluarga Yuki – biarpun niatan baiknya itu tak pernah mendapat tanggapan positif dari seluruh keluarga besar si gadis.

Tentunya semua itu juga bukan hal yang mudah bagi Kei.

Tapi ia tetap bertahan…

Karena ia memang mencintai Yuki setulus hati – biarpun ia sendiri juga harus berhadapan dengan amarah keluarganya sendiri setiap kali sampai di rumah dan kedapatan telah menemui Yuki.

Kei tak pernah menyembunyikan apapun tentang hubungannya…

Ia selalu berkata jujur andaipun itu akan membawanya pada siksaan fisik dan batin – karena ia tak ingin sebuah hubungan yang didasari cinta harus ternoda dengan kata-kata dusta hanya untuk melindungi diri.

=======HBD=======

Ryosuke telah duduk di samping Yuki yang baru saja terbangun. Pemuda itu terlihat begitu rapi dan nampak begitu segar dengan senyum yang menghias wajahnya ketika Yuki memakukan kedua bola matanya pada si pemuda – memakukan tatapan tak paham kenapa pemuda itu ada di kamarnya di jam yang baru menunjukkan pukul 8 pagi.

Tapi seketika sebuah benda melayang dengan disengaja…

PYAARR…

Suara benda pecah terdengar seketika membuat seisi rumah segera menghampiri sumber suara yang tak lain berasal dari kamar Yuki.

Sebuah vas bunga terlihat pecah berantakan di lantai. Kedua orang tua Yuki yang baru saja memasuki kamar itupun seketika kaget melihat pemandangan di kamar putrinya tersebut. Kaget bukan karena vas yang tercecer berantakan, namun karena calon menantu mereka yang nampak memegang erat pelipisnya yang deras mengucurkan darah.

Yuki berteriak keras…

Menyatakan ketidakterimaannya andai harus menikah dengan orang yang baru dikenalkan dengan dirinya kemarin itu.

Gadis itu terus berteriak murka – bahkan kali ini ditangannya telah menggenggam kuat vas bunga lain yang siap dilemparkannya seperti vas bunga sebelumnya yang sukses dilemparnya tepat mengenai kepala Ryosuke tadi sebelum akhirnya pecah berantakan terjatuh di lantai.

Ayah Yuki hampir saja melangkah cepat dan menanggapi kemurkaan putrinya itu dengan kekerasan pula. Tapi… lengan Ryosuke dengan cepat menggapai lengan calon ayah mertuanya itu hingga si ayah seketika menghentikan langkahnya.

Pemuda itupun melayangkan senyumnya – mengatakan bahwa ia baik-baik saja dengan semua perlakuan Yuki padanya, dan meminta agar si ayah tidak melampiaskan amarahnya itu.

Dengan amarah, hanya akan menimbulkan masalah yang baru…
Itulah keyakinan yang dipegang teguh oleh pemuda itu yang membuatnya mampu mengendalikan setiap perasaannya.

=======HBD=======

Hari demi hari berlalu…

Kini, kemanapun Yuki pergi, Ryosuke akan terus mengantar dan menemaninya – karena itulah yang diminta oleh kedua orang tua Yuki.

Yuki sendiri tak pernah paham kenapa pemuda dengan kategori sempurna seperti Ryosuke terus mencoba mendapatkan cintanya. Padahal, masih banyak gadis lain di luar sana yang pastinya akan langsung mengiyakan setiap ajakan yang pemuda itu lanturkan.

Yuki sudah tahu…
Ryosuke jauh lebih kaya dan lebih cerdas darinya.
Seorang pemuda yang memiliki masa depan cerah dan segala tutur kata yang sopan.

Tapi…
Bagaimanapun juga hatinya memang hanya milik Kei seorang.

Sekaya apapun…
Sebaik apapun…
Sepandai apapun…

Semua itu tak kan pernah mampu membeli yang namanya CINTA.

=======HBD=======
=======HBD=======

Kembali pada Yuki yang kali ini tengah berjalan mendahului Ryosuke yang terus mengikutinya…

Jutaan kata terealisasi dari dua sisi bibir Ryosuke setiap kali keduanya tengah berjalan bersama. Namun, tidak satupun dari kata-kata itu yang mendapatkan tanggapan.

Meski tau bahwa Yuki membencinya, Ryosuke tak pernah sekalipun terlihat murung atau bahkan putus asa dengan semua perlakuan tidak nyaman Yuki yang dilontarkan kepadanya.

Suatu ketika ada pertanyaan dari Ryosuke yang membuat Yuki sempat tertegun. Hal yang baru satu kali ini terjadi ketika Yuki memberikan perhatian pada kata-kata yang dilontarkan oleh pemuda yang tidak disukainya itu.

Sebuah pertanyaan yang menanyakan kenapa Yuki mencintai Kei dengan sebuah cinta yang sebegitu besarnya hingga tak pernah sekalipun memberi Ryosuke kesempatan untuk memasuki hatinya.

Yuki masih tertegun…

Bisa saja gadis itu tak memberikan jawaban seperti halnya waktu-waktu sebelumnya dimana si gadis memang belum pernah sekalipun merespon kata-kata pemuda yang saat ini sudah resmi menjadi tunangannya itu.

Namun…
Melihat senyum ramah yang selalu menghias wajah Ryosuke, rasanya tak ada salahnya sesekali ia memberikan jawaban. Bahkan setelah melihat bekas luka di pelipis Ryosuke yang belum sepenuhnya hilang, entah kenapa perasaan Yuki mulai luluh.

Bibir itupun mulai terbuka.

Ryosuke segera terdiam dan memberikan perhatian penuhnya ketika Yuki mulai berbicara menanggapi.

Kata-kata itu mengalir jauh dari kata lancar.

Namun, cukup bagi si pemuda untuk memahami apa yang telah diutarakan Yuki barusan.

Gadis itu pernah kehilangan cintanya…

Kei bukanlah cinta pertamanya.

Cinta pertama Yuki telah ia berikan seutuhnya pada seorang anak lelaki yang sempat menjadi tetangganya dulu – biarpun kebersamaan itu hanya terjalin beberapa minggu karena si anak lelaki yang selalu pindah-pindah tempat tinggal.

Hanya karena sikap Yuki yang selalu plin plan, ia kehilangan anak yang disukainya itu yang harus pindah mengikuti pekerjaan orangtuanya. Kehilangan cinta pertamanya yang bahkan belum ia ketahui namanya.

Dan kali ini…
Yuki tak ingin hal itu terulang lagi.

Ia ingin terus menjaga cintanya – tak ingin lagi ragu dan setengah-setengah dalam memberikan perasaannya.

Ia akan setia sampai akhir…

Ryosuke kini paham kenapa Yuki memang masih belum bisa membuka hati untuknya. Tapi…
Ia tak mungkin menyerah.

Impossible is I’am Possible baginya.

Bukannya merasa kehilangan harapan, pemuda itu malah semakin bersemangat untuk mendapatkan perhatian dari gadis yang terus diikutinya itu.

Yah,
Setidaknya kali ini gadis itu telah berkenan memberinya jawaban atas satu pertanyaannya – harapan akan selalu ada.

=======HBD=======
=======HBD=======

Hari itu, Yuki bertindak nekad dengan kabur diam-diam dari rumahnya. Ini adalah pertama kali baginya melakukan itu.

Hujan begitu deras…

Angin berhembus dengan kencangnya…

Gadis itu telah sempurna bermandikan hujan di jalanan yang tergenang banjir ini.

Kakinya terus melangkah…

Sudah lama ia tak menerima kabar apapun dari Kei – membuatnya frustasi dan nekad melakukan ini.

Yuki tahu…
Kei pasti sama menderita seperti dirinya. Tak mampu menghubungi orang yang dikasihi sepenuh hati. Dan bahkan tak bisa untuk bertemu barang hanya saling bertegur sapa.

Orang tua Yuki menyita ponselnya, hingga begitu lama ia memendam perasaan kangennya pada Kei yang teramat sangat.

Kini ia sudah tak lagi peduli.

Ia ingin bertemu…

Bertemu dengan Kei Inoo – si pemilik hatinya.

=======HBD=======

Sampai juga ia di tempat itu. Sebuah pemandangan yang terlihat berbeda dari hari-hari biasanya saat mereka masih bersama, dulu.

Tangisan terdengar di setiap ujung rumah Kei

Singkat kata, singkat cerita…

Kei telah terbaring dalam kotak persegi panjang putih itu dengan wajah yang sudah begitu pucatnya – pemuda itu sudah tak lagi bernyawa.

Yuki terpaku tak percaya memandangi foto yang dipajang di atas peti itu…

Ia benar-benar tak bisa mempercayainya.

Hingga…
Tanpa Yuki sadari, ibu Kei telah berdiri di sampingnya dengan wajah yang dibanjiri derai air mata.

Wanita paruh baya itu menampar keras pipi Yuki dan mendorong kasar gadis itu hingga kembali bermandikan air hujan.

Sakit rasanya ditampar dan terjatuh sedemikian rupa. Tapi, jauh lebih sakit hati Yuki ketika menyadari bahwa pemandangan di hadapannya itu memang bukanlah mimpi.

Kei telah tiada…

Jarak yang tercipta antara dirinya dan Yuki membuat pemuda itu lebih memilih mengakhiri hidupnya. Benar-benar bukan seperti Kei yang selama ini Yuki kenal – sosok pemuda yang entah bagaimana tak pernah menunjukkan sikap lemahnya di hadapan si gadis, kini malah terbaring tak bernyawa karena tak sanggup menahan segala derita perasaannya.

=======HBD=======

Yuki terus menangis di bawah guyuran hujan yang semakin lebat itu. Gadis itu benar-benar tak memiliki keberanian untuk sekali saja menyentuh wajah Kei untuk yang terakhir kalinya.
Ia tak berani…

Hingga tiba-tiba hujan sudah tak lagi mengguyurnya.

Entah bagaimana pemuda itu menemukannya, Ryosuke meletakkan payung itu tepat di atas Yuki untuk melindunginya.

Yuki sempat memandangi pemuda itu sepersekian detik…

Hingga akhirnya tangannya kembali melayang, memberikan hantaman-hantaman kasar pada tubuh Ryosuke dengan segala luapan amarah – meluapkan semua pada pemuda itu – bahwa semua adalah salah Ryosuke yang hadir dalam kehidupannya.

Pemuda itu hanya pasrah…

Tak ada niat sedikitpun untuk menghindar…

Gadis itu benar-benar butuh tempat untuk melampiaskan emosinya – pemuda itu sadar betul.

Ujung bibir Ryosuke mengeluarkan darah segar ketika hantaman Yuki tepat menghantam keras wajahnya.

Pemuda itu hanya terus berdiri mematung – menerima semua dengan perasaan terbuka. Sementara si gadis terus memukul dan melontarkan kata-kata kasar pada Ryosuke.

Kedua sisi bibir Ryosuke akhirnya terbuka. Pemuda itu masih dengan senyum lembut khasnya meminta pada Yuki agar terus memukulnya andai itu mampu menenangkan perasaan si gadis.

Setelah memandang senyum itu, entah kenapa Yuki malah berlari menjauh sambil terus menangis – membuat Ryosuke tak ada pilihan lain selain untuk segera mengejarnya.

=======HBD=======

Di jalanan yang sepi itu Yuki masih terus berlari…

Ia tak tahu lagi apa yang harus dilakukannya setelah kini satu-satunya orang yang dicintainya telah pergi meninggalkannya.

Ia terus berlari sambil mengingat-ingat kenangan-kenangannya selama ini dengan Kei.

Andai saja…

Andai saja mereka tidak beda dalam hal keyakinan, semua ini pasti tak akan pernah terjadi.

Akhirnya gadis itu mengambil keputusan terakhirnya ketika memandangi sebuah mobil melaju ke arahnya – dengan sengaja Yuki berlari menerjang mobil itu – benar-benar dengan sengaja karena ia sendiri sudah tak lagi sanggup menahan perasaannya – mungkin sama seperti yang Kei rasakan.

Ryosuke menyadari tindakan nekad Yuki.
Pemuda itupun berlari sekuat tenaga mencoba menghalangi hal buruk yang mungkin akan terjadi.

Tapi…

BBUUGGHH…

Tabrakanpun tak terhindarkan hingga membuat segala pandangan dunia ini menjadi kelam tanpa warna.

Kisah cinta merekapun berakhir sampai di sini…

=======HBD=======
=======HBD=======

2 tahun telah berlalu sejak kejadian tersebut…
Tepat tanggal 7 April 2013, kini.

Dengan ringan ia menaruh sebucket mawar merah di depan batu nisan itu.

Beberapa kali ia mengelus nisan itu dengan perasaan penuh kasih – sebelum akhirnya ia beranjak pergi – berjalan ringan ke arah mobil yang ia parkirkan tak jauh dari pemakaman.

Seorang wanita telah menyambutnya di samping mobil itu – seorang wanita yang tak lain adalah istrinya yang tengah menggendong bayi mungil, buah hati keduanya.

Ryosukepun membalas senyum istrinya itu, mengecup ringan kening sang istri dan anak, dan akhirnya merekapun berlalu…

Sebuah nisan yang bertuliskan nama Yuki…
Dengan sebucket bunga mawar dari Ryosuke dengan sebuah kertas bertuliskan “Selamat Ulang Tahun Yuki”.

Andai 2 tahun lalu Ryosuke mampu berlari lebih cepat, mungkin gadis yang ia sayangi itu tak kan meninggalkannya dengan cara seperti itu – meninggal di hari yang sama dengan kematian Kei.

Ryosukepun kini masih terus tersenyum…
Belajar mengikhlaskan semua – karena kini ia telah mempunyai keluarga sendiri yang harus ia jaga.

Tak pernah sekalipun ia membuka perasaannya…
Bahwa dialah sebenarnya cinta pertama Yuki yang dulu terpaksa meninggalkan gadis itu.

Bahkan hingga gadis itu tlah tiada kini, Ryosuke masih menyimpan semua kenangan itu dalam dirinya sendiri.

Kenangan ketika Ryosuke kecil berjanji akan menikahi Yuki kecil saat mereka sudah dewasa nanti.

Tapi sayang…

Janji itu sudah tak mungkin lagi terealisasi.

Hanya doa yang mampu pemuda itu panjatkan, semoga Yuki bahagia di sana bersama Kei. Dan Ryosukepun akan menjemput kebahagiaannya sendiri dengan keluarga barunya itu.

“SELAMAT ULANG TAHUN YUKI”

=======HBD=======
=======HBD=======

OWARI…
ARIGATOU FOR READING ^^

No comments:

Post a Comment

Mohon komentar sahabat demi kemajuan blog ini.
Terima kasih ^^

Followers