Friday 3 May 2013

[Fanfic HSJ] - SILENCE 01


Hey!Say!JUMP Fanfiction (Indonesia)

Title : SILENCE
Diadaptasi dari dorama Taiwan dengan judul yang sama

Author : Rin Fujiyama
Genre : Romance, Family, Angst
Rating : General
Cast :

Yamada Ryosuke as Yamada Ryosuke
Arioka Daiki as Arioka Daiki
Nakajima Yuto as Nakajima Yuto
Chinen Yuri as Chinen Yuri
Takaki Yuya as Yamada Yuya
Yabu Kota as Yabu Kouta
Inoo Kei as Arioka Kei
Okamoto Keito as Okamoto Keito
Yaotome Hikaru as Yaotome Hikaru


Happy Reading…

*********************
Chapter 01 = Pertemuan
*********************

Summary :

Pernahkah kau mendengar tentang “bintang keberuntungan”?

Bintang keberuntungan adalah sebuah kode…
Sebuah kode yang dibuat dengan mengaitkan jemari-jemari di kedua telapak tangan kita, hingga kaitan itu nampak seperti sebuah bintang.

Itulah “bintang keberuntungan”…


*********************

Orang-orang planet Mars biasanya membentuk kode itu ketika seseorang yang kita cintai dan mencintai kita, telah meninggalkan kita. Hingga kita akhirnya sadar, betapa kita teramat merindukan mereka yang telah meninggalkan kita.

Kode itu akan tersampaikan pada mereka yang telah pergi…
Dan pada saat itu, mereka yang telah tiada akan tersenyum pada kita dan senantiasa memberkati kita.

Percayakah kau dengan hal itu?

==============
STORY START
==============

Gadis itu melangkah dengan penuh senyuman di pinggiran pantai itu. Hingga akhirnya ia benar-benar telah berada di batas antara pantai dan laut, iapun akhirnya menghentikan langkahnya.

Dipandanginya langit kala itu…

Kedua lengannya terangkat perlahan…

Jemarinya saling ia kaitkan…

“Bintang keberuntungan…”
Itulah kode yang tengah ia buat.

Sebuah kode yang mengingatkannya pada seorang anak lelaki yang tak kan mungkin bisa ia lupakan – seorang anak lelaki yang dijumpainya 13 tahun yang lalu.

Dialah anak yang telah memberinya kenangan terbaik dalam hidupnya.

Matsumoto Ainami…
Ia masih tetap menyimpan kenangan-kenangan itu dalam lubuk hatinya yang terdalam.

==============
==============

Gadis itu kembali teringat kehidupan masa kecilnya…

Ayahnya – Matsumoto Jun – adalah seorang pengusaha. Sayang, ayahnya tersebut meninggal ketika usianya baru 11 tahun.

Semenjak saat itu, ia dan ibunya kembali ke kediaman ibunya di pinggiran kota Osaka. Sebuah tempat yang dipenuhi pemandangan alam yang mengagumkan – berharap keduanya akan hidup bahagia di sana.

Di tempat itu, ia dan ibunya berjualan nasi dan daging giling untuk mendapatkan uang. Daging giling adalah makanan kesukaan ayahnya yang telah tiada.

Kini, mereka hidup bertetangga dengan seorang paman dan anak laki-lakinya.

Arioka Kei…
Dia dulunya adalah teman kantor almarhum Matsumoto Jun. Pria ini hanya hidup dengan seorang anak laki-laki karena isterinya juga telah meninggal.

Aina begitu dekat dengan anak dari paman itu.

Keduanya sering bermain bersama…

Arioka Daiki…
Anak lelaki itu sudah dianggap Aina sebagai kakaknya sendiri.

Mereka hidup bahagia di sana…

Daiki selalu semangat menemani gadis itu berangkat dan pulang sekolah bersama. Hingga suatu ketika, saat keduanya tengah berada di dalam bis untuk pulang ke rumah seperti hari-hari biasanya, tiba-tiba sebuah mobil melintas tepat di hadapan bis itu.

Kecelakaan pun tak terhindarkan…

Bis itu terpelanting dan terlempar puluhan meter melengkapi kaca dan body bis yang telah hancur.

“Aaarrgghhh…”
Aina berteriak…

Badannya sudah benar-benar terhimpit – penuh luka – syok – dan kekagetan yang luar biasa atas kejadian yang begitu tiba-tiba itu.

Ia sempat berpikir ia akan mati…

Dari tempat kecelakaan itu, Daiki yang tak mempedulikan luka di tubuhnya sendiri, terus berlari menggendong Aina – membawa gadis itu ke rumah sakit kecil di daerah itu – terus berlari dengan dipenuhi kecemasan yang teramat sangat.

Sementara gadis yang tengah digendong – Aina – ia seakan ingin berteriak sekeras mungkin atas segala sakit yang dideritanya. Tapi…
Tak peduli seberapa keras ia mencoba, tak ada sedikit suarapun yang keluar dari mulutnya.

“Dokter…”

“Dokter…”

Daiki terus berlari di lorong rumah sakit itu…

==============
==============

Sejak saat itu, Aina sudah tak lagi mampu berbicara.
Dokter telah memeriksanya berulang kali…
Memberinya berbagai jenis obat…

Tapi hasilnya sama saja.

Nihil…

==============

Daiki dimarahi habis-habisan oleh ayahnya karena hal itu. Bahkan, Kei tak segan-segan mengayunkan tangannya berulang kali memukuli anaknya sendiri yang hanya mampu diam tanpa melawan karena menyadari kesalahannya yang tak mampu menjaga gadis itu.

Aina masih belum benar-benar bisa menerima andai sisa hidupnya harus ia habiskan dalam keadaan bisu.

Ia menangis dan berlari ke atap rumah sakit sendirian.

Berteriak sekeras mungkin meluapkan segala kesedihannya, tapi tetap saja tak ada suara yang keluar dari mulutnya.

Tiba-tiba ia menyadari…
Ia merasa begitu kesepian, hening.

Di usianya yang baru 11 tahun itu, kini ia merasa benar-benar asing di dunianya sendiri.

“SILENCE”

Entah apakah ia akan sanggup menerima dirinya yang sekarang.

Gadis itupun kini mulai menyendiri. Setiap ada kesempatan, ia selalu melarikan diri dari rumah sakit…

Hingga akhirnya ia menemukan tempat itu…
Tempat yang tak seorangpun tau. Dan akhirnya sejak saat itu, ia sering ke tempat itu untuk menyendiri – sebuah ruang kecil berbataskan tembok tanah liat, di bawah sebuah gereja kecil…

Ia menempatkan sebuah surat – surat yang berisi luapan kesedihannya – ke dalam sebuah lubang kecil di tempat itu.

==============

Keesokan harinya, ada sebuah surat lain di lubang itu.

Sebuah surat yang berisi bahwa bukan hanya ia yang merasakan kesedihan akan sebuah dunia yang hening dan sepi.

Aina tertegun…
Ternyata bukan hanya ia yang merasakan keheningan itu…

Tapi siapa yang telah menulis surat itu?!

Dan pada akhirnya,
Pintu itupun terbuka…

Aina menoleh seketika bertepatan dengan denyitan suara pintu itu.

Dilihatnya anak laki-laki itu…

Seorang anak yang belum dikenalnya – anak yang berdiri ditemani sebuah tongkat yang menopang badannya – melengkapi kaki kirinya yang tengah diperban.

“Kau kah itu yang selama ini menulis surat?” anak lelaki itupun bertanya pada Aina yang masih menatapnya diam.

Gadis itu tak pernah tau, andai pertemuannya dengan anak lelaki itu akan memberikannya sebuah memori yang sampai kapanpun tak akan pernah ia lupakan – sebuah kebahagiaan…


==============
Chap. 01 = Owari
==============

No comments:

Post a Comment

Mohon komentar sahabat demi kemajuan blog ini.
Terima kasih ^^

Followers