Friday 10 May 2013

[Fanfic] - HSJ - SILENCE Chap. 03


Hey!Say!JUMP Fanfiction (Indonesia)

9 Mei 2013
Sebelumnya, saya mau mengucapkan “otanjoubi omedetou” untuk anak saya tersayang yang selalu bikin doki-doki… ‘Yamada Ryosuke’
Diusia yang sudah 20 tahun ini, mama akan selalu setia menjagamu.
“Don’t worry, be happy” << ngutip kata-kata seseorang…

*********************

Title : SILENCE
Diadaptasi dari dorama Taiwan dengan judul yang sama

Author : Rin Fujiyama
Genre : Romance, Family, Angst
Rating : General
Cast :

Yamada Ryosuke as Yamada Ryosuke
Arioka Daiki as Arioka Daiki
Nakajima Yuto as Nakajima Yuto
Chinen Yuri as Chinen Yuri
Takaki Yuya as Yamada Yuya
Yabu Kota as Yabu Kouta
Inoo Kei as Arioka Kei
Okamoto Keito as Okamoto Keito
Yaotome Hikaru as Yaotome Hikaru

Matsumoto Ainami (OC)
Ohno Natsumi (OC)
Kato Rubi as Yamada Rubi
Honda Sakura (OC)
Chinen Irumi (OC)
Others…


Happy Reading…


*********************

Chapter sebelumnya :

Ia terus berlari…

Ingin berteriak…

Tapi tetap saja ia tak mampu memanggil Ryosuke dan meneriakan jawabannya.

Hingga akhirnya gadis itu terjatuh…

Hanya tangisan tanpa suara yang kembali terealisasi – mengiringi Ryosuke yang telah berlalu pergi dengan tetap memandangi gadis yang tengah menangis itu dari dalam mobilnya.


*********************
Chapter 03 = Perjumpaan Kembali
*********************

Gadis itu hanya bisa kembali dengan perasaan sedih…
Sendirian memasuki ruang rahasia antara dirinya dan Ryosuke.

Iapun membuka lubang itu dan memasukkan secarik kertas baru ke sana – sebuah kertas bertuliskan jawaban darinya atas pertanyaan Ryosuke yang belum terjawab.

Berharap kelak jawaban itu akan tersampaikan pada Ryosuke.


==============
==============

Beberapa hari setelah kejadian itu, Aina telah diijinkan keluar dari rumah sakit. Gadis itu kini tinggal bersama Arioka Kei dan Daiki.

Detik itu juga, Aina segera mengambil secarik kertas bertuliskan nomer telepon Ryosuke dan dengan segera menelepon nomer tersebut.

“Haloo… Haloo, aku Yamada Ryosuke.”

Setiap kali mendengar suara Ryosuke, gadis itupun dengan buru-buru menutup telepon itu.

Hatinya benar-benar sakit karena ia sedikitpun tak mampu menjawab kata-kata Ryosuke.

Hal itu terjadi berulang kali…

“Haloo… Haloo, aku Ryosuke… Martian dari ruang rahasia itu… Kenapa kau diam saja…”

Seperti biasa…
Ainapun hanya bisa menutup telepon itu dengan segera dan menangis. Ia begitu sedih, karena hanya mampu menjawab Ryosuke dengan keheningan.

Silence…

Gadis itu berlari ke luar rumah untuk meluapkan segala kesedihannya. Tanpa ia sadari, ada seseorang yang selama ini selalu mengawasinya…

Daiki…

Selama ini ia tau tentang hubungan Aina dengan seorang anak lelaki di rumah sakit itu. Bahkan, ia tau ketika Aina berlari sekuat tenaga mengejar mobil si pemuda yang telah berlalu pergi.

Entah kenapa hati Daiki selalu sakit setiap mengingatnya…

Hingga…
Dilihatnya secarik kertas di samping telepon itu…

Kertas bertuliskan nama Yamada Ryosuke dan nomer teleponnya. Entah setan apa yang merasuki Daiki, iapun mengambil kertas itu dan memasukannya ke dalam kantongnya.

==============

Kehilangan…
Aina akhirnya menyadari, selembar kertas dari Ryosuke itu telah hilang.

Gadis kecil itu terus mencoba mencarinya.
Mengacak-acak segala buku dan perabotan berharap mampu menemukan kertas itu.

Sementara di sudut itu, Daiki hanya mampu memandang diam-diam Aina yang masih saja berusaha menemukan apa yang tengah di carinya.

Tetap saja…

Gadis itu tak mampu menemukannya…

Sekali lagi ia menangis dan berlari pergi tak menghiraukan panggilan Kei yang terlihat begitu mengkhawatirkannya meski tak tau apa yang sedang terjadi.

“Aina… Maafkan aku…” Daiki masih terus memandangi gadis itu ketika si gadis kembali menangis.

Jujur, ia tak tahan setiap kali melihat air mata gadis itu.

Tapi apa mau dikata…
“Aku tak ingin melihatmu bersedih lagi. Lupakanlah dia, Aina…” Daiki meremas kuat-kuat kertas di genggamannya – selembar kertas kepunyaan Aina – kertas yang sampai kapanpun tak akan pernah ia berikan kembali pada gadis itu.

==============

Hari demi hari berlalu…

Daiki terus menjaga Aina ke manapun gadis itu pergi. Bahkan pemuda itu memberikan sebuah peluit pada Aina, dan berkata, “Kapanpun kau membutuhkanku, tiuplah peluit itu. Maka… Tak peduli di manapun kau berada, aku pasti akan datang padamu…”

Kei akhirnya memutuskan untuk pindah ke Tokyo. Sempat berpikir, siapa tahu rumah sakit di Tokyo akan ada yang mampu membuat Aina kembali mendapatkan suaranya.

Dan akhirnya…

Keluarga kecil itupun benar-benar pindah ke Tokyo.

Aina begitu senang ketika mengetahui mereka akan pindah dan tinggal di kota itu. Si gadis tak pernah tau, bahwa sebenarnya Martiannya – Ryosuke – sudah tak ada lagi di Tokyo.

Pemuda itu telah pergi ke London untuk melanjutkan sekolah di sana – bukan atas keinginannya tentunya – melainkan atas paksaan dari Yamada Yuya – ayahnya.

Entah takdir tengah mempermainkan mereka atau tidak…
Keduanya sebenarnya sempat berpapasan ketika Aina menuju rumah barunya di Tokyo, sementara Ryosuke menuju bandara Narita untuk pergi ke London.

Sayang…

Mereka sama-sama tidak saling menyadari…

Hingga akhirnya, merekapun hanya saling berselisih arah tanpa sempat mengucapkan selamat tinggal.


==============
==============

13 tahun telah berlalu…

Tepat sekarang bulan Maret di tahun 2017…

Gadis itu masih ingat kode “bintang keberuntungan” yang diajarkan Ryosuke padanya. Aina selalu membentuk kode itu dan mengarahkannya ke langit setiap kali ia merindukan anak lelaki itu – Yamada Ryosuke.

“Natal nanti… Akankah kau benar-benar datang?!” Aina membatin yakin – yakin bahwa Martiannya itu akan benar-benar datang menemuinya kelak di hari yang telah mereka sepakati 13 tahun lalu.

==============
==============

Pagi itu, Kei bangun kesiangan hingga hampir terlambat ke kantor. Dan tak ada pilihan lain, Ainapun menawarkan untuk mengantarkan Kei sebelum ia berangkat berjualan mie yang kebetulan lokasinya berada di dekat kantor itu.

Mobil itupun akhirnya melaju…

Kei terlihat begitu tak tenang dengan cara Aina mengemudi yang dapat dikatakan terlalu ngebut untuk seorang pengemudi wanita.

“Tenang saja paman, serahkan semua padaku…,” dengan gerakan-gerakan tangannya, Aina mencoba menenangkan pria paruh baya di sampingnya itu.

Ya…
Selama ini gadis itu memang tumbuh dengan bahasa non-verbal yang mau tak mau memang harus ia lakukan mengingat ia tak lagi bisa bicara – sebuah gerakan-gerakan yang dilakukan oleh seorang dengan keterbatasan “bisu”, agar tetap mampu berkomunikasi.

==============

Takdir memang memiliki rencananya tersendiri…

Di hari itulah, hari di mana akan ada direktur baru di perusahaan tempat Kei bekerja. Seorang direktur muda yang baru saja menyelesaikan pendidikannya di London – pemuda yang menempati posisi itu menggantikan ayahnya yang kini berposisi sebagai pengawas.

Yamada Ryosuke…

Ya,
Dialah pemuda itu…

==============

“Aina… Jangan lupa…,” Kei baru saja hendak berpesan pada gadis itu untuk kembali mendatangi dokter, hanya saja kata-katanya itu terpotong oleh gerakan Aina yang menunjuk-nunjuk jam tangannya. “Paman, kau sudah hampir terlambat…” seperti itulah kata-kata yang disampaikan gadis itu barusan biarpun hanya melalui gerakan-gerakan tangannya.

“Ah, oke… Aku berangkat dulu.” Keipun segera keluar dari mobil yang mereka gunakan untuk berjualan mie itu dan dengan segera berlari memasuki pintu perusahaannya.

“Eh…”

Aina baru saja hendak berlalu pergi namun diurungkannya ketika menyadari kartu pegawai pamannya tertinggal.

Iapun dengan segera mencoba berlari menyusul pamannya itu, namun kartu yang dipegangnya malah terjatuh sesaat setelah terjadi tabrakan antara dirinya dengan seorang pegawai perusahaan itu.

Si gadis hendak mengambil kartu yang terjatuh tersebut namun tiba-tiba sebuah kaki menginjak kartu itu.

Mata Ainapun segera mendongak, memandangi oknum yang masih menginjak kartu yang hendak diambilnya itu.

Mata mereka saling bertemu…

Keduanya saling menatap cukup lama. Merasakan ada suatu ikatan dan hal yang begitu familiar ketika pandangan mereka saling bertemu tadi.

Matsumoto Ainami…
Ia tak tau bahwa orang yang dihadapannya itu tak lain adalah Yamada Ryosuke – orang yang mengatai dirinya sebagai makhluk dari planet Mars – Martiannya…



==============
Chap. 03 = Owari
==============

Next : Chapter 04

No comments:

Post a Comment

Mohon komentar sahabat demi kemajuan blog ini.
Terima kasih ^^

Followers