Title : SILENCE
Diadaptasi dari dorama Taiwan dengan judul yang
sama
Author : Rin Fujiyama
Genre : Romance, Family, Angst
Rating
: General
Cast :
Yamada Ryosuke as Yamada
Ryosuke
Arioka Daiki as Arioka
Daiki
Nakajima Yuto as
Nakajima Yuto
Chinen Yuri as Chinen
Yuri
Takaki Yuya as Yamada
Yuya
Yabu Kota as Yabu Kouta
Inoo Kei as Arioka Kei
Okamoto Keito as Okamoto
Keito
Yaotome Hikaru as
Yaotome Hikaru
Matsumoto Ainami (OC)
Ohno Natsumi (OC)
Kato Rubi as Yamada Rubi
Honda Sakura (OC)
Chinen Irumi (OC)
Others…
Happy Reading…
*********************
Chapter sebelumnya :
“Kau kah itu yang selama ini menulis surat?” anak
lelaki itupun bertanya pada Aina yang masih menatapnya diam.
Gadis itu tak pernah tau, andai pertemuannya
dengan anak lelaki itu akan memberikannya sebuah memori yang sampai kapanpun
tak akan pernah ia lupakan – sebuah kebahagiaan…
*********************
Chapter 02 = Perpisahan
*********************
“Aku adalah Martian – orang planet Mars…” anak
laki-laki itu memperkenalkan diri.
Aina yang tak paham maksud dari anak itupun hanya
mampu diam – lagi pula, biarpun ia ingin bicara, tetap saja tak akan bisa –
karena ia bisu.
==============
Suatu ketika, Aina melihat anak lelaki itu tengah
bersandar di sebuah pohon dengan earphone di kedua telinganya. Bersandar nyaman
sambil memejamkan kedua matanya – terlihat begitu menikmati suasana kala itu.
Aina terus memandangi anak itu – memandangi anak
yang sempat bertemu dengannya beberapa saat lalu. Pemandangan itu terkesan
seolah-olah lelaki kecil yang tengah dipandanginya itu adalah orang terakhir
yang ada di bumi ini.
Sejak saat itulah gadis itu sadar, kenapa ia
menyebut dirinya sebagai orang planet Mars…
Karena…
Orang planet Mars yang tinggal di luar bumi ini,
pastilah akan merasa kesepian di tempat yang bukan dunia mereka ini.
==============
Ketika makan malam tiba, tanpa disengaja, keduanya
kembali bertemu di atap rumah sakit.
Entah apakah memang ini yang dinamakan jodoh…
“Kau datang ke sini untuk makan malam?” anak
lelaki itu segera bertanya memandangi si gadis yang membawa kotak makanan. Dan
yang ditanyapun segera menganggukan kepalanya sembari tersenyum.
Si anak lelaki mengatakan bahwa atap rumah adalah
tempat rahasia dari orang-orang planet Mars – dah hal itupun semakin membuat
Aina tertarik dengan cerita-cerita anak itu tentang Martian.
==============
Keduanyapun saling bertukar makanan dan menikmati
makan bersama di tempat itu.
“Um, daging giling ini enak sekali… Seumur
hidupku, aku baru merasakan masakan selezat ini…” si anak lelaki begitu
menikmati makanan itu. Ainapun hanya bisa tersenyum senang – masih belum
sedikitpun mengatakan apapun…
Melihat anak lelaki itu menyantapnya dengan begitu
lahap, si gadis berpikir, “Mungkin di Mars tidak ada daging giling dan nasi.”
==============
Selesai makan, keduanyapun berjalan beriringan
kembali ke koridor rumah sakit.
“Karena kita sudah berteman, siapa namamu?” anak
lelaki itu bertanya…
“Aku Yamada Ryosuke,” ia kembali menambahkan.
Si gadispun dengan segera mengambil sebuah buku
dari sakunya dan menuliskan sebuah lambang cinta di atas garis-garis melengkung
yang nampak seperti gelombang air laut.
“Eh, apa ini?” Ryosuke terlihat belum mampu
mencerna gambar yang barusan di tulis oleh gadis itu.
“Ah, aku tau… Ini pasti sebuah kode. Ah ternyata
kau memang benar-benar orang planet Mars seperti diriku…”
Ryosukepun mengembalikan buku kecil itu pada
pemiliknya. “Oke, mulai sekarang aku juga akan berbicara melalui tulisan
seperti dirimu. Rasanya tidak adil aku bicara terus sementara kau hanya diam.”
Gadis itupun hanya mampu tersenyum ramah…
==============
Hari kedua setelah mereka berteman, sebuah kecelakaan terjadi
pada ibu Aina. Di detik-detik menjelang kematian nyonya Matsumoto, Kei berjanji
pada wanita itu bahwa ia akan merawat Aina baik-baik.
Wanita itupun akhirnya meninggal…
Menyisakan luka mendalam pada diri Aina.
Di malam itu, Aina terus menangis seorang diri di atap rumah
sakit. Ia terus menangis walaupun tak ada sedikitpun suara tangisan yang
terealisasi, hanya derasnya air mata yang memang menjadi bukti bahwa gadis
kecil itu memang tengah terisak.
Seakan orang planet Mars selalu tau apa yang tengah ia
rasakan, Ryosuke terlihat sudah terduduk di samping gadis itu.
“Apakah kau tahu tentang bintang keberuntungan?”
Ryosuke mulai berbicara…
“Bagi orang planet Mars, tak ada bedanya antara hidup dan
mati.”
“Karena semua orang yang telah meninggalkan dunia ini, semua
akan pergi ke sana.” Ryosuke mengangkat kedua lengannya dan mengaitkan
jemari-jemarinya membentuk sebuah bintang.
“Di bintang keberuntungan itu, orang-orang yang telah
meninggal akan tetap menemani kita…”
Aina mulai menghentikan tangisnya – memandangi bentuk bintang
yang tengah dibuat Ryosuke.
“Ini adalah sebuah kode. Hanya orang-orang planet Mars yang
tau tentang kode ini…”
“Ibumu sekarang pasti sudah sampai di bintang keberuntungan
itu.”
Keduanya memandangi bulan di atas sana yang bersinar terang
beserta bintang-bintang di sekelilingnya.
“Yang terpenting adalah hati mereka tetap menyatu dengan hati
kita.” Ryosuke mengakhiri ceritanya. Dikaitkannya jemari kepunyaannya dengan
jemari si gadis hingga membentuk kode itu.
Si gadispun merasa jauh lebih nyaman dengan kondisi ini.
Seakan berada di samping anak lelaki itu akan selalu memberinya ketenteraman
hati.
==============
==============
Pagi itu, Ryosuke kembali melarikan diri dari ruangnya
dirawat.
“Tuan muda… di mana kau? Tuan muda…” Yabu Kouta terlihat
panik ketika Ryosuke kembali menghilang – hal itu sudah sering terjadi semenjak
pertama tuan mudanya itu di rawat di rumah sakit kecil ini.
Sementara Ryosuke yang memang masih jauh dari kata pulih
setelah menderita patah kaki, hanya terus mencoba berlari pincang secepat
mungkin menghindari Yabu Kouta yang tak lain adalah kepala pembantu di
rumahnya.
“Tuan muda…” Yabupun akhirnya melihat anak yang sedang
dicarinya itu – dan dengan segera ia berlari mengejar Ryosuke.
Sayang…
Entah kenapa, Ryosuke menghilang begitu saja setelah tadi
sempat tepat berada di depan mata Yabu.
Yabupun hanya bisa kembali berlari berharap akan segera
menemukan Ryosuke sebelum Yuya Yamada – tuan besarnya – tau.
==============
“Arigatou sudah membantuku…”
Pria kecil itu ternyata disembunyikan di ruang dokter oleh
dokter si empunya ruangan karena sebelumnya Ryosuke terlihat benar-benar sedang
tidak ingin ditemukan oleh orang yang tengah mengejar-ejarnya barusan.
“Aku tidak tau kenapa kau melakukan ini. Hanya saja, semoga
berhasil, anak muda…” dokter itupun tersenyum mengirinya si pria kecil yang
kembali melangkahkan kaki keluar dari rumah sakit itu diam-diam.
Ia kembali menemui gadis itu…
Siang itu, Ryosuke membagi lagu favoritnya dengan Aina.
Dipakaikannya sebelah earphonenya ke telinga kiri Aina, dan
keduanyapun menikmati lagu itu bersama.
Sebuah lagu yang mengalun dengan penuh ketentraman.
Ryosuke mengatakan pada Aina bahwa lagu itu adalah lagu yang
paling disukai oleh orang planet Mars – Martian.
“Maukah kau menemaniku ke tempat yang jauh untuk
berpetualang?” Ryosuke akhirnya mengajak gadis itu untuk pertama kalinya ke
luar dari area rumah sakit.
Dan pada akhirnya,
Kedua anak seumuran itupun pergi bersama ke taman bermain – menikmati
berdua setiap wahana permainan di tempat itu – tak mempedulikan bahwa keduanya
masih dalam status seorang pasien.
Hari itu benar-benar hari yang begitu membahagiakan…
Sebuah kebahagiaan yang baru kali itu dirasakan oleh
keduanya…
Di akhir petualangan mereka hari itu, mereka berduapun
berfoto bersama – sebelum keduanya kembali ke ruang rahasia mereka yang
terletak di bawah gereja kecil itu – tempat pertama kali keduanya bertemu.
Di tempat itu, keduanya sepakat untuk menulis sebuah surat
yang baru boleh mereka buka saat keduanya bertemu andai sudah dewasa. Dan kedua
surat itupun mereka masukan ke lubang kecil itu dan menutupnya kembali…
“Satu tahun…Ah, itu tidak kreatif sama sekali…”
Ryosuke mulai menggumam ketika keduanya selesai menaruh surat
itu.
“Lima tahun… Ah, masih terasa kurang menarik…”
“Oh bagaimana kalau kita kembali ke sini di hari natal tahun
2017? Saat itu kita pasti akan sama-sama sudah dewasa. Um, jadi saat itu usiaku
sudah 24 tahun…”
Gadis itupun segera mengangguk semangat.
“Ketika saat itu tiba, apakah kau akan benar-benar kembali ke
sini?”
Aina sempat berpikir sesaat, sebelum akhirnya ia mengangguk
yakin akan menepati janji di antara keduanya itu.
“Jadi, apakah kau menyukaiku?” biarpun agak kurang yakin,
akhirnya kata-kata itu terealisasi juga dari kedua bibir Yamada Ryosuke.
Gadis itu sedikit terkejut dengan pertanyaan yang begitu
tiba-tiba itu – pertanyaan yang belum pernah sekalipun melintas di pikirannya
akan ditanyakan oleh Ryosuke.
Ainapun berpikir cukup lama…
“Kau… Kau tidak harus menjawabnya sekarang…” Ryosuke mulai
gugup.
“Kamu bisa menjawabnya besok…”
==============
Itulah pertanyaan yang tak pernah Aina sangka akan menjadi
pertanyaan terakhir dari Martiannya itu.
Keesokan harinya, ternyata Ryosuke dipindahkan oleh
keluarganya ke rumah sakit di Tokyo.
Namun, sebelum hal itu terealisasi, Ryosuke kembali meminta
bantuan si dokter yang dulu sempat membantunya bersembunyi – meminta tolong
untuk mempertemukannya dengan Aina sebelum ia meninggalkan rumah sakit itu.
Dokter yang bernama Okamoto Keito itupun hanya bisa
menyanggupinya melihat niatan yang begitu sungguh-sungguh dari Ryosuke.
Keduanya kembali bertemu di ruang rahasia mereka itu…
Aina baru saja hendak memberi Ryosuke jawaban dari
pertanyaannya kemarin. Tapi…
Dengan begitu buru-buru Ryosuke berlari ke arahnya – meraih
buku kecil di genggaman Aina – dan menuliskan nomer telponnya di lembaran itu.
“Jangan lupa menghubungiku…”
Hanya kata-kata itu yang terealisasi dari Ryosuke karena
pemuda kecil itu menyadari ia akan terkena masalah andai tidak segera kembali.
Aina buru-buru mengejar Ryosuke yang ternyata sudah berada
dalam mobil mewah yang tengah melaju meninggalkannya.
Aina terus berlari sekuat tenaga…
Ia benar-benar ingin memberikan jawaban atas pertanyaan
Ryosuke kemarin.
Ia terus berlari…
Ingin berteriak…
Tapi tetap saja ia tak mampu memanggil Ryosuke dan meneriakan
jawabannya.
Hingga akhirnya gadis itu terjatuh…
Hanya tangisan tanpa suara yang kembali terealisasi –
mengiringi Ryosuke yang telah berlalu pergi dengan tetap memandangi gadis yang
tengah menangis itu dari dalam mobilnya.
==============
Chap. 02 = Owari
==============
Next : Chapter 03
No comments:
Post a Comment
Mohon komentar sahabat demi kemajuan blog ini.
Terima kasih ^^