Monday, 6 May 2013

[ Fanfic HSJ ] - SILENCE Chap. 02


Hey!Say!JUMP Fanfiction (Indonesia)

Title : SILENCE
Diadaptasi dari dorama Taiwan dengan judul yang sama

Author : Rin Fujiyama
Genre : Romance, Family, Angst
Rating : General
Cast :

Yamada Ryosuke as Yamada Ryosuke
Arioka Daiki as Arioka Daiki
Nakajima Yuto as Nakajima Yuto
Chinen Yuri as Chinen Yuri
Takaki Yuya as Yamada Yuya
Yabu Kota as Yabu Kouta
Inoo Kei as Arioka Kei
Okamoto Keito as Okamoto Keito
Yaotome Hikaru as Yaotome Hikaru

Matsumoto Ainami (OC)
Ohno Natsumi (OC)
Kato Rubi as Yamada Rubi
Honda Sakura (OC)
Chinen Irumi (OC)
Others…


Happy Reading…


*********************

Chapter sebelumnya :

“Kau kah itu yang selama ini menulis surat?” anak lelaki itupun bertanya pada Aina yang masih menatapnya diam.

Gadis itu tak pernah tau, andai pertemuannya dengan anak lelaki itu akan memberikannya sebuah memori yang sampai kapanpun tak akan pernah ia lupakan – sebuah kebahagiaan…


*********************
Chapter 02 = Perpisahan
*********************

“Aku adalah Martian – orang planet Mars…” anak laki-laki itu memperkenalkan diri.
Aina yang tak paham maksud dari anak itupun hanya mampu diam – lagi pula, biarpun ia ingin bicara, tetap saja tak akan bisa – karena ia bisu.


==============

Suatu ketika, Aina melihat anak lelaki itu tengah bersandar di sebuah pohon dengan earphone di kedua telinganya. Bersandar nyaman sambil memejamkan kedua matanya – terlihat begitu menikmati suasana kala itu.

Aina terus memandangi anak itu – memandangi anak yang sempat bertemu dengannya beberapa saat lalu. Pemandangan itu terkesan seolah-olah lelaki kecil yang tengah dipandanginya itu adalah orang terakhir yang ada di bumi ini.

Sejak saat itulah gadis itu sadar, kenapa ia menyebut dirinya sebagai orang planet Mars…
Karena…
Orang planet Mars yang tinggal di luar bumi ini, pastilah akan merasa kesepian di tempat yang bukan dunia mereka ini.

==============

Ketika makan malam tiba, tanpa disengaja, keduanya kembali bertemu di atap rumah sakit.

Entah apakah memang ini yang dinamakan jodoh…

“Kau datang ke sini untuk makan malam?” anak lelaki itu segera bertanya memandangi si gadis yang membawa kotak makanan. Dan yang ditanyapun segera menganggukan kepalanya sembari tersenyum.

Si anak lelaki mengatakan bahwa atap rumah adalah tempat rahasia dari orang-orang planet Mars – dah hal itupun semakin membuat Aina tertarik dengan cerita-cerita anak itu tentang Martian.

==============

Keduanyapun saling bertukar makanan dan menikmati makan bersama di tempat itu.

“Um, daging giling ini enak sekali… Seumur hidupku, aku baru merasakan masakan selezat ini…” si anak lelaki begitu menikmati makanan itu. Ainapun hanya bisa tersenyum senang – masih belum sedikitpun mengatakan apapun…

Melihat anak lelaki itu menyantapnya dengan begitu lahap, si gadis berpikir, “Mungkin di Mars tidak ada daging giling dan nasi.”

==============

Selesai makan, keduanyapun berjalan beriringan kembali ke koridor rumah sakit.

“Karena kita sudah berteman, siapa namamu?” anak lelaki itu bertanya…

“Aku Yamada Ryosuke,” ia kembali menambahkan.

Si gadispun dengan segera mengambil sebuah buku dari sakunya dan menuliskan sebuah lambang cinta di atas garis-garis melengkung yang nampak seperti gelombang air laut.

“Eh, apa ini?” Ryosuke terlihat belum mampu mencerna gambar yang barusan di tulis oleh gadis itu.

“Ah, aku tau… Ini pasti sebuah kode. Ah ternyata kau memang benar-benar orang planet Mars seperti diriku…”

Ryosukepun mengembalikan buku kecil itu pada pemiliknya. “Oke, mulai sekarang aku juga akan berbicara melalui tulisan seperti dirimu. Rasanya tidak adil aku bicara terus sementara kau hanya diam.”

Gadis itupun hanya mampu tersenyum ramah…

==============

Hari kedua setelah mereka berteman, sebuah kecelakaan terjadi pada ibu Aina. Di detik-detik menjelang kematian nyonya Matsumoto, Kei berjanji pada wanita itu bahwa ia akan merawat Aina baik-baik.

Wanita itupun akhirnya meninggal…
Menyisakan luka mendalam pada diri Aina.

Di malam itu, Aina terus menangis seorang diri di atap rumah sakit. Ia terus menangis walaupun tak ada sedikitpun suara tangisan yang terealisasi, hanya derasnya air mata yang memang menjadi bukti bahwa gadis kecil itu memang tengah terisak.

Seakan orang planet Mars selalu tau apa yang tengah ia rasakan, Ryosuke terlihat sudah terduduk di samping gadis itu.

“Apakah kau tahu tentang bintang keberuntungan?”
Ryosuke mulai berbicara…

“Bagi orang planet Mars, tak ada bedanya antara hidup dan mati.”

“Karena semua orang yang telah meninggalkan dunia ini, semua akan pergi ke sana.” Ryosuke mengangkat kedua lengannya dan mengaitkan jemari-jemarinya membentuk sebuah bintang.

“Di bintang keberuntungan itu, orang-orang yang telah meninggal akan tetap menemani kita…”

Aina mulai menghentikan tangisnya – memandangi bentuk bintang yang tengah dibuat Ryosuke.

“Ini adalah sebuah kode. Hanya orang-orang planet Mars yang tau tentang kode ini…”

“Ibumu sekarang pasti sudah sampai di bintang keberuntungan itu.”
Keduanya memandangi bulan di atas sana yang bersinar terang beserta bintang-bintang di sekelilingnya.

“Yang terpenting adalah hati mereka tetap menyatu dengan hati kita.” Ryosuke mengakhiri ceritanya. Dikaitkannya jemari kepunyaannya dengan jemari si gadis hingga membentuk kode itu.

Si gadispun merasa jauh lebih nyaman dengan kondisi ini. Seakan berada di samping anak lelaki itu akan selalu memberinya ketenteraman hati.

==============
==============

Pagi itu, Ryosuke kembali melarikan diri dari ruangnya dirawat.

“Tuan muda… di mana kau? Tuan muda…” Yabu Kouta terlihat panik ketika Ryosuke kembali menghilang – hal itu sudah sering terjadi semenjak pertama tuan mudanya itu di rawat di rumah sakit kecil ini.

Sementara Ryosuke yang memang masih jauh dari kata pulih setelah menderita patah kaki, hanya terus mencoba berlari pincang secepat mungkin menghindari Yabu Kouta yang tak lain adalah kepala pembantu di rumahnya.

“Tuan muda…” Yabupun akhirnya melihat anak yang sedang dicarinya itu – dan dengan segera ia berlari mengejar Ryosuke.

Sayang…
Entah kenapa, Ryosuke menghilang begitu saja setelah tadi sempat tepat berada di depan mata Yabu.

Yabupun hanya bisa kembali berlari berharap akan segera menemukan Ryosuke sebelum Yuya Yamada – tuan besarnya – tau.

==============

“Arigatou sudah membantuku…”
Pria kecil itu ternyata disembunyikan di ruang dokter oleh dokter si empunya ruangan karena sebelumnya Ryosuke terlihat benar-benar sedang tidak ingin ditemukan oleh orang yang tengah mengejar-ejarnya barusan.

“Aku tidak tau kenapa kau melakukan ini. Hanya saja, semoga berhasil, anak muda…” dokter itupun tersenyum mengirinya si pria kecil yang kembali melangkahkan kaki keluar dari rumah sakit itu diam-diam.

Ia kembali menemui gadis itu…

Siang itu, Ryosuke membagi lagu favoritnya dengan Aina.

Dipakaikannya sebelah earphonenya ke telinga kiri Aina, dan keduanyapun menikmati lagu itu bersama.
Sebuah lagu yang mengalun dengan penuh ketentraman.
Ryosuke mengatakan pada Aina bahwa lagu itu adalah lagu yang paling disukai oleh orang planet Mars – Martian.

“Maukah kau menemaniku ke tempat yang jauh untuk berpetualang?” Ryosuke akhirnya mengajak gadis itu untuk pertama kalinya ke luar dari area rumah sakit.

Dan pada akhirnya,
Kedua anak seumuran itupun pergi bersama ke taman bermain – menikmati berdua setiap wahana permainan di tempat itu – tak mempedulikan bahwa keduanya masih dalam status seorang pasien.

Hari itu benar-benar hari yang begitu membahagiakan…

Sebuah kebahagiaan yang baru kali itu dirasakan oleh keduanya…

Di akhir petualangan mereka hari itu, mereka berduapun berfoto bersama – sebelum keduanya kembali ke ruang rahasia mereka yang terletak di bawah gereja kecil itu – tempat pertama kali keduanya bertemu.

Di tempat itu, keduanya sepakat untuk menulis sebuah surat yang baru boleh mereka buka saat keduanya bertemu andai sudah dewasa. Dan kedua surat itupun mereka masukan ke lubang kecil itu dan menutupnya kembali…

“Satu tahun…Ah, itu tidak kreatif sama sekali…”
Ryosuke mulai menggumam ketika keduanya selesai menaruh surat itu.

“Lima tahun… Ah, masih terasa kurang menarik…”

“Oh bagaimana kalau kita kembali ke sini di hari natal tahun 2017? Saat itu kita pasti akan sama-sama sudah dewasa. Um, jadi saat itu usiaku sudah 24 tahun…”

Gadis itupun segera mengangguk semangat.

“Ketika saat itu tiba, apakah kau akan benar-benar kembali ke sini?”

Aina sempat berpikir sesaat, sebelum akhirnya ia mengangguk yakin akan menepati janji di antara keduanya itu.

“Jadi, apakah kau menyukaiku?” biarpun agak kurang yakin, akhirnya kata-kata itu terealisasi juga dari kedua bibir Yamada Ryosuke.

Gadis itu sedikit terkejut dengan pertanyaan yang begitu tiba-tiba itu – pertanyaan yang belum pernah sekalipun melintas di pikirannya akan ditanyakan oleh Ryosuke.

Ainapun berpikir cukup lama…

“Kau… Kau tidak harus menjawabnya sekarang…” Ryosuke mulai gugup.

“Kamu bisa menjawabnya besok…”

==============

Itulah pertanyaan yang tak pernah Aina sangka akan menjadi pertanyaan terakhir dari Martiannya itu.

Keesokan harinya, ternyata Ryosuke dipindahkan oleh keluarganya ke rumah sakit di Tokyo.
Namun, sebelum hal itu terealisasi, Ryosuke kembali meminta bantuan si dokter yang dulu sempat membantunya bersembunyi – meminta tolong untuk mempertemukannya dengan Aina sebelum ia meninggalkan rumah sakit itu.

Dokter yang bernama Okamoto Keito itupun hanya bisa menyanggupinya melihat niatan yang begitu sungguh-sungguh dari Ryosuke.

Keduanya kembali bertemu di ruang rahasia mereka itu…
Aina baru saja hendak memberi Ryosuke jawaban dari pertanyaannya kemarin. Tapi…
Dengan begitu buru-buru Ryosuke berlari ke arahnya – meraih buku kecil di genggaman Aina – dan menuliskan nomer telponnya di lembaran itu.

“Jangan lupa menghubungiku…”

Hanya kata-kata itu yang terealisasi dari Ryosuke karena pemuda kecil itu menyadari ia akan terkena masalah andai tidak segera kembali.

Aina buru-buru mengejar Ryosuke yang ternyata sudah berada dalam mobil mewah yang tengah melaju meninggalkannya.

Aina terus berlari sekuat tenaga…

Ia benar-benar ingin memberikan jawaban atas pertanyaan Ryosuke kemarin.

Ia terus berlari…

Ingin berteriak…

Tapi tetap saja ia tak mampu memanggil Ryosuke dan meneriakan jawabannya.

Hingga akhirnya gadis itu terjatuh…

Hanya tangisan tanpa suara yang kembali terealisasi – mengiringi Ryosuke yang telah berlalu pergi dengan tetap memandangi gadis yang tengah menangis itu dari dalam mobilnya.



==============
Chap. 02 = Owari
==============

Next : Chapter 03

No comments:

Post a Comment

Mohon komentar sahabat demi kemajuan blog ini.
Terima kasih ^^

Followers